Uza's death is still a mystery. Various debates have arisen as to the reason behind Uza's death. The reinterpretation of Uza's death is needed to place this story in the right perspective about the reason for Uza's death, as well as God's motives for doing so in affirming His holiness standards. Based on a qualitative method, with a hermeneutic approach to exegetical studies, this study found several things, namely: first, God cannot violate His own rules and holiness; second, Uza's good motivation was not accompanied by wisdom to think about the actions taken; third, God's focus gave David a lesson, that as a leader, he had misunderstood and interpreted God's will. The implementation of this research is very important and serves as input to every believer to maintain holiness in the era of disruption.Abstrak:Kematian Uza sampai sekarang masih menjadi misteri. Banyak perdebatan muncul, tentang alasan dibalik kematian Uza. Reinterpretasi kematian Uza, sangat diperlukan untuk mendudukan kisah ini dalam perspektif yang benar tentang alasan kematian Uza, serta motif Tuhan melakukannya dalam menegaskan standar kekudusan-Nya Berdasarkan metode kualitatif, dengan pendekatan hermeneutik studi eksegese, maka penelitian ini menemukan, beberapa hal penting yang menjadi implementasi penelitian ini, yakni: pertama, Allah tidak bisa melanggar aturan dan kekudusannya sendiri; kedua, Motivasi Uza yang baik, tidak dibarengi dengan hikmat untuk memikirkan tindakan yang diambil; ketiga Fokus Allah memberikan pelajaran kepada Daud, bahwa sebagai pemimpin, Ia telah salah dalam memahami dan menafsirkan kehendak Allah. Hasil yang ditemukan ini sangat penting dan menjadi masukan kepada serta setiap orang percaya untuk menjaga kekudusan di era disrupsi. Kata Kunci: Uza, Kematian, Tabut Perjanjian, Kekudusan