Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBERDAYAAN PETANI TEMBAKAU MELALUI DIVERSIFIKASI BUDIDAYA PETERNAKAN LEBAH MADU DI KABUPATEN PROBOLINGGO JAWA TIMUR Hanani, Nuhfil; Hartono, Budi; Fahriyah, Fahriyah; Rahman, Moh Shadiqur; Putritamara, Jaisy Aghniarahim; Asmara, Rosihan; Ula, Mahfudlotul; Nugroho, Condro Puspo; Noor, Arif Yustian Maulana; Intyas, Candra Adi; Shaleh, Mohammad Ilyas
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 9 NO. 2 MEI 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v9i2.27831

Abstract

Kesejahteraan petani tembakau di Indonesia cenderung rendah, dengan beberapa faktor yang mempengaruhi termasuk pendapatan rendah, ketergantungan pada industri rokok, rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya akses pada teknologi dan informasi. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau, perlu fokus pada peningkatan pendapatan, akses teknologi, informasi, dan pendidikan. Musim hujan menjadi tantangan bagi petani tembakau karena dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman dan mempengaruhi kualitas tembakau. Petani dapat mencari alternatif pendapatan dengan beternak lebah. Ternak lebah memberikan pendapatan tambahan, perlindungan lingkungan, dan meningkatkan kualitas produk pertanian melalui pollinasi. Kabupaten Probolinggo memiliki potensi besar untuk ternak lebah karena ketersediaan sumber pakan, iklim yang baik, keragaman budidaya pertanian, dan minat masyarakat. Dengan potensi ini, petani di Kabupaten Probolinggo dapat memperoleh pendapatan tambahan dan mempertahankan kesuburan tanah. Pasar madu di Indonesia memiliki potensi tinggi sebagai salah satu negara penghasil madu terbesar di dunia. Pendekatan community development dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan menjadi kunci kesuksesan program ini. Pelatihan dan pendampingan budidaya lebah madu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta, sambil memastikan pelaksanaan yang berkelanjutan. Program perlindungan lingkungan dengan penanaman tanaman bunga untuk lebah madu membawa manfaat ganda dalam penyediaan pakan dan konservasi lingkungan. Pengenalan ekowisata lebah madu menjadi cara untuk menggabungkan budidaya yang berkelanjutan dengan pariwisata berbasis alam, sambil meningkatkan kesadaran konservasi. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat melalui ternak lebah madu memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesejahteraan, perlindungan lingkungan, pengembangan industri madu, dan peningkatan devisa negara. Selain itu, inisiatif ini juga membuka peluang ekowisata yang berkelanjutan, yang dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah dan memperkuat perekonomian negara. Kata kunci: Petani tembakau, pengabdian masyarakat, lebah madu, diversifikasi. ABSTRACT The well-being of tobacco farmers in Indonesia tends to be low due to several influencing factors, including low income, dependence on the cigarette industry, low educational levels, and limited access to technology and information. To enhance their welfare, there is a need to focus on increasing income, improving access to technology, information, and education. The rainy season poses challenges for tobacco farmers as it can cause damage to crops and affect the quality of tobacco. Farmers can explore alternative sources of income by beekeeping. Beekeeping provides additional income, environmental protection, and enhances the quality of agricultural products through pollination. Probolinggo Regency has significant potential for beekeeping due to the availability of food sources, favorable climate, diverse agricultural practices, and community interest. With this potential, farmers in Probolinggo Regency can earn additional income and maintain soil fertility. The key to the success of this program lies in community development approaches and community participation in decision-making. Training and mentoring in honey bee cultivation improve participants' knowledge and skills while ensuring sustainable implementation. Environmental protection programs involving planting flowering plants for honey bees offer dual benefits by providing food and conserving the environment. Introducing honey bee ecotourism is a way to combine sustainable cultivation with nature-based tourism, enhancing conservation awareness. Therefore, empowering communities through beekeeping has many benefits, including improving welfare, environmental protection, developing the honey industry, and increasing national revenue. Moreover, this initiative also opens opportunities for sustainable ecotourism, serving as a source of local revenue and strengthening the country's economy. Keywords: Tobacco farmers, community service, honey bees, diversification.
Indeks Ketahanan Sosial Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil (Studi Kasus di Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek) Purwanti, Pudji; Intyas, Candra Adi; Sofiati, Dwi; Fattah, Mochammad
Jurnal Agrimanex: Agribusiness, Rural Management, and Development Extension Vol. 4 No. 2 (2024): Maret
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/agrimanex.v4i2.11085

Abstract

Small-scale fishermen dominate the number of fishermen in Prigi Bay. Some basic non-food household expenditure variables can be used to measure the social resilience index of fisher households. This study analyses the social resilience index of small-scale fisher households based on 4 criteria: Health, Education, Social capital and housing. The number of respondents used in this study was 75 fishermen. The results showed that the value of the health dimension of small-scale fisher households of each indicator was dominated by the highest score. The education dimension is good as shown by the highest score, but there is also a low score for reading parks and non-formal education. The social capital dimension is quite good, but there are low scores for unpaid public facilities, no sports groups and no access to special schools. While the settlement dimension has high scores for all indicators. The total social resilience score of health, education, social capital and settlements is 133. This means the Social Resilience index value based on the 4 criteria above is 70%. This value is included in the category of vulnerability resistance.
Industri perikanan ANALISIS PROFITABILITAS PADA PT APM DI KECAMATAN MAYANGAN KOTA PROBOLINGGO JAWA TIMUR Rahma, Nia Nur Azizah; Intyas, Candra Adi
JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN MUTIARA MADANI Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Akuntansi dan Manajemen Mutiara Madani
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NGANJUK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59330/ojsmadani.v12i2.221

Abstract

Industri perikanan berperan strategis dalam perekonomian Indonesia, terutama di Kota Probolinggo, Jawa Timur. PT APM adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyimpanan dingin (Cold Storage) dan pendinginan cepat (Air Blast Freezer), berlokasi di Kecamatan Mayangan. Penelitian ini menganalisis aspek teknis, manajerial, dan finansial PT APM untuk mengevaluasi efisiensi operasionalnya. Secara teknis, perusahaan menggunakan sistem cold storage dan air blast freezer untuk menjaga kualitas produk, dengan tiga tahapan produksi untuk pasar lokal, ekspor, dan metode pembekuan. Dari aspek manajerial, PT APM menerapkan empat fungsi utama dalam produksi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Namun, masih terdapat kendala dalam pengawasan dan efisiensi tenaga kerja. Dari sisi finansial, PT APM memiliki modal Rp8,68 miliar dengan keuntungan tahunan Rp1,86 miliar. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C) sebesar 2 menunjukkan usaha yang menguntungkan, dengan Break Even Point (BEP) Rp877,77 juta dan rentabilitas 181%. Tantangan utama meliputi fluktuasi bahan baku dan perlunya peningkatan sistem pengawasan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memperluas kerja sama dengan pemasok, meningkatkan perawatan peralatan, serta mengoptimalkan pengawasan operasional.
ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA KERUPUK IKAN CUMI DI DESA WERU, KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN Intyas, Candra Adi; Firdaus, Muhammad
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 2 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.5

Abstract

Meskipun dikenal sebagai penghasil ikan tangkap terbesar di Jawa Timur, bukan berarti nelayan di Lamongan menunjukkan peningkatan kesejahteraan. Umumnya hasil tangkapan ikan sebagian besar dijual langsung kepada tengkulak (pedagang ikan) dan hanya sedikit saja yang melakukan peningkatan nilai tambah dalam bentuk olahan ikan atau diversifikasi produk, seperti abon ikan, otak-otak ikan, kerupuk ikan dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai tambah yang diperoleh dari ikan segar dan cumi setelah diolah menjadi kerupuk ikan cumi oleh rumah tangga nelayan skala kecil yaitu UKM Barokah Sejati. Analisis nilai tambah digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan nilai suatu komoditi karena adanya input fungsional yang dilakukan pada komoditi tersebut. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan, bahwa di Desa Weru merupakan desa pesisir yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dimana beberapa istri nelayan melakukan kegiatan pengolahan ikan secara tradisional. Jenis penelitian menggunakan metode studi kasus.  Analisis data yang digunakan yaitu analisis nilai tambah metode Hayami. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai tambah pengolahan kerupuk ikan cumi Rp -1.697,- /kg dengan rasio nilai tambah sebesar -3,20% sedangkan setelah investasi sebesar Rp. 36.925,-/kg dengan rasio nilai tambah 34,87%  (memperhitungkan Nilai Kerja Keluarga) yang artinya setiap Rp. 100 nilai produk kerupuk ikan cumi sebelum investasi diperoleh nilai tambah Rp. -76,82 (merugi) tetapi setelah investasi setiap Rp. 100 diperoleh nilai tambah Rp.34,87Â