Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT SINGKONG (MANIHOT ESCULENTA CRANTZ) TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS) Fitria, Vina; Septiarini, Anita Dwi; Hidayat, Rahmat
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34680

Abstract

Kulit singkong (Manihot esculenta Crantz) mengandung beberapa kegunaan salah satunya digunakan untuk pakan ternak dan bahan pengikat pada sediaan tablet. Kulit singkong mengandung kadar cyanide acid (HCN) yang cukup tinggi. Namun, belum ada penelitian untuk mengetahui standar keamanan ekstrak kulit singkong terhadap hewan uji. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek toksisitas terhadap mencit jantan. Ekstrak kulit singkong dilakukan ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Pada pengujian ini menggunakan metode Fixed Dose dengan dosis bertingkat menggunakan antara lain: 5, 50, dan 300 mg/kgBB. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan yang memiliki berat badan lebih dari 20 gram sebanyak 30 ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok. Uji toksisitas ekstrak kulit singkong dilakukan pada mencit dengan cara mengamati perubahan perilaku setelah pemberian dosis tunggal sediaan uji, pengamatan indeks organ dan pengamatan makropatologi organ mencit jantan. Hasil pengamatan setelah pemberian ekstrak kulit singkong pada mencit jantan yaitu mencit mengalami perubahan perilaku grooming dan ptosis. Pada kelompok ekstrak kulit singkong dosis 300 mg/kgBB mencit mengalami kematian pada jam ke - 24. Berdasarkan Globally Harmonized System (GHS) ekstrak kulit singkong ini kemungkinan akan masuk dalam kategori 3 toksisitas akut oral yaitu >50 mg – ?500 mg/kgBB.
FORMULASI GEL EKSTRAK ETANOL 96% DAUN BAYAM BATIK (AMARANTHUS TRICOLOR L.) SEBAGAI TERAPI LUKA BAKAR PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE Nur Azmi, Tasya Nabila; Ajeng Listyani, Tiara; Septiarini, Anita Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.34713

Abstract

Luka bakar adalah kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas seperti api, bahan kimia, dan listrik. Kandungan yang berfungsi sebagai peyembuhan luka bakar yaitu flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun bayam batik (Amaranthus tricolor L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang sesuai dengan standarisasi mutu fisik serta konsentrasi terbaik dalam proses penyembuhan luka bakar pada kelinci New Zealand White. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pembuatan sediaan gel dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% dengan uji mutu fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji iritasi, dan uji hedonik. Aktivitas penyembuhan luka bakar dinilai berdasarkan pengamtan pelepasan keropeng selama 11 hari. Data penyembuhan luka bakar dianalasis menggunakan SPSS yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji One Way Anova. Hasil uji statistik aktivias penyembuhan luka bakar pada kosentrasi 5%, 7,5%, dan 10% menunjukan data normal dikarenakan (p=>0,05), data terdistribusi homogen dikarenakan (p=>0,05), dan memberikan efek signifikan dalam penyembuhan luka bakar pada kelinci p=0,001 (p=<0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan formulasi gel ekstrak etanol daun bayam batik (Amranthus tricolor L.) memenuhi standart mutu fisik dan aktivitas penyembuhan luka bakar pada kelinci New Zealand White dengan konsetrasi sebesar 10% dalam waktu 11 hari.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI DUSUN JETIS PERMAI, GENTAN, SUKOHARJO Achsantya, Raden Roro Karyna Cindy; Listyani, Tiara Ajeng; Septiarini, Anita Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45420

Abstract

Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yaitu penyakit infeksi. Antibiotik menjadi terapi utama dalam penanganannya, namun resistensi antibiotik dapat terjadi akibat penyalahgunaan dan penggunaan tidak tepat hingga berdampak pada meningkatnya morbiditas, biaya pengobatan, serta risiko kematian. Pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan antibiotik menjadi faktor penting dalam mencegah resistensi ini. Metode penelitian deskriptif digunakan karena berbersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional terhadap 141 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Tingkat pengetahuan Masyarakat dusun Jetis permai termasuk kategori (63,12%) Tinggi, cukup (19,86%), kurang (17,02%); untuk tingkat kepatuhan pada Masyarakat dusun jetis permai termasuk kategori sangat patuh (13,48%), patuh (82,02%), dan tidak patuh (4,49%) serta terdapat hubungan yang signifikansi antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat antibiotik di dusun jetis permai dengan nilai p value (0.000<0,05).