Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGUATAN PERPUSTAKAAN “BALE CALAKAN PAJAJARAN” JAYA LOKA LESTARI DESA JAYAPURA, KECAMATAN CIGALONTANG KABUPATEN TASIKMALAYA Ampera, Taufik
Dharmakarya Vol 4, No 2 (2015): DHARMAKARYA
Publisher : DRPM Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.66 KB)

Abstract

Pelaksanaan kegiatan Penguatan Perpustakaan “Bale Calakan Pajajaran” Jaya Loka Lestari DesaJayapura, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmaya dilakukan melalui peresmian desa mitra.Penyelenggaraan desa mitra pada kegiatan PPMD Integratif pada kegiatan kali ini diorientasikan padaperan perpustakaan desa. Diharapkan perpustakaan Desa Jayapura Jaya Loka Lestari sebagai sarana/media bagi masyarakat untuk kepentingan pendidikan, informasi, penerangan, dan rekreasi” dalammeningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan,yang merupakan bagian integraldari kegiatan pembangunan desa/ kelurahan”. Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebutadalah metode penyuluhan. Metode penyuluhan dianggap tepat karena metode penyuluhan merupakansuatu proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang “belumdiketahui” dengan jelas untuk dilaksanakan atau ditetapkan dalam rangka meningkatkan produksidan pendapatan atau keuntungan yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan.
The Traditional Art of Terebang Gebes in Mikanyaah Munding Culture Gunardi, Gugun; Ampera, Taufik; Yunasaf, Unang
PANGGUNG Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i3.277

Abstract

ABSTRAKKonservasi Budaya Lokal Mikanyaah Munding sebagai Landasan Village Breeding Center Kerbau adalah penelitian yang dilaksanakan oleh kami terkait dengan bentuk penangkaran kerbau berbasis budaya tradisional, yang dilaksanakan di Desa Cikeusal-Tasikmalaya. Di dalam budaya “Mikanyaah Munding” juga ternyata terdapat pelestarian berbagai seni tradisi Sunda, diantaranya adalah Seni Terbang Gebes. Dalam tulisan ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian etnografi, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan teknik wawancara. Dari pembahasan hasil penelitian diperoleh antara lain; sistem penangkaran kerbau berbasis budaya lokal Mikanyaah Munding, yang di dalamnya terdapat; kebiasaan masyarakat setempat di dalam memperlakukan ternak kerbau, kosa kata khusus terkait dengan peternakan kerbau, hajat lembur yang ada hubungannya dengan peternakan kerbau, dan berbagai bentuk kesenian tradisional Sunda yang dilaksanakan dalam rangka budaya Mikanyaah Munding. Dalam artikel ini akan dibahas salah satu kesenian terkait, yaitu Seni Terbang Gebes.Kata Kunci: Budaya, Mikanyaah-Munding, Seni Terbang GebesABSTRACTConservation of local culture “Mikanyaah Munding” (or Nurturing Buffalos) as the base of Village Breeding Center of “Kerbau” is a research done on traditional “kerbau” breeding in Cikeusal, Tasikmalaya. “Mikanyaah Munding” reserve a variety of Sundanese traditional art performance, one of which is “Seni Terbang Gebes”. This essay uses qualitative method involving ethnography as its perspective. The data is collected from interviews. Our findings from analysis are: the habit of locals in treating their buffalos; specific vocabulary on breeding; festivities in relation to breeding and all kinds of Sundanese traditional art performance included in “Mikanyaah Munding”. This essay discusses one of its art performance, “Seni Terbang Gebes”.Keywords: Culture, Mikanyaah Munding, Seni Terbang Gebes 
Keunikan dalam Kesemestaan Pada Penerjemahan Kecap Anteuran dari Bahasa Sunda ke dalam Bahasa Inggris Mahmud, Erlina Zulkifli; Ampera, Taufik
Jurnal Linguistik Terapan Vol 7 No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keunikan dalam kesemestaan merupakan dua istilah dalam Ilmu Budaya yang berhubungan dengan sifat budaya yang berwajah dua; unik ‘unique/special’ dan sekaligus semesta ‘universal’. Fenomena ini digunakan untuk menunjukkan keadaan yang muncul pada kecap anteuran yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Kecap Anteuran ‘kata pengantar’ yang merupakan bagian dari objek penelitian pada makalah ini adalah salah satu jenis kata yang terdapat dalam Bahasa Sunda, bahasa daerah yang digunakan hampir di seluruh wilayah Jawa Barat. Bentuk dari kecap anteuran yang spesifik menjadikannya begitu unik, dan keunikannya memunculkan fenomena-fenomena bahasa manakala kata ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan segala unsur-unsur kesemestaan yang dimilikinya. Hampir selalu ada celah untuk menemukan padanan yang terdekat dan yang alamiah untuk memindahkan pesan yang dikandung pada sebuah kecap anteuran. Tentu saja masih tetap ada masa ketika penerjemah harus mentransfer kecap anteuran ini ke dalam bahasa sasaran melalui teknik borrowing ‘peminjaman’ apabila hal seperti ini memang tidak dapat dihindari lagi dan itu sah-sah saja dalam penerjemahan. Hal yang menjanjikan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada lagi yang tidak mungkin dalam menerjemahkan unsur-unsur bahasa yang unik seperti ini bila keunikan tersebut dapat ditempatkan pada suatu kesemestaan yang sudah pasti dimiliki oleh semua bahasa. Melalui metode deskriptif komparatif, pencandraan tentang keunikan dalam kesemestaan pada penerjemahan kecap anteuran ke dalam Bahasa Inggris menjadi tujuan dari penelitian ini.
AMPLIFICATION TECHNIQUE OF TRANSLATION IN THE TARGET LANGUAGE NOVEL ‘EARTH DANCE’ Mahmud, Erlina Zulkifli; Bayusena, Bima; Ampera, Taufik
English Language and Literature International Conference (ELLiC) Proceedings Vol 4 (2021): Creative and Innovative Learning Strategies in The Field of Language, Literature, Ling
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research article discusses the act of adding information called amplification technique in translating Indonesian novel Tarian Bumi into English, ‘Earth Dance’.  The amplification technique of translation is needed to fill up the gap regarding the information given in the source language novel and in the target language novel.  The language use in the source language novel is so unique that additional information needs to be given in the target language. In that way the readers of the target language will get the same message as the readers of the source language novel.  The objectives of this research is to describe what information is added in the target language novel and to identify what background of the adding information through amplification technique of translation. The method used is qualitative method with descriptive-comparative approaches. The data are taken from the Indonesian novel Tarian Bumi which is translated into English, ‘Earth Dance’. The results show that the information added through the amplification technique covers implicit-explicit information, cultural information, and grammatical differences between Indonesian language and English.  The background of the application of the amplification technique of translation in this research is the uniqueness of the language use in the source language regarding the setting of the novel, Balinese culture.
ANUGERAH BUDAYA KOTA BANDUNG DAN KONSISTENSINYA SEBAGAI UPAYA PEMAJUAN KEBUDAYAAN DI KOTA BANDUNG Maulana, Sandya; Gumilar, Trisna; Ampera, Taufik
Metahumaniora Vol 13, No 3 (2023): METAHUMANIORA, DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v13i3.50820

Abstract

Anugerah Budaya Kota Bandung adalah penghargaan dalam bidang budaya yang diberikan oleh pemerintah Kota Bandung kepada para pelaku budaya di kota Bandung atau yang berasal dari kota Bandung. Anugerah ini telah diberikan setiap tahun sejak 2006, kecuali pada tahun pandemi 2020. Konsistensi pemerintah kota Bandung dalam Anugerah Budaya ini kerap mendapat perhatian dari banyak pihak, terutama media. Artikel ini berupaya menafsir apa makna konsistensi tersebut dalam konteks penghargaan terhadap kebudayaan yang lebih menyeluruh dan inklusif. Artikel ini pula berupaya untuk memaknai konsistensi tersebut dalam konteks pemajuan dan pelestarian kebudayaan di kota Bandung.Ditemukan bahwa dalam kurun waktu tujuh belas tahun, konsistensi Anugerah Budaya Kota Bandung juga menunjukkan upaya untuk memahami kebudayaan secara lebih menyeluruh dan inklusif, yang tercermin bukan hanya dalam penambahan kuantitas penerima anugerah, tetapi juga kategori penerima yang juga semakin beragam. Konsistensi ini pula menunjukkan bahwa Anugerah Budaya juga berupaya memajukan dan melestarikan budaya Kota Bandung selama masa penganugerahannya dengan memberikan penghargaan kepada bukan hanya pelopor, tetapi juga penerus dan komunitas pelestari kebudayaan. Akan tetapi, terdapat pula beberapa aspek yang perlu dikritisi, antara lain kurangnya publikasi tentang transparansi atau pertanggungjawaban dewan juri dalam pemberian anugerah setiap tahunnya, serta konsistensi pengkategorian penerima anugerah.
APRESIASI DONGENG LEGENDA UNTUK ANAK DI MASA PANDEMI Lyra, Hera Meganova; Ampera, Taufik
Midang Vol 2, No 2 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i2.50664

Abstract

PPM ini merupakan sebuah kegiatan yang dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas anak selama pada masa pandemi. Hampir selama dua tahun, anak-anak dipaksa oleh keadaan untuk berdiam diri dalam rumah. Semua kegiatan anak-anak lebih bersinggungan dengan media daring. Hal itu tentu memberi dampak yang negatif pada mereka. Anak-anak cenderung jadi lebih dominan bermain dengan gadget dan laptop. Khalayak sasaran PPM adalah anak-anak berusia 6-14 tahun. Usia tersebut merupakan usia yang mampu mengapresiasi dongeng “Lutung Kasarung” yang dibawakan oleh pendongeng. Terdapat 100 orang anak mendaftar untuk mengikuti kegiatan PPM ini. Sosialisasi kegiatan PPM dilakukan dengan penyebaran poster melalui media sosial. Kegiatan PPM dilaksanakan aplikasi zoom dengan konsep webinar dalam judul “Dongeng di Rumah Aja”. Tahap pelaksanaan dilakukan selama 2,5 jam diawali dengan pembukaan, sambutan, icebreaking, apresisi dongeng, penutupan, dan evaluasi.
REIMAGINE KOTA BANDUNG: TAWARAN PENULISAN SEJARAH LOKAL DAN SEKTORAL Gumilar, Trisna; Subekti, Mega; Ampera, Taufik
Midang Vol 2, No 1 (2024): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Februari 2024
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v2i1.51234

Abstract

Sementara pembangunan fisik Kota Bandung, termasuk peningkatan tata ruang, infrastruktur, dan ekonomi, telah diupayakan oleh pemerintah guna mengurangi ketimpangan sosial yang kini sangat terasa, partisipasi aktif masyarakat menjadi suatu keharusan. Dalam konteks ini, melibatkan masyarakat untuk memperkuat rasa memiliki terhadap Kota Bandung menjadi krusial guna menjaga stabilitas sosial dan kelangsungan dari kemajuan yang telah dicapai. Tingginya tingkat pergantian penduduk di Kota Bandung menjadi titik perhatian, mengingat hal ini dapat mengancam rasa identitas dan keterikatan yang esensial dalam memperkuat fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan. Tulisan ini menjadi sebuah usulan teoritis yang relevan terkait potensi degradasi identitas, dengan mengadopsi metode penelusuran literatur sebagai pendekatan penelitian. Salah satu fokusnya adalah konsep ‘imagined community’ dalam membentuk identitas bersama masyarakat dan keterikatan warga terhadap Kota Bandung. Di antara pendekatan tersebut, terdapat penekanan pada pentingnya membangun sebuah narasi sejarah bersama. ‘Narasi sejarah bersama’ menjadi krusial dalam menghadapi situasi tingginya pergantian penduduk di Kota Bandung, yang disebabkan oleh baik kelahiran maupun migrasi.
Pemertahanan Bahasa Sunda pada Keluarga Amalgamasi di Kota Bandung melalui Etnoparenting dan Literasi Budaya Ikmalludin, Ikmalludin; Hendayeni, Henhen; Rachman, Salman Ramdani; Awaliyah, Shelpi Nur; Qodrunnada, Salsabil; Ampera, Taufik
LOKABASA Vol 15, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v15i2.72581

Abstract

Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat berpeluang menjadi tempat terjadinya amalgamasi antara suku Sunda dan suku Jawa. Hal ini berpotensi mengancam vitalitas bahasa Sunda. Pemertahanan vitalitas bahasa Sunda dalam keluarga amalgamasi penting dilakukan melalui pola asuh yang diterapkan kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas literasi budaya untuk mempertahankan vitalitas bahasa Sunda serta pola asuh yang diterapkan dalam keluarga amalgamasi di Kota Bandung. Metode penelitian menggunakan Mixed Methods. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dan data kuantitatif melalui kuesioner mengenai tingkat penerapan etnoparenting dan literasi budaya dalam keluarga amalgamasi dan tes vitalitas bahasa yang diadopsi dari model pengukuran bahasa Florey. Kesimpulan dari penelitian ini meskipun terdapat hubungan linear antara etnoparenting dan literasi budaya dengan skor vitalitas bahasa Sunda pada anak, keduanya tidak berpengaruh secara signifikan. Interaksi sosial dan pendidikan formal dinilai lebih berperan dalam kemampuan berbahasa Sunda yang dimiliki anak.Bandung, as the capital city of West Java, presents an opportunity for the amalgamation of the Sundanese and Javanese ethnic groups. This situation has the potential to threaten the vitality of the Sundanese language. The preservation of the vitality of the Sundanese language within amalgamated families is crucial and can be achieved through the parenting patterns applied to children. This study aims to assess the effectiveness of cultural literacy in maintaining the vitality of the Sundanese language and the parenting patterns implemented in amalgamated families in Bandung City. The research employs a Mixed Methods approach. Qualitative data were collected through interviews, while quantitative data were obtained through questionnaires regarding the application of ethnoparenting and cultural literacy in amalgamated families, as well as a language vitality test adopted from Florey’s language measurement model. The conclusion of this study indicates that, although there is a linear relationship between ethnoparenting and cultural literacy with the Sundanese language vitality score in children, both factors do not have a significant effect. Social interaction and formal education are considered to play a more significant role in the children’s ability to speak Sundanese.
PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI KEGIATAN PELATIHAN SENI SONGAH PADA SISWA SEKOLAH BUDAYA DESA CITENGAH, SUMEDANG SELATAN Ampera, Taufik; Mumuh Muhsin Zakaria, Mumuh; Yohana Risa Garniwa, Yuyu; Abdul Malik, M. Zulfi
Midang Vol 3, No 1 (2025): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Februari 2025
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v3i1.61543

Abstract

Kecerdasan interpersonal merupakan aspek penting dalam perkembangan sosial dan emosional siswa, terutama dalam lingkungan pendidikan berbasis budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kecerdasan interpersonal melalui kegiatan pelatihan seni Songah pada siswa Sekolah Budaya di Desa Citengah, Sumedang Selatan. Seni Songah, sebagai salah satu bentuk kesenian tradisional khas daerah, tidak hanya mengajarkan keterampilan artistik tetapi juga menumbuhkan kemampuan komunikasi, kerja sama, dan empati antarindividu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap siswa yang mengikuti pelatihan seni Songah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam kegiatan seni ini berkontribusi positif terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal mereka, terutama dalam hal interaksi sosial, pemecahan konflik, serta kerja sama dalam kelompok. Dengan demikian, kegiatan seni berbasis budaya seperti Songah dapat menjadi strategi efektif dalam pengembangan kecerdasan interpersonal siswa, sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya lokal.
VOKATIF PENGHORMATAN BAHASA SUNDA DALAM PERSPEKTIF SINTAKSIS: VOKATIF PENGHORMATAN BAHASA SUNDA DALAM PERSPEKTIF SINTAKSIS Wahya, Wahya; Permadi, R. Yudi; Ampera, Taufik
Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora (JKBH), Februari, 2023
Publisher : PT. RANESS MEDIA RANCAGE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61296/jkbh.v5i1.44

Abstract

Vokatif penghormatan dalam bahasa Sunda merupakan salah satu vokatif yang secara sintaktis dapat diamati perilakuknya. Penelitian ini yang berjudul “Vokatif Penghormatan dalam Bahasa Sunda: Kajian Sintaksis” mengamati vokatif penghormatan yang terdapat dalam jenis kalimat berdasarkan bentuk sintakasis. Di samping itu, mengamati distribusi vokatif dalam kalimat serta satuan lingual yang mendampingi vokatif penghormatan tersebut dalam kalimat deklaratif, baik yang di sebelah kanan maupun yang di sebelah kirinya. Penenelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan tekni catat; penganalisisan data menggunakan metode distribusional dengan pendekatan sintaksis. Sumber data yang digunakan adalah tujuh buah buku fiksi berbahasa Sunda. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa vokatif penghormatan terdapat dalam kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat eksklamatif dan dominan terdapat dalam kalimat deklaratif dan eksklamatif. Vokatif penghormatan dapat berdistribusi pada awal, tengah, dan akhir kalimat dan dominan terdapat pada akhir kalimat eksklamatif. Satuan lingual yang mendampingi vokatif penghormatan dalam kalimat deklaratif, ada yang di sebelah kanan kalimat deklaratif; ada yang di selah kiri kalimat deklaratif. Pendamping di sebelah kanan umumnya berkonstruksi bukan klausa, sedangkan pendamping di sebelah kiri semuanya berkonstruksi klausa.