Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE EFFECT OF EDUCATIONAL SELF-MEDICATION FOR DYSMENORRHEA TREATMENT USING OVER THE COUNTER DRUGS Betti Dwi Kartikasari; Yustina Emi Setyobudi
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.656 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.001072

Abstract

Self-medication is an attempt to treat the disease felt by using the over-the-counter drug (OTC) which is based on knowledge about the safe and rational treatment. The implementation of the self-medication drug use tends to be misused. The ease in self-medication treatment in community shows the importance of education in the use of medications safely and rationally. Education is carried out appropriately with effective methods and media. This research used quasi-experimental design approach with one group pretest posttest design. The sample of this research was 34 female students from Frateran High School Malang selected using a purposive sampling. The data was analyzed using Paired T-Test. The results of comparison of self-medication treatment using OTC drugs before (pre) and after (post) education provided the significance value obtained 0.000 which is smaller than alpha 0.05. The null hypothesis (H0) can be rejected and concluded that there is a different score in the self-medication treatment using OTC drugs before (pre) and after (post) education. It can be concluded that the education can affect the improvement of knowledge of the students for effectiveness of lowering OTC drugs abuse.
The Effect of Red Ginger Compress on Joint Pain in the Elderly Yustina Emi Setyobudi; Achmad Syukkur; Nanik Dwi Astutik
Babali Nursing Research Vol 5 No 1 (2024): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2024.51347

Abstract

Background : Elderly people will experience physical, social, and psychosocial changes. One of the complaints resulting from physical changes in the elderly is joint pain. Joint pain in the extremities experienced by the elderly is one of the most prevalent. Pain therapy using non-pharmacological techniques is an effective pain treatment and has minimal side effects for the elderly. One non-pharmacological technique that can be used to reduce pain in the elderly is using a red ginger compress. The content of red ginger can help reduce pain and act as an anti-inflammatory. Methods: Using a purposive sampling technique, 70 respondents were involved in this research. The group was divided into 2, namely 35 respondents as the control group and 35 respondents as the intervention group. Results : the results of the multivariate analysis test of a simple linear regression test showed that there was an effect of simultaneously administering red ginger compresses with a p-value of 0.000. Conclusion : Providing red ginger compress intervention has obtained significant results or has an effect on pain in the elderly, it is hoped that the elderly can take advantage of this intervention to reduce the symptoms and impact of musculoskeletal pain.
Pendampingan pembuatan produk tisane dan aromaterapi dari bahan dasar jahe merah pada Kader Lansia di desa Pandansari, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang Achmad Syukkur; Yustina Emi Setyobudi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.21385

Abstract

Abstrak Jahe merah memiliki nama latin Zingiber officinale Linn varvrubrum, merupakan jenis tanaman terna dengan rimpang kuat dan menjalar, yang memiliki kandungan minyak atsiri, oleoresin dan pati lebih tinggi daripada jenis jahe lainnya, pengolahan jahe merah akan meningkatkan nilai ekonomi dan nilai manfaat khususnya manfaat kesehatan. Tujuan kegiatan yaitu melakukan pendampingan kepada kader dengan memberikan edukasi mengenai manfaat dan khasit jahe merah serta pengolahan jahe merah menjadi tisane dan aromaterapi. Kegiatan yang dilaksanakan : penguatan pengetahuan kader terkait khasiat dan manfaat jahe merah terhadap kesehatan dan pembuatan produk jahe merah melalui pengolahan jahe merah menjadi tisane dan aromaterapi. Hasil evaluasi didapatkan nilai rata-rata pretest 49,23 menjadi 80,77 saat posttest atau meningkat sebesar 64,06%, sedangkan hasil evaluasi pengolahan jahe merah menjadi tisane jahe dan aromaterapi didapatkan nilai rata-rata pretest 47,69 menjadi 86,92 saat posttest atau meningkat sebesar 82,26%. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat khsususnya para kader terkait peningkatan nilai ekonomi dan nilai manfaat dari jahe merah menjadi sebuah produk tisane dan aromaterapi jahe merah. Kata kunci: kader lansia;  jahe merah; tisane jahe; aromaterapi jahe; kesehatan. Abstract Red ginger has the Latin name Zingiber officinale Linn varvrubrum, is a type of herb plant with strong and spreading rhizomes, which has higher essential oil, oleoresin and starch content than other types of ginger. Processing red ginger will increase its economic value and beneficial value, especially health benefits. The aim of the activity is to provide assistance to cadres by providing education about the benefits and properties of red ginger as well as processing red ginger into tisane and aromatherapy. Activities carried out: strengthening cadres' knowledge regarding the properties and benefits of red ginger for health and making red ginger products through processing red ginger into tisane and aromatherapy. The evaluation results obtained an average pretest score of 49.23 to 80.77 during the posttest or an increase of 64.06%, while the evaluation results of processing red ginger into ginger tisane and aromatherapy obtained an average pretest value of 47.69 to 86.92 during the posttest. posttest or increased by 82.26%. It is hoped that the results of this service will provide education to the community, especially cadres, regarding increasing the economic value and beneficial value of red ginger into a red ginger tisane and aromatherapy product. Keywords: elderly cadres; red ginger; ginger tisane; ginger aromatherapy; health.
Pemberdayaan kader dalam upaya menurunkan Caregiver Burden melalui tindakan massage dengan metode M Technique di RW 01 kelurahan Sukoharjo wilayah kerja puskesmas Bareng kota Malang Yustina Emi Setyobudi; Oda Debora; Oktavia Indriyani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25198

Abstract

Abstrak Lansia mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupannya. Perubahan yang dialami oleh lansia menyebabkan lansia mengalami penurunan fungsi dan rentan mengalami perubahan status kesehatan, menderita penyakit yang bersifat akut dan kronis. Perawatan lansia dengan penyakit kronis merupakan perawatan jangka panjang dan berkelanjutan. Keluarga adalah sumber daya terbesar untuk perawatan individu dengan penyakit kronis, sebab keluarga adalah pemberi perawatan yang paling tahan lama, dan menawarkan perawatan yang konstan dan berkelanjutan sepanjang waktu. Beban akibat kegiatan perawatan, perlu ditatalaksana guna meminimalkan dampak negatif pada caregiver informal. Kegiatan PkM ini dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, pada bulan Mei 2024. Sasaran kegiatan PkM ini adalah kader posyandu lansia, sebanyak 19 orang. Tujuan kegiatan PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan kader dalam pengelolaan caregiver burden melalui tindakan massage dengan Metode M Technique; meningkatkan kemampuan/keterampilan kader dalam pengelolaan caregiver burden melalui teknik hand massage. Kegiatan dalam PkM ini yaitu memberikan edukasi dengan topik: pengelolaan caregiver burden yang dirasakan caregiver lansia menggunakan metode M Technique; serta pelatihan tentang pengelolaan caregiver burden melalui tindakan massage dengan Metode M Technique. Metode pemberdayaan yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah dengan Problem Based Learning (PBL). Hasil evaluasi didapatkan peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan caregiver burden dari nilai rata-rata 53,0 menjadi 70,0, dan kemampuan melakukan pemijatan dengan nilai rata-rata 70,8. Kegiatan terlaksana dengan baik, dengan jumlah kehadiran kader lansia >70%. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat khsususnya para kader terkait dengan pengelolaan caregiver burden. Kata kunci: beban pengasuhan; kader lansia; pijat tangan Abstract Elderly people go through various changes in their lives, leading to decreased function and increased susceptibility to acute and chronic diseases. Long-term care for the elderly with chronic diseases is typically provided by the family, as they serve as the most enduring caregivers, offering constant and continuous care over time. Managing the burden of care is essential to minimize the negative impact on informal caregivers. This Community Service initiative took place in RW 01, Sukoharjo Village, Klojen District, on May. 2024, targeting 19 elderly Posyandu cadres. The goal was to enhance cadres' knowledge in managing caregiver burden through massage using the M Technique Method and improve their skills in this area. The activities included providing education on managing caregiver burden using the M Technique method and training on massage techniques. Problem-Based Learning (PBL) was the chosen empowerment method for this initiative. Evaluation results indicated an increase in knowledge about caregiver burden management from an average score of 53.0 to 70.0 and the ability to perform massage with an average score of 70.8. The event had a good turnout, with over 70% of elderly cadres attending. The results of this initiative are expected to educate the community, particularly the cadres, about caregiver burden management. Keywords: caregiver burden; elderly cadres; hand massage
HUBUNGAN STATUS FUNGSIONAL LANSIA PENYAKIT KRONIS DENGAN KUALITAS HIDUP CAREGIVER INFORMAL Setyobudi, Yustina Emi; Debora, Oda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 20, No 2 (2024): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v20i2.1392

Abstract

Lanjut usia merupakan proses seumur hidup yang ditandai dengan bertambahnya usia baik pada tingkat seluler, organ, atau seluruh tubuh yang terjadi sepanjang rentang kehidupan individu, yang pada akhirnya akan mengalami perubahan terdiri dari perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Kondisi lansia rentan mengalami perubahan status kesehatan, yang menyebabkan kemunduran serta ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, sehingga membutuhkan perawatan jangka panjang. Perawatan jangka panjang menimbulkan dampak pada keluarga berupa beban yang dihadapi keluarga, yang dapat  mempengaruhi kualitas hidup keluarga, terutama pada anggota keluarga yang bertindak sebagai caregiver. Kualitas hidup caregiver informal dapat dipengaruhi oleh jenis penyakit dan status fungsional lansia. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan desain studi cross-sectional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor jenis penyakit dan status fungsional lansia yang mempengaruhi kualitas hidup caregiver informal lansia dengan penyakit kronis. Sampel  penelitian ini berjumlah 109 responden. Hasil analisa data menggunakan regresi logistik sederhana didapatkan hasil bahwa variabel independen yang paling berhubungan adalah status fungsional lansia, dengan p-value <0,05, OR=8,84. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status fungsional berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup caregiver lansia, jika kondisi status fungsional lansia mandiri atau independent maka kualitas hidup caregiver informal lansia baik, status fungsional lansia yang rendah memiliki risiko 8 kali lebih besar untuk membuat kualitas hidup caregiver lansia rendah, dibandingkan dengan lansia yang memiliki status fungsional mandiri atau independent. Lansia dengan penyakit kronis yang memiliki status ADL total atau sebagian dibantu, secara fisik dan emosional semakin meningkatkan beban caregiver informal lansia dalam memberikan perawatan. Beban ini mempengaruhi kualitas hidup caregiver informal lansia. Perawat sebagai pemberi layanan kesehatan keluarga hendaknya memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Perawat diharapkan mampu meningkatkan dan menjaga pemenuhan kebutuhan manusia secara komprehensif bagi lansia dengan penyakit kronis dan caregiver informalnya, sehingga kualitas hidup lansia, caregiver informal, dan keluarganya tetap optimal.
Pelatihan caregiver formal: perawatan kulit pada lansia untuk mencegah luka dekubitus Ati, Maria Prieska Putri Panglipur; Setyobudi, Yustina Emi; Indriyani, Oktavia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29278

Abstract

Abstrak Lansia merupakan individu yang telah mengalami berbagai macam penurunan fungsi dalam dirinya. Permasalahan ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan yang dapat menyebabkan ketidakmampuan lansia dalam melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, sehingga membutuhkan Perawatan Jangka Panjang (PJP). PJP yang diberikan kepada lansia tentunya harus berdasarkan prosedur yang tepat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah semakin banyaknya masalah kesehatan yang dirasakan lansia tersebut. Caregiver formal merupakan salah satu sumber daya yang dapat digunakan untuk melakukan PJP pada lansia dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk mengurangi permasalahan kesehatan pada lansia. Kegiatan PkM ini dilaksanakan di LKS-LU Pangesti Lawang pada bulan November-Desember 2024. Sasaran kegiatan PkM ini adalah caregiver formal di LKS-LU Pangesti Lawang sebanyak 12 orang. Tujuan kegiatan PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan caregiver formal tentang perawatan kulit lansia dengan gangguan mobilitas fisik untuk mencegah dekubitus. Kegiatan yang dilakukan dalam PkM ini yaitu memberikan edukasi dan pelatihan, topik edukasi yang diberikan adalah konsep perubahan organ kulit pada lansia dan konsep perawatan kulit pada lansia untuk mencegah dekubitus, sedangkan kegiatan pelatihan yang diberikan adalah ketrampilan perawatan kulit pada lansia untuk mencegah luka dekubitus dengan teknik massage effleurage. Metode pemberdayaan yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang signifikan antara Pre-Test dan Post-Test yaitu sebesar 64% caregiver memiliki pemahaman baik,  dan semua peserta memiliki keterampilan baik dengan nilai rata-rata yaitu 84. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan pihak LKS-LU Pangesti Lawang dapat mencegah luka decubitus para lansia dengan mengaplikasikan Effleurage Massage yang telah diajarkan kepada caregiver formal. Kata kunci: gangguan mobilitas; lansia; pelatihan perawatan kulit; dekubitus Abstract Elderly individuals have experienced various functional declines within themselves. These issues can lead to multiple health problems, resulting in the elderly being unable to perform daily activities and meet their needs, thus requiring Long-Term Care (LTC). The LTC provided to the elderly must follow proper procedures to improve health and prevent further health issues. Formal caregivers are one of the resources that can be utilized to provide LTC for the elderly, equipped with sufficient knowledge and skills to reduce health problems among the elderly. This community service activity took place at LKS-LU Pangesti Lawang from November to December 2024. The target participants of this activity were 12 formal caregivers at LKS-LU Pangesti Lawang. The aim of this community service activity was to enhance the knowledge and skills of formal caregivers in skin care for the elderly with mobility impairments to prevent pressure ulcers. The activities included providing education and training; the educational topics covered the concept of skin organ changes in the elderly and the concept of skin care for the elderly to prevent pressure ulcers, while the training activities focused on skin care skills for the elderly to prevent pressure ulcers using the effleurage massage technique. The empowerment method used in this activity was the lecture, discussion and demonstration method. The results of this community service showed a significant increase in knowledge, with a 64% improvement in understanding between the pre-test and post-test, and all participants demonstrated good skills with an average score of 84. Through this community service activity, it is hoped that LKS-LU Pangesti Lawang can prevent pressure ulcers in the elderly by applying the Effleurage Massage technique taught to formal caregivers. Keywords: mobility impairment; elderly; skin care training; pressure ulcer
Chemotherapy Side Effects and Their Correlation with Self-Concept Disruption in Cancer Patients Setyobudi, Yustina Emi; Sakti, Ifa Pannya
Adult Health Nursing Journal Vol 1, No 2 (2024): Adult Health Nursing Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan, Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/ahnj.v1i2.11098

Abstract

Introduction: Chemotherapy, while an effective cancer treatment, often brings significant side effects that can negatively impact patients' psychological well-being, including their self-concept. This issue is critical, as a disturbed self-concept may influence patients' overall health and their response to treatment. Objectives: This study aims to determine the relationship between the side effects of chemotherapy and self-concept disturbances in cancer patients. Methods: This research employed a descriptive correlational design using a cross-sectional approach. The population consisted of cancer patients undergoing chemotherapy in January 2016. Data collection used structured questionnaires measuring both the severity of chemotherapy side effects and the level of self-concept disturbance. The Chi-Square test was used for data analysis with a significance level of 5% (α = 0.05). Results: The majority of respondents (83%) experienced severe side effects of chemotherapy, and 67% of them showed negative disturbances in self-concept. The statistical test revealed a significant relationship between chemotherapy side effects and self-concept disturbance (p = 0.015), indicating that patients with more severe side effects tend to have more disturbed self-concepts. Conclusions: There is a significant relationship between the side effects of chemotherapy and self-concept disturbance among cancer patients. These findings highlight the importance of psychological support and counseling in cancer care to help patients maintain a positive self-concept during treatment.
Pemberdayaan caregiver informal lansia di RW 04 Kelurahan Kasin Kota Malang untuk mencegah burden dengan afirmasi positif Prihanto, Yafet Pradikatama; Setyobudi, Yustina Emi; Sodikin, M. Ali
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33365

Abstract

AbstrakSeluruh lansia di RW 04 Kelurahan Kasin tinggal di rumah bersama dengan keluarga yang sekaligus menjadi caregivernya. Namun, ketua kader kesehatan mengatakan bahwa beberapa caregiver mengatakan merasa lelah dalam menghadapi lansia dimana kadang yang dilakukan serba salah karena kondisi psikologis lansia yang tidak stabil dan cenderung seperti anak kecil. Berdasarkan fenomena real di lapangan ini kader kesehatan ingin tim pengabdian kepada Masyarakat memberikan terapi penguatan supaya caregiver tetap kuat dan sabar dalam mendampingi lansia. Menanggapi permasalahan tersebut, dosen STIKes Panti Waluya Malang telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat selama tiga hari dengan fokus pada pemberian edukasi psikologis melalui materi “Afirmasi positif” yang ditujukan kepada para caregiver lansia di lingkungan RW 04 Kelurahan Kasin. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan caregiver baik secara kognitif maupun psikomotor dalam melakukan terapi afirmasi positif untuk penguatan psikologis dalam merawat lansia. Melalui pendekatan edukatif ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan rumah tangga yang lebih suportif, serta mendorong peningkatan partisipasi lansia dalam layanan kesehatan preventif seperti aktif dalam kegiatan Posyandu Lansia. Metode pelasanaan PkM ini adalah ceramah dan demonstrasi, dengan media power point dan modul “afirmasi positif” yang telah dilaksanakan selama 3x pertemuan pada tanggal 23, 25 dan 30 Juni 2025 dengan jumlah peserta 20 orang di balai RW 04 Kelurahan Kasin. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan, dilakukan pre test (pertemuan pertama) dan post test (pertemuan ketiga). Soal pre dan post test berupa pengetahuan peserta mengenai cara mencegah burden saat merawat lansia, berjumlah 10 soal, dilanjutkan dengan praktikum afirmasi positif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dikatakan berhasil karena ada rata-rata penilaian kognitif dan psikomotor adalah 9,125, atau terjadi kenaikan sebesar 59,6%. Luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, modul untuk caregiver; dengan judul “Afirmasi Positif Untuk Caregiver lansia”. Implikasi dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah caregiver lansia dirumah memahami teori dan praktik afirmasi positif. Kata Kunci : afirmasi positif; caregiver; lansia. AbstractAll elderly people in RW 04, Kasin Village, live at home with their families, who also serve as their caregivers. However, the head of the health cadre stated that some caregivers reported feeling exhausted in dealing with the elderly, as their efforts were often perceived as wrong due to the unstable psychological condition of the elderly, who tend to behave like children. Based on this real phenomenon in the field, the health cadre requested the Community Service Team to provide strengthening therapy so that caregivers remain resilient and patient in accompanying the elderly. In response to this issue, lecturers from STIKes Panti Waluya Malang carried out a three-day community service program focusing on providing psychological education through the topic of “Positive Affirmation” addressed to elderly caregivers in RW 04, Kasin Village. The objective of this program was to improve caregivers’ abilities both cognitively and psychomotorically in applying positive affirmation therapy as psychological reinforcement in caring for the elderly. Through this educational approach, it is expected that a more supportive household environment will be created, while also encouraging greater participation of the elderly in preventive health services, such as being active in Posyandu Lansia activities. The method of this community service program consisted of lectures and demonstrations, using PowerPoint and the “Positive Affirmation” module, implemented over three sessions on June 23, 25, and 30, 2025, with 20 participants at the RW 04 community hall, Kasin Village. Pre-tests (first session) and post-tests (third session) were conducted before and after the training. The tests consisted of 10 questions assessing participants’ knowledge about preventing caregiver burden in elderly care, followed by practical exercises in positive affirmation. This community service program was considered successful as the average cognitive and psychomotor scores reached 9.125, indicating an increase of 59.6%. The outputs of this program included a community service report and a caregiver module entitled “Positive Affirmation for Elderly Caregivers.” The implication of this activity is that elderly caregivers at home are now able to understand both the theory and practice of positive affirmation. Keywords: caregiver; elderly; positive affirmation.
Pelatihan caregiver informal dalam pemenuhan Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-Hari (AIKS) lansia : pengelolaan obat Setyobudi, Yustina Emi; Ati, Maria Prieska Putri Panglipur
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 5 (2025): September (In Progress)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i5.33364

Abstract

Abstrak Rendahnya pemenuhan Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari (AIKS), khususnya dalam hal pengelolaan obat pada lansia, berhubungan erat dengan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan caregiver informal. Banyak lansia dengan kondisi kronis seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi hanya mengonsumsi obat saat muncul keluhan dan melakukan pembelian obat secara mandiri tanpa pengawasan tenaga kesehatan, sehingga meningkatkan risiko komplikasi dan pengobatan yang tidak tepat. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan caregiver informal dalam pengelolaan obat lansia sebagai bagian dari AIKS. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga sesi pelatihan pada bulan Juni 2025 dengan melibatkan 20 caregiver informal. Materi yang diberikan mencakup edukasi tentang konsep AIKS dan penggunaan obat secara tepat bagi lansia, serta pelatihan praktik pengelolaan obat. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi ceramah interaktif, diskusi kelompok, dan demonstrasi langsung. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan dengan menggunakan skala pengetahuan (0–10) dan instrumen keterampilan (skor maksimal 36). Hasil menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan 2,3 poin serta peningkatan keterampilan 8,35 poin. Peserta menunjukkan respon positif terhadap pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan berbasis praktik. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan caregiver informal dalam pengelolaan obat lansia diharapkan mendukung pemenuhan AIKS yang lebih optimal, menurunkan risiko pengobatan mandiri yang tidak aman, serta meningkatkan kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis. Disarankan adanya pendampingan berkelanjutan dan pengembangan modul lanjutan terkait perawatan lansia. Kata kunci: caregiver informal; lansia; AIKS; pengelolaan obat. Abstract The low fulfillment of Instrumental Activities of Daily Living (IADL), particularly medication management among the elderly, is closely associated with the limited knowledge and skills of informal caregivers. Many older adults with chronic conditions such as Diabetes Mellitus and Hypertension tend to take medications only when symptoms appear and often self-medicate without proper supervision from healthcare professionals. This community engagement program aimed to improve the capacity of informal caregivers in managing elderly medications as a component of IADL. The program was implemented over three sessions in June 2025, involving 20 informal caregivers. The training included educational sessions on the concept of IADL and appropriate medication use for the elderly, followed by hands-on practice in medication management. Learning methods involved interactive lectures, group discussions, and live demonstrations. Pre- and post-training evaluations using a 0–10 knowledge scale and a skills assessment (maximum score of 36) revealed an increase in participants’ average knowledge score from 4.85 to 7.15 and skills score from 21.10 to 29.45. Participants expressed positive responses and reported satisfaction with the participatory and practical learning process. This program significantly improved the knowledge and practical competence of informal caregivers in elderly medication management. Such improvements are expected to contribute to better fulfillment of IADL, reduce risks associated with unsupervised self-medication, and support the health and independence of older adults with chronic diseases. Ongoing mentorship and additional training modules on elderly care are recommended to sustain and expand the impact of this initiative. Keywords: informal caregiver; elderly; IADL; medication management.