Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KEHIDUPAN LAUT SEBAGAI TEMA WORKSHOP PEMBUATAN SOUVENIR DAUR ULANG BAGI SISWA SMA NEGERI 2 ABIANSEMAL Budiaprilliana, Luh; Utami, Ni Made Purnami; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu tentang Bali krisis sampah plastik menjadi kekhawatiran bagi kita semua. Hampir seluruh masyarakat turut serta berupaya untuk ikut andil dalam penanggulangannya. Salah satunya dengan melakukan pengelolaan sampah berupa daur ulang yang merupakan salah satu bagian dari konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan sampah. Daur ulang terhadap sampah domestik yang dihasilkan ini juga menjadi program dari SMA Negeri 2 Abiansemal dan menjadi salah satu fokus program yang dimotori oleh OSIS SMA Negeri 2 Abiansemal. Atas urgensi untuk realisasi program tersebut maka SMA Negeri 2 Abiansemal bekerjasama dengan tim pengabdian untuk mengadakan workshop daur ulang sampah menjadi produk souvenir yang memiliki nilai seni bagi siswa – siswi di sekolah tersebut. Tema Kehidupan Laut dalam workshop pembuatan souvenir daur ulang ini dimaksudkan sebagai pemantik bagi siswa – siswi agar lebih menumbuhkan kepedulian terhadap ekosistem kehidupan di laut dan kelestarian laut. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan workshop ini adalah menggunakan metode eksploratif learning by doing dan demonstratif. Hasil workshop disampaikan dengan deskriptif kualitatif. Workshop pembuatan souvenir daur ulang ini tidak hanya menjawab kebutuhan SMA Negeri 2 Abiansemal untuk merealisasikan program pengelolaan sampah domestiknya, namun juga meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang seni rupa dengan dapat mewujudkan produk souvenir bernilai seni. Kehidupan laut yang menjadi tema workshop membuat siswa lebih tertarik untuk mengeksplorasi bentuk biota laut seperti ikan, kerang, terumbu karang, dsb. Mereka menyadari bahwa menjaga lingkungan sekitar juga merupakan kontribusi untuk menjaga kelestarian laut. Dampak lain dari program ini adalah terwujudnya inisiasi pembentukan Klub Recycle di SMA Negeri 2 Abiansemal.
CARATAN COBLONG SIMBOLIS PURUSA PREDANA SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI KRAMIK Mertanadi, I Made; Suardana, I Wayan; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caratan dan Coblong adalah salah satu benda yang berbentuk wadah, yang sering dipergunakan sebagai sarana upacara yadnya di Bali. Namun dari seringnya pemakaian gerabah ini masyarakat belum banyak yang mengerti dan memahami makna simbolisnya. Maka perlu dilakukan penelitian dan penciptaan yang akan menghasilkan karya keramik dengan mengungkap konsep purusa dan predana. Serta mengungkap metode dan teknik pembentukan karya seni keramik dengan inspirasi dari caratan dan coblong. Tujuan penelitian dan penciptaan ini adalah ingin mengetahui historis munculnya caratan coblong, makna, dan fungsinya, menghasilkan karya keramik yang mengungkap konsep purusa predana dalam caratan coblong dan ingin mengembangkan caratan coblong menjadi sebuah karya seni murni atau terapan yang lebih spektakuler dan monumental. Penciptaan ini juga dilakukan sebagai upaya melestarikan tradisi yang ada di Bali dan menggali ide baru untuk menghasilkan karya keramik yang unik, estetik dan inovatif. Metode yang digunakan dalam penciptaan adalah ekplorasi, perancangan, dan perwujudan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan identifikasi data, reduksi data, analisa data dan kesimpulan. Pendekatan teori yang digunakan adalah teori makna, fungsi, dan estetika. Hasil penciptaan karya keramik menunjukkan bahwa ide dasar Caratan dan Coblong yang mempunyai makna simbolis dapat ditranformasi pada karya ciptaan baru yang indah dan menarik. Terjadi inovasi yang besar dari berbagai dimensi, baik bentuk, fungsi, teknik, dan penampilan.
EKSPRESI BIOTA LAUT KARYA RELIEF I MADE SUTEDJA Suardana, I Wayan; Muka, I Ketut; Mertanadi, I Made; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 3 (2023): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

I Made Sutedja (almarhum) adalah seorang seniman seni ukir dari Guwang Sukawati Gianyar Bali yang sangat terkenal dengan hasil karya yang sangat unik dan artistik. Keindahan biota laut adalah salah satu tema yang sering diangkat dalam ekspresi penciptaan karya seni reliefnya. Tujuan penelitian ini adalah ingin menyelidiki lebih mendalam ekspresi I Made Sutedja dalam mengangkat biota laut dalam karya ciptaannya, dan nilai estetik yang terkandung di dalamnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana ekspresi I Made Sutedja dalam mengangkat biota laut dalam penciptaan karya seni relief?, Bagaimana nilai estetika karya biota laut I Made Sutedja?. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif interpretatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam analisa data adalah teori ekspresi dan estetika. I Made Sutedja adalah seniman seni ukir yang sangat tekun dan ulet dalam berkarya, ekspresinya tercurah sangat total dalam hasil ciptaanya, sehingga karyanya sangat sempurna. Penguasaan teknik seni ukir I Made Sutedja sangat tinggi dengan hasil pahatan yang halus, kuat, dan tegas. Selain mengangkat biota laut dalam ekspresi berkarya, I Made Sutedja juga banyak mengangkat cerita Mahabrata, Ramayana, dan mitologi Dewa-dewa dalam Agama Hindu. Sebagai seorang pendidik, I Made Sutedja telah banyak melahirkan seniman ukir yang memiliki ketrampilan yang sangat tinggi dengan hasil karya yang bervariatif. I Made adalah seorang seniman yang sangat idealis, tidak komersial, sehingga sampai akhir hidup hasil karyanya masih banyak tersimpan di galerinya.
STRATEGY OF PRESERVATION AND DEVELOPMENT OF IKAT WOVEN FABRIC IDUP PANAK IN TENGANAN PEGRINGSINGAN VILLAGE Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani; Sukawati, Tjokorda Gde Abinanda; Karuni, Ni Kadek
Journal of Aesthetics, Design, and Art Management Vol. 4 No. 1 (2024): Journal of Aesthetics, Design, and Art Management
Publisher : Yayasan Sinergi Widya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58982/jadam.v4i1.671

Abstract

Purpose: This research aims to analyze the preservation and development strategies of idup panak ikat woven fabric in Tenganan Pegringsingan Village, Bali, focusing on the application of the concepts of upcycling and revivalism. The research also explores how these practices can contribute to the cultural preservation and economic sustainability of the local community. Research Methods: This research used a qualitative approach with a case study of the Tenganan Pegringsingan Village community. Data were collected through in-depth interviews with local weavers, direct observation of the production process, and literature studies related to weaving techniques, upcycling, and revivalism. Data were analyzed descriptively and interpretively to identify key themes. Findings: The results showed that the Tenganan Pegringsingan community has successfully adopted the concept of upcycling by utilizing leftover yarn from the production of gringsing cloth to create “idup panak” ikat woven fabric. In addition, the revivalism strategy is applied by integrating traditional motifs into contemporary designs. The combination of these two approaches not only maintains the cultural value but also increases the attractiveness of the product in the modern market. Implications: This research makes an important contribution to the understanding of how cultural heritage can be adapted to meet the demands of the contemporary market. The application of the concepts of upcycling and revivalism to the idup panak ikat woven fabric can serve as a model for other artisan communities in developing sustainable creative products.
STUDI PEMANFAATAN WARNA ALAM PADA PRODUK TEKSTIL Mukti, Made Wahyu Prisma; Sumantra, I Made; Karuni, Ni Kadek
Hastagina : Jurnal Kriya Seni Vol 3 No 02 (2023): Hastagina : Jurnal Kriya dan Industri Kreatif
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/hastagina.v3i02.2906

Abstract

Industri fast fashion dikenal karena kemampuannya untuk menghasilkan pakaian dengan cepat. Merek-merek fast fashion dapat merespons tren mode terbaru dengan mempercepat proses desain, produksi, dan distribusi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkan koleksi baru dengan cepat, seringkali dalam hitungan minggu. Produksi massal dalam industri fast fashion dapat memiliki dampak serius pada lingkungan. Proses pewarnaan tekstil, penggunaan bahan kimia, dan pengelolaan limbah yang kurang baik dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Selain itu, limbah tekstil dari pakaian yang tidak terpakai menjadi masalah serius. Proses produksi tekstil dan pakaian dalam industri fast fashion menggunakan banyak bahan kimia berbahaya, seperti pewarna sintetis dan zat kimia pengolahan tekstil. Limbah cair dari pabrik-pabrik dapat mencemari air, sedangkan pembuangan limbah padat dapat menyebabkan pencemaran tanah. Produksi kain dan pakaian memerlukan penggunaan air yang sangat besar. Proses pewarnaan dan finishing tekstil, khususnya pada serat sintetis, dapat menggunakan banyak air dan menciptakan limbah beracun yang mempengaruhi kualitas air. Pewarna alam dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pewarna sintetis dalam konteks maraknya fast fashion. Penggunaan pewarna alam dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dibandingkan pewarna sintetis. Pewarna alam sering kali lebih mudah diuraikan dan dapat dipecah oleh mikroorganisme secara alami. Ini meningkatkan potensi daur ulang dan mengurangi akumulasi limbah tekstil yang sulit terurai. Tumbuhan yang digunakan untuk pewarna alam sering ditanam dengan metode pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem pertanian.
MODEL BISNIS PRODUK SERVICE SYSTEM DALAM DESAIN: PENGURANGAN LIMBAH UNTUK KONSERVASI LINGKUNGAN Dewi, Nyoman Ayu Permata; Hartadi, Made Gana; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan bisnis yang memproduksi barang dengan masa pakai singkat menyebabkan peningkatan limbah, berdampak negatif pada lingkungan. Konsep Product Service System (PSS) menurut Osaka Mont menawarkan solusi berkelanjutan dengan memisahkan nilai dari kepemilikan produk, memungkinkan konsumen untuk menggunakan produk melalui penyewaan tanpa harus membelinya. Penelitian ini mengeksplorasi penerapan PSS pada Diata Make Up & Hair Do, sebuah perusahaan di Bali yang menyediakan penyewaan kostum pernikahan dan jasa tata rias. Metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara dan analisis literatur guna memahami dampak PSS terhadap pengurangan limbah dan penerimaan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PSS di Diata tidak hanya mengurangi permintaan akan produk baru tetapi juga membantu memperpanjang siklus hidup produk yang ada. Selain itu, penerapan PSS ini memberikan alternatif yang ekonomis dan berkelanjutan bagi masyarakat, serta meningkatkan kesadaran tentang praktik konsumsi yang ramah lingkungan. Penelitian ini menegaskan potensi PSS sebagai model bisnis yang dapat diadopsi lebih luas untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
TAS WANITA BERORNAMEN GAYA PURI AGUNG KARANGASEM SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN ORNAMEN KHAS KARANGASEM Laba, I Nyoman; Artayani, Ida Ayu Gede; Karuni, Ni Kadek
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini telah banyak hadir karya seni yang mengangkat nilai-nilai tradisi sebagai sumber ide penciptaan, begitu juga beragam bentuk produk kriya yang telah mengangkat ornamen tradisional Bali sebagai unsur dekorasinya. Namun jika diperhatikan, tidak semua gubahan ornamen yang diterapkan berakar pada eksplorasi keaslian khazanah ornamen Bali. Salah satu contoh ornamen yang belum pernah dipopulerkan adalah gaya ornamen pada arsitektur Puri Agung Karangasem, karena memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak dapat ditemukan pada bangunan Puri lainnya di Bali. Bentuk dan pola motif ornamen yang terdapat di Puri tersebut memiliki peluang yang cukup besar untuk dieksplorasi dalam berkarya seni. Penelitian yang berorientasi pada penciptaan ini bertujuan untuk memunculkan motif ornamen gaya Puri Agung Karangasem, melalui eksplorasi dan replika pola motif dalam penciptaan karya seni berbentuk tas wanita. Tujuan jangka panjangnya adalah pelestarian budaya melalui penerapan dan pengembangan penciptaan produk kriya dalam berbagai varian bentuk dan material, dan menjadikan hasil dari pengembangan motif tersebut sebagai motif ornamen Karangasem yang memiliki identifikasi geografis dalam kesejarahan yang kuat. Metode yang akan digunakan dalam mewujudkan reka cipta produk tas wanita ini adalah metode Tiga Tahap Enam Langkah (Gustami). Metode ini digunakan untuk memenuhi semua proses yang akan dilakukan, dari tahap observasi sampai pada tahap evaluasi. Pada luaran penciptaan ini menghasilkan 5 buah karya seni kriya berbentuk tas wanita berbahan batu alam, kayu, dan kulit berornamen gaya Puri Agung Karangasem.
Kabebasan Diri Analogi Alur Film Before, Now and Then dalam Penciptaan Karya Busana Stlye Eclectic Berkolaborasi dengan Pagi Motley Studio Pratiwi, Luh Leony Rida; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora; Ni Kadek Karuni
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 1 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Busana dengan judul “Kabebasan Diri” yang terinspirasi dari film Before, Now & Then karya Kamila Andini. Proyek ini dilakukan sebagai program studi independen Kampus Merdeka, yang bekerja sama dengan Pagi Motley Studio, sebuah studio seni di Bali yang mengkhususkan diri pada pewarnaan alami. Proses penciptaan dimulai dengan eksplorasi ide pemantik dari elemen visual, naratif, dan emosional film tersebut yang kemudian diterjemahkan menjadi desain busana bergaya eklektik. Penelitian ini mengadopsi pendekatan sistematis melalui tahapan riset, desain, hingga produksi dengan menerapkan prinsip-prinsip seni rupa, dan desain. Karya yang dihasilkan meliputi koleksi busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi haute couture. Dalam prosesnya, bahan alami seperti pewarna dari daun ketapang, kayu secang dan indigo digunakan untuk menghasilkan warna yang unik dan ramah lingkungan. Selain itu, proyek ini juga memberikan manfaat praktis bagi mahasiswa dalam memahami dinamika industri kreatif, dan memperkuat kemampuan kolaborasi lintas disiplin.