Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UJI KUALITATIF ALKOHOL URINE PEMINUM TUAK DALAM MENGETAHUI WAKTU SAMPLING YANG TEPAT I Made Suardika; Lale Budi Kusuma Dewi; Thomas Tandi Manu; I Wayan Getas; Ida Bagus Rai Wiadnya
Meditory : The Journal of Medical Laboratory Vol 11, No 1 (2023): Meditory, Volume 11 No. 1 Tahun 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/meditory.v11i1.2421

Abstract

Background:Accidents and criminal acts can be caused by alcohol use. Alcohol use by a person can be known by analyzing a urine sample. In the analysis of urine samples it is necessary to take the right sampling time. In addition, another factor to consider when detecting alcohol in urine is the time of last consumption. Aims:This study was conducted to determine the appropriate urine sampling time for alcohol consumption. Methode:The method used in this urine alcohol qualitative test uses the modified 2.5% potassium bichromate method in 50% H2SO4. The sample consisted of 10 respondents who drank palm wine after 1 hour, 2 hours and 3 hours of consumption. The results:The qualitative test results of urine drinkers of palm wine drinkers after 1 hour, 2 hours and 3 hours of consuming. 10 respondents obtained the results of 4 positive urine samples 1 hour after consuming and 2 positive urine samples 3 hours after consuming palm wine, as well as sampling in the 2nd hour the test results were negative. Conclusion:The positive test results depended on the habit of consuming, the volume consumed, and the age of the wine drinker
Utilization Of Kuku Pancar (Lawsonia Inermis Lin) Leaves as a Substitute For Eosin Dye in The Examination of Soil Transmitted Helminth (STH) Eggs Lala Deswinta Yusari; Lalu Srigede; Thomas Tandi Manu; Ari Khusuma
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 11, No 1 (2024): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v11i1.356

Abstract

Nail surfacing leaves (Lawsonia inermis lin) are natural materials commonly used as dyes, because of the content of chemical compounds in them such as lawsone, flavonoids, tannins and anthocyanins, therefore nail surfacing leaves can be used as an alternative dye to replace 2% Eosin in STH worm egg examination, because it has the same properties as 2% Eosin and can produce an orange yellow color after the extraction process. The research objective is to determine the results of nail surfacing leaves (Lawsonia inermis lin) can be used as an alternative substance to replace Eosin in the examination of STH (soil transmitted helminth) worm eggs. The methods of this research is using is experimental, where this study looks at the clarity of soil transmitted helminth (STH) worm eggs on preparations, using coloring from the results of soaking the leaves of the nail surf as a substitute for Eosin. The results of the research is that the coloring results obtained in each variation of immersion time are good. The conclusion of this research is that the staining of worm eggs using the results of immersion of nail surfacing leaves for 12 hours, 24 hours, 36 hours, and 48 hours can be used as an alternative dye in the examination of STH worm eggs.
Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Minuman Tradisional Pakombo Pada Masyarakat Penderita Anemia di Wilayah Kecamatan Belo Kabupaten Bima Eka Atyi Purwasih; Ida Bagus Rai Wiadnya; Thomas Tandi Manu; I Wayan Getas
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 4 No. 1 (2025): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v4i1.250

Abstract

Background: Anemia is a condition characterized by a decrease in hemoglobin levels, which can lead to fatigue, weakness, and reduced work productivity. Pakombo is a traditional drink from Bima, believed to help increase hemoglobin levels due to its natural ingredients rich in iron and other essential nutrients. Objective: To determine the difference in hemoglobin levels before and after consuming Pakombo in individuals with anemia in Belo Subdistrict, Bima Regency. Method: This study employed an observational analytic design. The sample consisted of 31 individuals with anemia, selected using a non-random sampling technique. Hemoglobin level measurements were analyzed using the paired t-test. Results: The average hemoglobin level before consuming the traditional beverage Pakombo was 8.74 g/dL, and after consumption, it increased to 10.20 g/dL. The statistical analysis using the paired t-test showed a p-value of 0,000 < (α) 0,05. Conclusion: There is a significant difference in hemoglobin levels before and after consuming the traditional Pakombo drink among individuals with anemia in Belo Subdistrict, Bima Regency.
Pengaruh Konsumsi Berbagai Jenis Sumber Karbohidrat terhadap Kadar Glukosa Darah 2 Jam PP pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Sufina Zikria Putri; Agrijanti; Thomas Tandi Manu; Lalu Srigede
Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2025): Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : PT Pustaka Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71417/galen.v1i2.100

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus meningkat di Indonesia. Salah satu faktor penting dalam pengelolaan diabetes adalah pengaturan konsumsi karbohidrat karena berpengaruh langsung terhadap kadar glukosa darah Postprandial (2 jam setelah makan). Jenis karbohidrat yang dikonsumsi diduga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap respons glukosa darah penderita diabetes. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh konsumsi berbagai jenis sumber karbohidrat terhadap kadar glukosa darah 2 jam Postprandial pada penderita Diabetes Melitus tipe 2. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimen (pre and post test group design). Subjek penelitian terdiri dari 28 orang penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang dibagi ke dalam 7 kelompok berdasarkan jenis karbohidrat yang dikonsumsi (beras merah, kentang, singkong, ubi talas, ubi jalar, jagung, dan nasi putih). Data dianalisis menggunakan uji Paired t-Test. Hasil Penelitian: Rata-rata kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi karbohidrat beras merah (434,5 dan 394,5 mg/dL), Kentang (337 dan 185,5 mg/dL), Singkong (447,25 dan 404,75 mg/dL), Ubi Talas (354,25 dan 305,5 mg/dL), Ubi Jalar (311 dan 257,25 mg/dL), Jagung (369 dan 353,75 mg/dL) dan nasi putih (293 dan 315,75 mg/dL). Uji Paired t-Test menunjukkan bahwa kelompok beras merah (p=0,001), kentang (p<0,001), ubi talas (p=0,023), ubi jalar (p=0,008) mengalami penurunan signifikan, sementara singkong dan jagung tidak signifikan (p>0,05). Nasi putih menunjukkan peningkatan signifikan (p=0,008). Kesimpulan: Terdapat pengaruh konsumsi beras merah, kentang, ubi talas dan ubi jalar menunjukkan penurunan signifikan terhadap kadar glukosa darah, sedangkan konsumsi singkong dan jagung mengalami penurunan yang tidak signifikan. Sementara itu, konsumsi nasi putih justru meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan.
Korelasi antara Titer Antigen H dengan Kadar SGPT pada Pasien Demam Tifoid Helenia Ananda Feriska Felanis; Ida Bagus Rai Wiadnya; Thomas Tandi Manu; Rohmi; Pauzi, Iswari
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v3i1.79

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica serotipe typhi atau lebih dikenal dengan nama Salmonella Typhi. Berdasarkan hasil penelitian Marselina dkk 2022, mengungkapkan bahwa bakteri Salmonella typhi masuk kedalam organ hati dan menginfeksi organ tersebut sehingga terjadi peningkatan pada kadar SGPT. Tujuan Penelitian: Mengetahui korelasi antara titer antigen H dengan kadar SGPT pada pasien demam tifoid. Metode Peneltian: Obeservasional Analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Random Purposive Sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 34 sampel. Penelitian ini menggunakan uji statistik Korelasi Pearson. Hasil Penelitian: Sampel penderita demam typhoid sebanyak 34 sampel meliputi titer widal antigen H 1/80 berjumlah 16 orang dengan kadar SGPT tertinggi sebesar 42 µ/L. Pada titer widal antigen H 1/160 didapatkan sampel berjumlah 10 orang dengan kadar SGPT tertinggi sebesar 34 µ/L. Sedangkan titer widal antigen H 1/320 didapatkan sampel berjumlah 8 orang dengan kadar SGPT tertinggi sebesar 34 µ/L. Hasil uji normalitas terdistribusi normal masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi > 0,05 dan hasil uji korelasi pearson diperoleh nilai signfikansi yaitu 0,7 > 0,5 artinya tidak ada koreasi. Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara titer antigen H dengan kadar SGPT pada pasien demam tifoid Kata kunci: Titer Antigen, SGPT, Demam Tifoid