Hamdan
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU FERMENTASI DENGAN METODE TAKAKURA DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN LEPAS SAPIH: Utilization of Fermented Cassava Peel with Takakura Method in Feed on Growth of Post Weaning New Zealand White Rabbit Edi Sahputra Gurusinga; Hasnudi; Hamdan
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 1 No. 3 (2012): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.068 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v1i3.2678

Abstract

Kulit ubi fermentasi dengan metode takakura dapat meningkatkan kandungan protein pakan yangberimplikasi pada peningkatan kualitas pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberiankulit ubi kayufermentasidengan metode takakura dalam pakan terhadap pertumbuhan kelinci New ZealandWhite jantan lepas sapih Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan September sampaiNovember 2012. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap(RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas P0 (0% kulit ubi fermentasi); P1 (10% kulit ubifermentasi);P2 (20% kulit ubi fermentasi) dan P3 (30% kulit ubi fermentasi).Hasil penelitian menunjukkan bahwapemberian berbagai level kulit ubi fermentasi dengan metode takakurasangat berbeda nyata (P<0,01)terhadapkonsumsi,pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan.Dapat disimpulkan bahwa kulit ubi yang telahdifermentasi tidak dapat digunakan sebagai pakan kelinci New Zealand White.
KERAGAMAN JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN BOBOT LAHIR BANGSA BABI GALUR MURNI AUSTRALIA: Litter Size and Birth Weight Variances of Australian Pure Breed Swine Eva Diana Manik; Hamdan; Usman Budi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 1 No. 3 (2012): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.886 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v1i3.2682

Abstract

Peternakan babi merupakan usaha mayoritas penduduk kecamatan Siborong-borong, dimana sumber bibitternak kebanyakan diperoleh dari Balai Pembibitan Ternak Unggul, sehingga perlu diketahui besar keragaman yangterdapat diantara bangsa ternak babi kemudian diperoleh ternak terunggul dari yang unggul sehingga dapatmeningkatkan produktivitas. Penelitian ini dilaksanakan di BPTU Babi dan Kerbau Sinur desa Siaro kecamatanSiborong-borong mulai bulan Mei sampai dengan September 2012 menggunakan metode survey. Materi yangdigunakan adalah data pengamatan langsung anak babi mulai bulan Mei sampai dengan September 2012 (dataprimer) dan pencatatan data time series anak babi mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2011 (data sekunder). Jenisbabi yang digunakan adalah bangsa babi Landrace, Yorkshire, Duroc dan Berkshire sebanyak 10 ekor induk perbangsa babi. Parameter yang diamati adalah ragam, jumlah anak sekelahiran dan bobot lahir. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa keragaman bobot lahir dan jumlah anak sekelahiran bangsa babi galur murni Australiabervariasi antara sedang sampai dengan tinggi tiap tahun. Rataan nilai ragam paling besar terdapat pada bangsa babiDuroc yaitu sebesar 0,1 untuk bobot lahir (koefisien keragaman ±19,48%) dan 7,73 untuk jumlah anak sekelahiran(koefisien keragaman ±35,77). Jenis babi terbaik yang dapat digunakan sebagai pembibit adalah bangsa Yorkshirekarena mempunyai jumlah anak sekelahiran yang tinggi dan sifat keindukan (mothering ability) yang baik dan jenisbabi yang dapat dipertimbangkan untuk diseleksi adalah jenis babi Duroc.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG: Characteristics of Body Size of the Murrah Bufallo and Swamp Bufallo in BPTU Siborongborong Gerli; Hamdan; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 1 No. 3 (2012): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.524 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v1i3.2687

Abstract

Salah satu cara untuk menentukan keragaman fenotipik ternak kerbau adalah dengan pengamatanmorfometrik pada setiap jenis kerbau di Indonesia. Identifikasi morfometrik dapat dilakukan dengan caramembandingkan ukuran dan bentuk tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi fenotipik yangberhubungan dengan karakter morfometrik tubuh kerbau murrah dan kerbau rawa berdasarkan AnalisisKomponen Utama. Penelitian dilaksanakan di BPTU Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara pada Julisampai September 2012. Menggunakan 68 kerbau rawa (7 jantan, 61 betina) dan 32 kerbau murrah (5jantan, 27 betina) dengan metode survei. Hasil analisis statistika menunjukkan ukuran-ukuran tubuh kerbaumurrah lebih beragam dibandingkan kerbau rawa. Ukuran menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) padapanjang badan, tinggi pundak, tinggi pingggul dan lingkar dada, dan tidak berbeda nyata (P>0,05) pada lebardada, dalam dada dan lebar pinggul. Hasil analisis komponenen utama menunjukkan penciri ukuran pada keduabangsa adalah tinggi pundak dan penciri bentuk adalah lebar dada. Kerumunan data pada kerbau murrah dankerbau rawa terpisah pada bentuk, sedangkan tidak terpisah pada skor bentuk, sedangkan tidak terpisah padaskor ukuran. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kerbau murrah dan kerbau rawa berbeda bentuk sedangkanukuran sama.Kata Kunci : Kerbau Murrah, Kerbau Rawa, Morfometrik, Analisis K
EFEKTIVITAS BENTUK FISIK RANSUM DAN POD KAKAO (Theobrama cacao L.) YANG DIFERMENTASI DENGAN Aspergillus niger TERHADAP KARKAS KELINCI REX LEPAS SAPIH: Effectiveness of Physical Form Rations and Cocoa Pod (Theobrama cacao L.) Fermented by Aspergillus niger on Carcass of Weaning Rex Rabbit Syahril Bancin; Hamdan; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 1 No. 3 (2012): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.485 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v1i3.2700

Abstract

Pakan merupakan faktor penting dalam usaha peternakan kelinci. Nutrisi yang seimbang akanmenghasilkan produksi karkas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur nilai keefektifanbentuk fisik ransum yang mengandung pod kakao (Theobroma cacao L,.) fermentasi (Aspergillus niger)terhadap karkas kelinci. Penelitian dilaksanakan di Compos Centre Jalan Bioteknologi Universitas SumateraUtara, dimulai dari bulan Juli sampai Sebtember 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah RancanganAcak Kelompok Faktorial, perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu sifat fisik pakan (mash dan Pellet) dan persentasepod kakao fermentasi (0%,5%,10%). Parameter penelitian adalah bobot potong, bobot karkas, persentase bobotkarkas, dan irisan komersil (bobot kaki depan, bobot dada-leher, bobot pinggang dan bobot kaki belakang).Hasil penelitian menunjukkan dengan tidak terdapatnya interaksi (P>0,05) antara bentuk fisik ransum danpemberian berbagai level pod kakao fermentasi. Bentuk fisik ransum dan pemberian berbagai level pod kakaofermentasi juga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap keseluruhan peubah. Dapatdisimpulkan bahwa pod kakao fermentasi dapat digunakan sebagai pakan kelinci Rex.
ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA BANGSA BABI (Berkshire, Duroc, Landrace dan Yorkshire) MELALUI ANALISIS MORFOMETRIK DI BPTU BABI DAN KERBAU SIBORONGBORONG: Genetic Distance Estimation and Variable Differential Factor of Pig Breeds (Berkshire, Duroc, Landrace and Yorkshire) Through Morphometrics Analysis in BPTU Pig and Buffalo Siborongborong Netro Banjarnahor; Usman Budi; Hamdan
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.561 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2721

Abstract

Jarak genetik yang dekat memberikan peluang yang sedikit untuk mendapatkan heterosis dalampersilangan. Oleh karena itu jarak genetik menjadi pedoman dalam melakukan persilangan. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui faktor peubah pembeda dan mengestimasi jarak genetik diantara bangsa babi (Berkshire, Duroc,Landrace dan Yorkshire). Penelitian ini dilakukan di Balai Pembibitan Ternak Unggul, Siborongborongmenggunakan 17 ekor babi Berkshire, 22 ekor Duroc, 46 ekor Landrace dan babi Yorkshire 25 ekor. Pengambilandata dilakukan dengan cara mengukur tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada,dalam dada, panjang ekor, lingkar leher, panjang kepala, lebar kepala, panjang telinga dan lebar telinga. Data yangdiperoleh diolah dengan analisis diskriminan sederhana dengan menggunakan program SAS (Statistical AnalysisSystem) dan Dendogram menggunakan program MEGA (Molekuler Evolusioner Genetic Analysis). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kemurnian fenotifik masing-masing bangsa babi ialah bangsa Berkshire (88,24%), bangsaDuroc (86,36%), bangsa Landrace (89,13%) dan Yorkshire (68,00%). Faktor peubah pembeda morfologi tubuh darikeempat bangsa babi ialah lebar telinga, panjang telinga, lebar kepala, panjang kepala dan panjang ekor. Jarakgenetik babi Berkshire dengan babi Yorkshire memiliki jarak genetik yang dekat, sebaliknya babi Duroc denganbabi Landrace memiliki jarak genetik yang jauh.
IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN MORFOMETRI ORGANPENCERNAANSERTA SIFAT KUALITATIF WARNA BULU BELIBIS KEMBANG (Dendrocygna arcuata) DAN BELIBIS BATU (Dendrocygna javanica): Identification of Morphology and Viscera Morphometry and Qualitative Traitof Feather Color Wandering Whisling Duck (Dendrocygna arcuata)and Lesser Whistling Duck (Dendrocygna javanica) Nugraha Siwi; Tri Hesti Wahyuni; Hamdan
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.955 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i2.2724

Abstract

Identifikasi terhadap morfologi, morfometri dan sifat kualitatif warna bulu merupakan dasar daribeberapa proses seleksi dan pemuliaan burung belibis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi penciriutama ukuran dan bentuk serta sifat kualitatif warna bulu belibis kembang (Dendrocygna arcuata) dan belibisbatu (Dendrocygna javanica).Sampel yang diteliti sebanyak 10 ekor setiap species. Data dianalisismenggunakan Analisis Komponen Utama dengan bantuan Software Statistical Package Sosial Science, SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciri utama ukuran morflogi belibis kembang dan belibis batu adalahpanjang sayap dan panjang tibia, sedangkan penciri bentuk morfologi adalah panjang jari ketiga dan panjangsayap. Penciri utama ukuran panjang organ saluran pencernaan adalah panjang usus kecil, sedangkan penciriutama bentuk adalah panjang usus besar untuk keduanya. Penciri utama ukuran dan bentuk pada berat organsaluran pencernaan adalah berat hati dan berat ventrikulus, sedangkan penciri utama bentuk pada berat organpencernaan adalah berat hati dan berat usus kecil perbedaan pada sifat kualitatif warna bulu pada belibiskembang memiliki garis hitam tebal dari atas kepala sampai leher dan warna bulu putih yang tebal pada bagiantubuh belakang sampai ekor, belibis batu memiliki warna merah maroon mencolok pada bulu bagian dada.Kesimpulan, morfologi dan morfometri organ pencernaan belibis kembang lebih besar dari belibis batu.
IDENTIFIKASI METODE PENANDAAN TERNAK KERBAU YANG DILEPASLIARKAN DI KABUPATEN ACEH TENGAH: Identification of the Marking Methods of the Buffalo Livestock which Wild Released in Aceh Tengah District Novida Sari; Hamdan; R.Edhy Mirwandhono
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.185 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i3.2729

Abstract

Hasil dari penelitian ini adalah penandaan pada ternak kerbau di kabupaten Aceh Tengah, peternakyang tidak menggunakan tanda pada ternaknya terdiri dari 78 peternak (38,4%), dan sebagian besar yaitu 125peternak (61,5%) sudah menggunakan penandaan. Penandaan yang paling banyak dengan metode kalung yangterbuat dari kayu sebanyak 21,7%, penggunaan tanda kalung lonceng sebanyak 19,2%, tanda kalung bambuterdiri dari 30 peternak 14,80%, dan penandaan yang paling sedikit menggunakan kalung dari tali terdiri daripeternak 12%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah metode identifikasi penandaan ternak kerbau yangdilepasliarkan di daerah Aceh Tengah masih tradisional dan bahkan masih banyak juga peternak yang tidakmenggunakan metode penandaan terhadap ternaknya.
ESTIMASI JARAK GENETIK DAN FAKTOR PEUBAH PEMBEDA RUMPUN KELINCI MELALUI ANALISIS MORFOMETRIK: Genetic Distance Estimation and Variable Differential Factor Through Analysis of Morphometrics on Rabbit Ukurta Pinem; Hamdan; Nevy Diana Hanafi
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.808 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v2i3.2730

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menduga jarak genetik mahalonobis diantara rumpunkelinci. Penelitian dilakukan di kelompok tani Rehna Latersia Berastagi (Sumatera Utara) menggunakan 227ekor dari 20 rumpun kelinci yaitu kelinci Rex, English Spot (ES), Angora Inggris (AI), Angora Francis (AF),Vlaamse Reus (VR), Lyon, Lop, Dwarfth, Lilo (Lyon x Lop), Loplylo (Lokal Lop x Lilo), Lyplyp (F1 Lilo),Anglolylo (Anggora Lokal x Lilo), Loes (Lokal x ES), Lela (Loes x Lyang), Lorex (Lokal x Rex), Lovla (Lokalx VR), Lilolop (Lilo x Lop), Lyalya (F1 Lyang), Angrexlya ((Anggora x Rex) x Lyang), dan Lyang (Lyon xAnggora). Pengambilan data dilakukan pada kepala (panjang, lebar), telinga (panjang, lebar), dada (lingkar,dalam, lebar), panjang tulang (radius-ulna, humerus, tibia, femoris, punggung), lebar pinggul, panjang bulu(punggung, pinggul, kepala diantara telinga, kepala diantara mata dan perut). Hasil penelitian menunjukkanbahwa kelinci ES, VR, Lovla dan Loes memiliki ukuran tubuh lebih besar sedangkan AI dan AF memilikirambut yang lebih panjang dibandingkan dengan galur kelinci lainnya, pohon fenogram membentuk empatkelompok kekerabatan, jarak genetik paling jauh ditunjukkan antara kelinci VR dengan Dwarfth (8,24), ESdengan Dwarfth (8,28), jarak genetik dekat ditunjukkan Loplylo dengan Lilo (1,31), dan Loplylo dengan Lop(1,66). Hasil analisis kanonik memperlihatkan bahwa peubah fenotipik pembeda jenis kelinci adalah panjangbulu (perut, pinggul,diantara mata, punggung) pada kanonik pertama dan panjang (kepala, tulang humerus dantelinga) pada kanonik kedua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelinci dengan tujuan produksi yang samamenunjukkan nilai campuran antar rumpun relatif tinggi dan ukuran fenotipik yang relatif sama.
IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN: Identification of Genetic Distance Morfometriks And Chicken Domesticated in Labuhanbatu Selatan Nelli Awari Rangkuti; Hamdan; Armyn Hakim Daulay
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (964.303 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i1.2748

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran dan bentuk tubuh serta jarak genetik ayamkampung di seluruh Kecamatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. Ayam kampung sebagaisampel penelitian sebanyak 930 jantan dan 930 betina, sampel yang digunakan setiap kecamatan yaitu SungaiKanan 357 ekor, Torgamba 377 ekor, Kota Pinang 370 ekor, Silangkitang 379 ekor, dan Kampung Rakyat 379ekor. Morfometrik dianalisis menggunakan Analisis Diskriminan, Kanonikal, Mahalonobis dengan bantuanprogram SAS ver. 6.12 dengan prosedur Proc Discrim dan jarak genetik dianalisis menggunakan perangkatlunak MEGA2. Hasil penelitian menunjukkan ayam kampung di kecamatan Torgamba secara fenotipik berbedadengan ayam kampung yang di kecamatan Sungai Kanan, kecamatan Silangkitang, kecamatan Kota Pinang dankecamatan Kampung Rakyat dimana jumlah ukuran tubuh lebih besar dibandingkan ayam kampung lain. Hasilanalisis kanonik pertama menunjukkan pembeda ukuran tubuh ayam kampung jantan adalah Panjang Leher danLingkar Dada, sedangkan kanonik kedua ayam kampung jantan adalah Panjang Paruh dan Panjang Jengger.Kanonik pertama ayam kampung betina adalah Lebar Sayap dan Panjang Badan, sedangkan pada kanonik keduaayam kampung betina adalah Panjang Paruh dan Panjang Jengger. Nilai kesamaan dan campuran dalam antarkecamatan tertinggi terdapat di kecamatan Torgamba 58,82% pada ayam kampung jantan dan 63,35% padaayam kampung betina. Jarak genetik ayam kampung tertinggi terdapat di kecamatan Torgamba dan kecamatanSungai Kanan yaitu 2,73670 pada jantan dan 3,47529 pada betina. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ayamkampung dengan tujuan produksi yang sama menunjukkan nilai campuran antar rumpun relatif tinggi danukuran tubuh yang relatif sama.
IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI POLA KOKOK PADA AYAM PELIHARA BERDASARKAN PENDEKATAN BIOAKUSTIK: Identification and Characterization of Crowing Pattern on Domestic Chickens Through Bioacoustic Approach Andika Verdian Ginting; Hamdan; Tri Hesti Wahyuni
Jurnal Peternakan Integratif Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Peternakan Integratif
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.749 KB) | DOI: 10.32734/jpi.v3i2.2751

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dasar karakteristik suara kokok, analisis suarakokok dan pola bioakustik pada kokok ayam. Penelitian dilaksanakan di Ai Martubung FarmKelurahan Martubung Bulan Juni sampai dengan September 2014. Penelitian menggunakan 11 jenisAyam Jantan dewasa yaitu Ayam Bangkok, Birma, Hutan, Kampung, Kate, Serama, Bagon, Magon,Saigon dan Suratani dengan masing-masing jenis terdiri dari 2 ekor. Analisis data penelitianmenggunakan Aplikasi Sound Forge Xp 10. Paramater yang diamati adalah jumlah suku kata kokok,durasi kokok, frekuensi gelombang dan frekuensi berkokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwaayam kampung memiliki durasi kokok terpanjang dengan durasi kokok selama 3,659 detik dan durasiyang tercepat adalah pada ayam Magon dengan durasi kokok selama 1,326 detik. Hasil analisis untukjumlah suku kata kokok menunjukkan bahwa ada 10 jenis ayam yang memiliki 4 suku kata kokok dan1 jenis ayam yang memiliki 3 suku kata yaitu ayam Suratani. Hasil analisis suara untuk frekuensipanjang gelombang kokok yaitu Ayam Serama memiliki frekuensi tertinggi sebesar 2747,5 Hz danyang terendah pada ayam Pakhoi sebesar 916 Hz. Kesimpulannya adalah bahwa setiap jenis ayammemiliki suara kokok yang berbeda dan memiliki ciri yang khas.