Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Application of Critical Theory in Nursing Research Design: Systematic Review Dwi Retnaningsih; Muhammad Ridlo; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti; Eko Budi Laksono; Megah Andriany
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 3 No. 1 (2020): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.824 KB) | DOI: 10.35654/ijnhs.v3i1.287

Abstract

A person infected with HIV/ AIDS has many things to deal with in their daily lives. Changes that occur within and outside of people living with HIV AIDS (PLWHA) create negative perceptions about themselves and affect their self-development. Nursing research on illness perception has been proven to be related to the outcome of one's treatment. This study used the concept of philosophical theory in nursing research. The critical theory ontologically was similar to post-positivism, which critically assesses objects or reality (critical realism) unnoticeable correctly by human observation. Epistemologically, critical theory was an inseparable relationship between the observer and reality. Therefore, this theory emphasizes the concept of subjectivity in finding a science. This theory perceives reality as an integral variable from the research subject. The values ??of the subject influence the truth of reality. Axiology was a study of the benefits ??on the purpose of the knowledge utilization that refers to the development and selection of the research field priorities and the implementation of knowledge utilization. People living with HIV / AIDS (PLWHA) are perceived negatively by both family and community. This negative judgment leads to the negative perception of PLWHA, which impacts on the inadequate treatment and worse condition of the patients. The negative perception of PLWHA towards their illness can be measured using qualitative methods with the focus group discussion (FGD) method or in-depth interview. PLWHA with a poor perception of the disease can change their perspective to be more positive and can be cooperative in conducting treatment by using therapeutic communication techniques in a professional manner
EXPERIENCES OF PEOPLE LIVING WITH HIV/AIDS IN SURVIVING LIFE Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti; Meira Erawati; Muflihatul Muniroh; Nur Setiawati Dewi
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 10 No 2 (2021): Nurse and Health: Jurnal Keperawatan July-December 2021
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36720/nhjk.v10i2.293

Abstract

Background: Fear of contracting HIV in the community causes discrimination and stigma to people living with HIV/AIDS (PLWHA) because people still consider HIV/AIDS taboo. Many of the sufferers struggle to reveal their HIV status to others, but they get negative results such as rejection, stigmatization and even discrimination which can be a high psychological burden. Stigma and discrimination against PLWHA are the main obstacles to achieving a good quality of life. Objectives: This study is intended to explore the in-depth experiences of people living with HIV/AIDS in surviving life. Methods: This research is a phenomenological case study. The sample in this study amounted to three people who were recruited from Healthy Loving Care Foundation Semarang City. The sample was determined using a purposive sampling technique according to the inclusion criteria, that is age 20 and 50 years, diagnosed with HIV/AIDS, conscious, cooperative, not experiencing cognitive, hearing and speech disorders, willing to participate in the study by signing the informed consent. The data was collected by in-depth online interviews and then recorded in transcripts and analyzed using Amedeo Giorgi's data analysis technique. Results: This study showed that participants experience adversity due to HIV/AIDS but the participants get out of their slump by accepting their illness, taking treatment, finding a support system and becoming a positive people. The participants also in living their lives keep their illness a secret to survive so as not to experience bad stigma or discrimination. The results of this study reveal one main theme, Experiences of People living with HIV in Surviving life. Conclusion: This study found the support received by participants and the response of participants to their condition as an effort to survive their lives.
INTERVENSI SOSIAL SUPPORT DALAM MENURUNKAN STIGMA PADA PASIEN HIV/AIDS : SCOPING REVIEW Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti; Noviana Ayu Ardika; Sitti Rahma Soleman
Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 11, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v11i2.2454

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) menyerang sistem imun tubuh khususnya sel darah putih dapat berkembang menjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). HIV/AIDS adalah penyakit menular yang hingga saati ini belum ada vaksin maupun obat untuk menyembuhkannya. Ketakutan akan tertularnya HIV menyebabkan diskriminasi dan stigma. Stigma tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan, akan tetapi juga meningkatkan risiko penularan HIV serta kepatuhan minum obat. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi intervensi social support dalam menurunkan stigma pada pasien HIV/AIDS. Metode yang digunakan yaitu scoping review dengan kerangka Arskey dan O’Malley. Hasil penelitian ini mengidentifikasi 8 artikel yang menunjukkan intervensi social support baik secara individu, keluarga maupun masyarakat sekitar terbukti efektif dalam mengurangi stigma dan diskriminasi orang dengan HIV/AIDS. Dukungan terhadap ODHA dapat dilakukan dalam bentuk pemberian informasi, konseling dan psikoedukasi baik melalui media elektronik maupun secara langsung, peer support, diskusi kelompok dengan melibatkan teman sebaya (sesama penderita), kerabat terdekat maupun tetangga dilingkungan tempat tinggalnya. Kompleksitas intervensi yang telibat (individu, keluarga, teman, tetangga, masyarakat, tenaga kesehatan, sekolah, kelompok agama, tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat) sangat membantu mengurangi stigma HIVDukungan Sosial, HIV/AIDS, Intervensi Penurunan Stigma, ODHA.
HUBUNGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERAN KADER JIWA DI MASYARAKAT Noviana Ayu Ardika; Didik Iman Margatot; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti
Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 11, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v11i2.2442

Abstract

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di Dunia. WHO 2021, orang dengan gangguan jiwa terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Mental Health berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2021 bahwa ada sebanyak 44,7 juta orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa. Seseorang yang pernah mengalami gangguan skizofrenia akan kembali kambuh karena kondisi yang tidak terkontrol dan tidak meminum obat secara rutin Pemberdayaan masyarakat seperti kader kesehatan jiwa bermanfaat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah serta mempertahankan kesehatan jiwa masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran kader kesehatan jiwa dengan kekambuhan skizofrenia. Metode menggunakan Literature Review yaitu dengan pencarian melalui database elektronik, Pubmed, Google Schoolar dan Elsevier. Kriteria inklusi yang digunakan adalah artikel pada tahun 2013-2023 dan menghasilkan 5 artikel penelitian yang signifikan. Hasil dari literature yang didapat ada hubungan antara peran kader kesehatan jiwa dengan menurunnya kekambuhan pasien gangguan jiwa, oleh sebab itu kader diharapkan lebih aktif dalam memotivasi pasien agar melakukan kunjungan ke puskesmas secara berkala dan tidak mengalami kekambuhan.
PENYULUHAN PERTOLONGAN PERTAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN PENANGANAN LUKA BAKAR PADA REMAJA Wahyu Putri Lestari; Sri Sundari; Yully Kurniawati; Zulfa Aulia Rahma; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti
Empowerment Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/empowerment.v4i1.1336

Abstract

Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan yang disebabkan oleh panas, listrik, gesekan, atau kontak dengan bahan kimia. Ini adalah jenis trauma dengan morbiditas (kecatatan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Kebiasaan masyarakat yang kurang tepat akibat kurangnya informasi dan pengetahuan, banyak orang memberikan pertolongan pertama pada luka bakar dengan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, dan minyak pada area yang terluka. Tujuan dari program ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan remaja dalam pemberian pertolongan pertama luka bakar. Metode yang digunakan penyuluhan ini diberikan penjelasan tentang cara memberikan pertolongan pertama pada luka bakar, melalui penggunaan kuisioner dan wawancara. Hasil pengabdian ini setelah dilakukan penyuluhan peserta diberikan 10 pertanyaan tentang materi yang sudah diberikan untuk mengukur atau melihat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan, hasil pengetahuan siswa meningkat, dengan 12 siswa memperoleh hasil semua benar, 4 siswa memperoleh hasil benar 9, 4 siswa memperoleh hasil benar 8, 1 siswa memperoleh hasil benar 7, dan 6 siswa memperoleh hasil benar 6. Dengan program  ini mampu meningkatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada luka kabar. Disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan terhadap hasil yang diperoleh siswa MTs Aswaja sebelum dan sesusah dilakukan penyuluhan kesehatan pemberian pertolongan pertama luka bakar
UPAYA PENCEGAHAN STROKE PADA LANSIA MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN DAN SENAM ANTI STROKE DI POSYANDU LANSIA DAHLIA GODANGREJO KARANGANYAR Maulida Nur Istanti Muhammad Imroni; Lailatul Salsabela Sadimin; Meilinda putri maharani Puryatno; Lativa Rahmawati Ngadino; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti
Empowerment Journal Vol. 4 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/empowerment.v4i1.1348

Abstract

Stroke merupakan cerebrovaskuler disease yaitu gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak dan selalu terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang beragam seperti badan yang lumpuh separo dan/atau disertai dengan penurunan kesadaran. Tujuan program ini adalah untuk mengetahui  pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah penderita hirpertensi dan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Stroke. Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode quasy eksperimen dengan penyuluhan kesehatan non-equivalent control grup. Pengambilan sempel menggunakan tekhnik purposive sampling dengan jumlah responden 23 lansia. Lansia diberikan intervensi tentang penyakit stroke dan senam anti stroke selama 30 menit. Tekanan darah diukur menggunakan sphygmomanometer. Hasil uji statistik menunjukan penyuluhan ini dinilai signifikan karena lebih dari 80% lansia dapat menjawab pertanyaan yang diberikan. Dimana sebelum dilakukannya penyuluhan, hanya sekitar 20% yang belum mengerti mengenai penyakit stroke. Itu artinya terjadi peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan. Didalam pengabdian masyarakat juga diberikan senam anti stroke sebagai usaha menurunkan angka tekanan darah
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TERKAIT BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA Didik Iman Margatot; Lailya Khusna; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti
Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v12i1.2921

Abstract

Insiden henting jantung atau henti nafas merupakan kejadian gawat darurat yang sering ditemui di berbagai tempat yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti memiliki riwayat penyakit jantung dan yang disebabkan oleh kecelakaan. Berdasarkan data dari Wolrd Health Organization (WHO, 2021) menyebutkan bahwa penyebab kematian nomor satu secara global adalah penyakit jantung. Sebanyak 17,8 juta jiwa setiap tahun mengalami kematian karena serangan jantung. Tahun 2020 sebanyak 1,9 juta orang meninggal setiap tahun dikarenakan kecelakaan lalu lintas yang ada di Indonesia. Berbagai penanganan kegawatdaruratan yang dapat di implementasikan pada kejadian henti nafas maupun henti jantung, salah satunya yaitu pemberian Bantuan Hidup Dasar (BHD). Bantuan hidup dasar merupakan tindakan yang paling penting dalam memberikan pertolongan pertama dan sangat membantu saat seseorang mengalami henti jantung, sumbatan nafas, hingga tidak sadarkan diri agar dapat mencegah keadaan yang lebih parah. Pemberian pelatihan bantuan hidup dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat umum hingga mahasiswa agar dapat membantu korban yang mengalami henti jantung maupun henti nafas yang berdampak pada kematian. Apabila seorang memiliki pengetahuan yang baik terkait bantuan hidup dasar maka akan memiliki motivasi yang tinggi untuk menolong korban yang mengalami kecelakaan, henti jantung, serta henti nafas.
PENGARUH EMPOWERMENT TERHADAP SELF CONCEPT PASIEN DENGAN HIV/AIDS Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti; Lailya Khusna; Didik Iman Margatot
Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 12, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/zijk.v12i1.2919

Abstract

Pendahuluan: Human immuno-defisiensi virus (HIV) adalah virus yang melemahkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan segala penyakit yang menyerang tubuh yang menyebabkan beberapa penyakit menyerang tubuh (AIDS). Perubahan-perubahan bentuk tubuh akibat HIV/AIDS dan pengobatannya dapat menyebabkan gangguan konsep dirinya yaitu fisik, sosial dan psikologi. Gangguan konsep diri seperti penurunan berat badan berlebihan, perubahan penampilan, penurunan berat badan, gangguan kulit, dan mudah lesu, stigmasisasi, diskriminasi, isolasi sosial,  stres, keyakinan diri rendah, mengalami kecemasan dan depresi. Empowerment memiliki aspek penting karena berhubungan dengan hal yang paling dibutuhkan klien untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi khususnya masalah kesehatan, dan respons terhadap informasi (responding to information) merupakan tanggapan pasien terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari sumber daya yang ada. Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review. Sumber kepustakaan berasal dari buku, jurnal dan artikel dengan kata kunci “empowerment”, “self concept“ dan “HIV/AIDS”. Hasil: Proses empowerment dapat meningkatkan self concept pasien terhadap HIV/AIDS  dengan melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi, karena pasien memilik hak untuk menerima layanan yang sesuai, menerima informasi yang sesuai dan memadai, pasien juga dapat memilih secara bebas dan memutuskan layanan kesehatan, serta memiliki hak untuk mengakses sistem pengaduan yang efektif. Kesimpulan: Empowerment dapat mempengaruhi self concept melalui pengetahuan, dan sikap respon terhadap informasi
Gambaran Tingkat Pengetahuan Seks Bebas pada Remaja Pamukhti, Bagas Biyanzah Drajad; Putri, Dyaz Amelia; Lukito Wati, Ester Khotiva; Amanda, Fitri Ana
Jurnal Kesmas Asclepius Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Kesmas Asclepius
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/jka.v6i2.11583

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang seks bebas pada remaja di SMPN 1 Selo Boyolali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling pada siswa kelas VIII SMPN 1 Selo Boyolali sejumlah 120 siswa dengan menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan terkait seks bebas siswa meliputi pengertian seks bebas, faktor yang mendorong, dan dampak yang ditimbulkan akibat seks bebas mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik, selain itu pengetahuan responden terkait bentuk seks bebas relatif baik meskipun tidak sedikit responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Simpulan penelitian ini bahwa mayoritas remaja di SMPN 1 Selo Boyolali memiliki tingkat pengetahuan tentang seks bebas yang baik. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Seks Bebas.
Edukasi Pertolongan Pertama Tersedak Dengan Teknik Heimlich Maneuver Pada Siswa MTS Al-Ihsan Hafizhah Nur Istiqomah; Kharisma Wahyu Widodo; Nabilla Dyva Chiendytya; Nora Herawati; Bagas Biyanzah Drajad Pamukhti
Jurnal Pengabdian Bidang Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Bidang Kesehatan
Publisher : PPNI UNIMMAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jpbidkes.v2i2.67

Abstract

Choking is still a concern today, as it is the fourth leading cause of unintentional death. Choking often occurs in infants and children, most of whom are 14 years old. From the results of interviews, it is known that students' knowledge related to handling choking with the heimlich maneuver technique is still lacking. At the service partner, MTS Al-Ihsan Cepogo, Boyolali, education has also never been carried out regarding choking management, especially with the heimlich maneuver technique. The purpose of this community service is to increase students' knowledge and skills related to choking handling using the heimlich maneuver technique. The community service method through educational activities and demonstrations showed an increase in student knowledge by 88%.