Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

MANAJEMEN PENCEGAHAN SEKS BEBAS DENGAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMAN 1 PACITAN Didik Iman Margatot; Exda Hanung Lidiana
Empowerment Journal Vol. 3 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/empowerment.v3i1.1103

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang ditandai dengan berbagai macam perubahan, baik secara fisik, psiko, maupun sosial. Perkembangan dan perubahan yang sangat terlihat pada remaja yaitu pada sistem reproduksi. Remaja pada umumnya masih belum memahami secara sempurna terkait dengan fungsi reproduksi. Pemahaman yang kurang terkait fungsi reproduksi akan berdampak pada permasalahan seksual seperti seks bebas yang saat ini marak terjadi di kalangan remaja. Permasalahan tersebut menjadi hal yang serius dan perlu dilakukan pencegahan dengan melakukan pendidikan kesehatan terkait kesehatan reproduksi. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat agar dapat mencegah para remaja melakukan perilaku seks bebas dan remaja dapat mengenal berbagai macam penyakit menular seksual yang diakibatkan seks bebas serta dapat menjaga kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan yaitu pendidikan kesehatan terkait manajemen pencegahan seks bebas dengan meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kesehatan reproduksi remaja di SMAN 1 Pacitan pada bulan Januari 2023. Hasil evaluasi setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu terdapat peningkatan pengetahuan siswa dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 84,3%, cukup sebanyak 9,8%, dan kurang sebanyak 5,9%. Kesimpulan dari kegiatan pendidikan kesehatan adalah seluruh siswa dapat memahami tentang kesehatan reproduksi pada remaja
Edukasi mitigasi bencana gunung meletus di wilayah BPBD Klaten: Edukasi mitigasi bencana gunung meletus di wilayah BPBD Klaten Ida Nur Imamah; Fida’ Husain; Nur Tjahjono Suharto; Didik Iman Margatot
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 6 (2023): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v3i6.325

Abstract

  Background:Indonesia is a country crossed by the equator which has various kinds of potential natural beauty such as beaches, lakes, caves, waterfalls, mountains and others. On the island of Java there are 35 volcanoes,Mount Merapi is one of the most active volcanoes in Indonesia and even in the world. Efforts to reduce disaster risk are carried out before a disaster occurs,which is called risk management, while after a disaster occurs,it is called impact management. The results of disaster mitigation efforts are used for the disaster preparedness process.Objective:Education is carried out to increase knowledge of the community, especially in communities that are in areas prone to the Mount Merapi disaster.Method:Community service is carried out using educational video media which is given to communities that are vulnerable to being affected by Mount Merapi.Result:The results of the student pretest showed that 70% of the participants did not understand about volcanic eruption mitigation and 30% of the students already understood. The posttest was carried out with the same questions as the pretest and the results showed that 93% students already understood the issue. explanation of mitigation for the volcanic eruption disaster.Conclusion:There is an increase in knowledge after disaster mitigation education is carried out.
Empowerment of Cadres in the Sensation Program (Healthy Anti-Hypertension Gymnastics) Efforts to Handle Hypertension Margatot, Didik Iman
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v7i1.992

Abstract

Hypertension generally occurs at the age of 45-64 years. The age of 45-64 years is an age grouping that is included in the elderly (elderly), so that in terms of age grouping, hypertension often occurs in the elderly (elderly). The role of elderly cadres is very important in improving the quality of life of an elderly person. Empowering elderly cadres in providing motivation for the elderly to deal with hypertension by doing healthy anti-hypertension gymnastics (SENSASI) is very effective in preventing complications of hypertension itself, so that elderly people who experience hypertension can control their blood pressure. The method of implementing this community service activity is by providing counseling and teaching hypertension gymnastics to cadres and the elderly. The results of community service activities obtained that the increase in knowledge of a cadre after being given education, namely 15 cadres (100%) there were cadres who had a good level of knowledge and 3 cadres were able to revive hypertension gymnastics movements properly and correctly.
SIMULASI KEBAKARAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH DI WILAYAH SAMAAN SUDIROPRAJAN Silvitasari, Ika; Didik Iman Margatot; Fida’Husain; Panggah Widodo
GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2025): MEI
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/gemassika.v9i1.1575

Abstract

The Surakarta City Fire Department recorded fire incidents that occurred in 2023 reaching 132 incidents in the city and 125 incidents outside the city. As a result, residential locations become denser and denser, thereby increasing the risk of fire. The impacts of fire include loss of life, physical damage to buildings, loss of property and economic loss and environmental damage. Increasing understanding and skills regarding fire management can reduce the impact caused by fire. The target and output is to increase community knowledge and skills regarding handling household fires in the Samaan Sudiroprajan area. The implementation method is by providing counseling and simulations in collaboration with the Surakarta City Fire Department, the community tries to extinguish fires, evaluates community skills. The results of this activity were the level of community knowledge before being given counseling. Most of the participants were in the sufficient category, namely 18 people (90%), and after being given counseling, the majority of participants were in the good category, namely 20 people (100%). Community skills were obtained after carrying out simulations on 15 (100%) people, all in the good category. The conclusion from this activity is that providing counseling and simulations can increase people's knowledge and skills in dealing with household fires.
Efektivitas Media Booklet terhadap Self-Efficacy Lansia dalam Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Wilayah Rawan Banjir Sungai Bengawan Solo Silvitasari, Ika; Margatot, Didik Iman; Setyowati, Eni; Istiqomah, Hafizhah Nur
ASJN (Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing) Vol 6 No 1 (2025): JULI
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/asjn.v6i1.2120

Abstract

Latar Belakang: Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Wilayah Ngoresan, yang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo, termasuk daerah rawan banjir. Saat musim hujan, air sungai sering meluap dan menggenangi permukiman. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa lansia di wilayah ini cenderung pasif saat banjir, hanya menunggu bantuan, dan bergantung pada keluarga untuk memenuhi kebutuhan evakuasi. Keterbatasan fisik dan rendahnya pengetahuan kebencanaan menjadi faktor yang menghambat kesiapsiagaan. Tujuan: Mengetahui pengaruh media booklet kesiapsiagaan bencana banjir terhadap self-efficacy lansia. Metode: Penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan pre-test dan post-test without control group. Sampel berjumlah 30 lansia yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan General Self-Efficacy Scale versi Indonesia. Penelitian dilaksanakan pada 15 April–29 Mei 2025 di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. Analisis data dilakukan dengan uji Wilcoxon. Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti terdapat pengaruh signifikan media booklet terhadap peningkatan self-efficacy lansia. Kesimpulan: Media booklet efektif sebagai sarana edukasi kesiapsiagaan bencana banjir bagi lansia di wilayah rawan banjir Sungai Bengawan Solo.
EDUKASI DINI DAN SIMULASI PERTOLONGAN PERTAMA MANAJEMEN FRAKTUR Ayunda Febria Sari; Aliva Rena Putri Rokhiyah; Didik Iman Margatot
Empowerment Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/empowerment.v4i1.1441

Abstract

Pertolongan pertama tidak selamanya diberikan dengan dasar untuk penanganan yang sempurna, tetapi hanya untuk mengurangi kecacatan dan dapat menyelamatkan korban apabila penolong dapat melakukan dengan teknik yang sesuai. Umumnya insiden kecelakaan biasanya terjadi tanpa diduga sebelumnya sehingga akan berdampak terjadi cedera ringan, sedang, berat. Kecelakaan di sekolah bisa bermacam-macam, salah satunya anak terpeleset yang menyebabkan luka robek atau memar. Semua orang harus tepat dan cepat saat memberikan pertolongan pada korban yang mengalami kecelakaan, sehingga perlu diketahui prosedur yang tepat dalam memberikan pertolongan pertama dalam Tujuan pengabdian yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah apabila tidak segera dilakukan pertolongan pertama pada korban patah tulang. Siswa siswi sedikit memiliki gambaran dan informasi mengenai penatalaksanaan cara melakukan pertolongan pertama pada fraktur. Metode yang digunakan edukasi dan simulasi pertolongan pertama dengan pelatihan balut bidai. Hasil pengabdian ini siswa siswi sudah cukup mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah dilakukan pre-test dan post test dan mampu melakukan simulasi pertolongan pertama pada saat patah tulang.Setelah dilakukan simulasi pertolongan pertama pembidaian siswa siswi mampu menerapkan dan mempraktikkan sendiri apabila ada kejadian patah tulang di lingkungan sekitar
EFFECTIVENESS OF PROVIDING EDUCATION RELATED TO FATHER INVOLVEMENT AND SUPPORT IN THE 1000 FIRST DAYS OF LIFE IN EARLY PREVENTION OF STUNTING IN JEBRES VILLAGE Margatot, Didik Iman; Tendean, Angelia Friska; Permatasari, Putri Intan; Wisanggeni, Oni Wisanggeni
Klabat Journal of Nursing Vol. 6 No. 2 (2024): Nursing - World's Buoyant
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i2.1178

Abstract

The problem that is currently still often recurring is related to nutritional problems or better known as stunting. Stunting or in short is a global nutritional problem that often occurs in children under 5 years of age. Children under 5 years of age are categorized as stunting / short if they have a z score below -2 SD. The purpose of this study was to increase fathers' knowledge in providing support for fulfilling toddler nutrition in 1000 first days of life and to see the effectiveness of fathers' support in preventing stunting in toddlers. This research method uses a Quasi experiment using the Onegroup Pretest-Posttest design. The results of the study showed a significant difference in value before and after the intervention, with a p-value of 0.001 at a 95% confidence level.. The conclusion in this study is that there is effectiveness in providing education in increasing a father's knowledge, attitudes, and support in preventing stunting in the first 1000 days of life Permasalahan yang saat ini sering terjadi secara berulang adalah terkait masalah gizi atau lebih dikenal dengan istilah stunting. Stunting merupakan masalah gizi global yang sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Anak usia dibawah 5 tahun dikategorikan stunting/pendek jika mempunyai nilai skor z dibawah -2 SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ayah dalam memberikan dukungan pemenuhan gizi balita pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan melihat efektivitas dukungan ayah dalam mencegah stunting pada balita. Metode penelitian ini menggunakan Quasi eksperimen dengan desain Onegroup Pretest-Posttest. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, dengan p-value sebesar 0,001 pada tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat efektivitas pemberian pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan seorang ayah, sikap, dan dukungan dalam mencegah stunting pada 1000 HPK.
Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Stunting pada Balita Usia 0-59 Bulan di Yogyakarta Margatot, Didik Iman; Yudha, Magenda Bisma
ASJN (Aisyiyah Surakarta Journal of Nursing) Vol 5 No 1 (2024): JULI
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/asjn.v5i1.1511

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan  masalah  gizi yang menjadi perhatian khusus dan perlu diatasi oleh pemerintah Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan data yang dirangkum tahun 2022 dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sebanyak 21,6%. Prevalensi stunting di Yogyakarta tahun 2021 sebanyak 1.708 anak (12,9%). Kejadian stunting pada balita dapat dipengaruhi berbagai faktor yaitu riwayat gizi balita, sanitasi, infeksi, pendidikan serta pengetahuan. Tujuan: tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu balita terkait pencegahan stunting di kelurahan Sendangsari. Metode: jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuesioner pengetahuan ibu mengenai stunting sebagai intstrumen pengumpulan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang, yang diambil dengan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif dengan distribusi frekuensi meliputi karakteristik dan pengetahuan ibu. Hasil: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 70 ibu (87,5%) memiliki tingkat pengetahuan kurang terkait pencegahan stunting, sebanyak 10 ibu (12,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup. Kesimpulan: Mayoritas ibu balita memiliki tingkat pengetahuan yang kurang terkait pencegahan stunting. Temuan ini menunjukkan pentingnya memberikan edukasi lebih lanjut kepada ibu-ibu agar anak-anak mereka tumbuh sehat dan tidak mengalami stunting.
Peran Kader Kesehatan Jiwa Dalam Program Kesehatan Jiwa Pasien Skizofrenia Pasca Pandemi Covid-19 Ardika, Noviana Ayu; Margatot, Didik Iman
Zaitun : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v12i1.2918

Abstract

Skizofrenia tergolong dalam gangguan jiwa berat yang berpotensi merusak yang memengaruhi pemikiran, bahasa, emosi, sosial seseorang perilaku, dan kemampuan untuk memahami realitas secara akurat.[1] Selain dari dukungan tenaga kesehatan, dukungan keluarga juga merupakan faktor penting dalam proses pemulihan. Kondisi pandemi COVID-19 juga meningkatkan beban pada keluarga dalam merawat pasien skizofrenia dan mempengaruhi kualitas perawatannya.[2] Penanganan masalah kesehatan jiwa saat ini telah bergeser dari hospital based menjadi community based psychiatric services sehingga pelayanan tidak hanya berfokus terhadap upaya kuratif tetapi lebih menekankan upaya proaktif yang berorientasi pada upaya pencegahan preventif dan promotif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peran kader kesehatan jiwa pada pasien skizofrenia pasca pandemi covid-19. Metode yang digunakan dengan kualitatif dengan variabel yang digunakan yaitu pengetahuan kader kesehatan jiwa terhadap program kesehatan jiwa pada pasien skizofrenia. Data analisis secara tematik sesuai dengan hasil wawancara. Hasil studi menunjukan tingkat pengetahuan kader kesehatan jiwa tentang program kesehatan jiwa pasien skizofrenia dengan kolaborasi dengan pegawai puskesmas kusus menangani klien dengan skizofrenia di Masyarakat, sehingga dalam menangani klien skizofrenia di rumah sudah sangat terintegrasi apabila obat habis ataupun dalam mengingatkan untuk control ke Rumah Sakit Jiwa.
Pengaruh Empowerment Terhadap Self Concept Pasien Dengan HIV/AIDS Drajad Pamukhti, Bagas Biyanzah; Khusna, Lailya; Margatot, Didik Iman
Zaitun : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v12i1.2919

Abstract

Pendahuluan: Human immuno-defisiensi virus (HIV) adalah virus yang melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan segala penyakit yang menyerang tubuh yang menyebabkan beberapa penyakit menyerang tubuh (AIDS). Perubahan-perubahan bentuk tubuh akibat HIV/AIDS dan pengobatannya dapat menyebabkan gangguan konsep dirinya yaitu fisik, sosial dan psikologi. Gangguan konsep diri seperti penurunan berat badan berlebihan, perubahan penampilan, penurunan berat badan, gangguan kulit, dan mudah lesu, stigmasisasi, diskriminasi, isolasi sosial,  stres, keyakinan diri rendah, mengalami kecemasan dan depresi. Empowerment memiliki aspek penting karena berhubungan dengan hal yang paling dibutuhkan klien untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi khususnya masalah kesehatan, dan respons terhadap informasi (responding to information) merupakan tanggapan pasien terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari sumber daya yang ada. Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review. Sumber kepustakaan berasal dari buku, jurnal dan artikel dengan kata kunci “empowerment”, “self concept“ dan “HIV/AIDS”. Hasil: Proses empowerment dapat meningkatkan self concept pasien terhadap HIV/AIDS  dengan melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi, karena pasien memilik hak untuk menerima layanan yang sesuai, menerima informasi yang sesuai dan memadai, pasien juga dapat memilih secara bebas dan memutuskan layanan kesehatan, serta memiliki hak untuk mengakses sistem pengaduan yang efektif. Kesimpulan: Empowerment dapat mempengaruhi self concept melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi