Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekavasi

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PERMINTAAN DAN LEAD TIME PROBABILISTIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN ABC DAN SIMULASI MONTE CARLO Amin, Muhammad; Kusrini, Elisa; Parkhan, Ali
Jurnal Rekavasi Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inventori merupakan hal penting bagi perusahaan. Ketersediaan inventori dapat mempengaruhi seluruh kegiatan yang ada di perusahaan. Manajemen persediaan atau inventori mempertimbangkan semua kegiatan yang terlibat dalam perencanaan dan pengendalian tingkat persediaan bahan baku, pekerjaan dalam barang proses dan barang jadi sehingga tersedia jumlah persediaan yang cukup. Ketika persediaan bahan baku melebihi kebutuhan perusahaan, akan menambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan serta risiko yang akan ditanggung apabila bahan baku yang disimpan menjadi rusak atau tidak layak pakai. CV. Tiga Sahabat dalam melakukan proses pengendalian persediaan masih dilakukan secara manual tanpa mempertimbangkan data historis perusahaan yang ada. Adanya jumlah pembelian persediaan yang melebihi kebutuhan perusahaan dan tidak tepat waktu, sehingga menimbulkan adanya penumpukan persediaan produk di gudang. Data historis perusahaan menunjukkan bahwa selama kurun waktu bulan April 2017 hingga November 2019, perusahaan telah melakukan 36 kali pembelian untuk produk Kabel NYM dan 25 kali untuk produk MCB. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan titik ROP dan EOQ, serta mencari penghematan total biaya persediaan yang dapat dilakukan menggunakan simulasi Monte Carlo. Hasil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan ABC menghasilkan 2 produk yang diprioritaskan dalam kelas A yaitu produk Kabel NYM dan MCB dengan nilai bobot nilai index kritis sebesar 12 dan nilai penjualan masing-masing produk yaitu Rp 501.127.650 dan Rp 276.141.670. Simulasi Monte Carlo mampu menghasilkan penghematan total biaya inventori hingga Rp 117.606.080 untuk Kabel NYM dengan nilai ROP sebesar 500 meter dan EOQ 500 meter, dan total biaya inventori Rp 42.908.400 untuk MCB dengan nilai ROP 66 pcs dan EOQ 120 pcs.
PERANCANGAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) MENGGUNAKAN METODE CUSTOMIZED BALANCE SCORECARD (BSC) DAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCES (SCOR) PADA SEKTOR INDUSTRI MINYAK DAN GAS Ria, Susi Kardina; Kusrini, Elisa
Jurnal Rekavasi Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk merancangan key performance indicator untuk perusahaan ekplorasi minyak dan gas dengan mengambil studi kasus pada perusahaan minyak yang berlokasi di Langgak Oil Field, Riau dan termasuk dalam Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang telah terdaftar pada SKK Migas. Pada kondisi tingkat permintaan produk utama Sumatra Crude Oil yang tinggi, manajemen atau pengelolaan proses bisnis khusus nya kinerja rantai pasok yang dijalankan harus memiliki performansi yang baik. Sebelum dilakukan penelitian ini, kinerja perusahaan didasarkan pada Key Performance Indicator (KPI) arahan SKK Migas dan perusahaan belum memiliki atribut pengukuran kinerja performansi yang baku secara internal perusahaan khususnya departemen Supply Chain Management (SCM). Pada penelitian ini, identifikasi atribut pengukuran KPI dilakukan menggunakan metode Balanced Score Card (BSC) dan Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model 12.0. Perspektif BSC yang digunakan adalah financial, customer, learning and growth. Sedangkan perspektif internal business process dihitung menggunakan metode SCOR 12.0 berdasarkan atribut process (plan, source, deliver), dan performance (reliability, responsiveness, agility, cost, dan asset management). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah nilai kinerja performansi yang dimiliki perusahaan XYZ adalah sebesar 56,83%. Terdapat perbedaan nilai kinerja antara KPI arahan SKK Migas dengan model yang diusulkan sebesar 83,04%. Perbedaan tersebut dijadikan saran penelitian selanjutnya, terkait batasan metrik pengukuran yang digunakan. Perbaikan juga dapat dilakukan berdasarkan nilai terendah yang dimiliki, yaitu pada cost savings sebesar 16,2%