Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL NON-RUTIN PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DENGAN PENERAPAN METODE PEER TUTORING [EFFORTS IN IMPROVING MATHEMATICAL PROBLEM-SOLVING SKILLS OF NON-ROUTINE PROBLEMS OF ONE-VARIABLE LINEAR EQUATIONS AND INEQUALITIES BY IMPLEMENTING THE PEER TUTORING METHOD] Thamsir, Thalia; Silalahi, Destya Waty; Soesanto, Robert Harry
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 3, No 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.927

Abstract

The purpose of learning mathematics is to obtain life skills through problem solving. Problem solving skills are one of mathematics skills that must be possessed by students. The result of the pre-cycle in this research showed that 83.33% of students had not achieved the minimum predicate “B-” in solving non-routine problems. It proved that students’ abilities in mathematics problem solving in non-routine problems were still low. During the pre-cycle, the researcher also observed some students who were not brave enough yet to ask questions of the teacher directly during the learning process. Besides that, almost all the students still had high individualistic and low awareness. Based on the problems that happened in the class, the researcher offered the peer tutoring method as a solution to improve students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems. The research method used in this research was Classroom Action Research using the Kemmis and McTaggart model. The instruments used in this research were tests, observation sheets, students’ questionnaires, and journal reflections. Based on the data analysis, students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems improved to 29.17% by implementing the peer tutoring method with the steps (1) choosing the tutors, (2) guiding the tutors, (3) students doing the tutoring activity, and (9) evaluating the learning processBAHASA INDONESIA ABSTRAK: Tujuan dari mempelajari matematika ialah untuk memperoleh kecakapan hidup salah satunya melalui pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu standar kemampuan matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil tes pra siklus pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 83.33% siswa belum mampu mencapai predikat minimal ‘B-’ dalam menyelesaikan soal non-rutin. Ini membuktikan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin masih kurang. Selama pra siklus berlangsung, peneliti juga mengamati beberapa siswa belum berani untuk bertanya langsung kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, sebagian besar siswa masih memiliki sikap individualis yang tinggi dan juga rasa kepedulian antar siswa masih rendah. Berdasarkan masalah yang terjadi di dalam kelas tersebut maka peneliti menawarkan metode peer tutoring sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, lembar observasi, angket siswa dan jurnal refleksi. Berdasarkan analisis data, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin mengalami peningkatan hingga 29,17% menggunakan metode peer tutoring dengan langkah-langkah penerapan yaitu (1) memilih tutor, (2) membimbing tutor, (3) siswa melakukan kegiatan tutorial, dan (4) mengevaluasi pembelajaran
BIMBINGAN BELAJAR UNTUK ANAK SD DESA TANJUNG BURUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI Tantu, Year Rezeki Patricia; Tangkin, Wiyun Philipus; Sitompul, Lastiar Roselyn; Silalahi, Destya Waty; Nainggolan, Cathryne Berliana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1900

Abstract

Kualitas pendidikan di Desa Tanjung Burung, Provinsi Banten dapat dikatakan masih tertinggal. Realita menunjukkan bahwa sekitar 50% anak usia sekolah dasar memiliki kemampuan literasi yang rendah, seperti belum mampu menulis dan membaca dengan lancar, serta anak kurang mampu memahami makna cerita. Tujuan dari program PKM ini adalah anak-anak sekolah dasar dapat meningkatkan kemampuan literasi dasar melalui akses buku bacaan yang disediakan di mobil pintar dan bimbingan belajar dari tutor mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UPH. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu bulan Februari hingga Juni 2023, setiap hari Sabtu pukul 10.00 – 12.00. Hasil belajar siswa dan hasil observasi tutor menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan literasi anak dalam hal membaca cerita fiksi dengan pelafalan yang benar, menyusun kata menjadi kalimat, memahami cerita pendek, menulis, dan bercerita. Anak-anak mendapatkan manfaat melalui bimbingan belajar yang diberikan dan orang tua juga memberikan respon yang baik terhadap kegiatan bimbingan belajar.
KEGIATAN MOBIL PINTAR DALAM MENDUKUNG PROGRAM MERDEKA LITERASI DI DESA TANJUNG BURUNG Sitompul, Lastiar Roselyna; Patricia Tantu, Year Rezeki; Tangkin, Wiyun Philipus; Silalahi, Destya Waty
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1935

Abstract

Literacy skills in students are the basis for learning in various fields. With good literacy skills, students will be able to learn independently, understand instructions and tasks better, and access the information necessary to develop knowledge and skills. But the literacy skills of children in Tanjung Burung village are very lacking. Many kindergarten-age children do not know letters, and low-grade elementary students cannot read. Social and economic factors affect the quality of education in Tanjung Burung with the village category being very underdeveloped. Such as village conditions, PKM activities are carried out in Tanjung Burung village aimed at supporting the independent literacy program by developing children's literacy skills through learning materials tailored to children's characteristics, through the assistance of tutors. This method of activity includes the stages of preparation, implementation, and evaluation activities. The result obtained from this activity is that kindergarten-age children have been able to recognize the letters A-Z and develop motor skills (through movement and song). For the age of low-grade elementary school children have been able to group (inanimate objects, living objects, family members, means of transportation), introduce themselves with simple sentences, and recognize numbers in the form of children's stories, while for the age of the high-grade elementary school, children have been able to compose sentences, make short stories, explain unit values, tens, and hundreds.
PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI PADA SISWA KELAS 1-3 MELALUI METODE KELOMPOK TUTORIAL DI DESA TANJUNG BURUNG Nainggolan, Cathryne Berliana; Silalahi, Destya Waty; Tangkin, Wiyun Philipus; Tantu, Year Rezeki Patricia; Sitompul, Lastiar Roselyna
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1981

Abstract

Metode tutorial merupakan sebuah metode mengajar yang berfokus pada peningkatan daya kognitif siswa sekaligus kemampuan akademiknya. Metode tutorial dapat dilakukan secara perorangan maupun perkelompok. Secara khusus, metode kelompok tutorial diterapkan pada siswa SD kelas 1-3 di desa Tanjung Burung dengan tujuan meningkatkan kemampuan literasi mereka. Awalnya, siswa SD kelas 1-3 desa Tanjung Burung menunjukkan semangat belajar dan kemampuan literasi yang rendah. Keterbatasan mereka dalam hal membaca dan menulis berdampak pada pemahaman mereka dalam mengidentifikasi ide dan pesan dalam cerita pendek. Demi meningkatkan kemampuan literasi siswa SD kelas 1-3 desa Tanjung Burung, metode kelompok tutorial dilakukan secara rutin selama 10 kali pertemuan antara seorang mahasiswa guru sebagai tutor dengan sekelompok siswa yang terdiri dari 5 sampai 8 siswa setiap minggunya. Hasilnya, metode kelompok tutorial berhasil meningkatkan kemampuan siswa SD desa Tanjung Burung secara kognitif dan emosional. Secara kognitif, siswa SD kelas 1-3 desa Tanjung Burung dapat mengidentifikasi ide dan makna dari cerita pendek atau dongeng melalui kegiatan menyimak, membuat kalimat sederhana, bahkan membuat dan menuliskan cerita pendek dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri secara sederhana. Secara emosional, metode kelompok tutorial dapat meningkatkan kepercayaan diri para siswa melalui relasi guru dan siswa dan pemberian apresiasi selama pembelajaran.
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI BAHASA ANAK USIA DINI DAN SD DI DESA TANJUNG BURUNG MELALUI MOBIL PINTAR DAN TUTORIAL LITERASI Tangkin, Wiyun Philipus; Nainggolan, Cathryne Berliana; Tantu, Year Rezeki Patricia; Sitompul, Lastiar Roselyna; Silalahi, Destya Waty; Sitanggang, Nurelinda
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2292

Abstract

Kemampuan literasi bahasa adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan memproduksi bahasa secara efektif. Bagi anak-anak, kemampuan literasi bahasa berperan penting dalam perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Secara spesifik, manfaat kemampuan literasi bahasa adalah meningkatkan kemampuan menulis, berbicara, membaca, dan menyimak. Namun, permasalahan yang muncul di desa Tanjung Burung adalah 40% dari jumlah anak usia dini dan anak usia sekolah dasar masih belum memiliki kemampuan literasi bahasa yang baik. Beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut adalah sarana dan prasarana desa yang kurang mendukung kebutuhan anak-anak desa dengan jumlah jiwa yang cukup banyak; dan keterbatasan ekonomi orangtua yang membuat anak-anak kurang mendapat kesempatan untuk belajar dengan sumber belajar seperti buku bacaan dan media pembelajaran kreatif lainnya. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bekerjasama dengan kegiatan Mobil Pintar dan pendampingan belajar literasi bahasa mencoba memfasilitasi anak-anak dalam membaca, berbicara, dan menyimak. Tujuan dari PkM ini adalah memberikan akses untuk membaca buku-buku dan mengembangkan budaya membaca yang disediakan dalam Mobil Pintar kepada anak-anak dan memberikan bimbingan belajar lewat tutorial yang meningkatkan kemampuan literasi bahasa dengan menggunakan aktivitas yang kreatif. Melalui metode pembelajaran kreatif dan media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan kreativitas anak.
An Analisis Pedagogical Content Knowledge (PCK) Mahasiswa Pendidikan Guru SD terhadap Materi IPA melalui Instrument Content Representation (CoRe) dalam Konteks Pendidikan Kristen Silalahi, Destya Waty; Silitonga, Bertha Natalina
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 7 No. 3 (2025): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v7i3.10255

Abstract

Pedagogical Content Knowledge (PCK) is an essential competency for pre-service teachers, particularly science teachers at the elementary school level. PCK integrates content knowledge with pedagogical knowledge, enabling teachers to deliver science concepts effectively according to students’ cognitive development. In the context of Christian education, the understanding of science content and pedagogy should be grounded in a Biblical Christian Worldview (BCW) so that learning remains Christ-centered and founded on the truth of God’s Word. This study analysed the PCK of pre-service elementary school teachers in teaching science using the Content Representation (CoRe) instrument within a Christian education context. A descriptive quantitative method was employed with 78 student teachers as participants. The findings revealed that 29% of participants demonstrated PCK in the “very good” category, 62% in the “good” category, 8% in the “fair” category, and 1% in the “poor” category. These results emphasize the importance of equipping pre-service teachers with adequate PCK to strengthen the quality of science instruction, particularly when framed by a biblical worldview.
Edukasi Ilmiah Dan Pengecekan Golongan Darah di Sekolah Lentera Harapan Gunung Moria, Lippo Karawaci, Tangerang Irawati, Wahyu; Silalahi, Destya Waty; Laoli, Beta Mualiman; Artha, David Dharmawan; Orah, Eklesia Taysa; Kosi, Ice Frans; Zega, Yeni Angelina; Tinambunan , Christine Febriandini
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi Mei- Agustus
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i3.3352

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan oleh Dosen Program Studi Biologi dan kimia Universitas Pelita Harapan serta dibantu oleh mahasiswa Program Studi Fisika. di Sekolah Lentera Harapan (SLH) Gunung Moria di Jalan Boulevard M.H. Thamrin No. 11 00, Kelapa Dua, Tangerang, Banten. Siswa SLH Gunung Moria berasal dari Papua. Sebagian besar siswa belum mendapatkan edukasi tentang pentingnya golongan darah. Mereka juga belum mengetahui golongan darah masing-masing. Tujuan dilaksanakannya PkM ini adalah: 1) agar para siswa mengetahui pentingnya seseorang mengetahui golongan darah, 2) agar para siswa mengetahui cara pengecekan golongan darah, serta 3) agar siswa mengetahui golongan darah masing-masing. Kegiatan PkM dilaksanakan pada tanggal 26 September 2023 dengan metode ceramah tanya jawab serta demonstrasi secara langsung. Jumlah peserta adalah 30 orang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Berdasarkan dari hasil evaluasi pelaksanaan PkM melalui pengisian google form menunjukkan bahwa 30 siswa menyadari pentingnya mengetahui golongan darah, memahami cara pengecekan golongan darah, dan meningkatkan kesadaran tentang penghargaan diri terhadap tubuh sebagai ciptaan Allah. Hasil pengecekan yang dilakukan setiap siswa memiliki golongan darah yang bervariasi yakni golongan darah A, B, AB, dan O, masing-masing sebanyak 3 orang, 9 orang,  2 orang, dan 16 orang.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL NON-RUTIN PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DENGAN PENERAPAN METODE PEER TUTORING [EFFORTS IN IMPROVING MATHEMATICAL PROBLEM-SOLVING SKILLS OF NON-ROUTINE PROBLEMS OF ONE-VARIABLE LINEAR EQUATIONS AND INEQUALITIES BY IMPLEMENTING THE PEER TUTORING METHOD] Thamsir, Thalia; Silalahi, Destya Waty; Soesanto, Robert Harry
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.927

Abstract

The purpose of learning mathematics is to obtain life skills through problem solving. Problem solving skills are one of mathematics skills that must be possessed by students. The result of the pre-cycle in this research showed that 83.33% of students had not achieved the minimum predicate “B-” in solving non-routine problems. It proved that students’ abilities in mathematics problem solving in non-routine problems were still low. During the pre-cycle, the researcher also observed some students who were not brave enough yet to ask questions of the teacher directly during the learning process. Besides that, almost all the students still had high individualistic and low awareness. Based on the problems that happened in the class, the researcher offered the peer tutoring method as a solution to improve students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems. The research method used in this research was Classroom Action Research using the Kemmis and McTaggart model. The instruments used in this research were tests, observation sheets, students’ questionnaires, and journal reflections. Based on the data analysis, students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems improved to 29.17% by implementing the peer tutoring method with the steps (1) choosing the tutors, (2) guiding the tutors, (3) students doing the tutoring activity, and (9) evaluating the learning processBAHASA INDONESIA ABSTRAK: Tujuan dari mempelajari matematika ialah untuk memperoleh kecakapan hidup salah satunya melalui pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu standar kemampuan matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil tes pra siklus pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 83.33% siswa belum mampu mencapai predikat minimal ”˜B-’ dalam menyelesaikan soal non-rutin. Ini membuktikan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin masih kurang. Selama pra siklus berlangsung, peneliti juga mengamati beberapa siswa belum berani untuk bertanya langsung kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, sebagian besar siswa masih memiliki sikap individualis yang tinggi dan juga rasa kepedulian antar siswa masih rendah. Berdasarkan masalah yang terjadi di dalam kelas tersebut maka peneliti menawarkan metode peer tutoring sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, lembar observasi, angket siswa dan jurnal refleksi. Berdasarkan analisis data, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin mengalami peningkatan hingga 29,17% menggunakan metode peer tutoring dengan langkah-langkah penerapan yaitu (1) memilih tutor, (2) membimbing tutor, (3) siswa melakukan kegiatan tutorial, dan (4) mengevaluasi pembelajaran
Peran Guru Kristen dalam Mengembangkan Keterampilan Kolaboratif pada Pembelajaran Abad ke-21 berdasarkan Filsafat Pendidikan Kristen Tarisah, Putri Subur; Silalahi, Destya Waty
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 6 No. 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.8289

Abstract

21st century learning that is influenced by technology is expected to be able to equip and facilitate students with 6C skills, one of which is collaboration skills. Collaboration skills possessed by students provide many benefits in the learning process. In fact, there is evidence in the field proving that students have low collaboration skills caused by many factors, one of which is the role of the Christian teacher. Christian teachers as individuals who realize that they have been redeemed and become servants of God have an important role in helping students to meet educational demands that are influenced by the times, such as developing collaboration skills. The purpose of writing this paper is to describe the role of Christian teachers in developing collaboration skills in the midst of 21st Century Education using the literature review method. The results of this research are that collaboration skills are an important component in carrying out the Great Commission and the Law of Love established by God, especially as the image and likeness of a Trinitarian God, so that the role of Christian teachers is needed in developing students' collaboration skills. The conclusion of the study is that teachers can act as guides and facilitators by providing correct understanding and facilitating students in developing collaboration skills. The suggestion that can be given is that Christian teachers must be able to develop students' collaboration skills by being active in the learning process and taing into account the needs of students and trying to facilitate them.BAHASA INDONESIA ABSTRACTPembelajaran abad 21 yang dipengaruhi oleh teknologi diharapkan mampu membekali dan memfasilitasi mahasiswa dengan keterampilan 6C, salah satunya adalah keterampilan kolaborasi. Kemampuan kolaborasi yang dimiliki oleh siswa memberikan banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Kenyataannya, terdapat fakta di lapangan yang membuktikan bahwa siswa memiliki keterampilan kolaborasi yang rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah peran guru Kristen. Guru Kristen sebagai pribadi yang menyadari bahwa dirinya telah ditebus dan menjadi hamba Tuhan memiliki peran penting dalam menolong siswa untuk memenuhi tuntutan pendidikan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, salah satunya adalah mengembangkan keterampilan kolaborasi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru Kristen dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi di tengah-tengah Pendidikan Abad 21 dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan kolaborasi merupakan komponen penting dalam menjalankan Amanat Agung dan Hukum Kasih yang ditetapkan oleh Allah, terutama sebagai gambar dan rupa Allah Tritunggal, sehingga peran guru Kristen sangat dibutuhkan dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah guru dapat berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dengan memberikan pemahaman yang benar dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi. Saran yang dapat diberikan adalah guru-guru Kristen harus dapat mengembangkan kemampuan kolaborasi siswa dengan cara aktif dalam proses pembelajaran dan memperhatikan kebutuhan siswa serta berusaha memfasilitasi mereka.
EDUKASI KREATIVITAS PRAKTIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PERALATAN SEDERHANA DI SEKOLAH LENTERA HARAPAN GUNUNG MORIA, TANGERANG Irawati, Wahyu; Silalahi, Destya Waty; Maha, Paldevina Br; Daely, Andara Frida Sheilaliany; Margaretha, Cecilia; Giri, Mutiara Yaemeliza Venderry
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 3 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i3.1829

Abstract

Lentera Harapan School (SLH) Gunung Moria is located at Jalan Boulevard M.H. Thamrin No. 11 00, Kelapa Dua, Tangerang, Banten. The number of students at SLH Gunung Moria is 152 people, consisting of junior high and high school students who are children from the interior of Papua. Based on the problems found, the partners need to improve skills in carrying out simple practical activities without using laboratory equipment. Community Service (PkM) activities are carried out to provide scientific education to SLH Gunung Moria students about creative practical work on developing natural laboratory equipment in the surrounding area. The methods used are lectures and demonstrations. PkM activities are carried out in three stages, namely preparation of tools and materials, implementation, and evaluation. Demonstration of simple practical work that is arranged without using laboratory equipment, namely practical work: (1) cigarette smoke test, (2) Ingenhousz photosynthesis experiment, (3) anaerobic respiration, and (4) water filter. The results of this PkM show a positive impact in the implementation of simple practical work at SLH Gunung Moria. At the end of the demonstration, students were given the opportunity to try practicing the practicum so as to improve their skills and understanding of scientific practicums using simple tools. It is hoped that this education will increase the creativity of SLH Gunung Moria students to carry out simple practicums by exploring natural resources in Papua without using laboratory equipment that may not be available in their area.