Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Indonesia. BSI adalah bank syariah yang merupakan penggabungan dari 3 bank syariah, yakni Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), dimana rasio ini digunakan untuk melihat bagaimana kondisi asset perusahaan setelah merge. Rasio kedua yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), dimana rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank. Rasio yang ketiga adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Dimana FDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam penyaluran pembiayaan. Dan variable yang terakhir adalah harga saham, apakah seluruh variable independent yang diuji berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara Bersama-sama variable independent yang terdiri dari ROA, CAR, dan FDR berpengaruh terhadap harga saham. Untuk uji secara parsial, seluruh variable juga berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kondisi BSi jika dilihat dari setiap rasio adalah sebagai berikut, selama periode penelitian untuk rasio ROA terdapat peningkatan laba tahun berjalan segmen usaha mikro tahun 2021 sebesar Rp843,7 miliar, tumbuh 217,92% dan pada segmen usaha Wholesale pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 54,04%. Untuk rasio CAR, pada tahun 2021, rasio kecukupan modal Bank mencapai 22,09%, meningkat 3,85%. Hal ini menunjukkan bahwa BSI memiliki permodalan yang cukup untuk mengantisipasi dan menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas bisnis operasional. Untuk rasio FDR, rasio pembiayaan terhadap pendanaan Bank tahun 2021 mencapai 73,39%, mengalami penurunan 1,13%. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban. Seiring dengan perkembangan bisnis bank, risiko likuiditas merupakan salah satu risiko yang menjadi perhatian utama bank. Koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah 0,262 atau 26,2% Yang artinya variabel ROA, CAR, FDR hanya memberikan pengaruh sebesar 26,2 persen terhadap harga saham. Sebesar 73,8% ditentukan oleh variabel lain seperti Quick Ratio, Loan to Assets Ratio, Capital to Debt Ratio, Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Gross Profit Margin, Deposit Risk Ratio, Leverage Multiplier Ratio, Operating Ratio, dan rasio-rasio keuangan perbankan lainnya. Juga melalui faktor eksternal perbankan, seperti kebijakan pemerintah, fluktuasi Rupiah terhadap kurs, kondisi ekonomi makro, dan masih banyak lagi.