Hardjono Hardjono
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang, Jl. Soekarno Hatta No. 9, Malang 65141, Indonesia

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Aplikasi Response Surface Methodology pada Optimasi Penambahan Blast Furnace Slag Terhadap Waktu Pengikatan dan Kuat Tekan Semen Hardjono Hardjono; Cucuk Evi Lusiani; Agung Ari Wibowo; Mochammad Agung Indra Iswara
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 4 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.64 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v4i1.150

Abstract

The production of clinker consumes high energy and causes high production cost of cement industry. It can be reduced by adding blast furnace slag as a mixture in cement production. The blast furnace slag - clinker mixture can produce cement with setting time and compressive strength according to SNI. The effect of the addition of blast furnace slag as a clinker mixture to the setting time and compressive strength of cement can be optimized by response surface methodology (RSM) using Central Composite Design (CCD). Optimization by using RSM aims to determine the optimum condition of the blast furnace slag – clinker mixture to the initial setting time, final setting time, and compressive strength. ANOVA test results and response surface analysis show that the addition of blast furnace slag into the cement mixture has a significant influence on the initial setting time, final setting time, and compressive strength. The addition of 5% blast furnace slag with 92.5% clinker in the mixture of clinker and gypsum is the optimum condition which gives a significant effect on the response variable.
PENGARUH RASIO MASSA KATALIS CaO DAN SUHU PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK RANDU MENJADI BIODIESEL Khoirunnisa S. Nugroho; Herawati Retnaningtyas; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 5 No. 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.32

Abstract

Keberadaan tanaman randu yang cukup melimpah serta kurangnya pemanfaatan minyak randu merupakan kesempatan besar untuk dikembangkan menjadi bahan dalam pembuatan biodiesel. Biodiesel dapat diperoleh dengan cara mereaksikan minyak nabati dengan alkohol menggunakan katalis pada suhu dan komposisi tertentu. Penggunaan katalis heterogen, salah satunya CaO, dalam pembuatan biodiesel karena sifatnya yang lebih stabil, ramah lingkungan, korosi pada peralatan yang rendah, dan mudah untuk dipisahkan dari campuran reaksi, serta dinilai lebih ekonomis jika dibandingkan dengan katalis homogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni (1:0; 3:1; 1:1; 1:3; 0:1) terhadap %massa FAME yang dihasilkan serta mempelajari pengaruh suhu transesterifikasi (55oC, 60oC, 65oC) terhadap %massa FAME yang dihasilkan. Cangkang kerang darah, melalui proses kalsinasi pada suhu 900oC selama 3 jam akan terdekomposisi menjadi CaO sehingga dapat dimanfaatkan sebagai katalis heterogen. Pembuatan biodiesel dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi. %Massa FAME tertinggi didapatkan pada variabel rasio massa CaO CKD dengan CaO murni 0:1 serta suhu transesterfikasi 65oC yakni sebesar 98,54%.
PENGARUH PENAMBAHAN NUTRISI NPK DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PISANG KEPOK DENGAN PROSES FERMENTASI Fara P. Swetachattra; Illiya N Gafiera; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 5 No. 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.26

Abstract

Salah satu solusi dari meningkatnya sampah organik adalah dengan dimanfaatkan sebagai bioetanol. Bahan baku pembuatan bioetanol dapat berasal dari pati, gula, dan serat selulosa seperti kulit pisang kepok. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh massa nutrisi terhadap yield dan konversi bioetanol yang dihasilkan. Variabel tetap berupa waktu fermentasi dan volume starter. Variabel berubah berupa NPK 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5. Pembuatan bioetanol diawali proses pre treatment yakni mengecilkan ukuran kulit pisang menjadi tepung. Proses kedua adalah hidrolisis dengan H2SO4 5% dipanaskan pada suhu 100°C selama 1,5 jam. Hasil hidrolisis disaring dan filtratnya digunakan untuk fermentasi. Filtrat diatur pH-nya hingga 4 dengan menambahkan NaOH. Saccharomyces cereviseae dan nutrisi dicampur kemudian disimpan di botol coklat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar nutrisi NPK yang ditambahkan maka semakin besar yield dan konversi yang dihasilkan. Nilai yield dan konversi yang tertinggi sebesar 12,43% dan 1,85% diperoleh dari massa NPK 0,3% difermentasi selama 6 hari.
PENGARUH RASIO MASSA KATALIS CaO DAN RASIO MOL MINYAK DENGAN METANOL PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK RANDU MENJADI BIODIESEL Herawati Retnaningtyas; Khoirunnisa S. Nugroho; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 5 No. 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.28

Abstract

Pembuatan biodiesel pada umumnya dihasilkan melalui transesterifikasi minyak nabati yang dikatalisis oleh katalis basa atau asam homogen dengan cara dilarutkan di dalam metanol. Namun, penggunakan katalis homogen bersifat korosif dan sukar dipisahkan dari campuran reaksi sehingga penggunaan katalis ini tidak dapat di-recycle. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi tersebut adalah menggunakan katalis heterogen seperti CaO. Limbah cangkang kerang darah sangat berpotensi untuk dijadikan sumber katalis heterogen karena melalui proses kalsinasi kandungan CaO pada cangkang kerang darah sebesar 99,09%. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh rasio mol minyak dengan metanol dan pengaruh rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni terhadap %massa FAME yang dihasilkan. Katalis yang dihasilkan melalui proses kalsinasi dianalisis menggunakan metode XRD dan SEM-EDX. Variabel yang dipelajari adalah rasio mol minyak dengan metanol 1:5, 1:7, dan 1:9 dan rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni 0:1, 1:3, 1:1, 3:1, dan 1:0. Berdasarkan hasil penelitian, %massa FAME maksimal didapatkan sebesar 98,37% pada kondisi rasio mol minyak dengan metanol 1:7 dan rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni 0:1.
PENGARUH PENAMBAHAN NUTRISI UREA DALAM PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT PISANG KEPOK DENGAN PROSES FERMENTASI Illiya N Gafiera; Fara P Swetachattra; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 5 No. 2 (2019): August 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v5i2.31

Abstract

Kulit pisang merupakan limbah yang mengandung monosakarida terutama glukosa sebesar 8,16% yang berpotensi untuk bahan bakar berupa bioetanol. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pengaruh massa nutrisi urea terhadap yield dan konversi bioetanol yang dihasilkan. Massa nutrisi yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4%, 0,5%. Pembuatan bioetanol dilakukan dengan 3 tahapan: pretreatment, hidrolisis dan fermentasi. Pretreatment kulit pisang dengan melakukan pengecilan ukuran kulit pisang hingga menjadi tepung. Selanjutnya dihidrolisis dengan menggunakan H2SO4 5% selama 1,5 jam pada suhu 100°C. Hasil hidrolisis disaring dan di fermentasi secara anaerob sesuai waktu yang ditentukan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin banyak massa nutrisi yang digunakan maka semakin besar yield dan konversi yang dihasilkan. Nilai yield dan konversi tertinggi yang dihasilkan sebesar 16,43% dan 3,38% diperoleh pada massa nutrisi sebesar 0,4% dan waktu fermentasi 4 hari.
PENGARUH VARIASI WAKTU DAN SUHU PENCELUPAN PADA PROSES HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETEBALAN PERMUKAAN BAJA DI PT BONDI SYAD MULIA GRESIK Yugata Gama Widyanto; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.83

Abstract

Galvanisasi merupakan proses pelapisan dengan seng (Zinc), dengan cara mencelupkan logam yang akan dilapisi kedalam media pelapis zinc yang sebelumnya telah mengalami proses peleburan, dimana titik lebur logam pelapis harus lebih rendah dari logam yang akan dilapisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu pencelupan dan temperatur terhadap proses pencelupan. Analisis yang akan dilakukan adalah uji ketebalan permukaan dan melakukan uji kekerasan bahan setelah dilakukan pencelupan. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah baja dengan tipe UNP, Sebelum dilakukan Hot Dip Galvanized perlu dilakukan pretreatment menggunakan bahan kimia, yaitu proses degreasing, water rinsing, pickling, fluxing, drying. Setelah itu dilakukan tahap Galvanisasi, Variabel yang akan digunakan adalah suhu zinc bath 440oC,445oC,450oC dan waktu pencelupan 2,4,6,8,10 menit. Dari hasil analisis semakin lama waktu pencelupan pada proses hot dip galvanizing mengakibatkan semakin tebal lapisan zinc yang dihasilkan dan Semakin tinggi temperatur zinc saat proses hot dip galvanizing juga mengakibatkan semakin tebal lapisan zinc yang dihasilkan, di karenakan kekentalan dari zinc menurun.
PERHITUNGAN ENERGI MEKANIS PADA EFISIENSI POMPA FEED BOILER WATER DI UNIT WASTE SULPHURIC ACID Roshana Lailia Ramadhany; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.80

Abstract

Dalam kehidupan manusia di peradaban masa kini, pompa sangat penting artiannya dalam kehidupan keseharian manusia demi menunjang berbagai macam fasilitas ataupun yang berkaitan dengan sector industri pada umumnya.Pembahasan masalah pompa sentrifugal ini juga bertujuan untuk mengetahui karakterisasi yaitu dengan menghitung neraca energi mekanis sehingga akan didapatkan efiesiensi pompa dalam persen.Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.Pompa mempunyai peranan penting dan dapat dijumpai hampir di setiap industri, baik industri kecil maupun industri besar. Pompa sentrifugal mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik (aliran, kecepatan dan tekanan) dan motor AC mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.Banyak sentrifugal besar menghasilkan efisiensi 75 - 90% dan yang kecil biasanya ke kisaran 50 - 70%. Pada penelitian kali ini menggunakan jenis pompa sentrifugal dan dihasilkan efisiensi sebesar 46,9%.
PENGARUH VARIASI SUHU DAN KECEPATAN ANGKAT PADA PROSES GALVANIZING TERHADAP KETEBALAN BAJA di PT. BONDI SYAD MULIA GRESIK Aldi Raka Pratama; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.138

Abstract

Industri galvanis semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk industri berbahan baku logam. Industri berbahan baku logam (misalnya seng) umumnya melibatkan proses pelapisan untuk mencegah terjadinya korosi. Salah satu cara mengatasi korosi adalah dengan melapisi besi menggunakan logam lain yang lebih anodik dengan Hot Dip Galvanizing (HDG). Secara definisi, hot dip galvanizing adalah suatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang biasa disebut logam dasar dicelupkan ke dalam bak galvaniz yang telah berisi seng cair, sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan (seng) dengan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa. Akan tetapi pada industri galvanizing saat dilakukan produksi secara massal sering terjadi permasalahan, yaitu tebal lapisan Zn yang berlebihan sehingga menyebabkan konsumsi Zn sangat banyak, pemborosan biaya proses, serta lapisan Zn tidak sesuai dengan standart galvanizing. Berdasarkan beberapa permasalahan diatas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk menentukan pengaruh suhu dan kecepatan angkat pada proses pelapisan terhadap ketebalan lapisan seng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelapisan optimal pada suhu 440 0C dan laju pengangkatan 10 m/menit dengan ketebalan rata – rata 107,53 µm.
EVALUASI KOLOM DEBUTANIZER (FLRS T-102) DI UNIT RFCCU PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT III PLAJU - PALEMBANG Arfenna Rizki Anggrianto; Alifia Rian Pratika; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 1 (2020): February 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i1.56

Abstract

Salah satu unit yang penting di RU III Plaju adalah unit Light Ends. Kolom Debutanizer adalah salah satu peralatan yang berperan penting di Light Ends Unit. Proses yang terjadi pada kolom ini adalah proses distilasi bertekanan, dimana tekanan sistem pada kolom dijaga lebih kurang 11 kg/cm2, kemudian diharapkan pada tekanan seperti itu, terjadi pemisahan yang baik antara untreated LPG dengan untreated naphta secara optimal. Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas produk untreated LPG dan untreated naphta, maka diperlukan pengaturan kondisi operasi kolom debutanizer yang tepat dan akurat, sehingga diperoleh produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Metode yang digunakan adalah metode perhitungan short-cut yang meliputi perhitungan material balance kolom debutanizer (FLRS-T-102), menentukan kondisi umpan masuk, efisiensi tray kolom secara menyeluruh. Pengumpulan data didapatkan dari data di industri dan di control room RFCCU. Berdasarkan hasil perhitungan pada kolom Debutanizer FLRS-T-102 dapat di simpulkan bahwa jumlah tray minimum yang didapatkan dari perhitungan adalah sebanyak 7 tray. Sedangkan tray pada kondisi aktual sebanyak 25 tray. Sehingga didapat efisiensi sebesar 28%.
PENGARUH KOMPOSISI AMONIUM CHLORIDE NUMBER (ACN) DAN SUHU TERHADAP KUALITAS BAJA HASIL PROSES FLUXING Rohmawati Nur Pamujiningtyas; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.203

Abstract

Pada industri korosi menjadi salah satu masalah yang disebabkan reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya. Logam yang paling banyak digunakan adalah baja (Fe). Salah satu cara mengatasi korosi menggunakan metode Hot Dip Galvanizing(HDG). Sebelum dilakukanproses HDG perlu dilakukanpretreatment, salah satunya proses fluxing. Fluxingmerupakan proses pelapisan awal agar baja lebih tahan lama terhadap korosi dengan mencelupkan baja ke dalam larutan ZnCl2 dan NH4Cl. Proses fluxingPT Bondi Syad Mulia belum optimal, sehingga baja hasil fluxinglebih cepat terkorosi. Faktor yang mempengaruhi kualitas fluxingadalah komposisi larutan, suhu, dan waktu fluxing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ACN (Ammonium Chloride Number) dan suhu pencelupan terhadap proses fluxing. Variabel yang digunakan terdiri darivariabel berubah dan tetap, variabel berubah yaitu komposisi ACN 1,5; 1,75; 2,00; 2,25; 2,50 dan suhu pada proses fluxing50; 55; 60; 65; 70°C. Variabel tetap yaituwaktu pencelupan 10 menit. Kualitas baja hasil proses fluxingdianalisis dengan aplikasi colorimetermeliputi karakteristik spesimen baja berupa warna merah dan waktu tahan baja hingga oksidasi. Hasil dari penelitian ini variabel yang memiliki hasil optimal adalah komposisi ACN 2,00 dengan suhu 60°Cdan waktu pencelupan selama 10 menit baja mampu bertahan dari korosi selama 60 menit.