Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP BAKTERI Streptococcus pyogenes Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 17, No 2 (2017)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.359 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v17i2.279

Abstract

Buah naga merupakan buah yang mempunyai potensi sebagai antimikroba, pada saat ini buah naga hanya dimanfaatkan dagingnya saja sedangkan kulitnya belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol kulit buah naga merah dalam menghambat dan membunuh bakteri Streptococcus pyogenes.Penelitian dilakukan eksperimen dengan metode Disc Diffusion (Kirby-Bauer), variasi konsentrasi yang diguanakan adalah 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol positif yang digunakan penisillin dan kontrol negatif yang digunakan adalah akuades steril.Hasil penelitian menunjukkan kulit buah naga merah, dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes. Zona hambat pada konsentrasi 10% yaitu 6 mm, konsentrasi 20% 6,5 mm, konsentrasi 40% 8 mm, konsentrasi 60% 9 mm, dan zona terbesar dihasilkan pada konsentrasi 80% dan 100% yaitu sebesar 12 mm. Kontrol positif penisillin menghasilkan zona sebesar 22 mm sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan zona hambat. Hasil dari uji Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terdapat pada konsentrasi 100% dapat membunuh pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes.Kesimpulan semua konsentrasi yang digunakan dapat menghambat bakteri Streptococcus pyogenes dan konsentrasi 100% ekstrak etanol kulit buah naga merah dapat membunuh pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes.
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL 70% DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus YANG DIISOLASI DARI LUKA DIABETES Suhartati, Rochmanah; Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.769 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.134

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu jenis tanaman obat,tanaman ini merupakan tanaman introduksi yang belum banyak dikenal di Indonesia sedangkan di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi sebagai sayuran, tanaman ini merupakan sayuran yang populer, berpotensi sebagai antibakteri, antijamur, antitumor, antiinflamasi. Tanaman ini mirip dengan seledri hanya memiliki perawakan lebih besar sehingga di Indonesia khususnya di Jawa Barat dikenal dengan nama seledri Jepang atau seledri Raja.Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan mengetahui nilai Minimun Inhitirory Concentration (MIC) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Metode yang digunakan difusi agar Kirby Bauer dengan kontrol positif antibiotik tetrasiklin 0,01g/mL dan kontrol negatif pelarut akuades steril. Parameter yang diukur ialah besarnya diameter daya hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Ekstraksi daun Ashitaba dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% diperoleh ekstrak kental sebanyak 33,67%. Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan (1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01)g/mL dengan ulangan sebanyak 4 kali.Hasil penelitian menunjukan rata-rata diameter daya hambat yang terbentuk dengan perlakuan ekstrak konsentrasi1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01 g/mL secara berturut-turut ialah18,06; 16,01, 13,55; 12,24; 11,26; 10,50; 9,90, 0,00; 0,00; 0,00; dan 0,00 mm. Sedangkan rata-rata diameter hambat untuk kontrol positif tetrasiklin 0,01 mg/mL adalah 29,05 mm dan kontrol negatif Aquadest adalah 0,00 mm. Nilai MIC ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap bakteri S. aureus adalah 0,1g/mL.Penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun ashitaba memiliki perbedaan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 0,1 -1,0g/mL dan nilai MIC adalah 0,1g/mLKata kunci : Ashitaba, Angelica keiskei, S. aureus.
POTENSI ANTIBAKTERI LIMBAH TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : STIKes BTH Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.319 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.32

Abstract

Tomat merupakan buah yang dapat ditemui banyak di jual di pasar. Beberapa Tomat yang mengalami kerusakan biasanya tidak dipilih oleh pembeli sehingga menjadi limbah yang tidak termanfaatkan. Kandungan kimia pada Tomat seperti alkaloid, saponin dapat bersifat Staphylococcus aureus.  Penelitian ini dilakukan  untuk mengetahui apakah ekstrak etanol limbah tomat dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aures.Pengujian dilakukan secara eksperimen terhadap sampel ekstrak etanol limbah tomat biasa (Lycopersicum esculentum Mill). Konsentrasi pengenceran ekstrak etanol limbah tomat biasa (Lycopersicum esculentum Mill) yang diteliti adalah 10% -100% yang diujikan terhadap bakteri Saphylococcus aureus dengan kepadatan bakteri 379 × 106 /mL, menggunakan metode Kirby-Bauer. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol limbah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi ekstrak  50% dengan zona hambat sebesar 1,55 mm.Kesimpulan  penelitian ini adalah ekstrak etanol limbah tomat biasa (Lycopersicum esculentum Mill) mempunyai senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea L) TERHADAP BAKTERI PERUSAK PANGAN Riyanto, Ervina Fauzia; Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.32 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v19i2.500

Abstract

Makanan dapat menjadi tempat hidup dan berkembangbiak satu atau lebih jenismikroorganisme, karena mengandung nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganismetersebut dapat menyebabkan kerusakan pada makanan dan menimbulkan permasalaan kesehatan.Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembusukan makanan misalnya Pseudomonasaeruginosa dan Bacillus cereus. Upaya menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dapatmemanfaatkan bunga telang yang diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti: alkaloid,flavonoid, tannin, saponin, sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan serangga.Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat ekstrak etanol bunga telang (Clitoria ternatea L)terhadap bakteri patogen perusak pangan yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus. Metodeyang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Ekstrak etanol bunga telang diekstraksidengan metode maserasi. Daya hambat bakteri diukur dari diameter zona hambat ekstrak etanol bungatelang dengan metode difusi agar Kirby Bauer. Hasil penelitian menunjukan terdapat daya hambatekstrak etanol terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 10% hingga 100%sedangkan daya hambat terhadap bakteri Bacillus cereus terdapat pada konsentrasi 30% sampai 100%.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak etanol bungatelang terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah 10% dan konsentrasi hambat minimal (KHM)ekstrak etanol bunga telang terhadap bakteri Bacillus cereus adalah 30%.
KATEGORI KUALITAS SUSU SAPI SEGAR SECARA MIKROBIOLOGI DI PETERNAKAN “X” CISURUPAN - GARUT Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.638 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v12i1.71

Abstract

Susu sapi segar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba sehingga apabila penanganannya kurang baik dapat tercemar mikroba dan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Penelitian dilakukan terhadap susu sapi segar di peternakan daerah Cisurupan - Garut menggunakan metode pengujian yaitu uji reduktase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori kualitas susu dipeternakan tersebut, yang seringkali dikonsumsi masyarakat tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu sehingga beresiko terhadap kandungan kontaminasi bakteri patogen. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif dengan teknik pengumpulan data berdasarkan analisis laboratorium dan studi literature. Penelitian menggunakan pereaksi methilen blue dengan konsentrasi 0,0075% terhadap 15 sampel susu dari peternakan “X”. Hasil yang diperoleh melalui uji reduktase menunjukan rentang waktu oksidasi susu sapi segar  adalah 4 – 7 jam, sehingga susu sapi segar dari peternakan tersebut dikategorikan dalam 2 klasifikasi menurut Buckle, dkk (1978) yaitu klasifikasi dapat diterima sebesar 80% dan sedang sampai baik sebesar 20%.
IDENTIFIKASI BAKTERI OXACILLIN RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS (ORSA) PADA ULKUS PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TASIKMALAYA Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.026 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v11i1.56

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri kokus Gram positif yang menimbulkan penyakit infeksi pada manusia.Pasien diabetes mellitus yang mempunyai luka terbuka akan lebih mudah mengalami infeksi Staphylococcus aureus. Saat ini telah ditemukan strain Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin yang disebut Methicillin ResistantStaphylococcus aureus (MRSA). MRSA disebut juga ORSA (Oxacillin Resistant Staphylococcus aureus).ORSA/MRSA bersifat kebal terhadap beberapa jenis antibiotik sehingga pengobatannya menjadi sulit.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri ORSA pada ulkus penderita diabetes yang dirawat di ruang perawatan bedah RSUD Tasikmalaya.Metode penelitian ini bersifat deskriptif, dilaksanakan bulan meiterhadap 4 pasien ulkus penderita diabetes melitus yang dirawat di RSUD Tasikmalaya.Dari hasil penelitian didapat dari 4 sampel diperoleh satu sampel resisten terhadap antibiotik oxacillin dengan rata-rata diameter zona hambat 8,5 mm, sedangkan 2 sampel lainnya sensitif dengan rata-rata diameter zona hambat 23.5 mm dan 25,5mm.Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada ulkus penderita diabetes mellitus yang dirawat di ruang perawatan bedah RSUD Tasikmalaya didapat hasil ditemukannya bakteri MRSA/ORSA dari 4 sampel yang diisolasi terdapat 1 sampel positif ORSA (Oxacillin Resistant Staphylococcus aureus) dengan presentasi sebesar 25 %.
GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU Suhartati, Rochmanah
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.354 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.108

Abstract

Penyakit tuberkulosis dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan tersebut sangat bervariasi dan kompleks. Kelainan - kelainan hematologis ini dapat merupakan petanda diagnosis, pentunjuk adanya komplikasi atau merupakan komplikasi obat - obat anti tuberkulosis. Metode penelitian bersifat deskriptif. Subjek penelitian diambil dari 20 data rekam medis pasien 2 puskesmas kabupaten Tasikmalaya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran indeks eritrosit pada pasien tuberkulosis paru. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai indeks eritrosit pada pasien tuberkulosis yang diambil sampel di puskesmas cineam dan puskesmas karangnunggal didapatkan hasil gambaran eritrosit hipokrom normositik 10%, hipokrom mikrositik 20%, hiperkrom makrositik 10% normokrom makrositik 5% , normokrom normositik 55%. Berdasarkan hasil penelitian gambaran index eritrosit pada pasien tuberkulosis paru dapat disimpulkan gambaran indeks eritrosit volume sel rerata (MCV), hemoglobin sel rerata (MCH), konsentrasi hemoglobin sel rerata (MCHC) terdapat hasil hipokrom normositik 10%, hipokrom mikrositik 20%, hiperkrom makrositik 10% normokrom makrositik 5% , normokrom normositik 55%. Kata Kunci : Index eritosit, Anemia, Tuberkulosis
DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL 70% DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus YANG DIISOLASI DARI LUKA DIABETES Suhartati, Rochmanah; Virgianti, Dewi Peti
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.126

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu jenis tanaman obat,tanaman ini merupakan tanaman introduksi yang belum banyak dikenal di Indonesia sedangkan di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi sebagai sayuran, tanaman ini merupakan sayuran yang populer, berpotensi sebagai antibakteri, antijamur, antitumor, antiinflamasi. Tanaman ini mirip dengan seledri hanya memiliki perawakan lebih besar sehingga di Indonesia khususnya di Jawa Barat dikenal dengan nama seledri Jepang atau seledri Raja.Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan mengetahui nilai Minimun Inhitirory Concentration (MIC) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Metode yang digunakan difusi agar Kirby Bauer dengan kontrol positif antibiotik tetrasiklin 0,01g/mL dan kontrol negatif pelarut akuades steril. Parameter yang diukur ialah besarnya diameter daya hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Ekstraksi daun Ashitaba dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% diperoleh ekstrak kental sebanyak 33,67%. Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan (1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01)g/mL dengan ulangan sebanyak 4 kali.Hasil penelitian menunjukan rata-rata diameter daya hambat yang terbentuk dengan perlakuan ekstrak konsentrasi1,0; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2; 0,1; 0,08; 0,06; 0,04; 0,02; 0,01 g/mL secara berturut-turut ialah18,06; 16,01, 13,55; 12,24; 11,26; 10,50; 9,90, 0,00; 0,00; 0,00; dan 0,00 mm. Sedangkan rata-rata diameter hambat untuk kontrol positif tetrasiklin 0,01 mg/mL adalah 29,05 mm dan kontrol negatif Aquadest adalah 0,00 mm. Nilai MIC ekstrak etanol 70% daun ashitaba terhadap bakteri S. aureus adalah 0,1g/mL.Penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun ashitaba memiliki perbedaan daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 0,1 -1,0g/mL dan nilai MIC adalah 0,1g/mLKata kunci : Ashitaba, Angelica keiskei, S. aureus.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penggunaan Hand Sanitizier dan Masker Sebagai Upaya Preventif Terhadap Covid-19 Meri; Khusnul; Rochmanah Suhartati; Ummy Mardiana; Rianti Nurpalah
BANTENESE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 2 No. 1 (2020): Januari-Juni 2020
Publisher : Pusat Studi Sosial dan Pengabdian Masyarakat Fisipkum Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/ps2pm.v2i1.2340

Abstract

Covid-19 merupakan penyakit infeksi pernafasan yang dapat ditularkan melalui percikan batuk dan bersin. Msayarakat di sekitar kampus STIKes Bakti Tunas Husada masih terlihat belum terbiasa menggunakan masker pada saat keluar rumah. Demikian juga upaya preventif pada saat keluar rumah, dengan menyediakan handsanitizer belum tercapai dengan baik dikarenakan harganya semakin meningkat tajam. Tujuan dari pengabdian masayarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam penggunaan masker dan handsaitizer pada saat keluar rumah. Metode pangabdian yaitu berupa donasi masker dan handsanitizer serta pemaparan cara pemakaiannya secara lisan. Hasil yang diperoleh adalah 100 orang sasaran sudah mendapatkan handsanitizer dan 200 orang mendapatkan masker. Dengan demikian, masyarakat sekitar pada akhrinya dapat menggunakan masker dan perbekalan handsanitizer pada saat keluar rumah. Kata kunci: masker, handsanitizer, preventif, covid-19
PEMANFAATAN KUBIS UNGU (Brassica oleracea L) SEBAGAI INDIKATOR FERMENTASI KARBOHIDRAT PADA MEDIA UJI BIOKIMIA Rochmanah Suhartati; Dewi Peti V; Fanzi Afsgar
Journal of Indonesian Medical Laboratory and Science Vol 2 No 1: April 2021
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Teknologi Laboratorium Medik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53699/joimedlabs.v2i1.32

Abstract

Purple cabbage (Brassica oleracea L) contains anthocyanins that are soluble in 96% ethanol. These anthocyanin compounds can change color at acidic, neutral and alkaline pH. The color change can be used as an indicator of carbohydrate fermentation reaction in the biochemical test media for mannitol and lactose by utilizing ethanol extract of purple cabbage as an alternative acid-base indicator in liquid sugar medium. The research method used is experimental. The results showed that the purple cabbage extract solution could be used as an alternative acid-base indicator to see the results of the fermentation reaction of mannitol and lactose in the medium. The color change that occurs is from colorless to pink. Based on the results it can be concluded that the ethanol extract of purple cabbage can be used as a color indicator in the mannitol dan lactose carbohydrates fermentation test.