Articles
Analisis Hadis Riwayat Al-Tirmidzi Tentang Pendidikan Akal Menggunakan Aplikasi Jawami’ Al-Kalim
Deden Hilmansah;
Aulya Fazrin Rahman
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 5, No. 4, October 2022
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31943/afkarjournal.v5i4.313
Analysis Of History Of Al-Tirmidzi About Reasoning Education Using Jawami' Al-Kalim Application Intellectual education is a very important thing, even ijtihad as the fruit of reason thinking is one of the most important sources of law in Islam. This study aims to analyze: 1) understanding of reason education 2) comparison of the hadith of al-Tirmidhi's history of reason education 3) the process of transmission and quality of the hadith of al-Tirmidhi's history of reason education 4) istimbath and application of the content of the hadith of al-Tirmidhi's history about intellectual education on the theory or practice of Islamic education. The research approach used is qualitative research with library research instruments and the research method used is descriptive method. In analyzing this hadith the author uses the help of the Jawami 'al-kalim application. The results of this study provide the following conclusions: 1) mind education is to shape the mindset of students towards everything that is useful, whether in the form of syar'i science, culture, modern science, awareness, thought, and civilization; 2) this hadith was narrated by several narrators such as Muhammad bin Isha At-Tirmidhi in the book Jami'u At-Tirmidhi hadith number 1245, Ahmad bin Hanbal in the Musnad Ahmad bin Hanbal book hadith number 21492, Abu Daud in the book Sunan Abi Daud hadith number 3121 and Abdullah bin Abul Ar-Rahman Ad-Darimy in the book of Sunan Darimi hadith number 168; 3) this hadith is a dho'if hadith but is a maqbul min hadith hasan li ghairi; 4) the results of the istimbath hadith show that the Prophet Muhammad provided broad opportunities for the development of reason in order to bring together humans with their own nature. This is relevant to the concept of education, namely reason and intellect must be developed.
Analisis Perkembangan Peserta Didik dan Perkembangan Agama Peserta Didik Perspektif Al-Quran
Deden Hilmansah;
Komarudin
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i1.441
Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dari perkembangan peserta didik itu sendiri, dengan adanya perbedaan tersebut akan sangat berpengaruh dalam menentukan cara dan pendekatan yang digunakan dalam pembentukan sikap, tidak terkecuali pembentukan sikap keberagamaan. Oleh karenanya sangat penting bagi pendidik untuk memahami hakikat, karakteristik, komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta cara mengembangkan sikap keberagamaan peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangannya, karena sikap keberagamaan bukan merupakan sikap bawaan melainkan bentukan setelah individu dilahirkan. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang hakikat peserta didik perspektif Al-quran, perkembangan peserta didik perspektif Al-quran dan perkembangan agama peserta didik perspektif Al-quran. Melalui metode deskriptif dengan memanfaatkan studi literatur dapat disimpulkan bahwa a) hakikat peserta didik adalah semua orang yang sedang menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain yang hukumnya wajib dalam rangka meraih kebahagian di dunia dan di akhirat; b) perkembangan peserta didik terbagi menjadi dua bagian yaitu: fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikis yaitu la’ib (permainan atau periode periode bayi dan anak usia dini atau anak prasekolah), lahw (senda gurau atau periode anak sekolah dasar), zinah (perhiasan atau periode remaja), tafakhur (saling bermegah-megahan atau berbangga atau periode dewasa), takasur fi al-Amwal wa al-Aulad (saling menyombongkan tentang banyaknya harta dan anak atau periode tua) dan fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologi yaitu kondisi fisik secara umum, dimulai dari dha’if (lemah atau bayi atau anak-anak) menjadi quwwah (kuat atau remaja, dewasa) kemudian kembali menjadi dha’if (lemah atau tua) dan kondisi fisik secara terperinci, dimulai dari lahir sebagai (tifl) anak kemudian menginjak usia remaja (baligh) dan (ashuddakum) yang artinya kamu semua menjadi dewasa selanjutnya memasuki tahapan terakhir yaitu (shuyukh) tua dan meninggal; c) perkembangan agama peserta didik pada hakikatnya telah memiliki kecenderungan dan kesadaran beragama sejak ditiupkan ruh dalam kandungan sebagaimana dapat dilihat dalam perjanjian primordial manusia dengan Allah yang dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 172 akan tetapi pada proses perkembanganya manusia lahir dipengaruhi oleh lingkungannya.
HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GOOGLE CLASSROOM BERDASARKAN SIKAP TOLERANSI SISWA
Deden Hilmansah
Piwulang: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 6, No 1 (2023): edisi SEPTEMBER
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32478/piwulang.v6i1.1839
This study aims to analyze: 1) differences in learning outcomes of aqidah morals assisted by Google Classroom between students who study with problem-based learning models and students who study with active learning and conventional learning models in terms of student tolerance; and the effect of the interaction between the learning model and the attitude of tolerance on the learning outcomes of students' aqidah morals assisted by google classroom. This research is a quantitative research with a descriptive method. The data collection technique used is a test of the results of learning aqidah morals through Google Classroom and a student tolerance attitude questionnaire using a Likert scale. Data analysis in this study used a non-parametric statistical test, namely the median test. The results showed that; 1) there are significant differences in learning outcomes of aqidah morality assisted by Google Classroom between students who study with problem-based learning models and students who learn with active and conventional learning models; 2) there is a significant difference in learning outcomes of Aqidah Morals assisted by Google Classroom between students with high tolerance attitudes and students with moderate tolerance attitudes, this shows that tolerance attitudes have an influence on student Aqidah Morals learning outcomes where the higher the student's tolerance attitude, the learning outcomes moral aqidah will also increase, and vice versa; 3) the learning model factor and the tolerance attitude factor did not affect the students' learning outcomes with the help of google classroom. However, students who have a high and moderate tolerance attitude in the problem-based learning model class are better than students who have a high and moderate tolerance attitude in the active and conventional learning model class.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran active learning dan konvensional 2) perbedaan hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom ditinjau dari sikap toleransi siswa; 3) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan sikap toleransi terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes hasil belajar akidah akhlak melalui google classroom dan angket sikap toleransi siswa menggunakan skala likert. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji median. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) terdapat perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom yang signifikan antara siswa yang belajarnya dengan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang belajarnya dengan model pembelajaran active learning dan konvensional; 2) terdapat perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom yang signifikan antara siswa yang sikap toleransi kategori tinggi dengan siswa yang sikap toleransi kategori sedang, ini menunjukan bahwa sikap toleransi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa yaitu semakin tinggi sikap toleransi siswa maka hasil belajar akidah akhlak pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya; 3) faktor model pembelajaran dan faktor sikap toleransi tidak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom. Akan tetapi siswa yang memilki sikap toleransi kategori tinggi dan sedang di kelas model pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap toleransi kategori tinggi dan sedang di kelas model pembelajaran active learning dan konvensional.
Basic Human Duties from a Qur’anic Perspective
Deden Hilmansah;
Komarudin
Jurnal test Vol 3 No 1 (2024): Al-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.58363/alfahmu.v3i1.185
Human perfection is a depiction of God's greatness that humans are not only equipped with physical perfection but also psychic which makes them different from other creatures. Humans are endowed with reason in order to be able to distinguish between good and bad and to be able to analyse everything related to the universe which at its peak becomes a complete person so that humans carry out the tasks and responsibilities imposed by God on them to be fulfilled, guarded and maintained as well as possible. But in reality, many humans have forgotten this mandate, this can be seen from the development of humans who are increasingly far from their nature as perfect beings and deviate from their duties as humans. This paper aims to explain the nature of man and the main duties of man from the perspective of the Qur'an. Through descriptive method by utilising literature study, it can be concluded that the nature of man in the perspective of the Qur'an is the most perfect creature because it consists of body and soul, which has reason and lust and humans are Biological, Psychological and Sociological creatures. Then the main task of humans in the perspective of the Qur'an is as servants of Allah and as caliphs on earth, humans are given this task because humans are the most perfect creatures and have advantages over other creatures.
HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK MELALUI PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN GOOGLE CLASSROOM BERDASARKAN SIKAP TOLERANSI SISWA
Deden Hilmansah
Piwulang: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 6 No. 1 (2023): edisi SEPTEMBER
Publisher : STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32478/piwulang.v6i1.1839
This study aims to analyze: 1) differences in learning outcomes of aqidah morals assisted by Google Classroom between students who study with problem-based learning models and students who study with active learning and conventional learning models in terms of student tolerance; and the effect of the interaction between the learning model and the attitude of tolerance on the learning outcomes of students' aqidah morals assisted by google classroom. This research is a quantitative research with a descriptive method. The data collection technique used is a test of the results of learning aqidah morals through Google Classroom and a student tolerance attitude questionnaire using a Likert scale. Data analysis in this study used a non-parametric statistical test, namely the median test. The results showed that; 1) there are significant differences in learning outcomes of aqidah morality assisted by Google Classroom between students who study with problem-based learning models and students who learn with active and conventional learning models; 2) there is a significant difference in learning outcomes of Aqidah Morals assisted by Google Classroom between students with high tolerance attitudes and students with moderate tolerance attitudes, this shows that tolerance attitudes have an influence on student Aqidah Morals learning outcomes where the higher the student's tolerance attitude, the learning outcomes moral aqidah will also increase, and vice versa; 3) the learning model factor and the tolerance attitude factor did not affect the students' learning outcomes with the help of google classroom. However, students who have a high and moderate tolerance attitude in the problem-based learning model class are better than students who have a high and moderate tolerance attitude in the active and conventional learning model class.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran active learning dan konvensional 2) perbedaan hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom ditinjau dari sikap toleransi siswa; 3) pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan sikap toleransi terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes hasil belajar akidah akhlak melalui google classroom dan angket sikap toleransi siswa menggunakan skala likert. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji median. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) terdapat perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom yang signifikan antara siswa yang belajarnya dengan model pembelajaran problem based learning dengan siswa yang belajarnya dengan model pembelajaran active learning dan konvensional; 2) terdapat perbedaan hasil belajar akidah akhlak berbantuan google classroom yang signifikan antara siswa yang sikap toleransi kategori tinggi dengan siswa yang sikap toleransi kategori sedang, ini menunjukan bahwa sikap toleransi memiliki pengaruh terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa yaitu semakin tinggi sikap toleransi siswa maka hasil belajar akidah akhlak pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya; 3) faktor model pembelajaran dan faktor sikap toleransi tidak memberikan pengaruh terhadap hasil belajar akidah akhlak siswa berbantuan google classroom. Akan tetapi siswa yang memilki sikap toleransi kategori tinggi dan sedang di kelas model pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap toleransi kategori tinggi dan sedang di kelas model pembelajaran active learning dan konvensional.
KAJIAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN AL-FARABI DALAM PENDIDIKAN ISLAM KONTEMPORER
Deden Hilmansah Hilmansah
Jazirah: Jurnal Peradaban dan Kebudayaan Vol 4 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul 'Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51190/jazirah.v4i2.121
Penelitian ini dilatar belakangi oleh perlunya pembahasan mengenai pemikiran-pemikiran Al-Farabi yang mana pembahasan perihal tersebut masih sedikit ditimbulkan ke permukaan, maka peneliti melakukan penelitan yang bertujuan untuk mengetahui Pemikiran Pendidikan Al-Farabi dalam Pendidikan Islam Kontemporer. Melalui metode deskriptif dengan memanfaatkan studi literatur dapat disimpulkan bahwa al-Farabi berhasil merekonsiliasi beberapa ajaran filsafat seperti Plato dan Aristoteles dan juga merekonsiliasi antara agama dan filsafat sehingga al-Farabi diberi gelar Al-Mu’allim Tsani atau guru kedua setelah Aristoteles, model pemikiran al-Farabi adalah aliran religius rasional, pemikiran pendidikan Islam al-Farabi terletak pada adanya niat baik yang akan membawa kepada akhlak yang baik, dari niat baik itu memunculkan teori kebahagian, kebahagian yang dimaksud adalah ilmu, kurikulum pendidikan Islam al-farabi selaras dengan kurikulum tingkat tinggi pendidikan Islam, dalam filsafat ketuhanan al-Farabi mengemukakan dalil wajib al-wujud dan mumkin al-wujud, dalam filsafat kenabian al-Farabi berpendapat bahwa erat kaitannya antara nabi dan filosof dalam kesanggupannya untuk mengadakan komunikasi dengan akal fa’al, dalam bernegara al-Farabi membagi negara atau pemerintahan menjadi negara (kota), utama (al-madina al-fadhilah), negara jahil (al- madina al-jahilah), negara sesat (al-madina al-dhalala), negara fasik (al-madina al-fasiqah), dan negara berubah (al-madina al- mutabadilah).
STUDENTS’ PARTICIPATION IN RELIGIOUS EXTRACURRICULAR ACTIVITIES: THE RELATIONSHIP BETWEEN RELIGIOUS EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AND ACADEMIC ACHIEVEMENT
Ayu Puji Rahayu;
Deden Hilmansyah;
Nizar Falilah;
Kodar Rohmat;
5Mukhtiar Hussain Ibupoto
Raudhah - Proud To Be Professional مجلد 9 عدد 3 (2024): Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah - Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Raudhatul Ulum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48094/raudhah.v9i3.742
Religious extracurricular activities are those conducted outside the core curriculum in the field of religion, such as the habit of praying in congregation, zakat practices, qurban practices, muhadoroh, religious studies, and similar activities. This study aimed to determine the relationship between student participation in religious extracurricular activities and academic achievement in the local content subject of worship practices. This study employs the ex post facto method. The data collection technique used in this study involved documentation provided by the school. Data were collected from records of final semester grades in religious extracurricular activities and student academic achievement in the local content subject of worship practices. The inferential statistical method used was the Pearson product-moment correlation test to analyze whether there was a significant relationship between the independent and dependent variables. The results showed that student participation in religious extracurricular activities had a significant relationship with academic achievement in the local content of worship practices. This is evidenced by the correlation test results, where the Sig (2-tailed) value of 0.000 is smaller than the α value of 0.05, indicating a significant relationship between variable X and variable Y. Keywords: Religious extracurricular activities, Academic achievement, Local content of worship practices
Student Tolerance Attitudes in Islamic Boarding Schools
Hilmansah, Deden;
Komarudin, Komarudin;
Al Ayyubi, Ibnu Imam;
Prayetno, Eko;
Yumna, Hanin
Southeast Asian Journal of Islamic Education Vol 7 No 2 (2024): Southeast Asian Journal of Islamic Education, December 2024
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21093/sajie.v7i2.9273
This study aims to describe the tolerance attitudes of students in Islamic boarding schools, focusing on three aspects: peace, respect for differences and individuals, and awareness. The research method is descriptive quantitative, utilizing a Likert scale questionnaire for data collection. Results indicate that 48% of students exhibit very high tolerance in the peace aspect, while 52% show high tolerance. Regarding respect for differences and individuals, 55% of students demonstrate very high tolerance and 45% show high tolerance. In the awareness aspect, 59% of students display very high tolerance, and 41% show high tolerance. Overall, 60% of students have a very high tolerance attitude, and 40% show a high tolerance attitude. These findings highlight that Islamic boarding schools foster an environment conducive to developing academically proficient students with strong religious and tolerant attitudes. The implication is that Islamic boarding schools play a vital role in shaping students who are not only academically capable but also possess strong religious and tolerant attitudes. This suggests that an educational approach integrating Islamic spiritual values with general knowledge can be an effective model for fostering a more inclusive and socially aware generation. Furthermore, this model demonstrates the potential of education to serve as a bridge for understanding and respecting cultural and religious diversity, equipping students with the skills and values needed to contribute positively to a pluralistic society.
Improving Spiritual Understanding and Mental Health of the Community
Nurhikmah, Nurhikmah;
Al Ayyubi, Ibnu Imam;
Prayetno, Eko;
Hilmansah, Deden;
Sholeh, Muh Ibnu;
Putra, Ari Limay Trisno
Abdurrauf Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2025): Abdurrauf Journal of Community Service
Publisher : Yayasan Abdurrauf Cendekia Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70742/ajcos.v2i1.154
This study aims to assess the effect of enlightening the heart through Friday worship on improving spiritual understanding and mental health of the community in Lempangan Village. This community service programme was carried out by promoting lectures and spiritual coaching focused on the importance of maintaining a clean heart and deepening the meaning of worship. The results showed that participants experienced an increased understanding of the purpose of Friday worship and felt calmer and more peaceful after attending the programme. In addition, the programme was also successful in reducing negative feelings such as stress and anxiety, and strengthening social relationships in the community. Based on these findings, it can be concluded that the enlightenment of the heart through Friday worship has a positive impact on the spirituality and mental well-being of the community, so it can be an effective model to improve the quality of life holistically. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pencerahan hati melalui ibadah Jumat terhadap peningkatan pemahaman spiritual dan kesehatan mental masyarakat di Desa Lempangan. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan mengedepankan ceramah dan pembinaan spiritual yang difokuskan pada pentingnya menjaga kebersihan hati dan pendalaman makna ibadah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta mengalami peningkatan pemahaman tentang tujuan ibadah Jumat dan merasa lebih tenang dan damai setelah mengikuti program tersebut. Selain itu, program ini juga berhasil mengurangi perasaan negatif seperti stres dan cemas, serta mempererat hubungan sosial di masyarakat. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencerahan hati melalui ibadah Jumat berdampak positif terhadap spiritualitas dan kesejahteraan mental masyarakat, sehingga dapat menjadi model yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup secara holistik. Keywords: Pencerahan Qalbu, Ibadah Jumat, Spiritualitas, Kesehatan Mental Kata Kunci: Pencerahan Qalbu, Ibadah Jumat, Spiritualitas, Kesehatan Mental
Penanaman Nilai Moderasi Beragama Melalui Pengajian Rutin di Kampung Cihurip Desa Pangauban Kecamatan Batujajar
Hilmansah, Deden;
Komarudin
Educivilia: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025): Educivilia: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Universitas Djuanda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30997/ejpm.v6i2.16410
Penelitian ini bertujuan menanamkan nilai moderasi beragama kepada warga Kampung Cihurip RT 01 RW 11 Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat melalui pengajian rutinan. Moderasi beragama didefinisikan sebagai sikap toleran, menghormati perbedaan, dan menolak ekstremisme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan observasi langsung dan peneliti terlibat langsung di lapangan sebagai narasumber. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tokoh agama, pengurus pengajian, dan warga setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi warga mencapai 80% dari total kepala keluarga, dengan keterlibatan aktif dalam diskusi, tanya jawab, dan refleksi bersama. Setelah mengikuti pengajian, pemahaman warga tentang moderasi beragama meningkat secara signifikan, terutama dalam aspek toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan, yang tercermin dalam hubungan sosial harmonis dan hilangnya konflik berbasis agama. Keberhasilan ini didukung oleh peran masyarakat dan ulama, serta tradisi keagamaan yang kuat, meskipun adanya perlawanan seperti pandangan konservatif kaku dan pengaruh media sosial ekstrem tetap ada. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan berkelanjutan melalui dialog inklusif dan edukasi berbasis media terpercaya untuk memperkuat nilai moderasi. Temuan ini memberikan kontribusi signifikan bagi model pembinaan masyarakat yang harmonis dan toleran, baik dalam konteks lokal maupun sebagai inspirasi bagi komunitas lainnya.