Diabetes melitus (DM) termasuk gejala sindroma metabolik yang menunjukkan prevalensi morbiditas yang tinggi. Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) pada penderita DM meningkatkan risiko komplikasi sebagai penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan sehingga menurunkan kualitas hidupnya. Komplikasi penyakit kronis ini juga membawa dampak pada beban anggaran kesehatan yang tinggi sehingga perlu dilakukan intervensi untuk menurunkan risiko komplikasinya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk skrining penderita DM dan mengevaluasi tingkat pendidikan dan pengetahuan penderita tentang komplikasi dalam kaitannya dengan pengendalian hiperglikemia. Managemen diri pengendalian hiperglikemi meliputi modifikasi gaya hidup dengan melakukan aktivitas fisik, diet rendah karbohidrat dan minum obat antidiabetes secara teratur terbukti efektif memperbaiki hiperglikemi pada penderita DM. Sebanyak 45 responden penderita DM berpartisipasi, 60% responden tergolong pada tingkat pendidikan rendah, kepatuhan minum obat yang buruk masih ada 48,9%, tingkat pengetahuan mengenai risiko komplikasi telah diketahui oleh 75,6% responden. Hiperglikemia tidak terkontrol didapatkan dengan frekuensi yang masih tinggi yaitu sebanyak 71,1%. Edukasi tentang managemen diri pengendalian hiperglikemia masih sangat dibutuhkan dan mememberikan manfaat untuk menurunkan risiko komplikasi pada penderita DM.