M.M. Sintorini
Departemen Teknik Lingkungan Universitas Trisakti

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Repellency Test of Wet Tissue Containing DEET (N,N-diethyl- 3-metatoluamide) and Citronella Oil (Cymbopogon citratus) Againts Aedes Aegypti Mosquitoes Satoto, Tri Baskoro T.; Mulyaningsih, Budi; Sintorini, M.M.; Sugiarto, A.F.; Kesuma, B. A
Kesmas Vol. 5, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Karena penyakit ini disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, berbagai cara telah dilakukan untuk memutus rantai pejamu, agen, dan lingkungan, termasuk mencegah kontak manusia dengan vektor dengan menggunakan bermacam-macam pengusir serangga. Uji ini membandingkan waktu proteksi N,N-diethyl-3-metatoluamide (DEET) dengan waktu proteksi minyak sitronella yang terkandungkan dalam tisu basah terhadap Aedes aegypti. Untuk uji ini, dibuat larutan 12,5% DEET dalam etanol dan larutan 20% minyak sitronella. Sejumlah tisu kering dicelupkan ke dalam masing-masing larutan ini, ditiriskan dalam udara terbuka, kemudian dibungkus dengan lembaran aluminium dan disimpan selama satu hari dan satu minggu. Sementara itu, sejumlah nyamuk Aedes aegypti betina yang bebas penyakit ditempatkan dalam sangkar. Tisu basah yang telah disimpan selama satu hari dan satu minggu diusapkan pada bagian tangan (dari sikut sampai pergelangan tangan) relawan, kemudian tangan yang telah diusap itu dimasukkan ke dalam sangkar nyamuk dalam tiga replikasi uji (25 ekor nyamuk per sangkar). Waktu antara pemasukan tangan sampai dengan gigitan nyamuk pertama dinyatakan sebagai waktu usir tisu basah. Ditemukan bahwa waktu usir rata-rata tisu basah 12,5% DEET dan 20% minyak sitronella yang disimpan satu hari masing-masing 4 jam 26 menit dan 14,24 menit, sedangkan untuk tisu basah yang disimpan satu minggu masing-masing 4 jam 6 menit dan 12, 57 menit. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa penyimpanan tisu basah satu hari dan satu minggu tidak berbeda secara bermakna (p = 0,524 untuk DEET dan p = 0,681 untuk minyak sitronella). Dengue hemorrhagic fever has been one of the major health problems in Indonesia. As the disease spreads out by Aedes aegypti, a variety of ways has been conducted to disconnect host, agent, and the environment chain including prevention of human contact w ith the vector using by various repellents. The present test compared the complete protection time of N,N-diethyl- 3-metatoluamide (DEET) and citronella oil impregnated in wet tissue against Aedes aegypti. For this test, an ethanol-based 12.5% DEET and 20% citronella oil were prepared, into which dry tissue papers were immersed, drain in open air, and then stored in aluminum foil packs for one day and one week. Meanwhile, a number of disease-free adult female Aedes aegypti were placed in mosquito cages. The prepared one-day and oneweek stored wet tissues were used to swab volunteer adult human hands (from elbow to wrist) which were then inserted into the mosquito cage in three replicates (25 mosquitoes each cage). Elapsed time from first hand insertion to the first mosquito bite was calculated and expressed as repellency time of the impregnated repellent. It was found that the average repellency times of one-day stored 12.5% DEET and 20% citronella oil wet tissues were 4 hour 26 minutes and 14.24 minutes, respectively, while for oneweek stored were 4 hour 6 minutes and 12.57 minutes, respectively. Post Hoc test showed that the repellency time difference between one-day and one-week storage was not statistically significance (p = 0.524 for DEET and p = 0.681 for citronella oil).
Effects of Temperature, Relative Humidity, and DEN-2 Virus Transovarial Infection on Viability of Aedes aegypti Satoto, Tri Baskoro T.; Umniyati, Sitti; Suardipa, Adi; Sintorini, Margareta
Kesmas Vol. 7, No. 7
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan lingkungan memengaruhi hidup dan transmisi virus dengue dalam tubuh nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu, kelembaban udara(RH), terhadap transmisi virus DEN-2 pada nyamuk Aedes aegypti. Studi eksperimental dengan desain pre dan post tes control group dilakukan di laboratorium pusat kedokteran tropis, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada kelompok Ae. aegypti betina umur 7 hari (F0). Virus DEN-2 diinfeksikan secara transovarial cara membran oral sampai generasi F2. Kelompok lain sebagai kontrol di inkubator temperatur dan suhu tertentu, waktu tertentu, jumlah telur yang dihasilkan, yang menetas dan mengandung virus dicatat. Hasil penelitian menemukan indeks transmisi transovarial generasi F0 dan F1 selama 14 hari masainkubasi adalah 93,3% dan 82,2%, laju tetas telur dari nyamuk F0 yang terinfeksi dan tidak terinfeksi masing-masing 68% dan 85%, sedangkan laju tetas telur dari nyamuk F1 yang terinfeksi dan tidak terinfeksi masing-masing 72,6% dan 76%. Pada tiga kondisi ruang uji, nyamuk berumur 7 hari dalam ruang gelap dan lembab menghasilkan telur paling banyak dibandingkan pada kondisi normal dan pada inkubasi tanpa CO2. Nyamuk umur 14 hari menghasilkan telur tertinggi dalam ruang gelap dan lembab, dibandingkan pada kondisi ruang normal dan dalam inkubasi tanpa CO2. Virus DEN-2 dapat menginfeksi Ae.aegypti secara transovarial dengan laju infeksi lebih tinggi pada F0 daripada F1. Suhu dan kelembaban mempengaruhi kemampuan produksi telur Ae. aegypti untuk hidup dan tumbuh. Environmental changes influenced survival life and virus transmission of dengue virus (DEN) in a mosquito. The purpose of the present study was to define DEN-2 virus transmission dynamic and effect of temperature, relative humidity (RH), and DEN-2 virus infection on viability of Aedes aegypti (Ae. aegypti). This experimental study with pretest-posttest control group design was conducted at the Laboratory of Center for Tropical Medicine, Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (UGM), Yogyakarta. Seventh daysold female Ae.aegypti (F0) were infected DEN-2 viaoral membrane and kept until F2 generation by transovarial transmission, number of eggs produced and hatched was recorded. After 14-day incubation was found that trans ovarial transmission rate of DEN-2 virus infection in F0 and F1 were 93.3% and 82.2%, respectivel y. Egg production, hatchingrates from infected and uninfected mosquitoes F0 were 68% and 85%; and F1 were 72.6% and 76%, respectivel y. At defined room condition tests, 7 day adult mosquitoes in dark and humid environment produced highest number of eggs, compared normal environment and in incubated without CO 2. In fourteenth day oldmosquitoesat dark and humid produced highest number of eggs, compare normal environment condition, and in incubated without CO2. DEN-2 virus was able to infect Ae.aegypti by transovarial transmission where the infection rate in F0 was higher than F1 generation. Temperature and humidity affected the abilityof Ae. aegypti eggs to live and grow to adulthood.