Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL 70% DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus YANG DIISOLASI DARI LUKA DIABETES Suhartati, Rochmanah; Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.769 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.134

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu jenis tanaman obat,tanaman ini merupakan tanaman introduksi yang belum banyak dikenal di Indonesia sedangkan di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi sebagai sayuran, tanaman ini merupakan sayuran yang populer, berpotensi sebagai antibakteri, antijamur, antitumor, antiinflamasi. Tanaman ini mirip dengan seledri hanya memiliki perawakan lebih besar sehingga di Indonesia khususnya di Jawa Barat dikenal dengan nama seledri Jepang atau seledri Raja.Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan mengetahui nilai Minimun Inhitirory Concentration (MIC) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Metode yang digunakan difusi agar Kirby Bauer dengan kontrol positif antibiotik tetrasiklin 0,01g/mL dan kontrol negatif pelarut akuades steril. Parameter yang diukur ialah besarnya diameter daya hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Ekstraksi daun Ashitaba dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% diperoleh ekstrak kental sebanyak 33,67%. Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan (1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01)g/mL dengan ulangan sebanyak 4 kali.Hasil penelitian menunjukan rata-rata diameter daya hambat yang terbentuk dengan perlakuan ekstrak konsentrasi1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01 g/mL secara berturut-turut ialah18,06; 16,01, 13,55; 12,24; 11,26; 10,50; 9,90, 0,00; 0,00; 0,00; dan 0,00 mm. Sedangkan rata-rata diameter hambat untuk kontrol positif tetrasiklin 0,01 mg/mL adalah 29,05 mm dan kontrol negatif Aquadest adalah 0,00 mm. Nilai MIC ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap bakteri S. aureus adalah 0,1g/mL.Penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun ashitaba memiliki perbedaan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 0,1 -1,0g/mL dan nilai MIC adalah 0,1g/mLKata kunci : Ashitaba, Angelica keiskei, S. aureus.
PENGARUH PENGGUNAAN GOSOKAN DAUN SIRIH (Piper betle, Linn.) TERHADAP JUMLAH ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI KETIAK Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.632 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v12i1.78

Abstract

Daun sirih merupakan bahan alami yang bisa digunakan sebagai antibakteri. Pada umumnya daun sirih digunakan sebagai pencegah bau badan yang disebabkan oleh metabolisme bakteri seseorang dengan cara merebus dan meminumnya. Tetapi kenyataannya hal itu sangat tidak disukai karena prosesnya yang lama dan rasanya yang tidak enak. Maka dari itu cara penggosokan daun sirih dipilih karena lebih efisien dan praktis dalam pengerjaannya.Penelitian ini bersifat eksperimen dan menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total). Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan nilai ALT bakteri ketiak tanpa gosokan daun sirih dan dengan gosokan daun sirih dengan sampel sebanyak 6 sampel.Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah bakteri pada saat pemberian gosokan daun sirih dengan persentase penurunan 82 %.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggosokan daun sirih berpengaruh terhadap jumlah angka lempeng total bakteri ketiak.
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus pyogenes SECARA IN VITRO Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.404 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.7

Abstract

Daun binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis merupakan salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Kandungan kimia pada daun binahong dapat berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol daun binahong terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes.Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan ekstrak etanol daun  binahong dengan konsentrasi pengenceran 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% yang diujikan terhadap bakteri Streptococcus pyogenes dengan kepadatan 0,5 mcFarland, menggunakan metode Kirby-Bauer.Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pada semua konsentrasi ekstrak daun binahong dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih. Diameter zona hambat terbesar ditunjukan pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 15,15 mm.Berdasarkan hasil penelitian uji in-vitro daya hambat ekstrak daun binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes pada media Muller-Hinton, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak daun binahong dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Kata kunci : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Streptococcus pyogenes,   antibakteri.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Karuk (Piper sarmentosum Roxb) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenes Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.997 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i1.206

Abstract

Daun karuk merupakan tanaman semak famili Piperaceaeyang biasa digunakan sebagai obat tradisional untuk obat batuk dan asma. Di Indonesia, penelitian mengenai daun karuk masih belum banyak dilakukan, terutama terhadap sifat antibakteri yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini yaituuntuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun karuk (Piper sarmentosum Roxb) terhadap pertumbuhan bakteri penyebab radang tenggorokan dan batuk, Streptococcus pyogenes.Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen terhadap bakteri Streptococcus pyogenes menggunakan metode Kirby-Bauer. Konsentrasi pengenceran ekstrak etanol daun karuk yang diteliti mulai dari konsentrasi 10% sampai konsentrasi 100% dengan kepadatan bakteri 0,5 McFarland.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol daun karuk (Piper sarmentosum Roxb) dapat menghambat bakteri Streptococcus pyogenesdari konsentrasi 10% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 5,65 mm, 20% sebesar 6,00 mm, 30% sebesar 6,30 mm, 40% sebesar 7,45 mm, 50% sebesar 10,10 mm, 60% sebesar 10,25 mm, 70% sebesar 11,85 mm, 80% sebesar 12,25 mm, 90% sebesar 16,85 mmdan 100% sebesar 18,95 mm.Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol daun karuk (Piper sarmentosum Roxb) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus pyogenes.
PENYULUHAN PENTINGNYA MENGENAL JENIS GOLONGAN DARAH BAGI KADER DAN WARGA DI KELURAHAN KARIKIL MANGKUBUMI TASIKMALAYA Meri, Meri; Hidana, Rudy; Peti Virgianti, Dewi; Novitriani, Korry
Jurnal Abdimas ADPI Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Abdimas ADPI Sains dan Teknologi
Publisher : Asosiasi Dosen PKM Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47841/saintek.v1i1.136

Abstract

Each individual's blood group is of different types, some of which are ABO and rhesus blood groups[ 1]. Choosing a blood type for blood transfusion needs, should be known by everyone. This is very important in saving a person's life, so in determining the type of blood must be precise. In this activity, especially the cadres, it is necessary to know the type of blood type. Cadres have an indirect role in contributing to improving public health. The purpose of this community service activity is to provide additional knowledge for cadres, with counseling methods on the importance of knowing the type of blood group, both ABO and rhesus blood group types. The result of this activity is the increasing knowledge of cadres about knowledge in knowing the type of blood group and rhesus. Through this counseling is intended so that cadres understand the type of blood group sought when helping people who are in need, one example is to help find blood with the appropriate blood type or suitable to be given at the time of transfusion. In conclusion, all cadres or counselingparticipants understand about the importance of knowing the type of group
EFEKTIFITAS BEBERAPA MERK MINYAK KAYU PUTIH TERHADAP MORTALITAS Pediculus humanus capitis SECARA IN VITRO Virgianti, Dewi Peti; Rahmah, Lia Aulia
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 15, No 1 (2016): Pebruari 2016
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.959 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v15i1.148

Abstract

Pediculus humanus capitis atau kutu kepala merupakan ektoparasit penyebab pedikulosis pada manusia. Pada saat menghisap darah hospesnya, kutu kepala mengeluarkan sekret yang menimbulkan iritasi jaringan pada kulit kepala sehingga menimbulkan gatal yang hebat. Selama ini kutu kepala dapat dimatikan dengan obat pedikulosida kimiawi seperti lindane dan permethrin 1%, tetapi menimbulkan efek samping khususnya terhadap gangguan kesehatan manusia dan timbulnya resistensi serangga terhadap insektisida. Minyak kayu putih mempunyai kandungan kimia yang bersifat insektisida diantaranya cineol yang dapat digunakan sebagai pedikulosida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas beberapa merk minyak kayu putih terhadap mortalitas kutu kepala.Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi STIKes BTH Tasikmalaya dan Pondok Pesantren “Z”di Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu dengan meletakkan 10 ekor kutu kepala dewasa pada kertas saring yang telah dijenuhkan dengan minyak kayu putih di dalam cawan petri. Mortalitas kutu kepala diamati berdasarkan waktu. Pengujian dilakukan secara duplo menggunakan 4 merk kayu putih. Dilakukankan pula pengujian kontrol menggunakan akuades serta kontrol menggunakan obat sintetis kimia dengan senyawa aktif permethrin sebagai pembanding.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kayu putih dengan merk “A”, “B”, “C” dan “D” memberikan tingkat mortalitas yang tinggi yaitu menyebabkan 100% kematian kutu kepala yang diuji dengan waktu kurang dari 5 menit. Minyak kayu putih merk “A” memberikan tingkat mortalitas tercepat dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan 3 menit 23 detik. Pada kontrol tidak terjadi mortalitas selama proses pengujian dan bahkan tetap hidup ± 29 jam 50 menit setelah pengujian, sedangkan pada kontrol obat sintetis kimia mortalitas 100% terjadi setelah 2 jam waktu pengujian.Dari hasil penelitian diketahui bahwa minyak kayu putih dengan merk “A”, “B”, “C” dan “D” memberikan tingkat mortalitas tinggi terhadap kutu kepala dewasa dan lebih efektif dari segi waktu dibandingkan dengan kontrol akuades dan pedikulosida sintetis kimia dengan senyawa aktif permethrin sehingga bisa digunakan sebagai salah satu alternatif pedikulosida nabati.Kata kunci : Pediculus humanus capitis, minyak kayu putih, pedikulosida.
PEMERIKSAAN KONTAMINASI Candida albicans PADA AIR KOLAM RENANG DI KOTA TASIKMALAYA Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.898 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v11i1.59

Abstract

Air yang telah tercemar akan menjadi media berkembangnya berbagai bakteri maupun jamur yang biasanya menyebabkan infeksi dan berbagai macam penyakit. Salah satu jenis jamur yang dapat mencemari air adalah jamur Candida albicans.Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan Candida albicans pada air kolam renang di lima tempat di Kota Tasikmalaya sebanyak 10 sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi jamur Candida albicans pada air kolam renang di Kota Tasikmalaya yang dapat menginfeksi para pengguna air kolam renang tersebut.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan cara melakukan pembiakan dari sampel air kolam renang yang ditanam pada medium Sabauroud Dextrosa Agar (SDA). Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis, sedangkan untuk mengetahui spesies dan kemampuan memfermentasi karbohidrat koloni tersangka Candida sp ditanam pada medium gula-gula.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil yaitu terdapat persentasi kehadiran Candida albicans sebanyak 20%, Candida krusei 10%, Candida tropicalis 20%, Candida parapsilosis 10%, Penicillium sp 10%,  dan jamur yang tidak teridentifikasi 60%. Dapat disimpulkan bahwa air kolam renang bisa menjadi sumber infeksi dan penularan penyakit bagi penggunanya, khususnya yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Kata kunci : Candida albicans, air kolam renang
DETEKSI DINI RISIKO DIABETES MELALUI PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG TUA SISWA Virgianti, Dewi Peti; Mardiana, Ummy; Novitriani, Korry; Kasmanto, Hendro; Ferdiani, Dina; Nurhasanah, Annisa; Ulhaque, Suci Dhiya
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 4 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i4.31544

Abstract

Abstrak: Pemeriksaan glukosa darah sewaktu merupakan langkah penting dalam deteksi dini risiko diabetes melitus, terutama di tingkat komunitas. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kadar gula darah serta memberikan edukasi mengenai dampak hiperglikemia, salah satunya meningkatnya risiko infeksi. Sasaran kegiatan adalah para orang tua siswa dari salah satu sekolah taman kanak-kanak (TK) yang berperan strategis dalam pengambilan keputusan kesehatan keluarga. Metode kegiatan meliputi pemeriksaan glukosa darah secara gratis, pencatatan data usia, jenis kelamin, dan hasil pemeriksaan, serta pemberian edukasi kesehatan. Dari total 18 responden, sebagian besar (66,7%) memiliki kadar glukosa darah dalam kategori normal (<140 mg/dL), 22,2% dalam kategori prediabetes (140–199 mg/dL), dan 11,1% masuk kategori diabetes (≥200 mg/dL). Visualisasi data melalui grafik batang, boxplot, dan scatter plot menunjukkan variasi kadar glukosa darah lebih tinggi pada kelompok perempuan dan kecenderungan nilai GDS ekstrem pada usia 40–54 tahun. Kegiatan ini tidak hanya berhasil mendeteksi beberapa kasus risiko diabetes, tetapi juga memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat tentang pentingnya pengendalian glukosa darah untuk mencegah komplikasi, termasuk infeksi. Evaluasi pengetahuan dilakukan langsung tanya jawab lisan kepada peserta yang melakukan pemeriksaan. Peserta mengalami peningkatan pengetahuan 100% dan terdokumentasi pada logbook pencatatan hasil. Keterlibatan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan turut mendukung peningkatan kapasitas profesional dan kontribusi nyata dalam bidang kesehatan masyarakat. Kesimpulannya, kegiatan ini efektif sebagai upaya promotif dan preventif dalam deteksi dini diabetes melitus serta meningkatkan literasi kesehatan masyarakat mengenai pengelolaan gula darah.Abstract: Intermittent blood glucose testing is an important step in early detection of diabetes mellitus risk, especially at the community level. This community service activity aims to increase public awareness of the importance of checking blood sugar levels and provide education about the impact of hyperglycemia, one of which is the increased risk of infection. The targets of the activity were parents of students from one kindergarten school who play a strategic role in making family health decisions. Methods included free blood glucose testing, recording data on age, gender, and test results, and providing health education. Of the total 18 respondents, most (66.7%) had blood glucose levels in the normal category (<140 mg/dL), 22.2% in the prediabetes category (140-199 mg/dL), and 11.1% in the diabetes category (≥200 mg/dL). Visualization of the data through bar graphs, boxplots, and scatter plots showed a higher variation in blood glucose levels in the female group and a tendency for extreme GDS values at the age of 40-54 years. This activity not only successfully detected several cases of diabetes risk, but also provided direct understanding to the community about the importance of blood glucose control to prevent complications, including infection. Evaluation of knowledge was done directly by oral question and answer to participants who did the examination. Participants experienced a 100% increase in knowledge and documented in the logbook recording the results. The involvement of students in the implementation of activities also supports professional capacity building and real contributions in the field of public health. In conclusion, this activity is effective as a promotive and preventive effort in early detection of diabetes mellitus and increasing public health literacy regarding blood sugar management.