Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penggunaan Berbagai Sumber Karbohidrat Terlarut Air untuk Meningkatkan Kualitas Silase Daun Rami Despal Despal; I G Permana; S N Safarina; A J Tatra
Media Peternakan Vol. 34 No. 1 (2011): Media Peternakan
Publisher : Faculty of Animal Science, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.187 KB) | DOI: 10.5398/medpet.2011.34.1.69

Abstract

Quality improvement of ramie leaves silage by the addition of water soluble carbohydrates (WSC) sources as many as 20% W/W fresh substance (FS) prior to 42 days of ensiling time was conducted in two experiments. First experiment examined three carbohydrate sources (cassava meal, pollard and coarse grinding corn) for their capacities to improve physical (color, odor, texture and spoilage), fermentative (pH, protein degradation, organic acid profiles), and utilities characteristics of the silages for ruminants (rumen fermentabilities and digestibilities) in vitro. The silages had bright greenish brown of color, lactic acid odor, and firm textures, categorized as highly fermentable and digestible feeds (dry matter digestibility >72%). Compare to other additives, cassava meal produced better silage. However, high butyric acid and protein degradation proportions in the silage were not seem in line to these data. Coarse grinding corn failed to do its function therefore produced poor silage quality. Second experiment was designed to confirm the previous results. Five carbohydrate sources (cassava meal, pollard, fine grinding corn, rice bran, and cassava extract meal) of the same functions were examined. The results confirmed that cassava meal produced very good ramie leave silages (Fleigh number >80) while the others produced quite good ramie leaves silage qualities (Fleigh number 40-60). All additives used in the second experiment successed to serve their functions in improving ramie leave silage qualities.
DAMPAK RUMPUT ALAM DAN RUMPUT UNGGUL DALAM RANSUM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP ERFORMA TERNAK (Influence of forage sources on ration quality and dairy cattle performances) Afsitin Joan Tatra; Luki Abdullah; Despal Despal
Buletin Ilmu Makanan Ternak Vol. 13 No. 1 (2015): BULETIN MAKANAN TERNAK
Publisher : Buletin Ilmu Makanan Ternak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.549 KB)

Abstract

Forage offers to lactating cows by KPSBU Lembang cooperatives member mainly cultivated grass or natural grass with/without agricultural byproduct (non-cultivated). The different sources of forage offered influence the ration quality and nutrient intake of dairy cattle which may affect their performances (milk production and quality, body weight, Body condition (BCS) and manure score). A study to evaluate the influence of different forage sources on lactating cows’ performances have been conducted. Eight lactating cows were used to study 2 types of forage sources (cultivated forage and non-cultivated forage) as treatments with each treatment was repeated four times. The amount of feed offers have been weight, their nutrient contents and utilities (proximate composition, structural carbohydrate, mineral Ca and P, fermentability and digestibility) have been determined in laboratory, their metabolizable and net energy for lactation have been estimated. The animal performances have been measured and observed. The results showed that the source of forage significantly influence the nutrients offers. Farmers who used cultivated forage offered higher nutrients (crude lipid, crude protein, nitrogen free extract and digested crude protein) to their cows which resulted in higher milk production (14.8 vs. 11.9 l h-1 d-1) and BCS (2.6 vs. 2.3). Keywords : cultivated, dairy cattle, forage, intake, nutrient  
THE INCREASING CAPACITY CAPTURES BUSINESS OPPORTUNITIES FOR GOAT FARMERS Purbaningsih, Yuli; Helviani, Helviani; Tatra, Afsitin Joan; Jannah, Raodatul; Rahim, Abdul; Handayani, Fitrianti; Rahman, Irsan; Nekstriani, Nekstriani
International Journal of Engagement and Empowerment (IJE2) Vol. 3 No. 3 (2023): International Journal of Engagement and Empowerment
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ije2.v3i3.133

Abstract

The livestock sector is the most important factor in supporting food security to support sustainable development in Indonesia. The livestock sector is one of the sub-sectors which is a driving force for development, especially in rural areas. Goats are livestock that are widely kept and are well known by the Indonesian people. People like to breed goats because their body size is not too big. Goat farming has an important role in Indonesian livestock as a meat producer to meet domestic needs, and also has the potential to supply the export market. Marketing of goats is very wide open, however there are several problems faced by farmers, namely, the quality of goats is influenced by the type of nutrition/fodder provided and the type of goat itself. Goat farming for rural communities is a side job, but it is mandatory, looking at the condition of the community in Toari District, Kolaka Regency, which shows that every household has at least 7 goats. By increasing the capacity to capture business opportunities for goat breeders, goat breeders can increase their income
Pengaruh Teknologi Amofer Terhadap Kualitas Fisik dan pH Jerami Padi Organik dan Anorganik Husnaeni, Husnaeni; Tatra, Afsitin Joan; Bahari, Doddy Ismunandar
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 7 No. 2 (2024): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2024.007.02.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknologi amofer terhadap kualitas fisik dan pH jerami padi organik dan anorganik. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial (2 faktor), yaitu faktor A: jenis jerami padi (organik dan anorganik) dan faktor B: jenis starter (kontrol, EM4, dan MOL), setiap perlakuan diulang 4 kali. Proses dimulai dengan pembuatan MOL (mikroorganisme lokal) dan dilanjutkan dengan pengolahan jerami padi menggunakan teknologi amofer. Parameter yang diamati meliputi aroma, tekstur, warna, jamur, dan pH. Uji Kualitas fisik dilakukan dengan skoring penilaian silase, sementara pH diukur menggunakan pH meter. Analisis statistik menggunakan uji ANOVA, dengan uji wilayah berganda Duncan untuk perbandingan lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jenis jerami padi (faktor A) dan jenis starter (faktor B) tidak berpengaruh signifikan terhadap aroma, tekstur, warna, jamur, dan pH (P>0,05). Faktor A menunjukkan pengaruh tidak signifikan terhadap semua parameter yang diamati. Namun, faktor B, terbukti memberikan peningkatan signifikan pada aroma, warna, tekstur, dan pH (P<0,01) dibandingkan jerami segar. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan EM4 dan MOL sebagai starter pada proses amofer jerami padi, baik organik maupun anorganik, terbukti meningkatkan kualitas jerami padi secara fisik dan mampu menurunkan nilai pH dibandingkan dengan jerami segar. Tidak ditemukan interaksi signifikan antara jenis jerami padi dan jenis starter terhadap kualitas jerami padi amofer
Kinetics of Agricultural Waste Gas Production as an Alternative Feed for Ruminants Tatra, Afsitin Joan; Husnaeni, Husnaeni
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Ani
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v10i1.201

Abstract

Pakan di Indonesia masih menjadi kendala utama dalam peternakan baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga penggunaan hijauan pakan ternak selain rumput budidaya dan rumput lapang menjadi alternatif dalam mencukupi kebutuhan ternak. Salah satu hijauan pakan ternak yang bisa menjadi alternatif adalah limbah pertanian, tetapi kualitas limbah pertanian berbeda-beda disetiap daerah sehingga membutuhkan analisis baik kimia maupun biologis untuk mengetahui kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kecernaan limbah pertanian yang dapat dijadikan alternatif pakan pada ternak ruminansia menggunakan teknik produksi gas. Limbah pertanian yang digunakan berjumlah 6 buah yang berasal dari peternakan sapi perah Lembang. Hasil penelitian terdapat 6 jenis limbah pertanian yang terdiri dari jerami padi, kulit kacang tanah, daun pisang, daun labu, daun ubi dan sawi putih. Dilihat dari hasil kinetika produksi gas kulit kacang tanah mempunyai potensi dijadikan sebagai bahan pakan tunggal maupun sebagai bahan pakan tambahan untuk sumber hijauan karena nilai (a+b) yang tinggi dan konstanta c yang rendah yang dapat diartikan bahwa kulit kacang merupakan jenis bahan pakan yang lambat difermentasi tetapi menghasilkan gas yang maksimal. Selain kinetika gas nilai kecernaan bahan organik (KBO), energi metabolisme (EM) dan asam lemak rantai pendek limbah pertanian kulit kacang tanah cukup tinggi dibandingkan dengan limbah pertanian lainya, sehingga kulit kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan untuk ternak ruminansia.
Kualitas Fisik dan pH Ampas Sagu Melalui Pengolahan Amoniasi dan Biofermentasi Menggunakan Ragi Tempe Afsitin Joan Tatra; Wa Laili Salido; Ristina
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 6 No. 4 (2024): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v6i4.84

Abstract

Abstrak. Ampas sagu dapat menjadi alternatif pakan sumber serat pada ternak ruminansia karena kandungan serat kasar yang cukup tinggi tetapi kandungan protein yang rendah membutuhkan pengolahan untuk dapat meningkatkan kualitasnya. Pengolahan kombinasi pada penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik dari ampas sagu yang diolah melalui biofermentasi menggunakan ragi tempe dan amoniasi. Penelitian ini menggunakan ampas sagu yang telah dikeringkan hingga mencapai kadar air 50% dengan rancangan percobaan acak lengkap dengan 5 perlakuan yang terdiri dari P0 (Ampas sagu tanpa perlakuan), P1 (Ampas sagu dengan penambahan 5% Urea), P2 (P1 ditambah ragi tempe 2 gr/kg), P3 (P1 ditambah ragi tempe 3 gr/kg), dan P4 (P1 ditambah ragi tempe 4 gr/kg) yang masing-masing perlakuan 4 ulangan yang di inkubasi selama 3 hari pada suhu ruang dengan parameter yang diamati yaitu warna, aroma tekstur dan pH. Hasil sidik ragam kualitas fisik yang dihasilkan pada penelitian ini berdasarkan aroma dan tekstur tidak berbeda nyata (P >0.05) pada semua perlakuan dengan aroma yang tidak asam/ tidak busuk dan tekstur yang padat tidak menggumpal dan tidak berlendir sedangkan untuk warna P1 berbeda sangat nyata (P <0.01) dari perlakuan lainnya yaitu terjadi perubahan warna dari warna asli ampas sagu yang cokelat muda menjadi coklat. Perlakuan pada penelitian ini memberi pengaruh yang sangat nyata (P <0.01) pada nilai pH semua perlakuan dimana nilai pH P2 lebih rendah dan bersifat asam dibandingkan dengan pH perlakuan lain yang lebih tinggi dengan kisaran dari netral ke basa.
Kualitas Fisik dan Kimia Ampas Sagu Melalui Pengolahan Amoniasi dan Biofermentasi Menggunakan Mikroorganisme Lokal Tatra, Afsitin Joan; Salido, Wa Laili; Husnaeni, Husnaeni; Jannah, Raodatul; Salam, La Ode Muhammad Aswad
JAS Vol. 10 No. 2 (2025): Journal of Animal Science (JAS) - April 2025
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ampas sagu memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai alternatif pakan karena kandungan bahan organik yang tinggi. Namun, rendahnya kandungan protein dan tingginya serat kasar membatasi pemanfaatannya sehingga dilakukan pengolahan kombinasi amoniasi biofermentasi dengan mikroorganisme lokal (MOL) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ampas sagu secara fisik dan kimia. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan kombinasi penambahan urea dan mikroorganisme lokal dari isi rumen dengan P0: ampas sagu + 5% urea, P1: P0 + 3% MOL, P2: P0 + 4% MOL dan P3: P0 + 5% MOL. Ampas sagu diperoleh dari Desa Simbune, Kabupaten Kolaka Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan amoniasi dan MOL sebanyak 3% mampu mempertahankan kualitas fisik ampas sagu dan meningkatkan kualitas kimia dengan menurunkan serat kasar.
PENYULUHAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PEMANFAATAN LAHAN BAGI PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA Purbaningsih, Yuli; Bahari, Doddy Ismunandar; Husnaeni, Husnaeni; Adi, Qadaruddin Fajri; Salam, La Ode Muh. Aswad; Jannah, Raodatul; Rahim, Abd.; Tatra, Afsitin Joan; Aminah, Aminah; Baba, Syahdar; Dagong, Muh. Ihsan A.; Nur, Aprisal
Indonesian Collaboration Journal of Community Services (ICJCS) Vol. 4 No. 1 (2024): Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/icjcs.v4i1.159

Abstract

The community service program aims to increase the capacity of goat farming in Toari District, Kolaka Regency, with a focus on increasing farmers' knowledge and skills in livestock management. Through a series of ongoing training and mentoring activities, breeders are equipped with knowledge about livestock management, selecting superior seeds, feed management, livestock health care, financial management and marketing. Program implementation was carried out in an interactive and participatory manner, followed by regular assistance, which resulted in significant improvements in understanding, skills and welfare of farmers, as well as goat livestock productivity. In addition to providing individual benefits, the program also strengthens cross-sector collaboration, creating the potential to improve the overall sustainability of the goat farming sector in the region
The Effect of the Combination of Herbal Concoction and Seaweed Flour (Gracilaria sp) on Carcass Percentage, Carcass Components, and Abdominal Fatness of Broiler Chickens Salido, Wa Laili; Tatra, Afsitin Joan; Safaat, La Ode Muh
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol. 13 No. 2 (2025)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v13i2.p356-373

Abstract

The research aims to examine the effect of giving a combination herbal concoctions and seaweed flour (Gracilaria sp) on carcass percentage, carcass parts and abdominal fat in broiler chickens. The material used was 100 broiler chickens kept from one day of age (DOC) to 35 days of age. Each chicken is placed in a single cage, each cage has a place for drinking water and food. The treatments in this study consisted of: P0: Commercial feed + 0% herbal ingredients + 0% seaweed flour, P1: Commercial feed + 1% herbal ingredients + 1% seaweed flour, P2: Commercial feed + 2% herbal ingredients + 2 % seaweed flour, P3: Commercial feed + 3% herbal ingredients + 3% seaweed flour. All data were analyzed using analysis of variance and different between treatments were proved using Duncan multiple range test. combination of herbal concoctions and seaweed flour (Gracilaria sp) to the feed had a significant effect (P<0.05) on the percentage of carcass parts (thighs) and abdominal fat in broilers, but had no significant effect (P>0.05) on the percentage carcass, carcass parts (breast, back and wings) for all treatments. The conclusion of the research is that combination of herbal ingredients and seaweed flour can reduce abdominal fatness levels and improve the percentage of broiler carcass components.