Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KAJIAN LOKASI POS INDUK PEMADAM KEBAKARAN TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KOTA MATARAM Fariz Primadi Hirsan; Baiq Harly Widayanti; Agus Kurniawan; Ardi Yuniarman; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.542 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.617

Abstract

Penelitian bertujuan mengidentifikasi kondisi eksisting pos induk pemadam kebakaran, tingkat kerawanan kebakaran dan penentuan alternatif solusi pemecahan masalah. Penelitian menggunakan metode deskriptif serta analisis deskriptif dan analisis jaringan. Hasil penelitian menunjukan kondisi Pos Induk Pemadam Kebakaran cukup memadai, baik dari aspek kelayakan fisik bangunan maupun kemampuan pelayanan. Frekuensi kejadian kebakaran tahun 2016, rata-rata terjadi 2 kasus setiap bulannya. Daerah rawan kebakaran secara umum didominasi oleh daerah yang memiliki tingkat resiko kebakaran sedang. Alternatif solusi masalah lokasi pos induk pemadam kebakaran yaitu penambahan jumlah infrastruktur pemadam kebakaran, seperti hidran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Smoke Detector, Automatic Gurgoyle
Analisis Penentuan Wilayah Manajemen Kebakaran Berdasarkan Waktu Tanggap (Response Time) di Kabupaten Lombok Barat Fariz Primadi Hirsan; Ima Rahmawati Sushanti
Jurnal Planoearth Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1353.275 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v2i1.825

Abstract

Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat menentukan sesuatu penentuan penanganan kebakaran berdasarkan wilayah manajmen kebakaran yang didasarkan dalam waktu tanggap (response time) Instansi Pemadam Kebakaran (IPK). Oleh karana itu perlu disususn sebuah pendekatan proteksi kebakaran yang memanfaatkan suatu pengelolaan dengan bassis wilayah, sehingga kejadian kebakaran dapat di tanggulangi dan meminimalisir kerugian yang di timbulkan. Metode penelitian yang dipergunakan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan analisis fisik spatial dan analisis regulasi terkait proyeksi kebakaran. Hasil dalam penelitian ini menentapkan 8 wilayah manajmen kebakaran di kabupaten lombok timur berdasarkan indikator kewilayahannya sehingga diharapkan penanganan kebakaran dikabupaten lombok timur dapat ditangani dengan optimal
Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Wisata Alam dan Budaya Sebagai Media Promosi Desa Sangiang Tri Putri Rahmatillah; Osy Insyan; Nurafifah Nurafifah; Fariz Primadi Hirsan
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.894 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.970

Abstract

Pengembangan  desa  wisata  berdasarkan  budaya  dan  potensi  alam  berkembang pesat di Indonesiadan memberikan pemasukan besar bagi pembangunan. Salah satudesa yang  berpotensi  dikembangkan  sebagai  desa  wisata  adalah  Desa  Sangiang,  Kecamatan Wera,  Kabupaten  Bima,  Provinsi  Nusa  Tenggara  Barat. Penelitian ini  bertujuan  untuk mencari  tahu mengenai  permasalahan  mendasar  terkait  pengembangan  desa  wisata  alam dan budaya di Desa Sangiang serta upaya mengatasi permasalahan tersebut, mencari tahu sejauh  mana  peranan  dari  masyarakat  Desa  Sangiang  dalam  mendukung  pengembangan desa  wisata  Sangiang  dan  pada  akhirnya  dari  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menemukan strategi  pengembangan  desa  wisata  berbasis  wisata  alam  dan  budaya  sebagai  media promosi  Desa  Sangiang.Adapun metode  yangdigunakan  dalam  analisis  adalah  deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Dari penelitian ini ditemukan bahwapermasalahan dasar yang menghambat  pengembangan  wisata  di  Desa  Sangiang berupa  pelayanan  sarana  dan prasarana  yang  belum  maksimal. Di  sisi  lain  kekuatan  yang  dimiliki  Desa  ini  dalam mengembangkan   wisata   adalahmasyarakat   setempat   sudah   ikut   berperan   dalam pengembangan  desa  wisata. Setelah  dilakukan  analisis,  strategi  yang  dapat  dilakukan dalam  mengembangkan Desa  Wisata  Sangiang  yaitu  peningkatan  kualitas  pelayanan sarana prasarana, menjaga dan melestarikan potensi wisata, meningkatkan promosi wisata, dan mengemas seluruh potensi wisata menjadi kesatuan paket wisata
Identifikasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Melalui Instrumen Insentif dan Disinsentif Pada Kawasan Pariwisata Pesisir di Pantai Amahami dan Ni’u Anggun Wardenia; Fariz Primadi Hirsan
Jurnal Planoearth Vol 3, No 1: February 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.078 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i1.217

Abstract

Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan pariwisata pesisir pantai Amahami dan Ni’u perlu dilakukan mengingat daerah tersebut merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata dan kawasan strategis perekonomian yang adaS di Kota Bima, dengan dilakukannya suatu pengendalian diharapkan pemanfaatan ruang yang ada pada kawasan tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana pola ruang Rasanae Barat, salah satu instrumen yang tepat untuk digunakan selain peraturan zonasi adalah instrumen insentif dan disinsentif, dimana instrumen insentif diberikan kepada pemerintah ataupun masyarakat yang taat dan tertib terhadap tata ruang, sedangkan disinsentif diberikan kepada pemerintah ataupun masyarakat yang tidak tertib atau melanggar tata ruang. 
Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Bima Fariz Primadi Hirsan; Ima Rahmawati Sushanti; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.003 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i1.875

Abstract

Abstrak: Kawasan strategis cepat tumbuh merupakan kawasan yang ditandai dengan pertumbuhan disektor ekonomi yang relatif berkembang, terbangun infrastruktur pendukung yang memadai serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung berkembang dan meningkat. Seiring perkembangan dan pertumbuhan wilayah, Kabupaten Bima merupakan kabupaten yang menunjukkan fenomena terjadinya pemanfaatan ruang yang tidak terkendali sehingga terbentuk pusat-pusat pertumbuhan baru yang tersebar diberbagai wilayah kabupaten. Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Bima, sehingga diperlukan identifikasi Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kabupaten Bima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Kabupaten Bima, merumuskan rencana pusat-pusat pelayanan kawasan dalam wilayah Kabupaten Bima, dan merumuskan rencana pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Bima. Metode analisis yang digunakan adalah AHP (Analysis Hierarchy Process), analisis isu strategis, dan analisis tipologi klassen. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 15 kecamatan di Kabupaten Bima termasuk kawasan strategis cepat tumbuh yang dibagi ke dalam 1 embrio dan 6 klaster. Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Bima, sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut setelah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kabupaten Bima yaitu, penyusunan Rencana Induk, Rencana Pengusahaan, dan Rencana Tindak sebagai upaya mendorong percepatan pengembangan kawasan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan wilayah.Abstract: The rapidly growing strategic area is characterized by relatively growing economic sector growth, developing adequate supporting infrastructure and the level of Community welfare that tends to grow and increase. As the development and growth of the region, Bima District is a regency that shows the phenomenon of the use of uncontrolled space so that the new growth centers that are scattered in various regions of the district. In order to promote the accelerating development of the area, reducing the gap between regional development, and encouraging the growth of the areas still left and borders in Bima district, so the identification of the area Strategic fast growing in Bima district. The purpose of this research is to know the fast growing strategic area (KSCT) of Bima Regency, formulating the plan of regional service centers in Bima District, and formulating the development plan of fast growing strategic area Regency of Bima. The methods of analysis used were the AHP (Analysis Hierarchy Process), strategic issue analysis, and classical typology analysis. Based on the results of the analysis, there are 15 sub-districts in Bima district including a rapidly growing strategic area which is divided into 1 embryos and 6 clusters. In order to promote the acceleration of development of the area, reduce the development gap between regions, and promote the growth of the areas still left and borders in Bima District, so further action is required after The strategic area of fast growing in Bima district is the preparation of the master plan, the Administration plan, and the action plan as an effort to encourage accelerating development of potentially regional growth
Pelatihan Pengelolaan Sampah Sisa Makanan Restoran Apung Berbasis Agen Biologi Black Soldier Fly (BSF) Fariz Primadi Hirsan; Ibrahim Ibrahim; Salikin Salikin; Mursal Ghazali; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.279 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.979

Abstract

Sampah merupakan material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Sebagian besar sampah yang dihasilkan merupakan sampah organic. Salah satu yang wilayah yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar adalah wilayah yang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Salah satunya adalah desa Ekas Buana. Desa ini menjadi tujuan wisata bebasis keindahan pantai dan wisata kuliner restoran apung. Peluang munculnya permasalahan di laut akibat makanan dan minyak goreng sisa sangat besar. Oleh sebab itu, dilakukan antisipasi dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah organic berbasis agen biologi Black Soldier Fly (BSF). Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahhuan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah di tingkat desa baik secara mandiri maupun dilakukan oleh pemerintah desa. Pelaksanaan pengabdian dilakukan dalam 4 tahapan yaitu respon awal, penyuluhan, demplot dan evaluasi. Hasil evaluasi pelaksanaan pengabdian menunjukkan perbaikan pemahaman mitra tentang sampah, magot dan pengelolaan sampah menggunakan magot. Namun untuk menjadi pionir dalam pengelolaan sampah, belum ada masyarakat yang bersedia, 13.3 % masih ragu dan 86.6 % belum tidak bersedia.
An Assessment of Local Economic Empowerment Using Halal Tourism Approach: A Case from Sembalun District East Lombok, Indonesia Ima Rahmawati Sushanti; Mustamin H. Idris; Baiq Harly Widayanti; Fariz Primadi Hirsan; Lukman Abdullah; Intan Savia Fitri
IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) 2018: Proceeding of The 1st International Conference on Halal Tourism, Products, and Services 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.553 KB) | DOI: 10.31764/ijeca.v0i0.1997

Abstract

This study aimed to assess the local economic empowerment based on halal principles in Sembalun, a village within the circumference of Rinjani, the newly-designated world geopark by UNESCO.  The descriptive qualitative method was chosen to analyze the data. The Participatory Rural Appraisal was used as an instrument to identify the expectations of the economy of local community. The study showed that local economic empowerment could be developed in several ways as follows: 1) Halal food initiative through increasing community participation and skills, involving institutions, providing intensive assistance, and increasing the role of community and institution in creating cooperation; 2) Worship facility improvement through increasing quality and maintenance of available worship facilities; 3) Services during Ramadan by improving the community and institutional capacity as well as delivering information to tourism operators and visitors; 4) Supporting facilities upgrading through increasing the numbers of water-friendly toilets both in quantity and quality; 5) Halal activities enrichment by eliminating non-halal activities and promote halal activities only; 6) Privacy leisure facilities and services provision through increasing institutional and community capacity in providing privacy leisure facilities and services as well as developing cooperation with stakeholders.
PEMETAAN DELINEASI KAWASAN PERKOTAAN BERBASIS PARTISIPATIF Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha; Ardi Yuniarman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10120

Abstract

Abstrak: Perkembangan kota yang dinamis selalu mengalami perubahan yang terakumulasi menjadi perubahan yang akan memberikan dampak bagi wilayah di sekitarnya. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bima, Wawo ditetapkan sebagai PKL (Pusat kegiatan Lokal). Akan tetapi, hingga saat ini, sebagai kawasan yang ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan lokal, Kecamatan Wawo belum memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah perkotaan kecamatan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian ini adalah, bagaimana masyarakat dan pranata kelembagaan yang ada di Kecamatan Wawo, memiliki andil dalam menentukan, batasan wilayah perkotaan di kecamatannya, serta diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan dan perencanaan kawasan perkotaan di wilayahnya sendiri dimuali dengan kegiatan partisipatif pemetaan wilayah. Metode pengabdian yang dilakukan dengan pendekatan sosialisasi dan demonstrasi kegiatan terkait pemetaan partisipatif. Kegiatan dilakukan bersama dengan pemerintah wilayah Kecamatan Wawo, beserta seluruh perwakilan desa dilingkup kecamatan ini sebanyak 30 orang peserta, dan diakhir kegiatan dilakukan monitoring dan evaluasi dengan melakukan pengisian angkat pemahaman kepada peserta kegiatan. Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan, dihasilkan kesepakatan bersama terkait penyepakatan batas wilayah perkotaan dan dituangkan dalam peta delineasi wilayah perkotaan Kecamatan Wawo.Abstract: The dynamic development of the city always experiences changes that accumulate into changes that will have an impact on the surrounding area. In the Bima Regency Spatial Plan, Wawo is designated as the Center for Local Activities. However, until now, as an area designated for the function of a local activity center, Wawo District does not yet have an area designated as a sub-district urban area. The purpose of this service is how the community and institutional institutions in Wawo District have a role in determining the boundaries of urban areas in their sub-districts and it is hoped that this activity can increase public understanding in the management and planning of urban areas in their own territory, starting with participatory regional mapping activities. The service method is carried out with a socialization approach and demonstration of activities related to participatory mapping. The activity was carried out together with the regional government of Wawo District, along with all village representatives in this sub-district as many as 30 participants, and at the end of the activity monitoring and evaluation were carried out by filling out understanding lifts to activity participants. From the service activities carried out, a mutual agreement was generated regarding the agreement on urban area boundaries and was stated in the delineation map of the urban area of Wawo District.
Model Konstruksi Ruang Kecamatan Sekarbela Berdasarkan Interaksi Ruang Menggunakan Near Neighbourhood Analysis & Space Syntax Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Ardi Yuniarman
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v6i2.6080

Abstract

semakin meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan mendorong perembetan sehingga mengakibatkan “desakan” pertumbuhan Kota Mataram, lahan-lahan yang ada di wilayah Kecamatan Sekarbela, berubah fungsi menjadi kawasan terbangun. Perubahan itu mengakibatkan susunan konstruksi ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, secara tidak langsung juga akan mengalami penyesuaian. Dalam kajian ini diharapkan dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang ada di Kecamatan Sekarbela, terhadap susunan konstruksi ruang yang ada, berdasarkan tingkat interaksi wilayah yang ada di Kecamataan Sekarbela. Metode dalam permodelan ini menggunakan pendekatan geografis dengan pendekatan menggunakan Analisis Tetangga Terdekat, dan akan dilakukan pengolahan dengan metode Space Syntax menggunakan program DepthMapX. Dari permodelan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan analisis analisis tetangga terdekat, pola persebaran kawasan permukiman menunjukkan pola persebaran mengelompok, menyebabkan layanan public tidak merata, tidak sesimbang dan tidak efektif. Nilai interaksi wilayah yang diperoleh juga menunjukkan dominasi nilai yang kecil. Sedangkan permodelan ruang, dengan pendekatan Space Syntax, menunjukkan bahwa konfigurasi antar ruang yang ada di kecamatan Sekarbela relatif lemah, sehingga perlu adanya integrasi secara lebih kuat antar pusat-pusat layanan yang sudah eksis atau dengan menetapkan pusat pelayanan baru.
BAHAYA PENGGUNAAN DRONE PADA AREA KKOP DI SEKITAR BANDARA Fariz Primadi Hirsan; Agus Kurniawan; Rasyid Ridha; Ardi Yuniarman
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 3 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i3.14968

Abstract

Abstrak: Selama beberapa tahun terakhir, drone telah menjadi sangat populer. Drone adalah pesawat udara kecil tanpa awak yang dinavigasi dan dikendalikan dari jarak jauh dengan frekwensi radio. Penggunaan pesawat tanpa awak (drone) kini banyak dilakukan masyarakat sipil untuk berbagai aktivitas salah satunya yang berada di wilayah Sumbawa Besar. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) khususnya yang berada di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Kaharuddin III – Sumbawa Besar, merupakan wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan itu sendiri. Kawasan ini perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan operasional pesawat udara di sekitar bandar udara. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi pemahaman kepada seluruh masyarakat tentang bahaya dan risiko dari aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti menerbangkan pesawat tanpa awak (drone), pada area operasi penerbangan sekitar bandara. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dan simulasi yang terstruktur kepada peserta kegiatan yang terdiri dari masyarakat lokal, pemeritah dan penggiat hobi drone sebanyak 20 orang, dimana kegiatan tersebut diperoleh hasil sebanyak 90% berdasarkan hasil questioner dan angket yang diberikan pasca kegiatan sosialisasi, peserta menyepakati bahwa area-area sekitar bandara perlu diberikan penanda larangan dalam menerbangkan benda-benda udara tidak hanya drone tetapi juga benda terbang lainnya seperti layangan dan balon udara, karena sifatnya yang dapat mengganggu aktifitas penerbangan. Selain itu dan juga diinsiasi adanya regulasi daerah berupa Perbup yang mengatur secara mendetail kegiatan masyarakat di sekitar bandara.Abstract: Over the last few years, drones have become very popular. Drones are small, unmanned aircraft that are navigated and controlled remotely by radio frequency. The use of unmanned aerial vehicles (drones) is now widely practiced by civil society for various activities, one of which is in the Sumbawa Besar region. The Flight Operations Safety Area (KKOP), especially those around Sultan Muhammad Kaharuddin III Airport - Sumbawa Besar, is the land area and/or waters as well as the airspace around the airport which is used for flight operations activities in order to ensure flight safety itself. This area needs attention to maintain the safety of aircraft operations around the airport. The purpose of this activity is to provide socialization of understanding to the whole community about the dangers and risks of activities carried out by the community, such as flying unmanned aircraft (drones), in the flight operation area around the airport. The method of implementing the activity was carried out by means of socialization and structured simulation to activity participants consisting of 20 local communities, government and drone hobbyist activists, in which the activity obtained 90% results based on the results of the questionnaires and questionnaires given after the socialization activity, participants agreed that areas around the airport need to be marked prohibiting the flying of air objects not only drones but also other flying objects such as kites and hot air balloons, due to their nature which can disrupt flight activities. Apart from that, a local regulation was initiated in the form of a Perbup which regulates in detail the activities of the community around the airport.