Proses menetapkan kode untuk menunjukkan diagnosis penyakit, tindakan, atau layanan yang diterima dikenal sebagai kodifikasi. Konsisten berarti penentuan kodifikasi penyakit dan tindakan secara akurat, terus menerus tepat dalam pengkodean. Misalnya, ketika menetapkan kode penyakit dalam suatu kasus, alasan untuk menetapkan kode penyakit untuk penyakit harus kuat. Kodifikasi adalah penyediaan kode untuk mewakili diagnosis penyakit, prosedur atau tindakan, dan layanan yang diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kode diagnosa kasus kecelakaan di IGD Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2024. Rancangan penelitian analisis univariat dengan mendeskripsikan penemuan. Populasi dalam penelitian ini adalah 19 pegawai IGD, 3 admiting service dan 10 perekam medis, sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 responden dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar cheklist. Analisa data menggunakan analisa univariat untuk melihat faktor man,method,material,dan machine. Hasil penelitian ini diperoleh faktor man sebanyak 7 (22%) sudah mengikuti pelatihan dan 25 (78%) responden yang belum mengikuti kaidah//pelatihan, faktor method sebanyak 19 (59%) mengatakan tidak tersedia SOP tentang koding kasus kecelakaan dan 13 (41%) responden yang mengatakan bahwa SOP tersedia tentang koding kasus kecelakan, faktor materyal sebanyak 32 (100%) responden mengatakan kode diagnosis kasus kecelakaan tertulis pada komputer, faktor machine sebanyak 15 (47%) responden menyatakan tidak ada tabel pendukung tentang koding kasus kecelakaan, namun ada 17 (53%) responden yang mengatakan ada tabel pendukung tentang koding kasus kecelakan. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih mendalami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidaktepatan kode diagnosa.