Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Lingkungan

Valuasi Dampak Banjir Di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat Gusti Rachmad Rabsanjani; Aji Ali Akbar; Henny Herawati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 20, No 1 (2022): January 2022
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.20.1.65-75

Abstract

Banjir merupakan becana yang kerap sekali terjadi pada musim hujan, banjir dapat menyebabkan kehilangan harta benda maupun korban jiwa. Valuasi ekonomi akibat terjadinya banjir adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung kerugian akibat terjadinya bencana banjir. Tidak adanya kajian mengenai kerentanan dan kerugian ekonomi akibat banjir pada tiga desa di Kecamatan Ngabang yaitu Desa Raja, Hilir Tengah dan Hilir Kantor adalah alasan dilakukannya penelitian ini. Tujuan dilakakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi besarnya tingkat kerentanan terhadap banjir yang terjadi dan menghitung valuasi kerugian ekonomi akibat terjadinya bencana banjir. Metode yang digunakan dalam menganalisis kerentanan banjir menggunakan software ArcMap 10.3 adalah Analisa atribut meliputi pemberian skor kelas curah hujan, pemberian skor kelas tutupan lahan, pemberian skor kelas kemiringan lahan, pembobotan dan Analisa AHP. Metode yang digunakan untuk menghitung estimasi kerugian akibat banjir menggunakan metode ECLAC. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah perubahan tutupan lahan mengalami penurunan dan peningkatan luasan permukiman, pertanian/sawah, dan lahan terbuka/semak, Curah hujan yang tinggi dan kelerengan daerah yang landai menjadi parameter penyebab terjadinya banjir. Pada estimasi nilai kerugian akibat banjir dengan nilai kerugian menggunakan USD dan Emas pada tahun yang ditentukan dengan hasil total kerugian pada tahun 1973 adalah 73,7 Juta dollar, tahun 1989 180 juta dollar, tahun 1994 261 juta dollar, tahun 2000 261juta dollar, tahun 2010 1,1 miliar dollar, dan tahun 2020 1,9 miliar dollar.ABSTRACTFlood is a plan that often occurs in the rainy season, floods can cause loss of property and fatalities. Economic valuation due to flooding is one way that can be used to calculate losses due to flood disasters. The absence of studies on vulnerability and economic losses due to flooding in three villages in Ngabang Subdistrict namely Desa Raja, Hilir Tengah and Hilir Kantor is the reason for this research. The purpose of this study is to identify and inventory the level of vulnerability to floods that occur and calculate the valuation of economic losses due to flood disasters. The methods used in analyzing flood vulnerabilities using ArcMap 10.3 software are attribute analysis including rainfall class scoring, giving land cover class scores, awarding land slope class scores, weighting and AHP Analysis. The method used to calculate the estimated loss due to flooding uses the ECLAC method. The results obtained in this study are changes in land cover experiencing a decrease and increase in the area of settlements, agriculture / rice fields, and open land / bush, high rainfall and marbles of sloping areas become parameters of the cause of flooding. In the estimated value of losses due to floods with the value of losses using USD and Gold in the specified year with the total loss in 1973 was 73.7 million dollars, in 1989 180 million dollars, in 1994 261 million dollars, in 2000 261 million dollars, in 2010 1.1 billion dollars, and in 2020 1.9 billion dollars.
Daya Dukung Lingkungan berdasarkan Ketersediaan Air dan Produktivitas Lahan di Daerah Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten Kapuas Hulu Devi Nurahmawaty; Henny Herawati; Ochih Saziati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 2 (2023): April 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.2.257-268

Abstract

Kecamatan Putussibau Utara merupakan ibu kota Kabupaten yang terus mengalami peningkatan jumlah penduduk sekaligus pusat perkantoran dan perekonomian di Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga adanya kegiatan tersebut sangat mempengaruhi air yang tersedia, meningkatnya penduduk maka kebutuhan lahan untuk lahan terbangun juga akan meningkat. Oleh karena itu, perlu diketahui daya dukung air maupun daya dukung lahan. adapun tujuan dari penelitian ini mengetahui nilai surplus/defisit dengan membandingkan ketersediaan air dengan kebutuhan air maupun lahan pada tahun 2019 dan memperdiksi kebutuhan air maupun lahan 20 tahun ke depan (2039). Metode penelitian yang digunakan mengacu pada Permen LH No. 17 Tahun 2009. Berdasarkan hasil penelitian ketersediaan air pada tahun 2006 sebesar 767.960.195 m3/tahun, pada tahun 2013 sebesar 738.757.110 m3/tahun, dan pada tahun 2019 sebesar 610.680.859 m3/tahun, sedangkan untuk kebutuhan air pada tahun 2019 sebesar 41.809.600 m3/tahun dan tahun 2039 mengalami peningkatan sebesar 64.609.135 m3/tahun, maka daya dukung dinyatakan surplus. Kemudian untuk ketersediaan dan kebutuhan lahan di Kecamatan Putussibau Utara yang di mana memiliki 19 kelurahan/desa. Ketersediaan lahan terbesar yaitu di desa Nanga Awin yaitu 312,7 Ha dan terkecil yaitu di kelurahan Putussibau Kota yaitu 37,98 Ha, sedangkan kebutuhan lahan terbesar pada tahun 2020 adalah di kelurahan Putussibau Kota 4.172 Ha dan terkecil di desa Tanjung Beruang sebesar 139,9 Ha. Untuk kebutuhan lahan terbesar tahun 2039 adalah di kelurahan Putussibau Kota sebesar 4.565 Ha dan terkecil terdapat di desa Tanjung Beruang sebesar 176,6. Dalam hal ini kebutuhan lahan di setiap kelurahan/desa Kecamatan Putussibau Utara lebih besar dari ketersediaan lahan di Kecamatan Putussibau Utara. Berdasarkan hasil tersebut ketersediaan lahan di Kecamatan Putussibau Utara dinyatakan defisit.