Achmad, Dirga
Institut Agama Islam Negeri Parepare

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Calon Presiden Perseorangan dan Presidential Threshold dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Indonesia Dirga Achmad; Azlan Thamrin
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 19 No 2 (2021): DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.714 KB) | DOI: 10.35905/diktum.v19i2.2393

Abstract

The regulations on presidential and vice-presidential candidates can only be proposed through the path of political parties seen as a condition that restricts the people to choose an ideal leader. While the political party that is the focus of hope has experienced a pragmatist disorientation as the holder of the people's mandate. This research is intended to assess the urgency of individual presidential candidates to be accommodated in elections. This research is normative research with conceptual and statutory approaches. The type of data used is secondary data obtained through literature studies which are analyzed qualitatively. The results of this study show that personal presidential candidates and vice-presidents are not very important to be accommodated in the current context, even if there is disorientation of political parties, due to accommodating personal presidential candidates must change the constitutional provisions that are very sacred in the state of Indonesia, because it concerns the lives of many people. Changing the constitution through the fifth amendment of the 1945 NRI Constitution is very inappropriate on the grounds of the lack of constitutional moment and skepticism of political configuration in parliament, so it takes the right time through a substantial comprehensive review to reorganize the state system through amendments to the Constitution. Meanwhile, to pave the way for the availability of many alternative leadership candidates for the people, it is enough to abolish the Presidential Threshold system.
Depresiasi Makna Konkuren dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah Terhadap Daerah Kepulauan Syafaat Anugrah Pradana; Dirga Achmad; Rosita Rosita
Al-Adalah: Jurnal Hukum dan Politik Islam Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/ajmpi.v1i1.2546

Abstract

Tulisan ini membahas tentang konsep pemerintahan daerah dalam kaitannya dengan daerah kepulauan dengan menggunakan pendekatan konseptual. Tulisan ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa daerah kepulauan merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga perlu adanya penanganan pelayanan publik yang berbasis kekhususan tentunya yang berada di daerah kepulauan. Pemerataan pelayanan publik dimulai dengan menggeser makna urusan pemerintahan konkuren yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mana dalam substansinya sangat bersifat rigid dalam pengaturannya, sehingga dibutuhkan pergeseran makna konkuren khusus untuk daerah kepulauan agar tercipta sebuah keseimbangan pelayanan publik yang bisa dirasakan masyarakat yang berada di daerah kepulauan. Pemaknaan urusan pemerintahan konkuren terhadap daerah kepulauan berangkat dari pendekatan pelayanan publik yang dimulai dari daerah non kepulauan yang menjadi penghubung antar pulau dengan memusatkan pelayanan pada daerah kepulauan yang memiliki jangkauan akses terdekat dari pulau-pulau kecil yang ada di daerah kabupaten/kota yang mana tujuan akhirnya akan memberikan kemudahan dalam hal pelayanan publik dan menjadikan daerah kepulauan sebagai satu kesatuan yang integratif. Percepatan proses pembangunan daerah-daerah kepulauan menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya yang berada di daerah kepulauan.Kata-kata Kunci: Konkuren, Pemerintahan Daerah, Daerah Kepulauan
KONTRA PRODUKTIF PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 29/PUU-XXI/2023 MENGENAI BATAS USIA CAPRES-CAWAPRES Achmad, Dirga; Audri Rahman, Aulia
Jurnal Esensi Hukum Vol 6 No 1 (2024): Juni - Jurnal Esensi Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35586/jsh.v6i1.323

Abstract

Putusan MK Nomor 29/PUU-XXI/2023 telah menimbulkan problematika yang sangat kompleks, terlebih lagi putusan tersebut terindikasi hanya berdasarkan kepentingan beberapa pihak saja, serta sebagai upaya untuk mengakomodasi salah satu cawapres pada pemilu 2024 nantinya, yang sebelumnya sempat terhalang dengan syarat usia capres-cawapres. Tidak hanya itu legal standing pemohon juga telah menuai pro dan kontra. Dalam penelitan kali ini mengkaji terkait politik hukum dari putusan a quo dengan menggunakan metode library research dengan pendekatan normatif. Adapun hasil penelitian ini mengemukakan bahwa 1). Putusan MK tentang batas usia capre-cawapres sejatinya inkonsistensi, sebab sebelumnya telah banyak judicial review terkait batas usia capres-cawapres yang ditolak. 2). MK berperan sebagai negatif legislator bukan sebagai positif legislator. 3). Terdapat Angrinees opinion dalam putusan tersebut.
Repositioning of The Modern Market to The Existence of The People's Market Syafa’at Anugrah Pradana; Dirga Achmad; Azlan Thamrin
Jurnal Mulawarman Law Review Vol 9 No 1: Mulawarman Law Review - June 2024
Publisher : Faculty of Law, Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/mulrev.v9i1.159

Abstract

The quantity of Modern Markets in Bone Regency has increased sharply, this has an impact on the existence of the people's market. Thus, this study aims to analyze the arrangement of modern markets to restore the existence of the people's market in Bone Regency. The research method used is legal research with a legislative and socio-legal approach. The results obtained are first, the number of modern markets that exceed the number of people's markets in Bone Regency is a sign that the people's markets in Bone Regency are increasingly degraded. Second, when viewed from legal aspects, both philosophical, sociological, and juridical, the people's market needs to be preserved because the people's market is a local wisdom owned by the Indonesian people which has been regulated in Permendag Number 21 of 2021 concerning Guidelines for the Development and Management of Trade Facilities. Therefore, the author suggests that local governments need to establish a regulation related to modern market structuring to restore the dignity of the people's market through regional rules.
Legal Standing and Authority of the Regional Representative Council in the Indonesia Constitusional System Imran, Imran; Bakhtiar, Handar Subhandi; Achmad, Dirga
Amsir Law Journal Vol 1 No 2 (2020): April
Publisher : Faculty of Law, Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36746/alj.v1i2.23

Abstract

The Regional Representative Council (DPD) as a regional representative institution is located as a state institution. The existence of the DPD reflects the principle of territorial or regional representation (regional representation). Therefore, as a representative institution, the DPD should ideally have the legislative, supervisory and budgetary functions as well as the House of Representatives (DPR). However, the DPD as a representative institution with these three functions actually has a very weak and soft function. The two chambers of the House of Representatives (DPR and DPD) do not have balanced authority. DPD and DPR are two rooms (houses, chambers) whose authority is not balanced, because it is classified as soft bicameral.
Ensuring Sharia-Based Electoral Integrity: Lessons from Brazil’s E-Voting System for Indonesia’s Digital Democracy Nurul Khalifah; Hasanuddin Hasim; Sudirman L; Pradana, Syafa'at Anugrah; Dirga Achmad
DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum Vol 23 No 1 (2025): DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/diktum.v23i1.12910

Abstract

The use of conventional voting systems in electoral processes continues to face significant vulnerabilities, including ballot manipulation, vote tampering, and human error. As a digital alternative, electronic voting (e-voting) offers a promising solution to enhance electoral integrity, efficiency, and transparency. While Indonesia has begun experimenting with e-voting—particularly in village head elections—it has yet to scale the system to national-level elections. This study aims to analyze Indonesia's readiness to implement a national e-voting system by drawing comparative insights from Brazil, a country that has successfully adopted e-voting in its federal elections. Using a normative legal approach and library-based research, the study evaluates the infrastructural, legal, and technological challenges facing Indonesia’s electoral modernization. The findings indicate that a major barrier to nationwide implementation lies in the technological dependency on devices such as laptops and touchscreen computers, which require stable electricity—an issue in Indonesia’s underdeveloped and remote regions. The study highlights the need for infrastructural equity and policy reform to support digital electoral governance. Theoretically, this research contributes to global debates on digital democracy, offering lessons on how socio-technical readiness shapes the adoption of e-voting in emerging democracies
PENINDAKAN ATAS PELANGGARAN NETRALITAS ASN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Thamrin, Azlan; Achmad, Dirga; Fachreza, Ahmad Rezky
JURNAL SULTAN: Riset Hukum Tata Negara Volume 1 Nomor 1 Oktober 2022
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara, Institut Agama Islam Negeri Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.048 KB) | DOI: 10.35905/sultanhtn.v1i1.3238

Abstract

Artikel ini menganalisis mengenai prosedur penindakan atas pelanggaran netralitas ASN di provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana penindakan atas pelanggaran netralitas ASN di provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya data pengaduan mengenai pelanggaran netralitas yang terjadi di Sulawesi Selatan menandakan cukup tingginya kesadaran masyarakat dalam pengawalan proses demokrasi. Tingginya pelanggaran Netralitas ASN di Sulawesi Selatan harus terus diminimalisir dengan pengoptimalan kesadaran masyarakat tersebut, baik dalam mencegah hingga melaporkan berbagai bentuk pelanggaran ke pihak terkait melalui masifnya sosialisasi hingga pemberdayaan masyarakat.
OTORITAS PENGAWASAN PARTISIPATIF OLEH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KOTA PAREPARE Muhammad Ardan; Dirga Achmad
JURNAL SULTAN: Riset Hukum Tata Negara Volume 1 Nomor 2 April 2023
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara, Institut Agama Islam Negeri Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.758 KB) | DOI: 10.35905/sultanhtn.v1i2.3423

Abstract

Penelitian ini membahas tentang peran Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) di Kota Parepare dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Adapun metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menelaah hukum serta melihat fakta yang terjadi di lapangan, serta menggunakan sumber data data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif telah dilaksanakan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 melalui pengawasan yang melibatkan masyarakat dengan merangkul seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, maupun organisasi pemerintah. Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif berbasis teknologi untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan dugaan pelanggaran pemilu. Selain itu, Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Parepare juga menjalankan program-program yang mendukung jalanya pengawasan partisipatif.
Disparitas Pengaturan Tindakan Afirmatif dan Implikasinya Terhadap Ketidaksetaraan Peluang Keterwakilan Perempuan dalam PEMILU 2024 Achmad, Dirga; Sardi, Fadli; Adrisal, Dery
DIVERSI : Jurnal Hukum Vol 10 No 2 (2024): DIVERSI: Jurnal Hukum
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/diversi.v10i2.6210

Abstract

Penelitian ini menganalisis disparitas antara pengaturan kebijakan affirmative action dan implementasinya dalam pencalonan perempuan sebagai anggota DPRD Kota Parepare pada Pemilu 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian antara regulasi affirmative action yang diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 dan implementasi teknis dalam PKPU Nomor 10 Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normative empiris. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksesuaian regulasi, terutama terkait pembulatan ke bawah dalam kuota keterwakilan perempuan, yang mengakibatkan penurunan partisipasi perempuan dalam pencalonan. Sebanyak 9 dari 14 partai politik tidak memenuhi ketentuan keterwakilan perempuan, dan beberapa perempuan ditempatkan pada posisi yang kurang strategis, mengurangi peluang keterpilihan. Penelitian ini merekomendasikan revisi PKPU untuk menghilangkan celah pembulatan, memperkuat peran KPU dan Bawaslu dalam pengawasan, serta mendorong peningkatan keterlibatan perempuan melalui program pemberdayaan dan pendidikan politik yang lebih intensif.
Anomali Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam Sistem Hukum Indonesia: Telaah Hukum Responsif Achmad, Dirga; Thamrin, Azlan
Al-Qisthu Vol 22 No 1 (2024): Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32694/qst.v22i1.3011

Abstract

As an independent social organization, the Indonesian Council of Ulama (MUI) provides facultative religious opinions. However, the psychological response of society often elevates these opinions or fatwas beyond mere guidance, with many being formalized by the government into legislation, particularly in the fields of Islamic economics and finance. This article aims to elucidate the role of MUI fatwas within the social fabric and collective consciousness of Indonesian society, which is formally regulated by its own legal system. Employing a normative-empirical approach, this study finds that the MUI, as a social organization, is more accurately categorized as a Quasi NGO (Quango) rather than a typical NGO. MUI fatwas are not part of Indonesia's binding legal system; they are instead responsive, recommendatory, and facultative. Nonetheless, MUI fatwas play a significant role in regulating various aspects of Muslim community life, especially in the domains of muamalah, such as halal product certification, Islamic economics, and Islamic banking.