Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta Linn.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus sp.) Lingga, Irene Sondang
PHARMACON Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.3.2014.5445

Abstract

ABSTRACT Empirically, Indonesian society using patikan kebo as a laxative urine (diuretic), but have not done scientific research. This study aimed to examine the effects of the ethanol of the patikan Kebo (Euphorbia hirta Linn) extract on white male Wistar rats (Rattus norvegicus) as a diuretic. A total of 15 test animals were divided into 5 groups, namely the negative control (CMC 0,5% suspension), positive control (furosemide 5,04 mg/KgBB suspension), suspension of the ethanol extract of the patikan kebo dose 0,045 g/KgBB, dose 0,09 g/KgBB, and dose 0,18g/KgBB. Tests on the diuretic effect is done by measuring the volume of urine released for 6 hours. Data were analyzed with SPSS ver. 20, one-way ANOVA test to see the difference in average each treatment group, if there is a significant difference followed by LSD test to see any significant between treatment groups. The results of the test LSD showed that treatment groups from suspension of ethanol extract patikan kebo dose 0,045 g/KgBB does not give any significant effect with suspension CMC 0,5%, than the of ethanol patikan kebo extract dose 0,09 g/KgBB and suspension of ethanol patikan kebo extracts dose 0,18 g/KgBB give a significant increased urine effect.   Key words : Patikan Kebo, diuretics, Rattus norvegicus   ABSTRAK Secara empiris, masyarakat indonesia menggunakan patikan kebo sebagai peluruh air seni (diuretik), namun belum dilakukan penelitian secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol patikan kebo (Euphorbia hirta Linn) pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) sebagai diuretik. Sebanyak 15 ekor hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (suspensi CMC 0,5%), kontrol positif (suspensi furosemid 5,04 mg/KgBB), suspensi ekstrak etanol patikan kebo dengan dosis 0,045 g/KgBB, dosis 0,09 g/KgBB, dan dosis 0,18 g/KgBB. Pengujian terhadap efek diuretik dilakukan dengan mengukur volume urin yang dikeluarkan selama 6 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan spss ver. 20, uji one way ANOVA untuk melihat perbedaan rata-rata setiap kelompok perlakuan, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat signifikan antara setiap kelompok perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkkan kelompok perlakuan dari suspensi ekstrak etanol patikan kebo 0,045 g/KgBB tidak jauh berbeda dengan suspensi CMC 0,5%, dibandingkan suspensi ekstrak etanol herba patikan kebo 0,09 g/KgBB dan suspensi ekstrak etanol patikan kebo dengan dosis 0,18 g/KgBB memberikan efek peningkatan urin yang signifikan.   Kata kunci : Patikan Kebo, diuretik, Rattus norvegicus sp.
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta Linn.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus sp.) Lingga, Irene Sondang
PHARMACON Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.3.2014.5401

Abstract

ABSTRACT Empirically, Indonesian society using patikan kebo as a laxative urine (diuretic), but have not done scientific research. This study aimed to examine the effects of the ethanol of the patikan Kebo (Euphorbia hirta Linn) extract on white male Wistar rats (Rattus norvegicus) as a diuretic. A total of 15 test animals were divided into 5 groups, namely the negative control (CMC 0,5% suspension), positive control (furosemide 5,04 mg/KgBB suspension), suspension of the ethanol extract of the patikan kebo dose 0,045 g/KgBB, dose 0,09 g/KgBB, and dose 0,18g/KgBB. Tests on the diuretic effect is done by measuring the volume of urine released for 6 hours. Data were analyzed with SPSS ver. 20, one-way ANOVA test to see the difference in average each treatment group, if there is a significant difference followed by LSD test to see any significant between treatment groups. The results of the test LSD showed that treatment groups from suspension of ethanol extract patikan kebo dose 0,045 g/KgBB does not give any significant effect with suspension CMC 0,5%, than the of ethanol patikan kebo extract dose 0,09 g/KgBB and suspension of ethanol patikan kebo extracts dose 0,18 g/KgBB give a significant increased urine effect.   Key words : Patikan Kebo, diuretics, Rattus norvegicus.       ABSTRAK Secara empiris, masyarakat indonesia menggunakan patikan kebo sebagai peluruh air seni (diuretik), namun belum dilakukan penelitian secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek ekstrak etanol patikan kebo (Euphorbia hirta Linn) pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) sebagai diuretik. Sebanyak 15 ekor hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (suspensi CMC 0,5%), kontrol positif (suspensi furosemid 5,04 mg/KgBB), suspensi ekstrak etanol patikan kebo dengan dosis 0,045 g/KgBB, dosis 0,09 g/KgBB, dan dosis 0,18 g/KgBB. Pengujian terhadap efek diuretik dilakukan dengan mengukur volume urin yang dikeluarkan selama 6 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan spss ver. 20, uji one way ANOVA untuk melihat perbedaan rata-rata setiap kelompok perlakuan, jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji LSD untuk melihat signifikan antara setiap kelompok perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkkan kelompok perlakuan dari suspensi ekstrak etanol patikan kebo 0,045 g/KgBB tidak jauh berbeda dengan suspensi CMC 0,5%, dibandingkan suspensi ekstrak etanol herba patikan kebo 0,09 g/KgBB dan suspensi ekstrak etanol patikan kebo dengan dosis 0,18 g/KgBB memberikan efek peningkatan urin yang signifikan.   Kata kunci : Patikan Kebo, diuretik, Rattus norvegicus sp.
FACTORS ASSOCIATED WITH RATIONALITY OF ANTIMALARIA PRESCRIPTION IN PAPUA PROVINCE Irene Sondang Lingga; Sarhana Sarhana Rassya Aulyah Said; Dina Ayomi; Rusnaeni Rusnaeni; Elsye Gunawan; Nur Fadilah Bakri; Elfride Irawati Sianturi
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 9 No 1 (January-April 2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v9i1.8207

Abstract

Malaria remains a leading cause of death in Papua and combination of Dihydroartemisin -Piperaquine (DHP) and Primaquine (PQ) is recommended treatment to replace chloroquine out since chloroquine resistance present. Moreover, awareness of rational prescription and adherence may be the first priority in malaria treatment in preventing death and resistance in Papua. This study aimed to assess the rationality of antimalaria prescription in the public and private sectors of Papua Province. This cross-sectional study was conducted. Overall, 571 prescriptions were included in this study and more than half of prescription was rational (65%). This study was predominantly female (65%). More than half was diagnosed by P. falciparum (54%), using referred using the public hospital for treatment (54%) and self-identified as Papuan (50%). According to type of malaria, incorrect of prescription DHP and PQ were 20% and 18%, respectively. The multiple logistic regression model showed that female was significantly associated to receive irrational of prescriptions than males (OR = 1.549; 95% CI =1.004-2.389). Participants who had P. falciparum increased the likelihood of irrational of prescriptions (OR= 1.641; 95% CI =1.144-2.355). There is a need to have a continuum strategy to improve access and utilization of malaria case management in both public and private health facilities. Inequality gender based on prescribers needs to be investigated. Competence improvement among healthcare providers needs to be a priority to prevent antimalarial resistance.
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWIRAUSAHA LULUSAN FARMASIS UNIVERSITAS CENDERAWASIH MELALUI MEDIA ZOOM Elsye Gunawan; Irene Sondang Lingga; Rani Dewi Pratiwi; Elfride Irawati Sianturi; Lia Rahmadiyani Yustina; Basmindah Basmindah; Anisa Nurhidayah; Desky Kondolele; Enjeline Siregar; Valerie Palege
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 5 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i5.1601-1611

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, termasuk di Papua. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pengangguran di Papua sebanyak 75.658 orang pada tahun 2020. Sebanyak 60.607 pengangguran di Bumi Cenderawasih tercatat sedang mencari pekerjaan. Angka ini mencapai 80,11% dari total pengangguran di Papua. Program peningkatan kemampuan berwirausaha lulusan farmasi diselenggarakan untuk menciptakan wirausahawan muda terutama bagi alumni program studi Farmasi Universitas Cenderawasih, sehingga dapat membantu pemerintah maupun masyarakat luas dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Sasaran kegiatan adalah lulusan farmasi Universitas Cenderawasih. Kegiatan dilakukan melalui webinar secara online dengan menggunakan media zoom dan kegiatan berlangsung pada 11 April 2022. Programnya adalah pemberian materi terkait mengenal potensi diri lulusan farmasi Uncen, apa saja karakter dan kemampuan/ skill dalam berwirausaha, serta aspek-aspek yang diperhatikan ketika membuka sebuah usaha. Kesimpulan kegiatan adalah peningkatan peserta dalam mengenal kelebihan atau potensi diri masing-masing, peningkatan karakter dan kemampuan/ skill berwirausaha lulusan farmasi Uncen, dan peningkatan dalam pengetahuan terkait aspek-aspek yang diperhatikan ketika membuka sebuah usaha.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Tingkat Pendapatan Dengan Angka Kejadian Stunting Anak Usia Balita Di Puskesmas Arso 3 Tahun 2024 Gunawan, Elsye; Hasnawati; Sondang Lingga, Irene
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Dan Kesehatan (ITK) Avicenna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69677/avicenna.v3i2.91

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Provinsi Papua menduduki urutan ke 3 yang mengalami stunting di Indonesia dengan persentase 34,6%. Kurangnya zat gizi khususnya pada anak dapat menimbulkan dampak negatif baik dalam waktu jangka pendek (akut) dan jangka waktu yang lama (kronik). Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pendapatan dengan angka kejadian stunting anak usia balita di Puskesmas Arso 3 Tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dan balita yang datang ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Arso 3. Responden dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pendapatan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah angka kejadian stunting. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan data antropometri balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (z-score). Data dianalisa menggunakan uji Chi-square pada aplikasi SPSS dengan standar p-value<0,05. Hasil: Dari 283 responden ibu dan balita terdapat 9,9% angka kejadian stunting pada penelitian ini. Analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pendapatan dengan angka kejadian stunting pada balita (p=0,001 ; p=0,047). Kesimpulan: Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan tingkat pendapatan dengan angka kejadian stunting.
Peningkatan Pengetahuan Pencegahan serta Pengobatan Tuberculosis Sensitif dan Resisten Obat Pada Perkumpulan Wanita Di Jayapura : (To increase knowledge on prevention and treatment of drug-sensitive and drug-resistant tuberculosis among women in Jayapura) Sianturi, Elfride Irawati; Lingga, Irene Sondang; Appa, Felycitae Ekalaya; Barus, Andre anusta
Vivabio: Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 6 No. 2 (2024): VIVABIO: Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/vivabio.v6i2.52049

Abstract

ABSTRACT The increasing incidence of Tuberculosis (TB) in Papua and the delayed treatment of complex TB need programs to solve the problems by increasing knowledge in community, especially among women. The programs should be conducted routinely and on a scheduled basis. Failure to treat TB remains high and this will lead to resistance. The impact of resistance is likely to lead to  drug-resistant TB (DR-TB), which requires longer treatment and severe side effects. The method used in this acctivities was to conduct routine counseling on the symptoms of TB, its treatment and access to treatment of this disease at the nearest health center. A total of 26 mothers participated in routine counseling where there was a significant change before and after counseling. Increasing knowledge routinely with counseling can provide good results in TB prevention in the community and there is a possibility that mothers can become driving agents in finding new TB patients and helping TB suspects in their treatment by becoming supervised treatment. ABSTRAKI Meningkatnya angka kejadian Tuberkulosis (TB) di Papua serta terlambatnya pengobatan TB yang kompleks menjadi pentingnya kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat terutama para ibu dalam  mengenali gejala TB. Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran  mengingat gagalnya pengobatan TB yang akan menyebabkan resistensi. Hal ini akan berdampak pada penemuan TB Resisten Obat (RO) yang membutuhkan pengobatan lebih lama serta efek samping yang berat. Metode yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan penyuluhan secara rutin mengenai gejala TB, pengobatannya serta akses pengobatan penyakit ini di puskesmas terdekat. Sebanyak 26 ibu-ibu mengikuti penyuluhan secara rutin dimana bahwa adanya perubahan sebelum dan sesudah penyuluhan terjadi perubahan secara signifikan. Peningkatan pengetahuan secara rutin dengan penyuluhan dapat memberikan hasil yang baik dalam penanggulangan TB di komunitas serta adanya kemungkinan para ibu dapat menjadi agen penggerak dalam penemeuan pasien TB yang baru serta membantu suspek TB dalam pengobatannya dengan menjadi pengawas minum obat. Keywords:  TB; Drug Resistance, Counselling Community, Jayapura  
Upaya Peningkatan Pengetahuan Stunting dan Pencegahannya di Wilayah Abepura, Papua. Sianturi, Elfride Irawati; Lingga, Irene Sondang; Soltief, Sitti Nurdjaja; Irpa, Makdalena; Rumanasen, David W; Rusnaeni, Rusnaeni
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v6i1.4992

Abstract

Angka prevalensi stunting secara nasional sangat tinggi dan angka nasional prevalensi stunting di Indonesia berada di sekitar 37 persen. Dalam menanggulangi ini beberapa program telah ditawarkan pemerintah untuk menanggulangi segera masalah ini. Ternyata capaian Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) di provinsi Papua sangat rendah di antara provinsi yang ada di Indonesia. Angka stunting di Jayapura terhitung sangat tinggi dimana kejadian stunting sangat berhubunan dengan kemiskinan serta kurangnya pemahaman ibu mengenai komposisi gizi. Abepura sebagai salah satu distrik dimana tingkat perekonomian yang rendah serta jumlah anak balita yang relatif tinggi menjadi salah satu perhatian untuk dilakukan kegiatan pengabdian dalam rangka pencegahan stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai faktor yang berkaitan dengan kejadian stunting serta pencegahan stunting di kalangan ibu di daerah Jayapura. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan, serta sesi tanya jawab untuk mengukur penerimaan para partisipan terhadap materi. Dari 21 wanita sebagai partisipan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diperoleh antusias yang sangat positif. Hal yang menarik dari kegiatan ini beberapa pertanyaan diajukan oleh partisipan di mana hal ini berfokus pada hal pengetahuan para ibu dalam melakukan modifikasi makanan agar kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi. Hal lain yang tidak kalah pentingnya bahwa ada keingintahuan para partisipan mengenai langkah langkah yang harus dilakukan para ibu serta kader posyandu bila ada anak yang tidak dapat melakukan vaksinasi dengan tepat dikarenakan masalah kesehatan anak yang terganggu. Hasil yang diperoleh bahwa antusias dan animo partisipan cukup tinggi dimana selain mengenai gizi ada pula beberapa pertanyaan partisipan yang erat hubungannya dengan kesehatan balita, gizi dan vaksinasi. Dari hal tersebut maka pada kegiatan berikutnya dicanangkan untuk bekerjasama dengan tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan vaksinasi dan malaria serta diare