Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan prioritas nasional di Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Besar. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi, pola asuh yang kurang optimal, dan terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah mengadopsi pendekatan kolaboratif untuk menurunkan stunting dengan melibatkan berbagai pihak, seperti sektor kesehatan, pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam mempercepat penurunan stunting, sejauh mana percepatan dan penurunan yang telah dicapai, serta upaya pemerintah dalam mengomunikasikan isu stunting. Metodologi kualitatif deskriptif digunakan, dan data dikumpulkan melalui dokumentasi, wawancara, dan observasi. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas tata kelola kolaboratif di Aceh Besar ditentukan oleh komitmen bersama, koordinasi lintas sektor, dan partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah berperan penting dalam menetapkan prioritas, sementara inisiatif berbasis gampong memperkuat konteks lokal. Tantangan yang muncul antara lain keterbatasan sumber daya, tumpang tindih kewenangan, dan komunikasi yang belum optimal. Kesimpulannya, tata kelola kolaboratif telah terbukti mampu mempercepat upaya penurunan stunting melalui integrasi program, peningkatan kesadaran publik, dan penguatan peran masyarakat. Keberlanjutan kolaborasi membutuhkan penguatan kapasitas kelembagaan, komunikasi yang efektif, dan keterlibatan masyarakat yang konsisten.