Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN DM TIPE 2 DENGAN KATARAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD ALOEI SABOE Putri Sally Ufairah; Naning Suleman; Sitti Rahma; Cecy Rahma Karim; Muhammad N. Syukriani Yusuf
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i2.11333

Abstract

Pendahuluan : Hilangnya penglihatan mempunyai dampak finansial yang besar bagi individu, keluarga, dan komunitas. Kebutaan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, salah satunya adalah katarak. Katarak adalah kelainan pada lensa kristalin yang ditandai dengan menurunnya transparansi dan meningkatnya kekeruhan lensa. Pasien diabetes melitus memiliki risiko lima kali lebih tinggi terkena katarak. Akan tetapi, hingga saat ini, prevalensi diabetes melitus di Indonesia masih tergolong tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kejadian katarak pada pasien rawat jalan RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien rawat jalan Poliklinik Penyakit Dalam yang berjumlah berjumlah 40 sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara dan hasil pemeriksaan katarak oleh dokter spesialis mata. Data dalam penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat serta diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil : Sebanyak 20 pasien (50%) menderita Diabetes Melitus Tipe 2, dan didapatkan sebanyak 19 pasien (47,5%) menderita katarak. Analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kejadian katarak dengan p-value=0,027 (p<0,05) dengan nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4,333. Simpulan : Terdapat hubungan antara Diabetes Melitus Tipe 2 dengan kejadian katarak pada pasien rawat jalan di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Diharapkan penelitian ini masyarakat agar lebih giat dalam menjaga kadar gula darah dan menerapkan gaya hidup sehat, seperti melakukan diet dan berolahraga, serta melakukan pemeriksaan mata tiap enam bulan sekali.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI Andi Alika Azzahra; Zuhriana K. Yusuf; Serly Daud; Sitti Rahma; Vickry Wahidji
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 2 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i2.11335

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang, termasuk kepatuhan dalam pengobatan. Pengetahuan yang dimiliki oleh pasien mengenai hipertensi dan pengobatannya dapat memberikan perubahan perilaku terutama dalam melakukan pengobatan yang dianjurkan. Kepatuhan minum obat merupakan salah satu cara dalam mengurangi risiko komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Kota Selatan, Kota Gorontalo. Metode: Observasi berikut menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 58 orang diambil melalui teknik total sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner Hypertension Knowledge – Level Scale serta kuesioner MMAS-8. Analisis hubungan antarvariabel dilakukan menggunakan Spearman's Rank Correlation Coefficient. Hasil: Sebagian besar responden tergolong dalam tingkat pengetahuan tinggi (75,9%) dan memiliki kepatuhan minum obat rendah (43,1%). Uji korelasi Spearman menampilkan nilai signifikansi sebanyak 0,033, yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan pada tingkat pengetahuan serta kepatuhan minum obat (p>0,05). Koefisien korelasi sebanyak 0,280 menyatakan hubungan yang lemah. Simpulan: Tingkat pengetahuan pasien hipertensi dengan signifikan berhubungan dengan kepatuhan minum obat. Temuan berikut menekankan pentingnya edukasi kesehatan sebagai salah satu intervensi dalam pengelolaan hipertensi di Puskesmas. Observasi berikutnya disarankan dalam mempertimbangkan variabel lain yang bisa memberi pengaruh tingkat kepatuhan minum obat.
HUBUNGAN NILAI LEUKOSIT DAN PROKALSITONIN PADA PENDERITA SEPSIS DI ICU RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE Sitti Alfina Hatlah; Romdon Purwanto; Zuhriana K. Yusuf; Yuniarty Antu; Sitti Rahma
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 3 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i3.11343

Abstract

Background: Sepsis is a serious medical condition resulting from infection, characterized by a systemic inflammatory response that can lead to severe sepsis or septic shock. In sepsis, Procalcitonin (PCT) levels and leukocyte values ​​are important indicators for diagnosis and evaluation of the severity of infection. This study aims to evaluate the relationship between leukocyte values ​​and procalcitonin levels in sepsis patients in the ICU of Prof. Dr. H. Aloei Saboe Hospital. Method: This research is descriptive quantitative with a cross-sectional design. The research was conducted in the ICU of Prof. Hospital. Dr. H. Aloei Saboe in December 2024 with a sample of 40 ICU patients taken from medical records. Data collected includes the patient's leukocyte values ​​and PCT levels. Data analysis was carried out using chi-square and linear by linear association. Results: The majority of patients were male (72.5%), with 82.5% of patients diagnosed with sepsis. Most patients had high leukocyte values ​​(62.5%) and high PCT levels (75%). The chi-square test showed a significant relationship between PCT levels and sepsis (p-value 0.006), while there was no significant relationship between leukocyte values ​​and sepsis (p-value 0.495). Conclusion: High PCT levels were significantly associated with sepsis diagnosis, while leukocyte values showed no significant association. PCT measurement may be a more sensitive tool in diagnosing and evaluating sepsis severity compared to leukocyte values. This study is limited by clinical variation and a single measurement, so further studies are needed for biomarker exploration, integration of procalcitonin in hospital protocols, and clinical guidance of sepsis. Latar Belakang: Sepsis adalah kondisi medis serius yang diakibatkan oleh infeksi, ditandai oleh respons inflamasi sistemik yang dapat berujung pada sepsis berat atau syok septik. Dalam sepsis, kadar Prokalsitonin (PCT) dan nilai leukosit merupakan indikator penting untuk diagnosis dan evaluasi keparahan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara nilai leukosit dan kadar Prokalsitonin pada pasien sepsis di ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe pada Desember 2024 dengan sampel 40 pasien ICU yang diambil dari rekam medis. Data yang dikumpulkan meliputi nilai leukosit dan kadar PCT pasien. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan linear by linear association. Hasil: Mayoritas pasien adalah laki-laki (72,5%), dengan 82,5% pasien terdiagnosis sepsis. Sebagian besar pasien memiliki nilai leukosit tinggi (62,5%) dan kadar PCT tinggi (75%). Uji chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara kadar PCT dan sepsis (p-value 0,006), sementara tidak ada hubungan signifikan antara nilai leukosit dan sepsis (p-value 0,495). Kesimpulan: Kadar PCT yang tinggi menunjukkan hubungan yang signifikan dengan diagnosis sepsis, sementara nilai leukosit tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Pengukuran PCT dapat menjadi alat yang lebih sensitif dalam diagnosis dan evaluasi keparahan sepsis dibandingkan dengan nilai leukosit. Penelitian ini terbatas oleh variasi klinis dan pengukuran tunggal, sehingga diperlukan studi lanjutan untuk eksplorasi biomarker, integrasi prokalsitonin dalam protokol rumah sakit, dan panduan klinis sepsis.
GAMBARAN LUASAN LESI RADIOGRAFI THORAKS PADA PENDERITA TB PARU DENGAN DM DAN TANPA DM Mohammad Alvin Febrian Tiffany; Winansih Gubali; Sitti Rahma; Vivien Novarina Kasim; Nanang Roswita Paramata
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 13 No. 4 (2025): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v13i3.11383

Abstract

Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menyebabkan kematian terbesar ke-13 di dunia. Luas lesi yang tampak pada foto thoraks diklasifikasikan oleh American Thoracic Society dan National Tuberculosis Association yaitu minimal, moderate advanced, dan far advanced lesion. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran luasan lesi radiografi thoraks pada pasien TB paru dengan DM dan TB paru tanpa DM di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Periode Agustus 2023 - Agustus 2024. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2025 dengan desain penelitian deskriptif retrosepktif. Sampel diambil dengan metode purposive sampling yaitu pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 100 orang. Hasil: Didapatkan distribusi pasien TB Paru DM dan TB Paru tanpa DM masing-masing berdasarakan jenis kelamin dominan perempuan yaitu 54,3% dan laki-laki 55,4%, kelompok usia dominan pada kelompok usia 19-59 tahun yaitu 74,3% dan 81,5%. Luasan lesi pada TB Paru DM mayoritas pada lesi luas yaitu 74,2% dan untuk TB Paru tanpa DM juga dominan pada lesi luas yaitu 63,1%. Simpulan: Distribusi pasien TB Paru dengan DM mempunyai persentase lesi luas lebih tinggi dibanding TB Paru tanpa DM. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk melakukan pemeriksaan gula darah pada pasien TB agar dapat mencegah peningkat luasan lesi.
The Relationship Between the Work Environment and the Leadership Style of the Head of the Room with Nurse Retention at the Toto Kabila Regional General Hospital, Bone Bolango Regency Julisty Nur’ain Abdul; Sitti Rahma; Dewi Suryaningsi Hiola
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 7 No. 2: April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v7i2.5677

Abstract

Nurse retention is the process by which nurses are encouraged to stay together with the organization. In addition to organizational components, assignment or job design, awards, career opportunities and relationships between nurses, nurse retention is also influenced by other external factors such as the work environment and the leadership style of the boss. The purpose of the study was to determine the relationship between the work environment and the leadership style of the head of the room with the retention of nurses at the Toto Kabila Regional General Hospital, Bone Bolango Regency. This study is a quantitative research with a cross sectional approach. Sampling was conducted using a purposive sampling technique with a sample of 65 respondents. Data analysis using the fisher exact test. The results showed that there was a relationship between the work environment and nurse retention (p-value = 0.031) and there was no relationship between the head of the room leadership style and nurse retention (p-value = 0.52). In conclusion, the variables of the work environment were related to nurse retention, while the leadership style of the head of the room had no relationship with nurse retention. In addition to a good work environment, external factors related to the hospital also play a role in determining whether or not nurses stay in their jobs. Therefore, it is hoped that hospitals can continue to maintain, improve and improve the existing work facilities and managerial systems in hospitals.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kesehatan Mental pada Remaja di SMA Negeri 2 Limboto: The Relationship Between Parenting Patterns and Mental Health in Adolescents at SMA Negeri 2 Limboto Regita Eka Putri Ishak; Sitti Rahma; Siti Hajar Salawali
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 5: Mei 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i5.7452

Abstract

Kesehatan mental sering terjadi pada remaja yang berusia 15-18 tahun. Pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan mental pada remaja. Buruknya pola asuh orang tua dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, status sosial budaya, dan status social ekonomi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesehatan mental pada remaja di SMA Negeri 2 Limboto. Jenis penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa aktif di SMA Negeri 2 Limboto berjumlah 992 responden dengan sampel sebanyak 285 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu siswa aktif di SMA Negeri 2 Limboto, dapat berkomunikasi dengan baik, dan bersedia menjadi responden dalam penelitian serta kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak hadir pada saat penelitian. Data di analisis dengan uji spearman rank. Hasil pada penelitian ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kesehatan mental pada remaja di SMA Negeri 2 Limboto (p-value=0,00 < ? = 0,05) dengan koefisien korelasi yang terjadi pada kedua variabel sebesar 0,738** yang berarti memiliki korelasi yang kuat. Angka koefisien korelasi bersifat positif yang berarti arah hubungan kedua variabel adalah searah, semakin baik pola asuh orang tua maka semakin baik juga kesehatan mental pada remaja. Simpulan, variabel pola asuh orang tua ada hubungan dengan variabel kesehatan mental pada remaja di SMA Negeri 2 Limboto. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi SMA Negeri 2 Limboto dalam meningkatkan upaya edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pola asuh orang tua dan kesehatan mental pada remaja.
Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Makassar melalui Model Discovery Learning Aqilah Fauziyah MF; Abd. Muis; Sitti Rahma
JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (JP-3)
Publisher : RAYHAN INTERMEDIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pendidikan.v6i2.479

Abstract

Penurunan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran biologi disebabkan oleh kurangnya penerapan model pembelajaran yang cocok dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kognitif biologi di antara siswa kelas XI SMA Negeri 2 Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: Rancangan, Pelaksanaan Kegiatan dan Pengamatan, Observasi, serta Refleksi/Tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan peserta didik pada setiap siklusnya, dimana pada siklus I nilai rata-rata keaktifan siswa hanya 43,54% dan meningkat pada siklus II menjadi 48,64%. Adapun hasil penelitian pada peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik hanya 73 dan meningkat pada siklus II menjadi 80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran discovery learning secara signifikan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Makassar.
Peningkatan Hasil Belajar Biologi Konsep Enzim Melalui Penerapan Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas XI Biologi 3 SMA Negeri 2 Makassar Andi Nurfadilah; Abd. Muis; Sitti Rahma
JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (JP-3)
Publisher : RAYHAN INTERMEDIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pendidikan.v6i2.485

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi kelas XI Biologi 3 SMA Negeri 2 Makassar melalui penerapan model pembelajaran discovery. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Biologi 3 SMA Negeri 2 Makassar pada semester genap tahun pelajaran 2023/2024, dengan jumlah peserta didik 36 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Data diambil dengan tes hasil belajar peserta didik. Data dianalisis secara kuantitatif. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan melalui peningkatan persentase nilai ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 44,44%, mengalami peningkatan di siklus II yaitu menjadi 86,11%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada kelas XI Biologi 3 SMA Negeri 2 Makassar.