Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penentuan Konstanta Isoterm Freundlich dan Kinetika Adsorpsi Karbon Aktif Terhadap Asam Asetat Setyorini, Dwi; Arninda, Andi; Syafaatullah, Achmad Qodim; Panjaitan, Renova
Eksergi Vol 20, No 3 (2023)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v20i3.10835

Abstract

Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang paling sering digunakan. Salah satu senyawa yang dapat diserap yaitu asam asetat. Untuk mengetahui kinerja adsoben lebih lanjut, maka diperlukan studi kinetika berdasarkan persamaan isotherm Freundlich. Isoterm Freundlich mampu menunjukkan jenis adsopsi apakah secara kimisorpsi atau fisisorpsi dan berlangsung secara multilayer. Studi kinetika pseudo first orde dan pseudo second orde dimaksudkan untuk mengetahui mekanisme dan karakteristik adsorpsi yang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstanta isotherm Freundlich dan kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat. Konsentrasi asam asetat yang digunakan untuk mengetahui konstanta freundlich yaitu 0,5M, 0,25M, 0,125M, 0,0625M, 0,03125M dengan lama waktu kontak selama 10 menit. Sedangkan kinetika adsorpsi dilakukan dengan menggunakan asam asetat yang berkonsentrasi 0,5 M dengan waktu adsorpsi 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit. Kemudian filtrat di titrasi dengan NaOH 0,1N. Ukuran karbon aktif yang digunakan antara lain 180 mess, 420 mess dan 600 mess.  Data yang diperoleh dianalisis dengan persamaan freundlich, pseudo first orde dan pseudo second orde. Data analisis yang didapatkan nilai konstanta freundlich yaitu sebesar 50,00342 dan memenuhi kinetika orde dua yang artinya, proses adsorpsi dipengaruhi lebih dari satu faktor.
PENGARUH WAKTU DAN SUHU MASERASI TERHADAP STRENGTH GEL KARAGINAN Eucheuma Cottonii DENGAN NaOH SEBAGAI PELARUT Setyorini, Dwi; Syafaatullah, Achmad Qodim; Variyana, Yeni
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 2 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.948 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i2.268

Abstract

Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Tingginya angka penjualan rumput laut Eucheuma cottonii dalam bentuk bahan mentah, mengakibatkan diperlukannya pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai jualnya. Salah satu produk rumput laut yang diminati yaitu karaginan yang dapat dimanfaatkan oleh industry pangan maupun non pangan karena dapat digunakan sebagai penstabil, pengemulsi, maupun gelatasi. Untuk mendapatkan karaginan, perlu dilakukan proses lanjutan yaitu ekstraksi. Terdapat berbagai jenis metode ekstraksi salah satunya yaitu maserasi (perendaman). Sebelum dilakukan maserasi, rumput laut sebaiknya dibersihkan dari kotoran – kotoran yang menempel untuk menghindari adanya kontaminasi sekaligus meningkatkan nilai kualitasnya. Solvent yang digunakan untuk proses maserasi sebaiknya merupakan solvent yang bersifat alkali, salah satunya yaitu NaOH. Waktu maserasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Sedangkan variasi suhu yang digunakan yaitu 60oC, 70oC dan 80oC. Hasil maserasi selanjutnya dikeringkan dan direduksi ukurannya. Untuk mengetahui kualitas dari karaginan yang dihasilkan, maka dilakukan Analisa viskositas dan strength gel. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai strength gel akan berbanding terbalik dengan viskositas. Karaginan dengan mutu terbaik, dihasilkan melalui proses maserasi menggunakan NaOH pada suhu 70oC selama 1 jam dengan nilai strength gel nya sebesar 575 gr/cm2 dan viskositasnya 227 cp.
TEKNOLOGI EKSTRAKSI MINYAK BAWANG BOMBAI (ALLIUM CEPA L.) MENGGGUNAKAN METODE MICROWAVE HYDRO-DIFFUSION GRAVITY (MHG) DAN SOXHLET Variyana, Yeni; Afifah, Dian Ayu; Setyorini, Dwi; Syafaatullah, Achmad Qodim
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 2 No 1 (2023): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.963 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v2i1.450

Abstract

Umumnya, bawang bombai (Allium cepa L.) diekstraksi sebagai bahan penyedap masakan dan obat-obatan. Akan tetapi, proses ekstraksi masih terbatas pada yield yang dihasilkan dengan metode tradisional. Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi microwave hydro-diffusion and gravity (MHG) untuk mengevaluasi bagaimana mempengaruhi yield minyak yang dihasilkan dari bawang bombai. Selain itu, adanya metode sokletasi sebagai teknik ekstraksi konvensional sebagai pembanding terhadap kinerja dan kuantitas ekstrak. Selanjutnya, metode ekstraksi MHG tidak memerlukan penggunaan pelarut, melainkan menggunakan air yang terdapat di dalam material sebagai pelarut internal. Dalam penelitian ini, bawang bombai diperlakukan dengan dua (2) cara yaitu dengan penjemuran sinar matahari (sun dying) selama 1 hari dan tanpa pretreatment. Parameter ekstraksi dengan MHG digunakan daya microwave sebesar 600 W, waktu ekstraksi 75 menit, dan ukuran material 1 cm. Hasil penelitian menunjukkan yield lebih tinggi diperoleh dari bahan melalui sun drying sebesar 2,78% dibandingkan dengan bahan yang tidak di pretreatment yaitu 1,76%. Hasil recovery minyak yang dihasilkan dari metode soxhlet sebesar 4,98% selama 5 jam. Oleh karena itu, metode MHG dapat dijadikan sebagai salah satu metode ekstraksi yang ramah lingkungan, waktu ekstraksi lebih cepat, dan konsumsi energi yang lebih sedikit sehingga dapat diterapkan pada skala yang lebih besar.
PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN ION Pb2+ Ganing, Melani; Syafaatullah, Achmad Qodim; Yusuf, Andi Asdiana Irma Sari; Junianti, Fitri; Suleman, Annisa Inayah
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 2 No 2 (2023): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61844/jtkm.v2i2.544

Abstract

Tongkol jagung kering biasanya menjadi limbah dan dibakar begitu saja yang tentunya akan mengakibatkan cemaran lingkungan. Kondisi ini dapat menjadi salah satu motivasi untuk memproduksi bahan yang bernilai tambah dari limbah tongkol jagung untuk dijadikan arang aktif. Arang aktif merupakan arang yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan proses karbonisasi atau pemanasan dan proses aktivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu aktivasi arang aktif tongkol jagung terhadap adsorpsi ion Pb2+. Proses pembuatan arang aktif dilakukan menggunakan aktivator NaOH 1,75%. Arang aktif dibuat dengan memvariasikan waktu aktivasi yaitu 30, 60, 90, 120, 150, 180, dan 210 (menit). Waktu aktivasi maksimum yang diperoleh yaitu pada menit ke-150 dengan daya adsorpsi sebesar 0.7146 mg/g. Mutu arang yang diperoleh dapat ditinjau dari kadar air dan kadar abu yang dihasilkan yaitu kadar air sebesar 14,28 % dan kadar abu sebesar 8,11%. Standar mutu arang aktif yang ditetapkn oleh SNI 06-3730-95 yaitu kadar air sebesar 15% dan kadar abu sebesar 10%.
PENGARUH VOLATILE MATTER DAN ZAT ADITIF TERHADAP STABILITAS COAL WATER FUEL (CWF) Nurhikma; Diana, Sri; Syafaatullah, Achmad Qodim
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 2 No 2 (2023): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61844/jtkm.v2i2.688

Abstract

Coal Water Fuel (CWF) merupakan campuran dari limbah batu bara dan air dengan perbandingan tertentu membentuk suspensi kental dengan penambahan zat aditif sebagai pengikat batu bara dan air. CWF berfungsi sebagai bahan bakar alternatif dengan memperhatikan tingkat stabilitas, seperti mengenai sedimentasi dan uji nyala. Uji nyala dari CWF dipengaruhi oleh kandungan volatile matter yang terkandung pada batu bara. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan tujuan mengetahui pengaruh volatile matter dan zat aditif terhadap stabilitas CWF. Data dikumpulkan dengan cara uji laboratorium yaitu melakukan pengamatan dan pengujian langsung terhadap sampel dengan variasi kandungan volatile matter 45,1% dan 42,0%, jenis zat aditif Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan Polystrene Sulfonat (PS), dan jumlah penambahan zat aditif 0.1% - 0.5%. Hasil uji nyala yang paling baik yaitu sampel CWF dengan volatile matter 45,1% dan sampel yang menggunakan zat aditif CMC waktu terpantiknya rata-rata 7 detik. CWF yang paling baik pada uji sedimentasinya yaitu CWF yang menggunakan zat aditif CMC dengan konsentrasi 0,5% karena sampel ini lebih terdispersi dengan baik dibanding sampel lainnya, sehingga sampel yang paling baik stabilitasnya yaitu volatile matter 45.1%, dan zat aditif CMC dengan konsentrasi 0,5%.
Pre-Treatment of Empty Oil Palm Bunches (EOPB) Using Autoclave with Variations in H2SO4 Solvent Concentration to Increase Cellulose Content Ganing, Melani; Suleman, Annisa Inayah; Putri, Suriati Eka; Diana, Sri; Syafaatullah, Achmad Qodim
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 2 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i2.986

Abstract

Empty Oil Palm Bunches (EOPB) are waste products from palm oil mills, the waste is produced in large quantities, but most palm oil mills have not utilized this waste product adequately. There are several contents of EOPB, namely cellulose, hemicellulose and lignin, each of which has economic value so that it can be utilized further. One significant opportunity is that cellulose in EOPB will be converted into glucose or bioethanol. Bioethanol is one of the options in supporting the availability of renewable energy resources. The bioethanol production process consists of initial pretreatment, hydrolysis, fermentation and purification. The delignification process of Empty Oil Palm Bunches (EOPB) using physical and chemical pretreatment can break down lignin and hemicellulose so that cellulose can be converted into glucose in bioethanol production. The pretreatment procedure with H2SO4 solvent is used to increase cellulose content. The purpose of this study was to determine how different concentrations of H2SO4 affect the amount of cellulose in the EOPB pretreatment process. Additional studies on bioethanol can be done with this cellulose content. There is an experimental component in this study, namely through direct observation and testing of materials containing different concentrations of H2SO4, namely 3%, 5%, and 7%, data were collected through laboratory experiments. The cellulose content for 0% H2SO4 concentration was 16.15%, 3% H2SO4 was 30.00%, 5% H2SO4 was 36.35%, and 7% H2SO4 was 41.09% indicating that the H2SO4 solvent can increase the cellulose content.
Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO₃) Terhadap Kekerasan Material HDPE/LDPE Enggita, Asadian Puja; Ikhsandy, Ferry; Jaman, Winda Sri; Syafaatullah, Achmad Qodim
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol 6, No 1 (2025): June 2025
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/reactor.v6i1.179

Abstract

Plastic waste recycling has been extensively studied, particularly in applications such as paving blocks, asphalt mixtures, and composite boards. One critical parameter affecting the quality of these products is material hardness. This study examines the effect of CaCO₃ addition on the hardness of polymer composite materials. The preparation process involved collecting, washing, drying, sorting, and shredding plastic waste, followed by mixing High Density Polyethylene (HDPE) and Low-Density Polyethylene (LDPE) at a ratio of 1:5. Calcium carbonate (CaCO₃) was added at varying concentrations (0%; 0,5%;1,0%; 1,5%, and 2,0%), and the mixture was melted using an extruder and subsequently molded. The results indicate that the addition of 1,5% CaCO₃ yields the highest and most stable hardness value across three tests, achieving 4,77 HV with a standard deviation of 0,0577. Furthermore, microstructural analysis reveals that up to 1,5% CaCO₃ leads to the most uniform filler distribution, optimizing both hardness and material stability. This study reveals that increasing CaCO₃ concentration enhances composite material hardness when evenly distributed and homogeneous. However, excessive CaCO₃ concentration may result in agglomeration, negatively impacting composite properties.
Solvent-Free Microwave Extraction: Analisis Fitokimia Minyak Atsiri Daun Ruku-Ruku (Ocimum tenuiflorum, L.) dan Aktivitas Antibakteri terhadap Escherichia coli Susanti, Yuni; Ayu Qurota A'yun; Syafaatullah, Achmad Qodim; Melinda Aprilia; Dwi Danang Armadani
Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Teknik Kimia USU
Publisher : Talenta Publisher (Universitas Sumatera Utara)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jtk.v14i2.20768

Abstract

Holy basil (Ocimum tenuiflorum, L.) is one of the aromatic herbs that grows in empty or abandoned areas. Previous studies used conventional methods, including maceration and hydrodistillation, to extract Ocimum tenuiflorum, L. Genetic variation, plant phenology, geographical conditions, and extraction techniques affect the yield and variability of essential oil phytochemical composition. Here in, we report essential oil extraction of Ocimum tenuiflorum green and purple using solvent-free microwave extraction. The yield calculation obtained from purple and green O. tenuiflorum essential oils was 2.25 and 2.17%, respectively. GCMS data shows that the phytochemical compounds in Ocimum tenuiflorum essential oils, purple and green leaves, are dominated by sesquiterpene and phenylpropene groups. In the essential oil of purple Ocimum tenuiflorum leaves, the major phytochemical compound components are methyl eugenol, β-Caryophyllene, and Germacrene-D.  Antibacterial activity showed that Ocimum tenuiflorum purple essential oils a more preeminent effect against Escherichia coli than green.
Pengaruh Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO₃) Terhadap Kekerasan Material HDPE/LDPE Enggita, Asadian Puja; Ikhsandy, Ferry; Jaman, Winda Sri; Syafaatullah, Achmad Qodim
REACTOR: Journal of Research on Chemistry and Engineering Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/

Abstract

Plastic waste recycling has been extensively studied, particularly in applications such as paving blocks, asphalt mixtures, and composite boards. One critical parameter affecting the quality of these products is material hardness. This study examines the effect of CaCO₃ addition on the hardness of polymer composite materials. The preparation process involved collecting, washing, drying, sorting, and shredding plastic waste, followed by mixing High Density Polyethylene (HDPE) and Low-Density Polyethylene (LDPE) at a ratio of 1:5. Calcium carbonate (CaCO₃) was added at varying concentrations (0%; 0,5%;1,0%; 1,5%, and 2,0%), and the mixture was melted using an extruder and subsequently molded. The results indicate that the addition of 1,5% CaCO₃ yields the highest and most stable hardness value across three tests, achieving 4,77 HV with a standard deviation of 0,0577. Furthermore, microstructural analysis reveals that up to 1,5% CaCO₃ leads to the most uniform filler distribution, optimizing both hardness and material stability. This study reveals that increasing CaCO₃ concentration enhances composite material hardness when evenly distributed and homogeneous. However, excessive CaCO₃ concentration may result in agglomeration, negatively impacting composite properties.