Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

DETEKSI BAKTERI PATOGEN YANG BERASOSIASI DENGAN Kappaphycus alvarezii (Doty) BERGEJALA PENYAKIT ICE-ICE Sri Nurhidayati; Faturrahman Faturrahman; Mursal Ghazali
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 1 No. 2 (2015): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.637 KB) | DOI: 10.29303/jstl.v1i2.53

Abstract

Kappaphycus alvarezii merupakan  salah satu spesies makro alga yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Penyakit utama yang menyerang budidaya rumput laut ini adalah penyakit ice-ice  yang  dapat menurunkan hasil panen hingga 70-80%.  Tujuan penelitian iniadalah  untuk mengetahui bakteri patogen yang berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala penyakit ice-ice dan mengetahui agen penyebab penyakit ice-ice. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Sampel K. alvarezii yang bergejala ice-ice diambil dari lokasi budidaya di Teluk Bumbang Dusun Gerupuk Lombok Tengah. Sampel tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Biologi untuk diisolasi bakteri yang berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala ice-ice. Terhadap isolat yang diperoleh dilakukan karakterisasi parsial. Selanjutnya dilakukan uji patogenisitas (postulat Koch) untuk mengetahui apakah bakteri yang diperoleh merupakan agen penyebab penyakit ice-ice. Hasil isolasi menunjukkan terdapat 28 isolat bakteri yang berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala ice-ice. Selanjutnya, uji postulat Koch memperlihatkan hanya satu isolat yang mampu menyebabkan gejala ice-ice yaitu isolat K25Kata Kunci : Kappaphycus alvarezii, penyakit ice-ice, postulat Koch
PERTUMBUHAN Kappaphycus alvarezii DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK Sargassum aquifolium Bambang Ali Akbar; Nunik Cokrowati; Mursal Ghazali; S Sunarpi; Aluh Nikmatullah
Jurnal Kelautan Vol 9, No 1: April (2016)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v9i1.1055

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penggunaan Sargassum aquifolium dengan konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda terhadap pertumbuhan Kappaphycus alvarezii, serta mengetahui pengaruh penggunaan S. aquifolium terhadap persentase kadar karaginan K. alvarezii. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor 1 berupa konsentrasi ekstrak Sargassum aquifolium dan faktor 2 berupa perlakuan lama perendaman. Faktor 1 terdiri atas 4 perlakuan konsentrasi perendaman yaitu kontrol (K0), konsentrasi 5% (K1), 10% (K2), 15% (K3). Faktor 2 terdiri atas 3 taraf yaitu lama perendaman 30 menit (T1), 60 menit (T2) dan 90 menit (T3).  Data variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Sargassum aquifolium tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii. Perlakuan K1T3 (perendaman dengan konsentrasi 5% selama 90 menit) menunjukkan hasil tertinggi dari perlakuan lainnya, nilai laju pertumbuhan spesifik 6.11%, pertumbuhan mutlak 663.89 gram, berat kering 197.80 gr dan nilai kadar karaginan yaitu 53.33%. Berat kering terendah diperoleh pada perlakuan K3T3 (perendaman dengan konsentrasi 15% selama 90 menit). Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak Sargassum aquifolium tidak memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Kappaphycus alvarezii dan kadar karaginan tertinggi adalah 53.33% terdapat pada perlakuan  konsentrasi ekstrak Sargassum aquifolium 5% dengan perendaman selama 90 menit.Kata Kunci: berat kering, ekstrak, karaginan, perendaman, pertumbuhan.GROWTH PERFORMANCE OF Kappaphycus alvarezii WITH ADDING Sargassum aquifolium EXTRACTABSTRACTThis research purpose is to study the effect of adding Sargassum aquifolium extract dan time of submersion for growth performance and carrageenan content of Kappaphycus alvarezii. This research used completely randomized design with factorial treatment, consist of two factors. The first factor is concentrations of Sargassum aquifolium extract. The second factor is time of submersion. The first factor consist of 4 treatments are control (K0), consentrasion 5% (K1), 10% (K2), 15% (K3). The second factor consist of submersion time of 30 minutes (T1), 60 minutes (T2) dan 90 minutes (T3). Variable datas of this research was analized using ANOVA (Analysis of Variance) at 5%. The result showed that Sargassum aquifolium extract was not significantly affected growth performace of Kappaphycus alvarezii (P0,05). K1T1 (submersion with a concentration of 5% during 90 minutes) showed the higest results from other treatments, specific growth 6.11%, absolute growth 663.89 g, dry weight 197.80 g and carrageenan content 53.33%. The lowest dry weight is K3T3 (submersion with a concentration of 15% during 90 minutes). The conclusion are Sargassum aquifolium extract did not have any real effect on performance growth of Kappaphycus alvarezii and the highest levels of 53.33% carrageenan contained in the treatment Sargassum aquifolium extract concentration of 5% with submersion time of 90 minutes.Keywords: carrageenan, dry weigth, extract, growth, submersion.
PENYULUHAN CARA PENGOLAHAN PANGAN YANG BAIK UNTUK PERBAIKAN PROSES PRODUKSI DAN MUTU MINYAK KELAPA DI IKM SAKRA TIMUR LOMBOK Nurhayati Nurhayati; Yeni Sulastri; Mursal Ghazali; Ibrahim Ibrahim
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.982 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i1.3502

Abstract

Abstrak: Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang cara pengolahan pangan yang baik, sehingga produk minyak goreng dan Virgin Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan kedua mitra bermutu, layak dikonsumsi, dan aman bagi kesehatan. Metode pelaksanaan kegiatan menggunakan teknik penyuluhan di lapangan. Tahapan operasional kegiatan terdiri dari (i) Koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan, (ii) Kegiatan penyuluhan berupa ceramah dan diskusi, dan (iii) Evaluasi keberhasilan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran mitra terhadap cara pengolahan pangan yang baik. Kegiatan selanjutnya diharapkan dapat dilakukan rancangan, implementasi dan evaluasi pemenuhan persyaratan CPPB IRT pada IKM Tunas Mulia dan Agro Mulia Lombok. Oleh karena itu kedepannya kegiatan kegiatan tersebut akan dapat diaplikasikan oleh kedua mitra untuk dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan berkembang pesat.Abstract: The purpose of this activity is to provide counseling about Good Manufacturing Practices so that the cooking oil and Virgin Coconut Oil (VCO) products produced by the two partners are of good quality, suitable for consumption, and safe for health. The method of implementing activities uses counseling techniques in the field. The operational stages of the activities consist of (i) coordination of the preparation for the implementation of activities, (ii) counseling activities such as lectures and discussions, and (iii) evaluation of the successful activities. The activity results show that there has been an increase in the understanding, knowledge, and awareness of partners about CPPB. The next activity is expected to design, implement, and evaluate the fulfillment of the IRT CPPB requirements at IKM Tunas Mulia and Agro Mulia Lombok. Therefore, in the future, both partners will apply these activities to produce products that can compete and develop rapidly.
PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI ”PASIR PUTIH” DALAM MEWUJUDKAN DESA EKAS BUANA SEBAGAI LUMBUNG BIBIT RUMPUT LAUT NUSA TENGGARA BARAT Mursal Ghazali; Rina Kurnianingsih; Nurhayati Nurhayati; Sunarpi Sunarpi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.385 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.2950

Abstract

Abstrak: Rumput laut merupakan komoditi laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena kandungan senyawa hidrokoloid seperti karagenan, agar dan alginat. Oleh sebab itu, pemerintah mengembangkan kawasan Minapolitan sebagai pusat budidaya rumput laut. Salah satu kawasan minapolitan tersebut adalah sentra budidaya rumput laut Teluk Ekas. Pengembangan budidaya rumput laut pada beberapa tahun terakhir memiliki banyak masalah, salah satunya adalah ketersediaan bibit. Oleh sebab itu,  perlu dilakukan transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui program IPTEK bagi masyarakat dengan memberikan pendampingan kepada kelompok tani Pasir Putih yang ada di Desa Ekas, Lombok Timur. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk mewujudkan Desa Ekas Buana sebagai lumbung bibit rumput laut Nusa Tenggara Barat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilakukan berbagai pendekatan diantaranya (1) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang teknologi budidaya yang akan diterapkan, (2) Membuat demplot percobaan, (3) Analisa hasil demplot dan (4) Pendampingan kelompok mitra. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan terhadap kelompok tani Pasir Putih mampu menginisiasi Desa Ekas Buana sebagai lumbung bibit rumput laut Nusa Tenggara Barat. Hal ini dibuktikan dengan pemenuhan permintaan bibit oleh petani lain di Teluk Ekas. Selain itu, hasil panen rumput laut dapat memenuhi permintaan sentra budidaya lain seperti Teluk Serewe, Gerupuk dan Pengantap. Abstract: Seaweed is a marine commodity that has high economic value, due to the content of hydrocolloid compounds such as carrageenan, agar, and alginate. Therefore, the government is developing a Minapolitan area as a center for seaweed cultivation. One of the Minapolitan areas is the Ekas Bay seaweed cultivation center. The development of seaweed cultivation in recent years has had many problems, one of which is the availability of seeds. Therefore, a knowledge and skill transfer was carried out through a science and technology program for the community by assisting the Pasir Putih farmer groups in Ekas Village, East Lombok. The purpose of this service is to realize Ekas Buana Village as a granary for seaweed seeds in West Nusa Tenggara. To achieve this goal, various approaches were carried out including (1) Providing socialization to the community about the cultivation technology to be applied, (2) Creating experimental demonstration plots, (3) Analyzing the results of the demonstration plot and (4) Assisting partner groups. The results of this community service show that the assistance provided to the Pasir Putih farmer group was able to initiate Ekas Buana Village as a granary for seaweed seedlings in West Nusa Tenggara. This is evidenced by the fulfillment of the demand for seeds by other farmers in Ekas Bay. Besides, the seaweed harvest can meet the demands of other cultivation centers such as Teluk Serewe, Gerupuk, and Pengantap.
PELATIHAN TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN TUMBUHAN Rina Kurnianingsih; Mursal Ghazali; Siti Rosidah; Aida Muspiah; Sri Puji Astuti; Aluh Nikmatullah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.659 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.3049

Abstract

Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra pengabdian tentang teknik kultur jaringan tanaman. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pertama, penyampaian materi tentang konsep dasar kultur jaringan, kebutuhan peralatan dan bahan, media, zat pengatur tumbuh, kondisi lingkungan tumbuh, tahapan kultur jaringan dan macam-macam teknik kultur in vitro. Sesi kedua, praktek teknik kultur jaringan di laboratorium meliputi pengenalan laboratorium,alat dan bahan beserta fungsinya, multiplikasi (perbanyakan) tunas anggrek in vitro, kultur kalus, kultur embrio dan kultur mata tunas dengan sistem single node. Kegiatan pengabdian pelatihan teknik dasar kultur jaringan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang kultur jaringan. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme peserta selama kegiatan dan meningkatnya persentase pemahaman peserta menjadi 54,5% (tingkat pengetahuan baik), 36,4% peserta dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 9,1% peserta dengan tingkat pengetahuan kurang.Abstract: This activity aims to improve the knowledge and skills of partners about plant tissue culture techniques. The training activity is divided into 2 sessions, namely the first session, delivering material on the basic concepts of tissue culture, equipment and material requirements, media, growth regulators, growing environmental conditions, tissue culture stages, and various in vitro culture techniques. In the second session, the practice of tissue culture techniques in the laboratory included introducing the laboratory tools and materials and their functions, multiplication (propagation) of orchid shoots in vitro, callus culture, embryo culture, and organ culture using a single node system. Basic technique training of plant tissue culture can help increase participants' knowledge and skills about tissue culture. This can be seen from the participants' enthusiasm during the activity and the increase in the percentage of participants' knowledge to 54,5% (good level of knowledge), 36,4% of participants with a sufficient level of knowledge and 9,1% of participants with a low level of knowledge.
PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN MAKROALGA NON BUDIDAYA SEBAGAI BAHAN PANGAN DI PULAU LOMBOK Mursal Ghazali; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.939 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.705

Abstract

Makanan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat diganti. Salah satu sumber bahan pangan yang belum mendapatkan perhatian yang serius bersumber dari laut seperti rumput laut. Sebagian kecil jenis rumput laut memang telah dikembangkan secara massal tetapi sebagian besar belum mendapat perhatian yang serius. Beberapa jenis makroalga non budidaya sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Lombok sudah sejak lama. Oleh sebab itu, artikel ini dibuat bertujuan untuk mengetahui jenis rumput laut apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pulau Lombok dan bagaimana peluang serta tantangan pengembangan rumput laut non budidaya sebagai sumber bahan pangan di Pulau Lombok. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pemanfaatan alga di pulau Lombok lebih banyak pada alga merah yaitu jenis Acanthopora sp, Hypnea sp, Sarcodia sp, dan Halimenia sp.  Sementara itu, alga hijau dua jenis yaitu Codium sp dan Caulerpha sp serta satu jenis alga coklat yaitu Sargassum sp. Peluang pengembangan makroalga non budidaya masih sangat tinggi disebabkan karena kandungan nutrisi lengkap, sumber bahan makanan, peluang dijadikan sebagai komoditi ekonomi. Meskipun demikian terdapat kendala dalam pengembangannya yakni paket pengembangan belum memadai, masyarakat belum memahami manfaat rumput laut, isu pencemaran lingkungan, dan beberapa jenis rumput laut sebagai absorban logam berat.
IMPLEMENTASI ALAT PENGUPAS DAN MESIN PARUT KELAPA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI MINYAK KELAPA DI IKM SAKRA TIMUR Yeni Sulastri; Ibrahim Ibrahim; Mursal Ghazali; Nurhayati Nurhayati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.036 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.3503

Abstract

ABSTRAKAlat pengupas kelapa dan parut kelapa untuk IKM Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas dan mengurangi lama proses produksi minyak kelapa. Proses pengolahan dari buah kelapa utuh akan menghasilkan serabut kelapa dan buah kelapa, selanjutnya akan diperas sehingga menghasilkan santan dan ampas kelapa. Sebelumnya mitra melakukan proses pengupasan secara manual dan menggunakan parang sehingga menguras tenaga, waktu dan berbahaya bagi pekerja, sedangkan pemarutan dilakukan dengan alat pemarut dengan kapasitas kecil. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengimplementasikan alat pengupas dengan sistem pedal kaki dan pemarut kelapa berbentuk granat dan pemarut dengan kapasitas yang lebih besar sehingga hasil yang diperoleh lebih banyak dengan waktu yang efisien dan efektif. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah kegiatan alih teknologi dan demonstrasi. Tahapan kegiatan meliputi : (i) Persiapan pelaksanaan kegiatan, (ii) Kegiatan alih teknologi, (iii) Evaluasi keberhasilan kegiatan. Kegiatan alih teknologi berupa implementasi penggunaaan alat pengupas dan parut kelapa mampu meningkatkan produktivitas minyak kelapa pada kedua mitra. Model alat pengupas dan parut kelapa mudah dioperasikan, nyaman dalam pengoperasian, menghemat tenaga dan aman dalam pemakaian dengan kapasitas alat pengupas 2 buah per menit dan alat pemarut 6 buah per menit Kata kunci: pengupas; parut; minyak kelapa; sakra timur ABSTRACTThe coconut peeler and grated coconut for IKM Sakra Timur, East Lombok Regency, help increase capacity and reduce the length of the coconut oil production process. The processing of whole coconuts will produce coconut fibers and coconut fruit, which will then be pressed to produce coconut milk and coconut pulp. Previously, the partners carried out the peeling process manually and used a cleaver to be draining, time-consuming and dangerous for workers. At the same time, grading was done with a small grater capacity. The purpose of this activity is to implement a peeler with a foot pedal system and a coconut grater in the form of grenades, and a grater with a larger capacity so that more results can be obtained efficiently and effectively. The implementation method used is technology transfer and demonstration activities. The stages of activities include (i) Preparation for the implementation of activities, (ii) Technology transfer activities, (iii) Evaluation of the success of activities. The technology transfer activity in implementing the use of coconut peeler and grated equipment increased the productivity of coconut oil for both partners. The coconut peeler and grate model is easy to operate, comfortable in operation, energy-saving, and safe in use with a peeler capacity of 2 pieces per minute and a grater of 5 pieces per minute. Keywords: peeler; grater; coconut oil; east sakra
Pendampingan Kemitraan Program Teknologi Tepat Guna Dengan Badan Usaha Milik Desa Ibrahim Ibrahim; Nurhayati Nurhayati; Yeni Sulastri; Mursal Ghazali
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i1.1290

Abstract

The purpose of this community service is to assist with appropriate technology program partnerships with village-owned enterprises in Lepak Village, East Lombok. The implementation of assistance is carried out by carrying out several activities including: 1) coordination with the coconut oil business manager 2) Coordination with the BUMDes Party and 3) bringing together the coconut oil manager with the BUMDes Party and the Lepak Village Head, East Lombok. Activities to obtain results include: 1) BUMDes is ready to cooperate in providing the raw materials needed and serving marketing; and 2) the village will coordinate with related parties to assist future business development in the form of business capital breakthroughs. This activity provides opportunities for the community to develop the Appropriate Technology program business that is being pioneered
PENGARUH EKSTRAK Sargassum cristaefolium PADA MULTIPLIKASI Dendrobium antennatum Rchb.f SECARA IN VITRO Faisal Ansyarif; Mursal Ghazali; Aida Muspiah; Rina Kurnianingsih
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 8, No 1 (2020): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bjib.v8i1.2672

Abstract

The purpose of this study was to determine the potential and concentration of Sargassum cristaefolium extract as a natural cytokinin in tissue culture media of Dendrobium antennatum Rchb.f. This study is experimental with a completely randomized design, using several extract concentrations compared with the positive control (BAP 1.5 ppm) and negative control (MS0 media). Extract concentrations used 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, and 25 ppm. Based on analysis of variance (ANOVA), the effect of Sargassum cristaefolium extract on the growth media significant on all parameters. Sargassum cristaefolium extracts caused different responses at certain levels of concentration. Extract concentration of 10 ppm was able to initiate the highest number of shoots and leaves compared to other extract concentrations, where as the concentration 20 ppm was able to accelerate and increase root growth.
Distribusi dan Analisa Kekerabatan Padina sp dari Perairan Pulau Lombok Berdasarkan Karakter Morfologi Mursal Ghazali; Nurhayati Nurhayati; Suripto Suripto; Kurniasih Sukenti; Nur Indah Julisaniah
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 9, No 1 (2021): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bjib.v9i1.3544

Abstract

Padina sp is a member species of brown macroalgae that produces alginat. In general, Padina sp grows scattered from the intertidal zone to the subtidal zone. The difference in environmental conditions certainly has an impact on the morphological variations of plants, including Padina sp. This study aims to examine the distribution of Padina sp growing in the waters of Lombok Island, as well as the kinship based on morphological characters. Sampling was conducted in 18 locations spread across 3 districts, namely: West Lombok Regency, Central Lombok Regency, and East Lombok Regency. Sampling was carried out at the place where Padina sp was grown in its intact form and was still alive. Furthermore, the obtained Padina sp. Was documented and characterized morphologically. The morphological characterization data were used to calculate the level of equality between chrysanthemum cultivars (OTU) (Matrix Similarity), and to compile dendrograms through cluster analysis using the MVSP 3.1 (Multi Variate Statistical Package Version 3.1) program. The results showed that, of the 18 sampling locations, Padina sp was found in 15 locations. The morphological variation is relatively high, which is divided into 4 major groups. Padina sp from Malimbu is the species with the smallest similarity index.