Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN MENTAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA BARO ACEH BESAR Eristono, Eristono
JURNAL KEBIDANAN MUHAMMADIYAH GEULIMA Vol 8, No 2 (2018): Edisi September 2018
Publisher : STIKes Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan mental atau jiwa selalu mempersoalkan mental yang dimiliki seseorang apakah bermasalah atau memilki kehidupan rohani yang sehat. Dan juga menegakkan pada keutuhan pribadi psiko-fisik manusia yang menyeluruh. Kesehatan mental sebagai ilmu membicarakan bagaimana cara seseorang memecahkan masalah batinnya sehingga ia mampu memahami berbagai kesulitan hidup dan melakukan berbagai upaya agar jiwanya menjadi bersih. Dengan memahami ilmu kesehatan mental adalah arti mengerti, mau dan mampu mengaktualisasikan dirinya, maka seseorang tidak akan megalami bermacam- macam ketegangan kekuatan dan komplik batin. Selain itu, ia melakukan upaya agar jiwanya menjadi seimbang dan kepribadiannya pun terinteraksi dengan baik. Ia juga akan mampu memecahkan segala kesulitan jiwa. Oleh karena itu, remaja perlu memahami pengetahuan tentang kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan Penelitian:  Untuk mengetahui  pengetahuan  remaja tentang kesehatan  mental  di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh BesarMetode Penelitian:  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross cectional. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang berjumlah 76 orang. Pengumpulan data dilakukan menyebarkan kuesioner. Kemudian di uji statistik mengunakan chi-quare.Hasil Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Mei sampai 12 Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan mental sebanyak 42 orang (55,3%), dan pengetahuan baik sebanyak 34 orang (44,7%) pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh BesarKesimpulan  dan  Saran:  Remaja  banyak  menjawab  salah  tentang  gangguan  kesehatan mental, gejala yang berhubungan dengan kesehatan mental, faktor   yang mempengaruhi kesehatan mental, prinsip memelihara kesehatan mental dan cara mengatasi gangguan kesehatan mental. Sedangkan responden yang banyak menjawab benar adalah tentang pengertian kesehatan mental dan ciri-ciri kesehatan mental. Dengan demikian diharapkan kepada  remaja  untuk  meningkatkan  pengetahuan  mengenai  kesehatan  mental  sehingga remaja bisa menghindari tindakan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Remaja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA REMAJA PUTRI DI PESANTREN BAITUL ARQAM KECAMATAN SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2023 Eristono Eristono; Siti Hajar; Rahmi Pratiwi
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 3 (2023): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i3.1464

Abstract

Latar Belakang Prevalensi obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, prevalensi obesitas pada remaja usia 15-19 tahun pada tahun 2007 sebesar 18,8%, meningkat pada tahun 2013 sebesar 26,6% dan meningkat kembali pada tahun 2018 sebesar 31%. Dampak obesitas pada remaja adalah gangguan pada siklus menstruasi seperti siklus menstruasi terlambat, depresi, gangguan psikologis karena merasa malu dan tidak percaya diri dengan kondisi berat badannya yang berlebihan, selain itu juga obesitas pada remaja dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit jantung dan diabetes mellitus.Tujuan Penelitian: adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada remaja putri di Pesantren Baitul Arqam Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar tahun 2023. Metode penelitian: ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel secara Total Sampling dengan jumlah sampel 33 orang. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 05 - 16 Juni 2023 dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi square. Hasil penelitian: Menunjukkan bahwa dari 33 responden yang status gizi pada kategori normal sebanyak 24 responden (44,4%), sering konsumsi sebanyak 18 responden (54,5%), aktifitas sering sebanyak 20 responden (57,6%) dengan p value untuk pengetahuan 0,011, konsumsi fast food 0,011 dan aktivitas fisik 0,027. Kesimpulan dan Saran: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, konsumsi fast food dan aktivita fisik dengan obesitas. Diharapkan kepada responden untuk dapat melakukan pencegahan terhadap obesitas dengan dan diharapkan remaja putri menjaga status gizi dengan baik dengan menghindari mengkonsumsi makanan fast food.
EDUKASI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BABY BLUES SYNDROME PADA IBU HAMIL DI DESA LAMTEH DAYAH KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Eristono, Eristono; Hasanah, Siti; Aryani, Roza
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.21757

Abstract

Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah di mulai sejak dia hamil. Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, namun banyak ibu yang mengalami stres yang signifikan. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini disebut postpartum blues. Baby blues syndrome mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek yang ditimbulkan mengakibatkan ibu menjadi pasif dan mengabaikan bayinya sehingga bayi akan mengalami kurang perhatian dan sentuhan dari ibu, selain itu juga akan mengalami gangguan aktifitas pada ibu dan bayi akan sering menangis. Sedangkan dampak jangka panjang yaitu menimbulkan gangguan pada perkembangan kognitif, psikologi, neorologi dan motorik.Kegiatan Pengabdian Masyarakat telah dilakukan pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023. Pengabdian dilakukan dengan tujuan agar ibu hamil mempersiapkan mental dan adanya dukungan keluarga dalam mengasuh bayinya. Hampir rata-rata rata-rata ibu hamil belum mengetahui dampak yang terjadi bila ibu nifas mengalami baby blues.Sehingga peran keluarga sangat berpengaruh dalam menjaga emosi ibu nifas.Oleh karena itu perlu diadakana penyuluhan terkait Baby Blues Syndrome dan depresi postpartum. Melalui program penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pada ibu pasca persalinan
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif, Riwayat Bblr Dan Asupan Zink Dan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Bayi Usia 12-36 Bulan di RSUTP Abdya Eristono, Eristono; Aryani, Roza; Suryani, Indri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3418

Abstract

WHO mencatat bahwa kasus kematian anak umur 6-12 tahun di dunia mencapai 2 juta jiwa yang disebabkan karena masalah gizi terutama akibat stunting. Indonesia merupakan salah satu negara dengan permasalahan stunting tertinggi ke-2 di kawasan Asia Tenggara dan berada pada posisi ke-5 di dunia dengan prevalansi balita stunting mencapai 30,8%. Aceh menduduki peringkat ketiga nasional untuk permasalahan stunting sebesar 22,5% setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat. Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita antara lain dapat disebabkan kurangnya pemberian ASI eksklusif dan riwayat lahir dengan BBLR. Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Susoh Kabupaten Abdya. Jenis penelitian ini yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh balita berusia 12-36 bulan yang mengalami stunting. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yaitu sebanyak 36 orang, penelitian dilakukan pada tanggal 27 Oktober-4 November 2021. Analisa data menggunakan uji Chi Square dan OR dengan batas kemaknaan 95% (P<0,05). Menunjukkan bahwa ada hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita (p-value=0,028 dan OR 2,800). Anak yang tidak ASI eksklusif berisiko 2,800 kali mengalami kejadian stunting dibandingkan dengan anak yang ASI eksklusif. Ada hubungan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita (p- value=0,000 dan OR=3,036). Anak yang memiliki riwayat BBLR berisiko 3,036 kali mengalami kejadian stunting dibandingkan dengan anak yang lahir dengan berat badan normal. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada balita. Diharapkan bagi Puskesmas Susoh agar dapat dijadikan sebagai pedoman perencanaan dalam melakukan intervensasi pencegahan stunting dan dapat melakukan penyuluhan untuk mencegah stunting. Kata Kunci : Stunting, ASI Ekslusif, BBLR WHO notes that cases of death among children aged 6-12 years in the world reached 2 million due to nutritional problems, especially due to stunting. Indonesia is one of the countries with the 2nd highest stunting problem in the Southeast Asia region and is in 5th position in the world with a prevalence of stunted toddlers reaching 30.8%. Aceh is ranked third nationally for stunting problems at 22.5% after East Nusa Tenggara (NTT) and West Sulawesi. Factors that influence the incidence of stunting in toddlers include a lack of exclusive breastfeeding and a history of being born with LBW. To determine the relationship between exclusive breastfeeding and a history of LBW with the incidence of stunting in toddlers in the Susoh Community Health Center Working Area, Abdya Regency. This type of research is analytical with a cross sectional approach. The population is all toddlers aged 12-36 months who are stunted. In this research, the sampling technique was carried out using a total sampling of 36 people, the research was conducted on 27 October-4 November 2021. Data analysis used the Chi Square test and OR with a significance limit of 95% (P<0.05). Shows that there is a relationship between a history of exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in toddlers (p-value=0.028 and OR 2.800). Children who are not exclusively breastfed have a 2,800 times risk of experiencing stunting compared to children who are exclusively breastfed. There is a relationship between a history of LBW and the incidence of stunting in toddlers (p-value=0.000 and OR=3.036). Children who have a history of LBW are 3,036 times more likely to experience stunting compared to children born with normal weight. There is a relationship between exclusive breastfeeding and a history of LBW with the incidence of stunting in toddlers. It is hoped that the Susoh Community Health Center can be used as a planning guide in carrying out stunting prevention interventions and can provide education to prevent stunting. Keywords: Stunting, exclusive breastfeeding, LBW
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKTIYA KABUPATEN ACEH UTARA Eristono, Eristono; Aryani, Roza; Hasanah, Siti
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 4 (2024): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah kesehatan dan sosial yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya status gizi pada balita. Kabupaten Aceh Utara menempati peringkat kedua di Aceh dengan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk sebesar 4,3%. Di Puskesmas Baktiya pada tahun 2021 terdapat 2,2% kasus balita gizi kurang, 0,1% balita dengan gizi lebih dan sebanyak 2 balita dengan kasus gizi buruk. dan mengalami peningkatan pada tahun 2024 balita dengan gizi kurang menjadi 2,4% (74 balita) dan gizi buruk sebanyak 3 balita. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baktiya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2024. Jenis Penelitian Analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study dilakukan pada tanggal 20 Juli s/d 07 Agustus 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas Baktiya Kabupaten Aceh Utara. Populasi adalah ibu yang memiliki balita usia 12-59 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Baktiya pada periode Januari-Juni tahun 2024. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling yang berjumlah 41 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Pengolahan data dengan aplikasi SPSS. Berdasarkan uji statistik Chi Square dengan taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi pada anak balita dengan nilai ρ value= 0,007 (α<0,05). Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada anak balita dengan nilai ρ value= 0,032 (α<0,05). Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi pada anak balita dengan nilai ρ value= 0,011 (α<0,05) dan ada hubungan antara pola makan anak dengan status gizi pada anak balita dengan nilai ρ value= 0,030 (α<0,05). Pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan orang tua dan pola makan anak merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak balita. Diharapkan kepada Ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyusunan menu balita agar asupan gizinya tepat dan status gizinya meningkat dengan cara mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan di posyandu.
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA DI DESA LAMKRAK KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Eristono, Eristono; Murhadi, T.; Afriana, Afriana
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2025): Volume 6 No 4 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i4.49499

Abstract

Zaman sekarang ini, para remaja sudah banyak sekali melakukan perilaku seksual yang mengarah pada yang beresiko baik pada laki-laki mapun perempuan. Berciuman, oral sex, dan petting sudah dianggap hal yang wajar dilakukan oleh remaja pada saat berpacaran. Padahal, melalui cairan tubuh orang lain yang terinfeksi penyakit seperti air ludah dapat menularkan penyakit ke orang lain. Sexual intercouse sudah jelas sangat beresiko untuk terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penularan penyakit. Bahkan tindakan ini tidak aman dilakukan anak usia remaja. Perilaku seksual beresiko ini dominanya diinisiasi oleh laki-laki. Peningkatan angka perilaku seksual remaja disebabkan oleh rendahnya pengetahuan remaja tentang seks dan kesehatan reproduksi dimana pengetahuan merupakan salah satu komponen dalam pembentukan sikap seseorang. Dengan pengetahuan yang tidak memadai akan membuat remaja cenderung mengambil sikap yang salah artinya jika remaja tidak mempunyai pengetahuan yang tepat mengenai kesehatan reproduksi maka akan membuat remaja cenderung bersikap negatif tentang seksualitas kemudian mempunyai perilaku terhadap seksualitas. Meskipun faktor penyebab terbesar adalah pengetahuan terkait kesehatan reproduksi yang masih kurang pada remaja, namun pencegahan secara menyeluruh tetap diperlukan. Salah satu faktor yang dapat menjadi pencegah perilaku seksual remaja  adalah pola asuh orang tua.Kegiatan Pengabdian Masyarakat telah dilakukan pada hari senin tanggal 07 Juli 2025. Pengabdian dilakukan dengan tujuan pentingnya pencegahan perilaku seksual beranggapan bahwa penyuluhan ini sangat penting diberikan pada remaja untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehingga dapat mencegah diri dari tindakan seksual yang beresiko terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja di desa lamkratk sehingga dapat terhindar dari perilaku seksual yang beresiko
DETERMINAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) PEMERINTAH ACEH Eristono; Erly Mauvizar; Amalia
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 3: JULY 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i3.254

Abstract

Background: Asphyxia is one of the causes of neonatal death. The causes of neonatal asphyxia consist of: maternal factors, placental factors, fetal factors and delivery factors. Research Objectives: To determine the determinants of neonatal asphyxia at the Aceh government Mother and Child Hospital (RSIA). Research Methods: This research design uses a case control study with a retrospective approach. The population in this study were all newborns registered in the NICU room register at the Aceh Government Mother and Child Hospital (RSIA) for 2019-2022. The case sample in the case sampling technique was total sampling with a total of 186 newborns who experienced asphyxia. Results: The results of statistical tests showed that maternal age, amniotic fluid mixed with meconium, prolonged labour, and type of delivery with a p value <0.05, which means that there is a relationship with the incidence of asphyxia in newborns. The results of statistical tests on breech position and placenta previa showed a p value > 0.05, which means that there was no association with the incidence of asphyxia in newborns. The most influential factor with the incidence of asphyxia was amniotic fluid mixed with meconium with an OR value of 3.798. Conclusion: There is a need to increase the ability of midwives to provide delivery services and assistance, especially in cases of amniotic fluid mixed with meconium through education and training both internally and externally through seminars or special training.
UPAYA PENCEGAHAN LGBT PADA REMAJA DI PASANTREN BAITUL ARQAM MUHAMMADIYAH KABUPATEN ACEH BESAR Dalila Fitri, Rahma; Sulicha, Rina; Eristono, Eristono; Zaidati, Nur; Rahma Putri, Faiza; adhilah Faatin, Ghina F
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 9 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i9.3579-3584

Abstract

Keberadaan kaum LGBT semakin berkembang seiring dengan gencarnya kaum LGBT melakukan  kampanye terhadap kebebasan dalam memilih orientasi seksual yang  tidak sejalan dengan nilai agama dan budaya yang di anut di Indonesia. Jumlah generasi yang mengidentifikasi sebagai LGBT meningkat dari 5,8 persen pada 2012 menjadi 7,3 persen pada 2016. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang LGBT. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Pasantren Baitul Arqam Muhammadiyah Kabupaten Aceh Besar yang diikuti oleh 40 orang peserta yang dilaksanakan  pada tanggal 03 Juni 2024. Hasil pengetahuan remaja tentang LGBT berada pada kategori baik 36 orang (90%) dan sikap remaja tentang LGBT berada pada kategori positif sejumlah 40 orang (100%). Pengetahuan atau domain kognitif merupakan sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Sikap yaitu penilaian terhadap perasaan mendukung dan tidak mendukung terhadap objek tertentu. Remaja menilai LGBT merupakan perilaku yang negatif yang tidak pantas untuk didukung keberadaanya.
EDUKASI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BABY BLUES SYNDROME PADA IBU HAMIL DI DESA LAMTEH DAYAH KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Eristono, Eristono; Afriana, Afriana; Aryani, Roza
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.40773

Abstract

Abstrak Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah di mulai sejak dia hamil. Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, namun banyak ibu yang mengalami stres yang signifikan. Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya, keadaan ini disebut postpartum blues. Baby blues syndrome mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek yang ditimbulkan mengakibatkan ibu menjadi pasif dan mengabaikan bayinya sehingga bayi akan mengalami kurang perhatian dan sentuhan dari ibu, selain itu juga akan mengalami gangguan aktifitas pada ibu dan bayi akan sering menangis. Sedangkan dampak jangka panjang yaitu menimbulkan gangguan pada perkembangan kognitif, psikologi, neorologi dan  motorik.Kegiatan Pengabdian Masyarakat telah dilakukan pada hari Sabtu  tanggal 10 Juni 2023. Pengabdian dilakukan dengan tujuan agar ibu hamil mempersiapkan mental dan adanya dukungan keluarga dalam mengasuh bayinya.Hampir rata-rata rata-rata ibu hamil belum mengetahui dampak yang terjadi bila ibu nifas mengalami baby blues.Sehingga peran keluarga sangat berpengaruh dalam menjaga emosi ibu nifas.Oleh karena itu perlu diadakana penyuluhan terkait Baby Blues Syndrome dan depresi postpartum. Melalui program penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pada ibu pasca persalinan