Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Data-Driven Generating Operator in SEIRV Model for COVID-19 Transmission Nadia; Zikri, Afdol; Rizqina, Sila; Sukandar, Kamal Khairudin; Fakhruddin, Muhammad; Tay, Chai Jian; Nuraini, Nuning
Communication in Biomathematical Sciences Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : The Indonesian Bio-Mathematical Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/cbms.2023.6.1.6

Abstract

The COVID-19 (SARS-CoV-2) vaccine has been extensively implemented through large-scale programs in numerous countries as a preventive measure against the resurgence of COVID-19 cases. In line with this vaccination effort, the Indonesian government has successfully inoculated over 74% of its population. Nevertheless, a significant decline in the duration of vaccine-induced immunity has raised concerns regarding the necessity of additional inoculations, such as booster shots. Prior to proceeding with further inoculation measures, it is imperative for the government to assess the existing level of herd immunity, specifically determining whether it has reached the desired threshold of 70%. To shed light on this matter, our objective is to ascertain the herd immunity level following the initial and subsequent vaccination programs, while also proposing an optimal timeframe for conducting additional inoculations. This study utilizes COVID-19 data from Jakarta and employs the SEIRV model, which integrates time-dependent parameters and incorporates an additional compartment to represent the vaccinated population. By formulating a dynamic generator based on the cumulative cases function, we are able to comprehensively evaluate the analytical and numerical aspects of all state dynamics. Simulation results reveal that the number of individuals protected by the vaccine increases following the vaccination program; however, this number subsequently declines due to the waning effect of the vaccine. Our estimates indicate that the vaccination program in Jakarta has achieved herd immunity levels exceeding 70% from October 2021 to February 2022, thus underscoring the necessity of rolling out further inoculations no later than February 2022.
ANALISIS MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH Tarapang, Angelina Novryance; Rizqina, Sila; Balya, Muhammad Afief; Affandi, Pardi
MAp (Mathematics and Applications) Journal Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/map.v6i2.8604

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gejala-gejala penyakit DBD serta cara menanggulanginya[1]. Pada penelitian ini, model epidemik yang digunakan adalah model SIR dengan asumsi bahwa penyemprotan (fogging), pendistribusian bubuk temephos dan sosialisasi 3M Plus, serta meningkatkan kegiatan fogging pada pemberantasan sarang nyamuk sebelum masa penularan (SMP) dapat digunakan sebagai upaya pencegahan kontak antara populasi manusia rentan dengan nyamuk yang terinfeksi, pengobatan dilakukan dengan individu yang terinfeksi, dan isolasi dilakukan bagi individu terinfeksi agar tidak terjadi kontak dengan nyamuk yang rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model matematika dalam menggambarkan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), menyusun kembali model dengan menghitung titik kesetimbangan dan bilangan reproduksi dasar, menentukan startegi kendali optimal untuk pengendalian penyakit DBD, serta melakukan simaluasi numerik[2]. Hasil penelitian menghasilkan model SIR-SI yang memodelkan dinamika penyebaran DBD. Dari model tersebeut, ditemukan dua titik kesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit  dan titik kesetimbangan endemik . Selain itu, bilangan reproduksi dasar  dihitung menggunakan metode Next Generation matrix, dengan hasil .
SOSIALISASI TENTANG PENTINGNYA PENCEGAHAN JENTIK PADA FASE AQUATIK DAN 4M PLUS DI DESA PEMATANG PANJANG,KEC. SUNGAI TABUK, KAB. BANJAR Thresye, Thresye; Affandi, Pardi; Huda, Nurul; Faisal, Faisal; Yusuf, Akhmad; Karim, Ahsar; Dalle, Juhriyansyah; Balya, Afief; Rizqina, Sila; Radityo, Radityo; Syahida, Nurul; Arifin, Arifin
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 7 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juli 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/besiru.v2i7.1615

Abstract

Data Provinsi Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2020 menginformasikan bahwa penyakit yang disebabkan oleh Dengue erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat yang masih kurang dalam melakukan 4M plus yaitu menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air supaya tidak dijadikan tempat perindukan nyamuk, serta memantau jentik secara rutin. Selain itu faktor aquatik juga sangat penting dipahami sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap jentik secara dini. Hal ini dapat mencegah pertumbuhan nyamuk penyebab DBD dengan cepat. Faktor-faktor ini menjadi penyebab penyakit DBD bersifat endemik baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu daerah Kabupaten Banjar yang banyak terjadi DBD adalah di Desa Pematang Panjang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
SOSIALISASI TENTANG PENTINGNYA PENCEGAHAN JENTIK PADA FASE AQUATIK DAN 4M PLUS DI DESA PEMATANG PANJANG,KEC. SUNGAI TABUK, KAB. BANJAR Thresye, Thresye; Affandi, Pardi; Huda, Nurul; Faisal, Faisal; Yusuf, Akhmad; Karim, Ahsar; Dalle, Juhriyansyah; Balya, Afief; Rizqina, Sila; Radityo, Radityo; Syahida, Nurul; Arifin, Arifin
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 7 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juli 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/besiru.v2i7.1626

Abstract

Data Provinsi Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2020 menginformasikan bahwa penyakit yang disebabkan oleh Dengue erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat yang masih kurang dalam melakukan 4M plus yaitu menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air supaya tidak dijadikan tempat perindukan nyamuk, serta memantau jentik secara rutin. Selain itu faktor aquatik juga sangat penting dipahami sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap jentik secara dini. Hal ini dapat mencegah pertumbuhan nyamuk penyebab DBD dengan cepat. Faktor-faktor ini menjadi penyebab penyakit DBD bersifat endemik baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu daerah Kabupaten Banjar yang banyak terjadi DBD adalah di Desa Pematang Panjang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
LAMTIMUK (KOLAM ANTI NYAMUK) DAN MANTIMUK (TANAMAN ANTI NYAMUK) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA PEMATANG PANJANG Pardi Affandi; Huda, Nurul; Yusuf, Akhmad; Rizqina, Sila; Sofyan Efendi; Maulida, Asna
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 9 (2025): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, September 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/besiru.v2i9.1823

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Upaya pencegahan berbasis lingkungan diperlukan untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama penyakit ini. Program pengabdian masyarakat di Desa Pematang Panjang dilaksanakan dengan memperkenalkan konsep LAMTIMUK (Kolam Anti Nyamuk) dan MANTIMUK (Tanaman Anti Nyamuk) kepada warga, guru, dan siswa SDN Pematang Panjang. Kegiatan menghadirkan narasumber akademisi yang berkompeten, yaitu Andriyanti Pasaribu, M.Pd., Dr. Pardi Affandi, S.Si., M.Sc., dan Dr. Anang Kadarsah, S.Si., M.Si. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD berbasis lingkungan serta tumbuhnya kesadaran untuk menerapkan tanaman pengusir nyamuk dan kolam ikan pemakan jentik di sekitar rumah.