Claim Missing Document
Check
Articles

Estimation of Bank Erosion Due to Reservoir Operation in Cascade (Case Study: Citarum Cascade Reservoir) Legowo, Sri; Hadihardaja, Iwan K.; Azmeri, Azmeri
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 41, No 2 (2009)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.349 KB) | DOI: 10.5614/itbj.eng.sci.2009.41.2.5

Abstract

Sedimentation  is  such  a  crucial  issue  to  be  noted  once  the accumulated  sediment  begins  to  fill  the  reservoir  dead  storage,  this  will  then influence the long-term reservoir operation. The sediment accumulated requires a serious attention for it may influence the storage capacity and other reservoir management  of  activities.  The  continuous  inflow  of  sediment  to  the  reservoir will decrease the capacity of reservoir storage, the reservoir value in use, and the useful  age  of  reservoir.  Because  of  that,  the  rate  of  the  sediment  needs  to  be delayed as possible. In this research, the delay of the sediment rate is considered based on the rate of flow of landslide of the reservoir slope. The rate of flow of the sliding slope can be minimized by way of each reservoir autonomous efforts. This  effort  can  be  performed  through;  the  regulation  of  fluctuating  rate  of reservoir surface current that does not cause suddenly  drawdown  and upraising as well. The research model is compiled using the searching technique of Non Linear Programming (NLP). The  rate  of  bank  erosion  for  the  reservoir  variates  from  0.0009  to  0.0048 MCM/year, which is no sigrificant value to threaten the life time of reservoir.Mean  while  the   rate  of  watershed  sediment  has  a  significant  value,  i.e:  3,02  MCM/year  for  Saguling  that  causes  to  fullfill  the  storage  capacity  in  40  next years (from years 2008). 
Analisis Ketersediaan Air dan Sistem Operasi dengan Metode Dinamik Deterministik (Studi Kasus Waduk Sukawana – Sungai Cimahi) Azmeri, Azmeri; Legowo, Sri; Kridasantausa, Iwan
Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 3 (2004)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.569 KB)

Abstract

Abstrak. Metode simulasi dan optimasi merupakan dua metode yang sering digunakan dalam pengelolaan sumberdaya air. Dalam penulisan makalah ini metode tersebut digunakan untuk memperoleh suatu metode pemanfaatan sumberdaya air dari Waduk Sukawana pada Sungai Cimahi - Jawa Barat. Metode simulasi yang digunakan adalah untuk mencoba berbagai pemanfaatan kebutuhan air diantaranya air minum, irigasi, industri dan PLTMH mulai dari tahun 2003 sampai 2028. Dari simulasi neraca air untuk 2 (dua) alternatif yaitu untuk Q80 diperoleh volume tampungan waduk untuk tahun 2003 (25,847x106 m3), tahun 2008 (25,665 x106 m3), tahun 2018 (26,277 x106 m3) dan tahun 2028 (41,284 x106 m3). Sedangkan untuk Q50 diperoleh volume tampungan waduk untuk tahun 2003 (17,506 x106 m3), tahun 2008 (17,325 x106 m3), tahun 2018 (17,936x106 m3) dan tahun 2028 (20,784 x106 m3). Dari optimasi operasi waduk dengan program dinamik deterministik menghasilkan pola operasi untuk waduk Sukawana. Pada tahun basah, normal dan kering, storage bulan Januari dan Desember berada pada elevasi maksimum 1475m. Pada bulan Mei sampai September terjadi penurunan elevasi air di waduk. Taraf muka air normal dijadikan pedoman dalam menjalankan operasi waduk. Taraf muka air normal yang ditentukan sebagai permulaan adalah pada bulan Mei, dimana tinggi air waduk diusahakan mencapai elevasi maksimum Untuk mencegah bahaya banjir, muka air waduk antara bulan Oktober sampai dengan bulan April diusahakan di bawah elevasi maksimum.Abstract. Simulation and optimation methods is often used in management of water resources. In this thesis, the method are used to get method exploiting of water resources from accumulating Sukawana reservoir at River of Cimahi - West Java. Method Simulation is used to try various exploiting of amount of water required among others drinking water, irrigation, industrial and PLTMH start from year 2003 until 2028. From balance simulation for two alternativies that is for Q80 obtained by volume accomodate accumulating reservoir for year 2003 ( 25,847x106 m3), year 2008 ( 25,665 x106 m3), year 2018 ( 26,277 x106 m3) and year 2028 (41,284 x106 m3). For Q50 obtained by volume accomodate accumulating basin for year 2003 (17,506x106m3), year 2008 ( 17,325 x106 m3), year 2018 (17,936x106m3) and year 2028 (20,784 x106 m3). From optimation operate for accumulating reservoir with program of dinamic deterministic yield pattern operate for accumulating Sukawana reservoir. Wet in the year, dry and normal, January month moon storage capacity and December at maximum elevation 1475m. In May until September happened degradation of elevasi in accumulating basin. Normal water level which determined as start is in May, where is high of accumulating basin water laboured to reach maximum elevation. To prevent effect of floods, hence water level of accumulating basin during the month October up to April under of highest maximum elevation.
Observasi Garis Freatis pada Model Bendungan Berdasarkan Kepadatan Tanah Melalui Model Fisik Azmeri, Azmeri; Rizalihadi, Maimun; Yanita, Irma
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.689 KB)

Abstract

Abstrak. Kestabilan tubuh bendung tergantung pada besar kecilnya rembesan yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengamati pola aliran garis freatis yang terjadi pada tubuh bendungan serta menghitung debit rembesan yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan model tubuh bendungan yang terbuat dari tanah lempung kekuning-kuningan dengan memvariasikan tingkat kepadatan tanah sebesar 60%, 65%, dan 70%. Penelitian uji model menggunakan bejana kaca setebal 10 mm dengan panjang 180 cm, lebar 44 cm, dan tinggi 68 cm dengan skala 1 : 25 dari prototipenya. Penelitian ini memiliki 3 variasi tinggi air tampungan, yaitu 35 cm, 45 cm, dan 55 cm. Pola aliran rembesan ini dianalisis dengan menggunakan teori perhitungan aliran yaitu metode Dupuit, metode Schaffernak, dan metode Cassagrande. Pada penelitian ini, pada kondisi kepadatan tanah 60%, 65%, dan 70% hanya pada kondisi air tampungan 55 cm yang dapat memenuhi metode Cassagrande. Besar debit yang dihasilkan menurut perhitungan dan penelitian masing-masing untuk kepadatan 60%, 65%,70% adalah 6,015 x 10-6 cm3/det dan 8,07 x 10-6 cm3/det, 5,806 x 10-6 cm3/det dan 7,80 x 10-6 cm3/det, 5,372 x  10-6 cm3/det dan 7,21 x 10-6 cm3/det. Perbedaan debit dari hasil perhitungan dan penelitian menunjukkan kalibrasi pemodelan belum sempurna. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepadatan tanah pada tubuh bendungan maka semakin kecil debit rembesan yang dihasilkan. Abstract. Stability of dam depends on the size of the seepage that occurs. The purpose of this study was to see and observe flow pattern of phreatic line occurred on dam body and calculate the resulting seepage discharge. This study used a model dam body made of yellowish clay with varying soil density 60%, 65%, and 70%. Model test study used 10 mm thick glass vessel with a length of 180 cm, width of 44 cm, height of 68 cm with a 1:25 scale of prototype. This study had three height variations of water level, which is 35 cm, 45 cm, and 55 cm. Seepage flow pattern was analyzed by using flow computation theories, namely Dupuit, Schaffernak, and Cassagrande method. The discharge resulting from the calculation and physical modelling each soil density are for 60%, 65%, 70% was6,015 x 10-6 cm3/det and 8,07x10-6 cm3/det, 5,806 x 10-6 cm3/det and 7,80 x 10-6 cm3/det, 5,372 x 10-6 cm3/det and 7,21 x 10-6 cm3/det Differences in discharge from the calculation and studies indicated that the calibration models were not perfect. The results obtained show that the higher the density of the soil on the dam body, the smaller the resulting seepage discharges.
Analisis Kekeringan Menggunakan Metode Theory of Run di DAS Krueng Aceh Syahrial, Asri; -, Azmeri; Meilianda, Ella
Jurnal Teknik Sipil Vol 24, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.221 KB) | DOI: 10.5614/jts.2017.24.2.8

Abstract

AbstrakKekeringan adalah kurangnya jumlah curah hujan bulanan dibandingkan dengan rata-rata bulanannya. Analisis kekeringan masih belum banyak dilakukan, khususnya untuk di luar Pulau Jawa. Analisis kekeringan berupa tingkat keparahan kekeringan yang ditunjukkan dengan intensitas kekeringan (mm/bulan) dan durasi kekeringan (bulan) beserta periode ulang kekeringannya perlu dilakukan untuk menunjang kesiap-siagaan dalam menghadapi bencana kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan durasi dan intensitas kekeringan di DAS Krueng Aceh. Tahapan penelitian ini adalah mengumpulkan data jumlah hujan bulanan dari pos curah hujan di DAS Krueng Aceh; pengisian data curah hujan yang hilang menggunakan Metode Kombinasi (gabungan Metode Normal Ratio dan Metode Inverse Square Distance/Metode Reciprocal); perhitungan intensitas dan durasi kekeringan menggunakan metode Theory of Run. Luas DAS Krueng Aceh adalah 1.681,05 km2 meliputi 23 kecamatan. Intensitas kekeringan terparah untuk kebutuhan air palawija terjadi pada Pos Curah Hujan Seulimum 111,58 mm/bulan; sedangkan untuk kebutuhan air Padi terparah dialami oleh Pos Curah Hujan Indrapuri sebesar 138,84 mm/bulan. Durasi kekeringan terparah untuk kebutuhan air palawija terjadi pada Pos Curah Hujan Padang Tidji dengan sepanjang 14 bulan; sedangkan untuk kebutuhan air Padi terparah dialami oleh Pos Curah Hujan Blang Bintang sebesar 34 bulan. Durasi kekeringan maksimum dialami oleh Pos Lhoong selama 25 bulan pada periode 2012-2014 dan intensitas kekeringan maksimum dialami oleh Pos Lhoong sebesar 247,5 mm/bulan pada Desember 2008.AbstractDrought is the lack of monthly precipitation compared to its monthly average. Drought analysis has not been done lately, especially outside Java Region. Drought analysis of drought severity indicated by drought intensity (mm/month) and duration of drought (month) along with repeated period of drought need to be done to support preparedness in facing drought disaster. The purpose of this study is to determine the duration and intensity of drought in the Krueng Aceh basin. The research stages are collecting monthly rainfall data from rainfall station in Krueng Aceh basin; filling the missing rainfall data by using the combination method (combination of Normal Ratio Method and Inversing Square Distance Method/Reciprocal Method); calculating drought intensity and duration using Theory of Run method. Krueng Aceh basin area is 1681.05 km2 covering 23 districts. The worst intensity of drought for the water needs of crops occurred in Seulimum rainfall station, which is 111.58 mm/month; while the worst water needs of rice is showed by the rainfall station in Indrapuri, which is 138.84 mm/month. The worst duration of drought for the water needs of crops occurred in Padang Tiji Rainfall Station with over 14 months; while the worst water needs of rice is showed by Blang Bintang Rainfall Station for 34 months. The maximum duration of the drought occurred in Lhoong Rainfall Station for 25 months in 2012-2014 and the maximum intensity of the drought is showed by Lhoong rainfall station is 247.5 mm/month in December 2008.
Analisis Perilaku Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendungan Alam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Provinsi Aceh Azmeri, Azmeri; Yulianur, Alfiansyah; Listia, Vina
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 3 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.935 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.3.5

Abstract

Abstrak. Selama lima belas tahun terakhir telah terjadi tiga kejadian bencana banjir bandang (Tahun 1987, 2000, dan 2013) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Teungku. Kejadian tanggal 2 Januari 2013 menimbulkan dampak besar pada Desa Beureuneut Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku banjir bandang akibat keruntuhan bendungan alam dengan melakukan simulasi permodelan keruntuhan bendungan. Metodologi penelitian meliputi analisis hidrologi berdasarkan hujan ekstrim pada tanggal kejadian sebesar 125 mm yang menghasilkan debit puncak banjir sebesar 334,83 m3/dt. Analisis hidraulika dilakukan terhadap geometrik sungai, bendungan alam dengan pendekatan topografi dan mengestimasi koefisien kekasaran manning. Simulasi pemodelan banjir bandang akibat keruntuhan bendungan alam ini menggunakan software HECRAS 4.1.0 yang diakibatkan oleh overtopping dan piping. Berdasarkan validasi elevasi banjir antara pemodelandan observasi di lapangan, keruntuhan bendungan alam di Sungai Krueng Teungku akibat overtopping. Dari hasil simulasi diperoleh waktu tiba banjir dari hulu ke hilir adalah sebesar 1,104 jam. Volume pembendungan alam sebesar 13.110,32 m3 yang menyebabkan ketinggian genangan banjir di hilir antara 1 sampai 2 meter. Kejadian ini menimbulkan kerugian di wilayah pemukiman, perkebunan masyarakat dan tambak. Dengan adanya informasi perilaku banjir bandang ini berguna untuk meningkatkan kapasitas untuk meminimalisir dampak bencana banjir bandang.Abstract. In the period of the last fifteen years, there has occurred three times of the flood disasters (in the year of 1987, 2000, and 2013) at the watershed of Krueng Teungku. Incident on January 2nd, 2013 gave a big impact on Beureuneut village at Seulimeum sub-district of Aceh Besar regency. This study aims to analyze flash flood behavior due to the collapse of the natural dam by performing the dam-break simulation model. The research methodology includes analysis of hydrological based on extreme rainfall on the date of occurrence about 125 mm which produced discharge flood peak as high as 334.83 m3/sec. Hydraulics analysis conducted on the geometry of the river, natural dam with topographical and manning’s roughness coefficient estimate approaches. The flash floods  modeling simulation as result of the natural dam break caused by overtopping and piping uses HEC-RAS 4.1.0 software. Based on the validation of the flood elevation between modeling and field observations, natural dam of Krueng Tengku was collapsed due to overtopping. The result of simulation obtains the arrival time of the flood from upstream to downstream about 1,104 hours. Volume damming about 13.110,32 m3 resulted in inundation height between 1 to 2 meters. These losses are in residential areas, plantations and farm communities. Flood behavior information is useful to enhance the capacity to minimize the impact of flash flood disasters.
Analisis Pengaruh Intersepsi Lahan Kelapa Sawit terhadap Ketersediaan Air di Kabupaten Nagan Raya (Studi Kasus pada Sub DAS Krueng Isep) Safriani, Meylis; Yulianur, Alfiansyah; Azmeri, Azmeri
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1225.771 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.2.6

Abstract

Abstrak. Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya mengalami perkembangan pesat dalam hal perluasan lahan dalam lima tahun terakhir sejak tahun 2009 hingga tahun 2013. Pada tahun 2009, luas total perkebunan sawit 27.434 hektar menjadi 40.216 hektar di tahun 2013. Perubahan tata guna lahan ini perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh terutama pada ketersediaan air pada suatu DAS. Salah satu proses yang mempengaruhi hasil air pada suatu DAS adalah proses intersepsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intersepsi lahan kelapa sawit terhadap ketersediaan air pada sub DAS Krueng Isep dimana sub DAS ini merupakan catchment area untuk perencanaan PDAM serta sumber air untuk DI Jeuram. Metode penelitian ini dengan pengukuran secara langsung di lapangan untuk mendapatkan nilai curah hujan, air lolos, dan aliran batang. Lokasi penelitian berada di perusahaan perkebunan Kelapa Sawit di PT. Sucfindo yang terletak di Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ketersediaan air pada sub DAS Krueng Isep dengan kondisi lahan kelapa sawit ditanami seluruhnya tidak mampu memenuhi kebutuhan air minum dan air irigasi (kebutuhan air total). Namun, pada saat sub DAS dengan kondisi lahan kelapa sawit dibatasi masih mampu memenuhi kebutuhan air total. Batasan maksimum yang diperbolehkan atau diizinkan penanaman kelapa sawit pada sub DAS Krueng Isep adalah seluas 95,94 km2.Abstract. Palm plantations in Nagan Raya experienced rapid development in terms of expansion in the last five years from 2009 to 2013. In 2009, the total area of palm plantations from 40. 216 hectares to 27. 434 hectares in 2013. Changes in land use should be noted because it can influence mainly on the availability of water in a watershed. One of the processes that affect the outcome of water in a watershed is the interception process. This study was conducted to determine the effect of palm oil interception against the water availibity in the Krueng Isep sub watershed which is a sub-watershed catchment area for planning taps and water sources for DI Jeuram. This research method with direct measurements in the field to get the rainfall, throughfall, and stemflow.The research location is in the palm plantation company PT. Sucfindo located in Kuala Pesisir Subdistrict, Nagan Raya District. The results obtained show that the water availability of the Krueng Isep sub watershed with the condition of land planted with palm wholly unable to supply the water drinking and irrigation demand (total water requirements). However, when sub-watershed with oil palm land conditions is limited still able to supply the total water requirements. The maximum limits allowed or permitted the planting of oil palm in Krueng Isep sub watershed is an area of 95,94 km2.
Analisis Spasial Risiko Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendungan Alami pada DAS Krueng Teungku, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh -, Azmeri; Fatimah, Eldina; Herawati, Henny; Sundary, Devi; Isa, Amir Hamzah
Jurnal Teknik Sipil Vol 24, No 3 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1931.997 KB) | DOI: 10.5614/jts.2017.24.3.6

Abstract

AbstrakPenelitian ini menyajikan hasil analisis spasial risiko bencana banjir bandang akibat keruntuhan bendungan alam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Parameter kerentanan merupakan gabungan komponen kerentanan sosial dan kerentanan fisik. Selanjutnya dari parameter ancaman dan kerentanan tersebut, dilakukan analisis risiko melalui penentuan klasifikasi risiko bencana banjir bandang untuk daerah hilir bendungan. Secara keseluruhan daerah berisiko seluas 32,02 hektar berdasarkan pembentukan 15 grid (100 meter horisontal x 100 meter sejajar tebing sungai). Klasifikasi tingkat risiko untuk daerah hilir bendungan alam Krueng Teungku 5 wilayah termasuk dalam Tingkat Risiko Tinggi, 8 wilayah Tingkat Risiko Sedang dan 2 wilayah Tingkat Risiko Ringan. Kelas risiko sedang mendominasi seluas 23,33 hektar atau 72,85% dari luas total daerah yang berisiko. Kemudian diikuti oleh kelas risiko tinggi seluas 6,29 hektar atau 19,64% dari luas total daerah yang berisiko. Kelas risiko rendah seluas 2,41 hektar atau 7,51% dari luas total daerah yang berisiko. Klasifikasi tingkat risiko bencana banjir bandang ini berguna untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di hilir bendungan alam untuk meminimalisir risiko bencana banjir bandang yang merupakan bencana berulang pada Desa Beureunut.AbstractThis research presents the results of spatial analysis of flash flood disaster risk due to the collapse of natural dam at the watershed Krueng Teungku, Seulimeum sub-district, Aceh Besar Regency, Aceh Province. The vulnerability parameter is a combination of components of social vulnerability and physical vulnerability. Furthermore, based on the parameters of these hazard and vulnerabilities, risk analysis was done through the determination of flash flood risk classification for downstream area of the dam. In general, the risk area covered 32.02 hectares based on the formation of 15 grids (100 meters horizontal x 100 meters parallel river cliff). Based on risk level classification of the natural downstream of Krueng Teungku, there were 5 areas included in the High Risk Level, 8 areas in Medium Risk areas, and 2 areas in Risk Level Light. The medium level was the most dominant category which covers 23.33 hectares or 72.85% of the total area. The high risk areas comprises of 6.29 hectares or 19.64% of total area area followed by low risk class covering an area of 2.41 hectares or 7.51% of total area. The classification of flash flood disaster risk level is useful to improve community preparedness in downstream of a natural dam to minimize the risk of flash flood disaster which is a recurrent disaster in Beureunut Village.
KAJIAN LONCATAN HIDROLIK PADA KOLAM OLAK MODEL FISIK BENDUNGAN KRUENG SABEE KABUPATEN ACEH JAYA Muslem, Muslem; Azmeri, Azmeri; Syamsidik, Syamsidik
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 4, No 4 (2021): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v4i4.24742

Abstract

Hydraulic jump is a phenomenon that occurs in stilling basins from supercritical to subcritical conditions. The design of the Krueng Sabee dam aims to meet the needs of the people in the Aceh Jaya district. So this study aims to identify the behavior of hydraulic jumps that occur in energy dissipators in the form of jump height and energy dissipation to obtain an optimal design. The research method is a physical model study with an undistorted scale of 1:30. The energy dissipator used in this plan is the USBR IV stilling basin type. The discharge flowed on the physical model of the Krueng Sabee dam with return periods of Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, Q100, and Q1000 years. Tests were carried out on 2 types of models, namely the Detail Engineering Design (DED) model series and the modified model series. In the modified model series, the addition of a 3 m high slope with a slope of 1:2, the elevation of the stilling pool was lowered to a depth of 3 m, and the addition of the length of the stilling pool was 4.8 m. The results of this study indicate that the modified series model is more optimal than the DED series model. The pattern of high jump and jump length increased against Froude numbers on the upstream jump showed a series of modified models better. The results of energy dissipation observations show that the modified model series is more competitive. The highest relative hydraulic jump ((y1-y2)/y1) that occurred in the modified model series was 19.40 (almost 3 times higher) than the highest ((y1-y2)/y1) model of the DED series model, which was 6.54. In the modified series, the farther Lj/y1 occurs the greater ∆E/y1 generated. On the other hand, there is a large decrease in relative energy dissipation (∆E/y1) with increasing relative hydraulic jump length (Lj/y1) in the DED series. The results of the analysis show a large decrease in ∆E/y1 to an increase in the ratio y1/y2 in both series of stilling basin models.     
Pengaruh Hidrotopografi dan Peruntukan Lahan Terhadap Saluran Tersier Daerah Rawa Pinang Dalam: The Effect of Hydrotopography and Land Use on Tertiary Canal in Rawa Pinang Dalam Henny Herawati; Eko Yulianto; Azmeri
JURNAL SAINTIS Vol. 20 No. 01 (2020)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.017 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2020.vol20(01).4698

Abstract

[ID] Daerah Rawa Pinang Dalam merupakan bagian dari daerah rawa di kawasan Pinang Komplek yang berada di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Tinggi muka air tanah Daerah Rawa Pinang Dalam dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah Pinang Dalam diusahakan oleh penduduk sebagai lahan pertanian. Namun hasil produksi pada daerah ini belum optimal yang disebabkan oleh belum baiknya jaringan tata air, dimana sebagian besar daerah tersebut merupakan daerah genangan, sering mengalami banjir pada musim penghujan serta mengalami kekeringan pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pengaruh hidrotopografi lahan terhadap saluran tersier, sehingga dapat diperoleh dimensi saluran tersier sesuai dengan peruntukan lahan di daerah rawa Pinang Dalam. Data primer pada penelitian ini yaitu data hidrometri dan data pasang surut, sementara data sekunder yang digunakan yaitu data hidrologi dan data topografi serta peta-peta yang diperlukan dalam analisis hidrotopografi. Data tersebut merupakan dasar dalam melakukan kajian dan analisis hidrometri dan topografi yang diperlukan untuk mengetahui hidrotopografi lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis hidrotopografi lahan di daerah rawa Pinang Dalam terdiri dari jenis hidrotopografi B, C dan D. Berdasarkan jenis hidotopografi dan peruntukan lahan, terdapat kriteria tertentu mengenai kedalaman optimum untuk saluran tersier dalam sebuah jaringan tata air. Saluran tersier yang diperuntukkan sebagai lahan perkebunan sebaiknya diupayakan untuk memiliki kedalaman yang dapat mempertahankan muka air tanah dalam kisaran 60 hingga 90 centimeter, sementara elevasi muka air untuk tanaman padi sawah dipertahankan setinggi mungkin dengan kedalaman perakaran minus (-)10 sampai dengan -30 centimeter. [EN] The Pinang Dalam swamp area is a part of Pinang Komplek swamp area which is located in Kubu Raya Regency, West Kalimantan Province. Groundwater table in Pinang Dalam swamp area is affected by tides. Pinang Dalam area is cultivated by the population as agricultural land. But the production results in this area are not optimal due to the lack of a good water system, where most of the area is inundated, often experiences floods during the rainy season and experiences drought in the dry season. This research aims to identify the type and effects of land hydrotopography on the tertiary channel, thus the dimension of tertiary channel that is suitable for the allocated land use is obtained. The primary data in this study are hydrometric and tidal data, while secondary data used are hydrological and topographic data and maps needed in hydrotopographic analysis. These data are the basis for conducting studies and analysis of hydrometry and topography needed to the hydrotopography of land while taking the land use into account. The results showed that the hydrotopographic type of land in the Pinang Dalam swamp area consisted of hydrotopographic types B, C and D. Based on the hydotopography type and land use, there are certain criteria regarding the optimum depth for tertiary channels in a water system. Tertiary canals on land allocated as plantation area should be striven to have a depth that can maintain water table in the range of 60 to 90 centimeters, while the water level elevation for lowland rice plants should be maintained as high as possible with a rooting depth of minus (-) 10 to -30 centimeters.
Kajian Prioritas Penanganan Sistem Drainase Kota Sabang - Propinsi Aceh Azmeri Azmeri; Eldina Fatimah; Nina Shaskia; Amir Hamzah Isa
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.042 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v2i1.344

Abstract

Kota Sabang merupakan salah satu tujuan wisata di Provinsi Aceh dan berkepentingan untuk menjaga kenyamanan wilayahnya dari banjir genangan. Namun saat ini Kota Sabang belum memilikisistem drainase yang baik dan menyeluruh dan masih sering dilanda banjir. Wilayahnya yang berupa pegunungan, perbukitan, dan sedikit dataran, menyebabkan sistem drainase di Sabang menjadi unik dankhusus. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sabang Tahun 2012-2017, perlu segera meningkatkan fungsi sarana dan prasarana drainase. Namun karena keterbatasan anggaran daerah maka perlu dilakukan penentuan prioritas penanganan sistem drainase Kota Sabang selama 20 tahun mendatang. Penentuan prioritas penanganan sistem sistem drainase perkotaan Kota Sabang berdasarkan aspek fisik, demografi, dan lingkungan sesuai hasil survey dan analisis terhadap data sekunder. Pemilihan prioritas daerah layanan dilakukan dengan  metode weighted average. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga faktor yang dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa prioritas penanganan SubDAS untuk jangkapendek pada  SubDAS Anoi Itam, SubDAS Krueng Balohan dan subDAS Pria Laot. Jangka menengah pada SubDAS Keunekai, SubDAS Ceunohot, SubDAS Aneuk Laot, SubDAS Paya Seunara. Dan jangka panjang pada SubDAS Ceuhum, SubDAS Ujung Bau, SubDAS Gua Sarang, SubDAS Teupin Kareung, dan SubDAS Iboih.
Co-Authors 'Aini, Qurratul Achmad,A Al-Huda, Nafisah Alfian Yulianur Alfiansyah Yulianur Alfiansyah Yulianur Alfiansyah Yulianur Alfiansyah Yulianur Alfiansyah Yulianur BC Amir Fauzi Amir Fauzi Amir Fauzi Amir Hamzah Isa Aprila, Mellita Ari Herfiansyah Arie Julianda Arif, A.A. Ashfa Achmad Asri Syahrial Bayu Agustian Cut Dwi Refika Cut Mutiawati Cut Mutiawati Darsina, Sri Deva Canubry Devi Sundary Devi Sundary Devi Sundary Dian Safiana Diana Sapha Dianto, Rinal Dirwan Dirwan Dody Resmal Efa Maisara Eko Yulianto Eldiana Fatimah Eldina Fatimah Ella Mailianda Ella Meilianda Enny Irmawati Hasan Erwin Ferdinansyah Erwin, Riza Faris Zahran Jemi Faris Zahran Jemi Fauzi , Muhammad Ferdinansyah, Erwin Geral Midyen Hadihardaja - Haiqal Haiqal Hairul Basri Hasan, Enny Irmawati Henny Herawati Herri Affandi Hilda Mufiaty Ifrayaski Ifrayaski Imam Faudli Indra Satria Irma Yanita Irma Yanita, Irma Irwansyah Irwansyah Isa, Amir Hamzah Isya, M. Ivan Mirza Iwan K Iwan K. Hadihardaja Iwan K. Hadihardaja Iwan Kridasantausa Iwan Kridasantausa, Iwan Listia, Vina M. Isya Machdar,I Maimun Rizalihadi Maimun Rizalihadi Maimun Rizalihadi Maimun Saputra Maimun Saputra Maimun Saputra Maryati Maryati Masimin Masimin Maulidan Mahmud Meylis Safriani Mochammad Afifuddin Mubarak Mubarak Mubarak Mubarak Muhammad Fauzi Muhammad Isya Muhammad Sulaiman Muhammad Zaki Munirwansyah Munirwansyah Munzirwan Habibi Muslem Muslem, Muslem Nafisah Al Huda Nazar, Teuku Mochamad Nazli Ismail Nina Shaskia Nofrizal Nofrizal Nur Aisya Amalia Oktaparizi, Rio Putra, Teuku Devansyah Qurratul Aini Rahmadi . Rahmawati , Tuti Rahmi Nia Ivana Renni Anggraini Reza Kasury, Ahmad Rima Vinanda Rio Oktaparizi Riza Erwin Safrida . Setia Budi Setia Budi Shafur Bachtiar Sofyan M. Saleh Sri Darsina Sri Legowo Sri Legowo Sri Legowo Sri Legowo Sri Legowo Sukma Meutia Sundary, Devi Suriyadi Suriyadi Syahrial, Asri Syamsidik Syamsidik Syamsidik Syamsidik Syamsidik, Syamsidik Teuku Devansyah Putra Teuku Mochamad Nazar Uli Zahrati Uswatun Hasanah Vina Listia Wien Linge Winardi Winardi Winardi Winardi Yafi, Muhammad Yulia Hayati Yusni Eva Cus Endang Zahrah, Nurrul Zamzami Zamzami Ziana Ziana Ziana, Ziana Zubaidah R, Zubaidah Zubaidah Zubaidah