Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARYA MUSIK ALAINN DALAM TINJAUAN ARANSEMEN AHSIN MAULANA, MUHAMMAD
Solah Vol 6, No 1 (2016):
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik irish adalah musik tradisi dari Irlandia yang khas dengan tarian mereka yang rancak, sehingga musiknya pun terdengar penuh semangat. Karena musik irish mempunyai berbagai keunikan seperti suara yang khas, interval melodinya sendiri, maka sangatlah menarik untuk menciptakan karya tentang musik irish yang hanya sedikit orang yang mengetahuinya di Indonesia ini. Berpijak dari fenomena itulah yang akhirnya melahirkan karya musik dengan judul “Alainn”. Karya ini berformat ansambel campuran dengan gitar, tin whistle, dan violin sebagai melodi utama dan akordion, viola, violincello dan perkusi sebagai pengiring. Karya musik Alainn difokuskan pada penggarapan aransemennya.Karya musik “Alainn” ditinjau dari segi aransemen musik berdasarkan ilmu aransemen pada bagian yang sudah disusun oleh komposer, antara lain(1) melodic variation, (2) filler, (3) obbligato, dan (4) counter melody yang disusun dari segikomposisi, yaitu (1) introduction, (2) transition, (3) retransition, (4) codeta, (5) interlude, (6) episode, (7) disolution, (8) coda dan (9) postlude.Proses penciptaan karya musik “Alainn” dilakukan melalui pengamatan dan visual (lihat) untuk mengetahui karya-karya komponis terdahulu yang kemudian dijadikan acuan untuk pembuatan kekaryaan ini. Pemilihan instrumen dan pemain sangat diperhatikan untuk menunjang dan mencapai keinginan komposer yakni mengacu pada musik bernuansa irish.Karya musik “Alainn” mempunyai unsur-unsur aransemen dalam keilmuan aransemen yang disusun melalui bentuk komposisinya. Dalam introduksi terdapat motif sekuens dengan pergerakan akord yang bermain dalam tangga nada Am. Terdapat juga modulasi yang dikupas pada bagian transisi. Variasi melodi yang digunakan juga ada tiga macam, yaitu melodic variation and fake, rhytmic variation and fake, dan composite melodic variation and fake. Pada interlude, dan coda juga terdapat obbligato, counter melody dan filler seperti dead spot filler, tail filler, dan lead in filler. Kodeta dalam karya ini berfungsi untuk mengkonfirmasi kadens. Karya ini mempunyai interlude yang terdapat pada kalimat f dan sebuah episode yang berdiri sendiri dan bersifat meninggalkan tema terdapat pada birama 68-76. Terdapat dua disolusi untuk mengantarkan transisi/retransisi untuk menuju bagian baru. Sebagai penutup, terdapat postlude yang berfungsi memberikan kesimpulan.Melalui karya musik “Alainn” diharapkan masyarakat Indonesia khususnya warga Surabaya dapat mengetahui dan mengenal tentang musik irish serta mengetahui tentang keunikan musik irish.Kata kunci: alainn, irish, aransemen
EFEKTIFITAS MEDIA SIBELIUS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI DASAR MUSIK DI PRODI PENDIDIKAN SENDRATASIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA Hendro T.G Samosir; Yuliati Eka Asi; M. Ahsin Maulana; Muh. Andis Hidayatullah
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 3 (2023): Volume 6 No. 3 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i3.19354

Abstract

Kurang optimalnya pengetahuan teori dasar mahasiswa khususnya dalam memainkan pola ritem. Masih banyak mahasiswa yang telah lulus mata kuliah teori musik dasar, tapi belum menguasai dasar-dasar bermusik. Memahami notasi merupakan ideal yang harus dilakukan dalam bermusik, memahami bentuk, nilai, dan juga nama dari notasi tersebut. Kekeliruan terhadap nama dan nilai notasi sering terjadi salah dipahami, karena memiliki hitungan atau nama bilangan pecahan. Hal ini bisa dijadikan indikator bahwa pembelajaran teori dasar musik masih belum optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian tersebut akan diringkas, dianalisis serta digambarkan untuk menjawab pertanyaan terkait efektifitas media sibelius untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah teori dasar music. Sasaran penelitian ini merupakan mahasiswa yang mengambil matakuliah teori music pada semester genap tahun ajaran 2022/2023 yang dimana terdiri dari 15 orang mahasiswa pada Program Studi Sendratasik FKIP Universitas Palangka Raya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian didapati bahwa mahasiswa sudah dapat memainkan pola ritem dengan baik dan benar secara langsung tanpa menggunakan software sibelius terlebih dahulu. Hal ini merupakan tujuan dari penelitian ini, dimana adanya peningkatan hasil belajar teori music dengan memanfaatkan efektivitas dari software Sibelius.
Pelatihan Bahasa Inggris dalam English Club pada Program Studi Bahasa Inggris STKIP PGRI Bangkalan Wahyudi, M. Arief; Kiptiyah, Mariyatul; Firmansyah, Ihwan; Maulana, Muhammad Ahsin
JA (Jurnal Abdiku) : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Abdiku
Publisher : Penerbit LPPM- STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31597/ja.v7i1.1058

Abstract

Adanya covid-19 tahun lalu, banyaknya faktor mempengaruhi proses pembelajaran secara online, salah satu kurangnya keaktifan belajar mahasiswa dalam menerima materi pelajaran yang berdampak kepada kemampuan dan pemahaman khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP PGRI Bangkalan. Disaat pandemik selesai, mahasiswa mengalami kesulitan berbahasa Inggris dikarenakan kurang latihan berkomunikasi. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menyarankan agar mahasiswa ikut dalam ektra kurikuler English Club yang ada kampus. Dalam menyelesaikan permasalahan mahasiswa tentang pemahaman bahasa Inggris relative kurang akibat pandemic-19, kami sebagai pengusul PKM membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang dilakukan pada saat program ekstrakurikuler English Club berlangsung. Di English Club mahasiswa mendapatkan pembelajaran, pemahaman dalam berbahasa Inggris, pengembangan kosa kata dan berkomunikasi secara benar. Hasil di capai selama pelatihan kegiatan tersebut yaitu: 1) peningkatan kemampuan berbahasa Inggris 2) dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas di saat kuliah 3) dapat mengembangkan model pembelajaran pada diri mahasiswa sendiri. Pembelajaran English Club diharapkan membantu mahasiswa menerima materi di kelas di saat pembelajaran berlangsung. Keberhasilan program PKM, pihak ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP PGRI Bangkalan merekomendasikan, pelaksanaan pendampingan secara intensif, penerapan pengetahuan secara mandiri, keikhlasan, kesabaran dalam penyampaian materi ke mahasiswa dalam memanfaatkan ekstrakulikuler tersebut.
Memahami Hubungan Tarawangsa dan Erhu dalam Perspektif Etnomusikologi Adhimas, Yogi Bagus; Anggoro, Raden Roro Maha Kalyana Mitta; Maulana, Muhammad Ahsin; Yasya, Luthfia Agsita; Deng, Boer
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 24, No 3 (2023): December 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v24i3.9396

Abstract

Etnomusikologi merupakan suatu pendekatan yang bisa diterapkan guna menganalisis dua buah atau lebih alat musik dengan cara diperbandingkan. Aspek-aspek yang dikaji juga sangat menyeluruh dari bentuk fisik, teknis tangga nada, hingga sejarah pembentukannya. Hal ini juga yang coba diterapkan pada alat musik yang mirip secara penampilan, namun memiliki asal pemilik bangsa yang tidak berdekatan. Akan tetapi fakta lain menyebutkan bahwa budaya Tiongkok dengan Indonesia sudah ada sejak lama, maka keunikan ini yang coba diuraikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kemiripan yang tinggi antara tarawangsa dan erhu dalam aspek bentuk fisik dan fungsi, namun kepastian secara sejarah belum bisa dibuktikan secara pasti bahwa erhu memiliki andil dalam terciptanya tarawangsa ataupun sebaliknya.
Central Kalimantan Dayak Creative Dance Training as an Effort to Maintain Cultural Existence among Students at SDN 7 Pahandut, Palangka Raya City Astuti, Andi Arie; Mayangsari, Marrisa Aulia; Maulana, Muhammad Ahsin; Samosir, Hendro T.G; Darmawan, Cahyo Wahyu
Abdi Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v6i2.7514

Abstract

This service activity provides an experience of local culture, especially dance at Central Kalimantan, SDN 7 Pahandut in Central Kalimantan Dayak dance creations. Community service activities provide knowledge about the diversity of dances that exist in Central Kalimantan and increase students' ability to perform Central Kalimantan Dayak creative dance movements. For teachers, it is hoped that this activity will make it easier to determine the material to be taught as well as become a reference in the future learning process. Based on the activities carried out by the PKM Team during these 3 days, several results were obtained, including: Dance training was more popular with female students than male students. This is because students think that dancing is an activity or action that is generally carried out by women. So male students feel embarrassed to dance. In this case, the PKM Team provides training based on student interests and without any coercion on students. The initial training process is an introduction to the types of Central Kalimantan Dayak dance and creative dance that will be taught. This introduction is nailing to the training participants. From the coercion process, the result was that students began to get to know Central Kalimantan Dayak dance. This can be seen from the body movements of students who start to sculpt little by little. The dance demonstration given uses simple movements which are traditional Central Kalimantan Dayak dance movements that are modified and combine several traditional Central Kalimantan Dayak dance movements which are packaged according to elementary school children's dance movements so that they can be easily imitated by students. 
MUSIK TRADISIONAL DAYAK DI ERA DIGITAL: MERETAS REVOLUSI INOVASI REBAB SANGGILING BULAU UNTUK MENINGKATKAN KEBERLANJUTAN KEARIFAN LOKAL DALAM ERA TEKNOLOGI Samosir, Hendro T. G.; Maulana, Muhammad Ahsin; Asi, Yuliati Eka
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10, Nomor 02 Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.25088

Abstract

Traditional musical instruments are one of the important elements in preserving local wisdom. In the context of Dayak local wisdom, Rebab Sanggiling Bulau is a traditional musical instrument of the Dayak tribe that has spiritual value and is a symbol of rich and historical cultural identity. However, in the midst of globalization and rapid technological developments, the existence of traditional musical instruments such as Rebab Sanggiling Bulau typical of Dayak has its own challenges in its preservation. The existence of Rebab Sanggiling Bulau is threatened by minimal documentation, lack of regeneration and dominance of popular culture. For this reason, digital technology is needed that can be integrated with creative innovation to promote and expand appreciation of Rebab Sanggiling Bulau. This study aims to examine the potential of digital innovation to maintain cultural values ​​and as a preservation of Rebab Sanggiling Bulau. The research method is qualitative through a literature study approach and descriptive analysis. Data collection techniques use observation, interviews, and FGD (Focus Group Discussion). From the results of organological observations of Sanggiling Bulau, as well as interviews and FGDs with sources and traditional music practitioners, efforts to preserve Rebab Sanggiling Bulau as local wisdom include documentation, so that the technological innovation needed is the digitalization of Rebab Sanggiling Bulau sound with the help of a tool called a spull and a sound effect plugin on DAW (Digital Audio Workstation). The technological innovation carried out on Rebab Sanggiling Bulau is expected to attract the attention of the younger generation, so that the younger generation will learn traditional musical instruments that will have an impact on the preservation of traditional music as a continuation of local wisdom in the digital era.
STRATEGI MUSIK TRADISI DAYAK: REPOSISI MUSIK TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI BERKESENIAN GENERASI MILENIAL Maulana, Muhammad Ahsin; Astuti, Andi Arie; Samosir, Hendro T.G; Asi, Yuliati Eka
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7 No 1 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i1.25572

Abstract

Musik tradisi Dayak adalah musik yang lahir dan berkembang di pulau Kalimantan yang identik dengan kebudayaan khas suku Dayak. Generasi muda saat ini, khususnya generasi milenial mulai meninggalkan musik tradisi Dayak dikarenakan beberapa faktor seperti perkembangan teknologi, pergaulan dengan budaya lain, hingga modernisasi. Generasi milenial lebih tertarik dengan musik-musik modern yang easy listening. Hal ini dapat mengancam kelestarian kebudayaan dan kesenian tradisi, khususnya di bidang seni musik. Oleh karena itu dibutuhkan reposisi musik tradisional untuk meningkatkan eksistensi berkesenian generasi milenial. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan studi pustaka. Sasaran penelitian ini adalah pendiri sanggar Antang Batuah, praktisi, dan akademisi bidang budaya tradisi Dayak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan FGD (Focus Group Discussion). Dari hasil observasi, wawancara, dan beberapa FGD yang dilakukan didapati bahwa perlu adanya reposisi musik tradisional berupa penggunaan pattern percussion modern pada aransemen musik tradisi Dayak. Namun tidak semua pattern modern dapat diadaptasi pada musik tradisi Dayak karena pattern yang terlalu rumit, sehingga tidak cocok untuk musik tradisi Dayak yang mayoritas digunakan sebagai musik pengiring tari. Penggunaan pattern percussion modern terbukti membawa suasana baru pada musik tradisi Dayak dan terdengar lebih kekinian sehingga akan dapat menarik minat generasi milenial terhadap musik tradisi Dayak.