Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Jenis Pupuk dan Tinggi Genangan Air Terhadap Perkembangan Populasi Wereng Batang Padi Cokelat pada Tanaman Padi Don H. Kadja
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 18, No 1 (2015): April
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.147 KB) | DOI: 10.22146/ipas.6171

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan menggunakan kombinasi 2 faktor: jenis pupuk (kompos gulma siam dan pupuk konvensional), dan tingkatan pengairan (air tergenang terus-menerus (5 cm), air macak-macak (0 cm), dan intermitten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan dengan kompos gulma siam memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pupuk konvensional. Perlakuan kompos dengan sistem pengairan macak-macak memberikan hasil yang terbaik pada semua perlakuan yang diberikan, walaupun menunjukkan perbedaan yang nyata hanya pada variabel berat basah tanaman (66 ± 4, 50 g), lama hidup nimfa dan imago Nilaparvata lugens. Lama hidup nimfa yang paling panjang terdapat pada perlakuan kompos macak (21,33 ± 3,21 hari), walaupun tidak berbeda secara nyata dengan perlakuan yang lain, namun berbeda secara nyata dengan perlakuan konve genang (14,67 ± 0,58 hari). Pada stadia imago lama hidup yang paling singkat adalah pada perlakuan kompos macak (9,33 ± 0,58 hari) dan yang paling panjang adalah pada perlakuan konve genang (14,67 ± 2,08 hari).Kata Kunci: Nilaparvata lugens, pupuk, tinggi genangan
Pengaruh Jenis Pupuk dan Tinggi Genangan Air Terhadap Perkembangan Populasi Wereng Batang Padi Cokelat pada Tanaman Padi Don H. Kadja
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 18, No 1 (2015): April
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.6171

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan menggunakan kombinasi 2 faktor: jenis pupuk (kompos gulma siam dan pupuk konvensional), dan tingkatan pengairan (air tergenang terus-menerus (5 cm), air macak-macak (0 cm), dan intermitten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum perlakuan dengan kompos gulma siam memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pupuk konvensional. Perlakuan kompos dengan sistem pengairan macak-macak memberikan hasil yang terbaik pada semua perlakuan yang diberikan, walaupun menunjukkan perbedaan yang nyata hanya pada variabel berat basah tanaman (66 ± 4, 50 g), lama hidup nimfa dan imago Nilaparvata lugens. Lama hidup nimfa yang paling panjang terdapat pada perlakuan kompos macak (21,33 ± 3,21 hari), walaupun tidak berbeda secara nyata dengan perlakuan yang lain, namun berbeda secara nyata dengan perlakuan konve genang (14,67 ± 0,58 hari). Pada stadia imago lama hidup yang paling singkat adalah pada perlakuan kompos macak (9,33 ± 0,58 hari) dan yang paling panjang adalah pada perlakuan konve genang (14,67 ± 2,08 hari).Kata Kunci: Nilaparvata lugens, pupuk, tinggi genangan
Identifikasi Spesies Lalat Buah di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur Don Harrison Kadja; Yasinta L. Kleden; Johanes Umbu Rebu Iburuni
JURNAL TRITON Vol 14 No 1 (2023): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v14i1.405

Abstract

Lalat buah merupakan hama yang banyak menimbulkan kerusakan secara kualitatif dan kuantitatif dengan tingkat kerusakan yang mencapai 100%, bahkan serangga ini mampu menentukan arah kebijakan ekspor maupun impor komoditi hortikultura. Lalat buah merupakan spesies hama yang penyebarannya sangat luas, bukan hanya di daerah tropis, serangga ini juga banyak menyerang komoditi pertanian di daerah sub tropis. Sekarang ini lalat buah merupakan hama yang menjadi perhatian dunia di dalam kegiatan ekspor impor buah-buahan yang dilakukan oleh suatu negara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi spesies lalat buah yang tersebar di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey untuk mendapatkan informasi mengenai spesies lalat buah, jumlah, dan lokasi ditemukannya spesies lalat buah di Pulau Timor. Pengambilan spesimen dilakukan di lokasi pertanian di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka untuk memperoleh spesimen yang dikumpulkan dengan menggunakan perangkap berferomon Metyl eugenoal. Pengambilan spesimen lalat buah dilakukan dengan interval waktu dua minggu sekali selama dua bulan untuk mengetahui spesies lalat buah di lokasi tersebut beserta jumlah setiap spesiesnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam spesies lalat buah di Pulau Timor, yaitu: Bactrocera albistrigata, Bactrocera carambolae, Bactrocera dorsalis, Bactrocera umbrosa, Zeugodacus caudata dan Zeugodacus Cucurbitae.
DETEKSI DINI WERENG COKLAT DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN PADI SAWAH DI DESA BENA KECAMATAN AMANUBAN SELATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Darni R. D. Siala; Petronella S. Nenotek; Yasintha L. Kleden; Jesayas A. Londingkene; Don H. Kadja; Libertus Wandi
JURNAL AGRISA Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Agrisa
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/agrisa.v11i2.9291

Abstract

Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada padi sawah. Hama ini juga menjadi salah satu vektor virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Sejauh ini, informasi tentang keberadaan wereng masih sangat terbatas oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini untuk mengetahui keberadaan populasi, musuh alami, dan intensitas kerusakannyanya di Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu melakukan pengamatan langsung pada persawahan di lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan secara diogonal pada luasan 25 m x 30 m dengan jarak antar unit pengamatan 1-1,5 ha. Masing-masing unit pengamatan, terdapat 5 sub unit pengamatan yang ukuran 1m x 1m. Pengamatan dilakukan 3 minggu setelah tanam sampai dengan dua minggu sebelum panen. Variabel pengamatan adalah populasi wereng batang coklat, intensitas kerusakan wereng batang coklat, dan musuh alaminya. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi wereng batang coklat adalah 4 ekor/m2, rerata intensitas kerusakan adalah 29,90%, yang dikategori serangan sedang. Di dalam agroekosistem tersebut ditemukan lima spesies musuh alami yang berperan sebagai predator. Kelima spesies tersebut adalah Metioche sp, Pardosa sp., Tetragnatha sp., Conocephalus sp., dan Micraspis sp. Berdasarkan rerata intensitas kerusakan, hama ini perlu diwaspadai dengan melakukan tindakan preventif sehingga tidak terjadi ekplosif hama. Hasil pengamatan keliling menunjukkan serangan N. lugens belum membentuk spot-spot hupperburn.
UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA JENIS MOLUSKISIDA NABATI TERHADAP Pomacea canaliculata L. PADA TANAMAN PADI Don H. Kadja; Petronella S. Nenotek; Avila P. Herlina
JURNAL AGRISA Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Agrisa
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/agrisa.v11i1.9330

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur dari bulan Juli 2020 sampai Agustus 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas dari beberapa jenis moluskisida nabati yaitu pinang, tembakau, dan mimba terhadap keong mas pada tanaman padi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan gejala teramati mortalitas pada keong mas yang diberi perlakuan ekstrak daun tembakau menunjukkan gejala gerakannya semakin lama semakin lambat, warna kulit keong mas memucat, keong mas yang mati akibat keracunan tidak ada gerakan lagi. Ekstrak daun tembakau bersifat toksik terhadap keong mas dan toksisitas berbeda pada setiap perlakuan, Konsentrasi sebanyak 20% dapat membunuh 100%. Hasil analisis probit menunjukan bahwa toksisitas ekstrak daun tembakau lebih beracun terhadap keong mas dibandingkan dengan kedua ekstrak daun mimba dan buah pinang. Pada konsentrasii 1,19% ekstrak daun tembakau dapat mematikan 50% keong mas (LC50). Sedangkan pada LC yang sama konsentrasi yang diperlukan oleh daun mimba dan buah pinang masing-masing adalah 3.15% dan 5.58%. Nilai LC95 menunjukkan ektrak daun tembakau lebih beracun 12,87 kali dari ekstrak daun mimba dan 8,06 kali dari ekstrak buah pinang. Sedangkan ekstrak buah pinang lebih beracun 0,62 kali dari ekstrak daun mimba. Dengan demikian ekstrak daun tembakau dapat digunakan sebagai molukusida dan direkomendasikan untuk mengendalikan keong mas.
Peningkatan Kapasitas Petani Kelompok Tani Pelangi melalui Penyuluhan Edukatif dan Praktik Pengelolaan Hama Ramah Lingkungan Nenotek, Petronella S.; Kadja, Don H.; Ludji, Rika; Simamora, Agnes V.; Hahuly, Mayavira V.; Nahas, Agustina E.; Kasim, Muhammad
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 3 (2025): Abdira, Juli
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i3.765

Abstract

The main issue faced by Kelompok Tani Pelangi (Pelangi Farmer Group) in lowland rice cultivation is the frequent attack of pests and diseases, such as brown planthopper, rice stem borer, and rice bug. To control these pests, most farmers still rely heavily on synthetic pesticides without considering their impacts on beneficial organisms and the environment. This Community Partnership Programme aims to enhance farmers' capacity in environmentally friendly pest management through educational outreach and field-based practices. The methods employed in this programme include educational sessions, hands-on field demonstrations, interactive discussions, and questionnaire-based evaluations. The material delivered covered the identification of pests and diseases in rice, the introduction and implementation of eco-friendly pest control strategies, correct use of synthetic pesticides, and the role and function of refugia plants in conserving natural enemies. Evaluation results indicated a positive impact on the knowledge of farmer group members: 98% were able to identify pest types and their symptoms, 67% recognised predators in the field, 50% understood the principles of appropriate pesticide use, 60% comprehended the negative impacts of pesticides, and 44% recognised the benefits of refugia plants in the rice agroecosystem. The active participation of farmers during discussions and practical sessions reflects a behavioural shift towards sustainable farming practices. This Community Partnership Programme (PKM) has proven effective in improving ecological awareness and technical skills among members of Kelompok Tani Pelangi and is recommended as a model for empowering farmers in surrounding areas through the Integrated Pest Management (IPM) approach.
Identification and Distribution of Damage Intensity Caused by Sanurus spp. on Cashew Plants in East Flores Regency, Indonesia Kleden, Yasinta L.; Kadja, Don H.; Nahas, Agustina E.; Widinugraheni, Sri; Pramatana, Fadlan
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v8i2.2284

Abstract

Cashew is one of Indonesia's leading commodities as an exporting country because it has a positive trade specialization index. The main pest of cashew plants that affects production and can cause crop failure is the Cashew Planthopper (WPM). Cashew Planthopper has several species. Therefore, monitoring is needed to determine the types of WPM in the field and their distribution areas on the mainland of East Flores Regency. This study was conducted from May 2024 to July 2024 by directly capturing WPM imago. The results of a survey of cashew plantation locations in East Flores Regency, 5 locations were determined with high levels of attack due to WPM, which caused crop failure, namely: Ile Mandiri District, Lewolema District, Tanjung Bunga District, Titehena District, and Demon Pagong District. The trapped WPM were then identified by looking at the characteristics of the wings, thorax, and abdomen. The identification results obtained 2 types of WPM from the genus Sanurus, namely, Sanurus flavovenosus and Sanurus indecora. The distribution area of the attack and the level of damage to Sanurus from each district have different intensities with different levels of damage, namely the intensity of heavy damage in red is in Titehena District 53.04%, the intensity of moderate damage in yellow is in Lewolema District 20.65%, Ile Mandiri District 36.91% and Demon Pagong District 36.94% while the intensity of light damage in green is in Tanjung Bunga District 0.55%.
Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman Buncis Di Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang Nahas, Agustina Etin; Mudita, I Wayan; Mau, Yosep Seran; Kadja, Don H.; Asbanu, Junior M.P.; Efantry, Febrianus
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Undana Vol 17 No 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jpkmlppm.v17i2.13550

Abstract

AbstractThis Community Partnership Program activity aims to increase farmers' knowledge and skills regarding techniques for controlling plant pest organisms (OPT) for beans, in addition to the use of insecticides. The Ruanrete Farmers Group is located in Buraen Village, South Amarasi District, Kupang Regency. Farmers have been carrying out bean cultivation activities using makeshift agricultural equipment manually without new, more modern technology. This area has springs, but farmers have not utilized them optimally. Based on these conditions, through this PKM, outreach activities were carried out regarding the cultivation of chickpeas and the management of pest organisms, training and experimental demonstration plots for managing chickpea pests with yellow traps from used mineral water bottles and environmentally friendly black and silver plastic mulch, guidance and assistance as well as evaluations for find out the obstacles experienced by partner farmers regarding the success of PKM activities. At the end of the activity, farmer group members gained knowledge and skills regarding pests that damage bean plants, how to install black and silver plastic mulch, how to make yellow traps and install them in the field to control pests using environmentally friendly waste mineral water bottles. Overall, farmers were very enthusiastic about receiving the technology introduction which was delivered from preparation, implementation to demonstration plot activities well and smoothly.
IDENTIFIKASI LALAT BUAH PADA TANAMAN PARE (Momordica charantia L.) DI KELOMPOK TANI TUNAS MUDA BURAEN KELURAHAN BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KABUPATEN KUPANG Radja Riwu, Martyn Bunga; Nenotek, Petronella S.; Kadja, Don H.; Ludji, Rika
Wana Lestari Vol 6 No 1 (2024): Wana Lestari
Publisher : Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/wanalestari.v6i01.17200

Abstract

This research aims to determine the types of fruit flies that exist in bitter melon cultivation belonging to the Tunas Muda Buraen Farmers Group, Buraen Village, South Amarasi District, Kupang Regency. This research was carried out on land belonging to the Tunas Muda Buraen Farmers Group, Buraen Village, South Amarasi District, Kupang Regency and the Plant Pest Laboratory, Faculty of Agriculture, Nusa Cendana University in August-November 2024. The fruit flies obtained from the traps were Bactrocera dorsali, Bactrocera papayae, and Bactrocera carambolae. However, the species obtained from rearing is the Bactrocera cucurbitae species, this species is a different species from the existing trap results. The different results are thought to be because the species obtained had different hosts, or the main host was not the bitter melon plant. The second factor is because the rearing activity does not use all the fruit that is attacked, thus giving the possibility that the unused fruit has been attacked by fruit flies, and the last factor is because the traps have been set early so there is little chance for other species to attack the bitter melon plants. From these factors, it is proven that the B. cucurbitae species damages bitter melon plants with the intensity of damage to bitter melon fruit being expressed as light damage intensity with an assessment of 6.21%.