Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Efek Imunostimulator Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata Alba) Terhadap Titer Imunoglobulin G (Ig G) Pada Kelinci Yang Diinduksi Dengan Sel Darah Merah Domba Nurul Inayati; Fihiruddin Fihiruddin; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 7, No 2 (2020): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v7i2.196

Abstract

Kubis (Brassica aloracae var.capitata alba) adalah salah satu sayuran yang berpotensi sebagai imunostimulator. Kubis banyak megandung nutrien yang mempunyai nutrisi tinggi seperti vitamin, mineral, dietary fiber, glukosinolates, polyphenol dan phenolic acid. Disamping itu juga kubis mengandung peptida yang berperan sebagai imunoglobulin production stimulating factor (IPSF) sehingga dapat berfungsi sebagai imunostimulator yang akan dapat meningkatkan sistem imun tubuh dengan cara merangsang peningkatan sistem fagositik dan produksi interleukin 5. Penelitian ini merupakan penelitian ekprimental dengan desain statistic group comparation yang bertujuan mengetahui pengaruh pemberian kubis (Brassica oleracea capitata alba) untuk meningkatkan pembentukan immunoglobulin G (IgG) pada kelinci yang diinduksi dengan sel darah merah domba 2 %. Hewan coba yang digunakan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hewan coba yang akan digunakan adalah kelinci dengan berat 700 – 800 gr sebanyak 20 ekor yang akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah dengan uji heamaglutinasi dengan mengamati terjadinya aglutinasi antara serum yang diambil dari darah kelinci dengan sel darah merah domba   (SDMD) 2 %. Rata-rata titer Imunoglobulin G (IgG) pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing adalah 2.26 µl/ml dan 1.62 µl/ml. Hasil uji statistik dengan paired t test dengan tingkat kepercayaan 0,95 % menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan ( p < 0,05) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu dengan nilai signifikannya adalah 0,043.
Hubungan Kepadatan Parasit Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Penderita Malaria Asimtomatik Di Gunung Sari Ermadiana Agustin; Ersandhi Resnhaleksmana; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 1 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i1.260

Abstract

Malaria is an infectious disease that still provides a high morbidity rate in the world.  Malaria affects almost all blood components, one of which is hemoglobin levels. In malaria infection, there is a decrease in hemoglobin levels due to the destruction of excessive red blood cells by the malaria parasite. Asymptomatic malaria infection plays an important role in malaria transmission as it is a major influence on ongoing treatment-based malaria control programs. The research objective in this study was to know the effects of parasite density on hemoglobin levels in patients with Asymptomatic Malaria disease in Gunung Sari. The research study used is an analytic observational study with a Cross-Sectional approach with the Accidental sampling method and the Consecutive sampling method. The result of the study is out of the 14 samples diagnosed with asymptomatic malaria, 12 people (85.7%) had a mild degree of parasitemia based on parasite density calculations (8-800 / μl), and 2 people (14.3%) had moderate degrees of parasitemia (801- 8800 / μl). As many as 6 people (42.9%) had normal Hb levels, and 8 people (57.1%) had Hb levels below normal values. The conclusion of this study proved that there is a significant correlation between parasite density and hemoglobin levels in asymptomatic malaria patients in Gunung Sari. 
Analisis Kadar Kalsium (Ca) Dan Besi (Fe) Pada Air Minum Isi Ulang (Amiu) Yang Bersumber Dari Sumur Gali Di Kota Mataram I WAYAN GETAS
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.585 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v2i1.35

Abstract

Kesehatan menjadi perhatian utama semua aspek kehidupan, sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang kurang memadai, terutama sumber air bersih. Efek dari air yang tidak bersih dapat membahayakan kesehatan manusia karena merupakan pembawa penyakit. Berdasarkan hal tersebut mendorong peningkatan perusahaan – perusahaan pengolahan air minum isi ulang (AMIU) yang dinilai praktis dari berbagai segi, tetapi muncul lagi masalah karena sumber air tersebut berasal dari sumber yang berbeda – beda, salah satunya dari sumur gali yang banyak mengandung zat –zat berbahaya seperti Kalsium (Ca) dan Besi (Fe). Oleh karena itu perlu diperhatikan kadar Kalsium (Ca) dan Besi (Fe) dalam air sebelum di konsumsi. Secara teoritis tingginya kadar Kalsium (Ca) dalam air sumur gali yang dikonsumsi merupakan faktor predisposisi yang dapat menyebabkan terbentuknya batu saluran kemih, sedangkan Besi (Fe) merupakan satu logam yang sangat melimpah pada kerak bumi, besi juga berada dalam air minum sebagai hasil penggunaan koagulasi atau korosi pipa – pipa pengolahan air. Konsentrasi yang besar dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri besi, dan memberi rasa yang tidak enak pada minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar Kalsium (Ca) dan Besi (Fe)  pada air minum isi ulang (AMIU) yang sumber air bakunya menggunakan air sumur gali di kota Mataram. Penelitian yang dilakukan bersifat Observasional Analitik dan berdasarkan waktu, penelitian ini bersifat Cross Sectional. Hasil dari penelitian ini adalah kadar Kalsium (Ca) dan kadar Besi (Fe) pada air minum isi ulang (AMIU) yang berasal dari sumur gali di depot – depot air minum di Kota Mataram tidak melebihi standar mutu Kementerian Kesehatan sehingga aman untuk dikonsumsi.
Analisis Konsentrasi Letal Dan Waktu Letal Isolat Jamur Aspergillus Niger Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti Ni Diah Kadek Sinta Cahyani; Ida Bagus Rai Wiadnya; Ari Khusuma; I Wayan Getas
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 9, No 2 (2022): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v9i2.264

Abstract

Latar Belakang: Nyamuk Aedes aegypti merupakan penyebab utama penyakit DBD, kasus DBD di dunia pada tahun 2015 sebanyak 3,2 juta kasus. Di Indonesia pada tahun 2018 terdapat 65.602 kasus. Upaya pengendalian terhadap vektor DBD telah banyak dilakukan baik dengan menggunakan insektisida kimia dan alami salah satunya dengan jamur Aspergillus niger sebagai fungi entomopatogen. Tujuan Penelitian: Mengetahui konsentrasi letal dan waktu letal dari isolat jamur Aspergillus niger terhadap nyamuk Aedes aegypti.  Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan dengan 3 konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger yaitu 10-5, 10-6, 10-7 spora/ml dengan 6 replikasi. Penelitian ini menggunakan obat nyamuk semprot sebagai kontrol positif. Data diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan analisis probit. Hasil Penelitian: Konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger yang efektif terhadap nyamuk Aedes aegypti adalah konsentrasi 10-7. Hasil analisis probit uji patogenitas isolat jamur Aspergillus niger terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan LC50, LC70, LC90 adalah 6,1 x 107 spora/ml, 8,5 x 107 spora/ml, 1,1 x 108 spora/ml dan diketahui LT50, LT70, LT90 berturut-turut adalah 1,919 jam, 1,510 jam, 1,184 jam. Kesimpulan: Konsentrasi isolat jamur Aspergillus niger secara signifikan memberikan pengaruh terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti.
UJI KUALITATIF ALKOHOL URINE PEMINUM TUAK DALAM MENGETAHUI WAKTU SAMPLING YANG TEPAT I Made Suardika; Lale Budi Kusuma Dewi; Thomas Tandi Manu; I Wayan Getas; Ida Bagus Rai Wiadnya
Meditory : The Journal of Medical Laboratory Vol 11, No 1 (2023): Meditory, Volume 11 No. 1 Tahun 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/meditory.v11i1.2421

Abstract

Background:Accidents and criminal acts can be caused by alcohol use. Alcohol use by a person can be known by analyzing a urine sample. In the analysis of urine samples it is necessary to take the right sampling time. In addition, another factor to consider when detecting alcohol in urine is the time of last consumption. Aims:This study was conducted to determine the appropriate urine sampling time for alcohol consumption. Methode:The method used in this urine alcohol qualitative test uses the modified 2.5% potassium bichromate method in 50% H2SO4. The sample consisted of 10 respondents who drank palm wine after 1 hour, 2 hours and 3 hours of consumption. The results:The qualitative test results of urine drinkers of palm wine drinkers after 1 hour, 2 hours and 3 hours of consuming. 10 respondents obtained the results of 4 positive urine samples 1 hour after consuming and 2 positive urine samples 3 hours after consuming palm wine, as well as sampling in the 2nd hour the test results were negative. Conclusion:The positive test results depended on the habit of consuming, the volume consumed, and the age of the wine drinker
Korelasi Derajat Keasaman dan Jenis Kristal Sedimen Urine pada Penderita Batu Saluran Kemih Wahyuni, Yeni; I Wayan Getas; Pancawati Ariami; Lalu Srigede
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 3 No. 2 (2024): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v3i2.200

Abstract

Latar Belakang: Batu saluran kemih merupakan masa keras yang ditemukan di sepanjang daerah saluran kemih. Pada penderita batu saluran kemih, pH urine sangat berperan dalam membentuk jenis batu saluran kemih. Apakah demikian kondisinya, maka dilakukan penelitian terkait pH urine dan jenis kristal pada sedimen urine. Tujuan: Untuk mengetahui korelasi derajat keasaman (pH) urine dan jenis kristal sedimen urine pada penderita batu saluran kemih. Metode: Rancangan penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel 27 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil Penelitian: Pada sampel urine dengan pH 5.0 ditemukan jenis kristal kalsium oksalat dan amorf urat, pada pH 5.5 jenis kristal kalsium oksalat, asam urat dan amorf urat, pada pH 6.0 jenis kristal kalsium oksalat dan asam urat, pada pH 7.0-7.5 jenis kristal tripel fosfat, dan pH 8.0 jenis kristal asam urat dan tripel fosfat. Kesimpulan: Hasil uji statistik menunjukkan nilai Asymp.sig. 0,018 < 0,05, maka terdapat korelasi yang signifikan antara derajat keasaman (pH) urine dan jenis kristal sedimen urine pada penderita batu saluran kemih (BSK).
Gambaran Kadar Protein Urine dan Hemoglobin (Hb) pada Penderita Hipertensi di RSUD Patut Patuh Patju Melya Alimatul Sa’adati; Ida Bagus Rai Wiadnya; I Wayan Getas; Pancawati Ariami
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 4 No. 1 (2025): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v4i1.136

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi dapat memicu penyakit lain yang mematikan dan dapat mengakibatkan komplikasi seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Tekanan darah yang tinggi memaksa ginjal untuk bekerja lebih keras yang mengakibatkan rusaknya sel ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria. Hemoglobin yang abnormal, baik terlalu rendah maupun terlalu tinggi dapat mempengaruhi tekanan darah melalui mekanisme yang berbeda. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran protein urine dan hemoglobin (Hb) pada penderita hipertensi di RSUD Patut Patuh Patju. Metode Penelitian: Menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel non-random purposive sampling, dengan analisi data secara deskriftif. Hasil Penelitian : Tekanan darah rata-rata 154.7 mmHg, nilai tertinggi 190 mmHg nilai terendah 140 mmHg, protein urine 7 sampel positif 1 (+) 23.3% dan 2 sampel positif 2 (++) 6.7% sedangkan protein urine negatif (-) 21 sampel 70%, kadar rata-rata hemoglobin 14,2 g/dL, tertinggi 17.7 g/dL, terendah 10.8 g/dL. Kesimpulan: Pada penderita hipertensi protein urine positif 1 (+) 23.3%dan positif 2 (++) 6.7%, kadar hemoglobin tidak terjadinya peningkatan terhadap hipertensi.
Korelasi Hasil Pemeriksaan NLR ( Neutrophil Lymphocyte Ratio ) dan Albumin Pada Calon Tenaga Kerja Indonesia yang Positif Hepatitis B Puspentarini, Desak Ayu; I Wayan Getas; Siti Zaetun; Pancawati Ariami
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 4 No. 1 (2025): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v4i1.212

Abstract

Background: Hepatitis B is a clinical or pathological syndrome characterized by varying degrees of inflammation and necrosis of the liver caused by Hepatitis B Virus (VHB). Liver biopsy examination is commonly performed in monitoring patients with HBK, but the cost of the examination is relatively expensive. Therefore, biomarkers that can be used to monitor the disease progressivity of Hepatitis virus infection are needed. One of the inflammatory markers that is easy to do is the Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) value. In the state of viral hepatitis, albumin levels will decrease because albumin is the largest substance of protein produced by the liver. Objective:To Know the Correlation of Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) and Albumin Test Results in Hepatitis B Positive Indonesian Migrant Workers Methods: This research is an analytical observational study with a cross sectional research design and a simple random sampling technique. Results: The sig p value of Albumin is 0.020 and NLR p value is 0.02, which means that sig p < α value (0.05), which means that H0 is rejected and H1 is accepted, meaning that there is a relationship between Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) and Albumin levels in Indonesian labor candidates who are positive for Hepatitis B. Conclusion: Based on statistical tests, it was found that there was a negative correlation between the results of the Neutrophil Lymphocyte Ratio (NLR) and Albumin examinations in Hepatitis B Positive CTKI.
Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Minuman Tradisional Pakombo Pada Masyarakat Penderita Anemia di Wilayah Kecamatan Belo Kabupaten Bima Eka Atyi Purwasih; Ida Bagus Rai Wiadnya; Thomas Tandi Manu; I Wayan Getas
Journal of Indonesia Laboratory Students (JILTS) Vol. 4 No. 1 (2025): Journal of Indonesia Laboratory Students
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jilts.v4i1.250

Abstract

Background: Anemia is a condition characterized by a decrease in hemoglobin levels, which can lead to fatigue, weakness, and reduced work productivity. Pakombo is a traditional drink from Bima, believed to help increase hemoglobin levels due to its natural ingredients rich in iron and other essential nutrients. Objective: To determine the difference in hemoglobin levels before and after consuming Pakombo in individuals with anemia in Belo Subdistrict, Bima Regency. Method: This study employed an observational analytic design. The sample consisted of 31 individuals with anemia, selected using a non-random sampling technique. Hemoglobin level measurements were analyzed using the paired t-test. Results: The average hemoglobin level before consuming the traditional beverage Pakombo was 8.74 g/dL, and after consumption, it increased to 10.20 g/dL. The statistical analysis using the paired t-test showed a p-value of 0,000 < (α) 0,05. Conclusion: There is a significant difference in hemoglobin levels before and after consuming the traditional Pakombo drink among individuals with anemia in Belo Subdistrict, Bima Regency.
Pengaruh Lama Diet Intermittent Fasting terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Aqila Fadia; Lale Budi Kusuma Dewi; I Wayan Getas; Nurul Inayati
Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2025): Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : PT Pustaka Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71417/galen.v1i2.62

Abstract

Intermittent fasting (IF) merupakan metode diet dengan pembatasan waktu makan, salah satunya adalah metode 16:8. Diet ini diduga berpotensi mengurangi kadar glukosa darah berkat peningkatan aktivitas insulin dan perubahan metabolisme energi. Durasi pelaksanaan diet menjadi faktor penting dalam pencapaian hasil metabolik yang optimal. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh lama diet intermittent fasting terhadap kadar glukosa darah puasa. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan prospektif. Sebanyak 30 responden yang menjalani diet IF metode 16:8 diperiksa kadar glukosa darah puasanya sebelum diet, setelah 2 minggu, dan setelah 4 minggu menggunakan metode enzimatik GOD-PAP. Data dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk normalitas dan uji ANOVA untuk mengetahui signifikansi perbedaan. Terdapat penurunan rerata kadar glukosa darah puasa dari 119,1 mg/dl (sebelum diet) menjadi 108,63 mg/dl (setelah 2 minggu), dan 98,37 mg/dl (setelah 4 minggu). Uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antar ketiga waktu pengukuran (p < 0,001). Lama pelaksanaan diet intermittent fasting berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa. Diet IF metode 16:8 selama 4 minggu terbukti bisa menurunkan kadar glukosa darah puasa secara bermakna dan dapat dijadikan alternatif non-farmakologis dalam pengelolaan glukosa darah.