Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Perancangan Troli yang Ergonomis pada Proses Penggilingan Padi untuk Meminimasi Risiko Kerja (Studi Kasus: CV Mekar Sari) Aditria Muharram Mutia; Eri Achiraeniwati
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6650

Abstract

Abstract. CV Mekar Sari is a company engaged in the agricultural sector, which processes unhulled rice from paddy into rice that is ready for consumption. The company is located on Jalan Sukaraja, Sukaraja Village, Kadupandak District, Cianjur Regency. The rice milling process is dominated by manual material handling activities such as lifting, transporting and unloading. The manual material handling activity is carried out without any work facilities provided. The weight of the load that is transported ranges from 50 – 60 kg with a frequency ranging from 20 – 60 times in one working day. Transporting loads of more than 20 kg can result in a risk of injury, namely low back pain and musculoskeletal disorders in operators. Therefore, this study aims to measure work risk and design work facilities in the form of trolleys to minimize the work risk received by operators. The methods used to measure work risk are the nordic body map and the liberty mutual manual material handling table. Through work risk assessment with this method, complaints of pain felt by the operator, recommended weight, and risk index can be obtained through the assessment of the specified variables. It is known that rice mill operators have experienced complaints of pain in the last 12 months in 6 limbs namely neck, shoulders, upper back, elbows, lower back, and knees. Based on the results of the work risk assessment, it can be seen that the recommended load weight is known so that the risk index received by the operator does not exceed the safe limit. The results of the work risk assessment show that all work elements contained in the rice milling process are worth more than 1. This is because the weight of the load being transported exceeds the recommended load limit through the evaluation of the mutual liberty manual material handling table. A risk index with a value of more than 1 indicates that the job poses a risk to the operator. Therefore, it is necessary to make improvements in the form of designing work facilities in the form of trolleys for operators to carry out manual material handling activities. The designed trolley consists of two types, namely hydraulic trolley and push trolley. The design of the hydraulic trolley is based on the body dimensions of the rice mill operator using anthropometric methods. The body dimensions used along with their measurements are elbow height (95 cm), shoulder width (40 cm), 2 x ankle height (25 cm), and hand width (10 cm). Through the design of the trolley that has been made, the frequency of transport and some work elements can be minimized. Lifting and lowering work elements can be minimized by using a hydraulic system as a facility that makes it easier for the operator. In addition, the work element of transporting can be eliminated because with the trolley the operator expends enough energy to push the trolley without supporting it on the shoulder. The use of trolleys can also reduce the frequency of transportation, due to the capacity of the trolley which can load up to two sacks of rice in one transfer. Keywords: Nordic Body Map, Work Risk, Liberty Mutual Manual Material Handling Table, Anthropometry. Abstrak. CV Mekar Sari merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor pertanian, yaitu melakukan proses pengolahan gabah dari padi menjadi beras yang siap untuk dikonsumsi. Perusahaan terletak di Jalan Sukaraja, Desa Sukaraja, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur. Proses penggilingan padi didominasi oleh aktivitas manual material handling seperti mengangkat, mengangkut, dan menurunkan. Aktivitas manual material handling tersebut dilakukan tanpa adanya fasilitas kerja yang disediakan. Berat beban yang diangkut berkisar antara 50 – 60 kg dengan frekuensi berkisar antara 20 – 60 kali dalam satu hari kerja. Pengangkutan beban lebih dari 20 kg dapat mengakibatkan risiko cidera yaitu low back pain dan musculoskeletal disorder pada operator. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko kerja dan merancang fasilitas kerja berupa troli untuk meminimasi risiko kerja yang diterima operator. Metode yang digunakan untuk mengukur risiko kerja yaitu nordic body map dan liberty mutual manual material handling table. Melalui penilaian risiko kerja dengan metode tersebut, maka dapat diperoleh keluhan nyeri yang dirasakan operator, berat beban yang direkomendasikan, dan risk index melalui penilaian variabel yang ditentukan. Diketahui bahwa perator penggilingan padi mengalami keluhan nyeri dalam waktu 12 bulan terakhir pada 6 anggota tubuh yaitu leher, bahu, punggung atas, siku, punggung bawah, dan lutut. Berdasarkan hasil penilaian risiko kerja, dapat diketahui berat beban yang direkomendasikan agar risk index yang diterima operator tidak melebihi batas aman. Hasil penilaian risiko kerja menunjukkan bahwa seluruh elemen kerja yang terdapat pada proses penggilingan padi bernilai lebih dari 1. Hal tersebut dikarenakan berat beban yang diangkut melebihi batas beban yang direkomendasikan melalui penilaian liberty mutual manual material handling table. Risk index dengan nilai lebih dari 1 mengindikasikan bahwa pekerjaan tersebut berisiko terhadap operator. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan berupa perancangan fasilitas kerja berupa troli untuk operator dalam melakukan aktivitas manual material handling. Troli yang dirancang terdiri dari dua jenis, yaitu troli hidrolik dan troli dorong. Perancangan troli hidrolik didasarkan pada dimensi tubuh operator penggilingan padi dengan menggunakan metode antropometri. Adapun dimensi tubuh yang digunakan beserta ukurannya yaitu tinggi siku (95 cm), lebar bahu (40 cm), 2 x tinggi mata kaki (25 cm), dan lebar tangan (10 cm). Melalui rancangan troli yang telah dibuat, frekuensi pengangkutan dan beberapa elemen kerja dapat diminimasi. Elemen kerja mengangkat dan menurunkan dapat diminimasi dengan penggunaan sistem hidrolik sebagai fasilitas yang memudahkan operator. Selain itu, elemen kerja mengangkut dapat dihilangkan karena dengan adanya troli tersebut operator cukup mengeluarkan tenaga untuk mendorong troli tanpa menopangnya di atas bahu. Penggunaan troli juga dapat mengurangi frekuensi pengangkutan, dikarenakan kapasitas troli yang dapat memuat hingga dua karung beras dalam satu kali pemindahan. Kata Kunci: Nordic Body Map, Risiko Kerja, Liberty Mutual Manual Material Handling Table, Antropometri.
Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Usaha Penggilingan Padi di Desa Krangkeng Kabupaten Indramayu Jayanti; Eri Achiraeniwati
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6713

Abstract

Abstract. PB Sumber Rejeki rice mill company produces rice muncul and IR varieties. Process lifting and carrying grain done manually from storage warehouse to machine. Problem with large amount unprocessed grain caused frequency worker turnover 6 times year, change due to transport load 280 sacks/day. Purpose designing work facilities reduce frequency lifting and carrying loads. Nordic body map method for identifying complaints and pain, while manual handling assessment chart tool for determining level work risk. Results of NBM value scale for body parts that experience dominant pain in neck, shoulders, upper back, and lower back. Results MAC tool lifting process and carrying, scores fall into color category red high risk level needs corrective action as soon as possible. Design anthropometric facility form hydraulic trolley to move 3 sacks grain. Handle height 110 cm, length 115.5 cm, width 80 cm. Results estimating level work risk, process lifting and process carrying, score color category amber medium risk level must pay attention to work. Based simulation results, existence trolley facility can reduce level work risk, minimize frequency lifting and carrying. Abstrak. PB Sumber Rejeki perusahaan penggilingan padi yang memproduksi beras jenis muncul dan IR. Proses pengangkatan dan pengangkutan gabah dilakukan dengan cara manual dari gudang penyimpanan ke mesin. Permasalahan banyaknya gabah tidak terproses, disebabkan karena frekuensi pergantian pekerja 6 kali setahun, pergantian dikarenakan beban pengangkutan 280 karung/hari. Tujuan perancangan fasilitas kerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan dan beban angkut. Metode nordic body map untuk identifikasi keluhan dan rasa sakit, sedangkan manual handling assessment chart tool untuk mengetahui tingkat risiko kerja. Hasil skala nilai NBM bagian tubuh yang mengalami sakit dominan leher, bahu, punggung atas, dan bawah mengalami. Hasil MAC tool pada proses pengangkatan dan pengangkutan, skor masuk kategori warna red tingkat risiko tinggi perlu tindakan perbaikan sesegera mungkin. Rancangan fasilitas antropometri berupa troli hidrolik untuk memindahkan 3 karung gabah. Ukuran tinggi pegangan 110 cm, panjang 115,5 cm, lebar 80 cm. Hasil estimasi tingkat risiko kerja, proses pengangkatan dan proses pengangkutan, skor masuk kategori warna amber tingkat risiko menengah harus memperhatikan pekerjaan. Berdasarkan hasil simulasi, adanya fasilitas troli mampu mengurangi tingkat risiko kerja, meminimasi frekuensi pengangkatan dan pengangkutan.
Usulan Penerapan 5S di Home Industry UN Muhammad Ridho Sundoro; Eri Achiraeniwati
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6910

Abstract

Abstract. UN is a small-scale industry, the product produced from these production activities is fermented soybean that called tempe. The process of making tempe is done by boiling, soaking, chopping, washing, leavening, packaging, and fermenting. Therefore, this study proposes the implementation of 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) as a workplace improvement program to create and maintain a work environment and minimize losses resulting from failures and damage, as well as improve quality and safety in the workplace. work. Based on the results of the identification of work attitudes at this time, it is necessary to improve each activity in 5S. In the seiri activity, improvement made by providing a place to eliminate unnecessary items and making a place to store work tools in the form of hooks, for packaging workstation equipment store in the cabinets as well as cleaning equipment cabinets and protective personal equipment. In the seiton activity, improvement made by arranging work equipment and labeling the tool storage. During the seiso activities, improvements made by providing cleaning support equipment, waste water channels, posters to remind the importance of cleanliness, and making lines on the floor as boundaries for cleanliness responsibilities at each work station. Improvements made to seiketsu activities by making work rules and standards operational procedure, and posters to remind 5S/5R. In shitsuke activities, improvements made by creating an evaluation system for the implementation of 5S and regulations that contain the consequences of acts of violation that aim to indiscipline workers. Abstrak. Home industry UN bergerak pada bidang pengolahan makanan, produk yang dihasilkan dari kegiatan produksi tersebut berupa tempe. Proses pembuatan tempe dilakukan dengan melakukan perebusan, perendaman, pencacahan, pencucian, peragian, pengemasan, dan fermentasi Pada saat ini perusahaan memiliki permasalahan yang terdapat dilantai produksi, yaitu kondisi di tempat kerja pada saat ini belum dilakukannya proses pemilahan, penataan, dan pembersihan. Maka dari itu, penelitian ini memberikan usulan penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) sebagai program perbaikan di tempat kerja untuk menciptakan serta memelihara lingkungan kerja dan meminimalisir kerugian yang diakibatkan dari kegagalan dan kerusakan, serta memperbaiki kualitas dan keamanan di tempat kerja. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap sikap kerja pada saat ini, maka diperlukan perbaikan untuk setiap aktivitas pada 5S. Pada aktivitas seiri dilakukan perbaikan dengan menyediakan tempat untuk mengeliminasi barang yang tidak diperlukan serta dibuatkan tempat untuk menyimpan alat-alat kerja berupa pengait dan lemari peralatan pengemasan serta lemari peralatan kebersihan dan alat pelindung diri . Pada aktivitas seiton dilakukan perbaikan dengan melakukan penataan terhadap peralatan kerja dan melakukan pelabelan pada tempat penyimpanan alat. Pada aktivitas seiso dilakukan perbaikan dengan menyediakan peralatan penunjang kebersihan, saluran air limbah, poster untuk mengingatkan akan pentingnya kebersihan, dan membuat garis pada lantai sebagai batas tanggung jawab kebersihan pada setiap stasiun kerja. pada aktivtas seiketsu dilakukan perbaikan dengan pembuatan tata tertib kerja dan standar pelaksanaan pekerjaan serta poster untuk mengingatkan terhadap 5S/5R. Pada aktivitas shitsuke perbaikan dilakukan dengan membuat sistem evaluasi penerapan 5S dan peraturan yang memuat konsekuensi dari tindak pelangggaran yang bertujuan untuk menimbulkan sikap disiplin pada pekerja.
Pengukuran Level Resiko pada Stasiun Kerja Pengukuran Menggunakan Kuesioner Nordic Body Map (NBM), dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: CV X)Pen Muhammad Rizqi Ramadhan; Eri Achiraeniwati; Yanti Sri Rejeki
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.7037

Abstract

Abstract. CV X is a manufacturing company that produces water heaters, temperature controllers and control panels. Musculoskeletal disorders are disorders of the limbs that cause discomfort. The operator takes measurements on the floor during work. This causes the operator's working position with the back bent, legs folded and neck bent. The research method used is a quantitative method. The level of worker complaints is known by distributing the nordic body map (NBM) questionnaire, while to determine work risk the Ovako working posture analysis system (OWAS) method is used with the help of ergofellow software. The purpose of this study was to identify operator discomfort and work risk measurement at the measurement work station. The results of the questionnaire showed that the total pain assessment obtained at the work station measurement obtained the highest score. Based on the risk assessment using the OWAS method, measurement workers are at risk levels 3 and 4. This risk level indicates that the work posture of measurement workers needs to be corrected immediately because the work being done is too risky. The simulation results after designing work facilities, the results of the risk assessment get a score of 1, which means that the activities carried out by the operator when using the measurement table do not require corrective action. Keywords: Nordic Body Map (NBM), Ovako Working Analysis System (OWAS), Anthropometry. Abstrak. CV X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pemanas air, pengatur suhu, dan panel kontrol. Musculoskeletal disorders merupakan gangguan pada anggota tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan. Operator melakukan pengukuran diatas lantai selama bekerja. Hal ini menyebabkan posisi kerja operator dengan punggung membungkuk, kaki melipat dan leher menekuk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Tingkat keluhan pekerja diketahui dengan menyebarkan kuesioner nordic body map (NBM), sedangkan untuk menentukan risiko kerja digunakan metode ovako working posture analysis system (OWAS) dengan bantuan software ergofellow. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi ketidaknyamanan operator dan pengukuran risiko kerja di stasiun kerja pengukuran Hasil kuisioner menunjukkan bahwa penilaian nyeri total didapatkan pengukuran stasiun kerja memperoleh nilai tertinggi. Berdasarkan penilaian risiko dengan metode OWAS, pekerja pengukuran berada pada tingkat risiko 3 dan 4. Level risiko ini menunjukan bahwa postur kerja pada pekerja pengukuran perlu dilakukan perbaikan segera karena pekerjaan yang dilakukan terlalu berisiko. Hasil simulasi setelah dilakukan perancangan fasilitas kerja, hasil penilaian risiko mendapatkan skor 1 yang artinya kegiatan yang dilakukan oleh operator pada saat menggunakan tabel pengukuran tidak diperlukan tindakan perbaikan. Kata Kunci: Nordic Body Map (NBM), Ovako Working Analysis System (OWAS), Antropometri.
Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis untuk Operator Stasiun Kerja Packing pada CV Tasifa Jaya Menggunakan Metode Antropometri Tasya Kalista Alsadila Putri; Eri Achiraeniwati; Yanti Sri Rejeki
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.7038

Abstract

Abstract. CV Tasifa Jaya is a meatball production food company with a total of 15 workers. Delays in the production process cause overtime, and a buildup of work in the packing and finishing process. The accumulation of work occurs because workers often stop to relieve fatigue or soreness. This happens because the work facilities used in the form of storage tanks, chairs measuring 23x15x15 cm, and storage racks require workers to bend and bend down to adjust their working position to the available facilities. Therefore, this study aims to identify complaints and assess the risk of packing and finishing work. The type of research method used uses quantitative methods. The measurement method used is the Loading on The Upper Body Assesment (LUBA) method to assess occupational risks. Occupational risk assessment using the Loading on The Upper Body Assesment (LUBA) method is used based on complaints on the upper limbs in accordance with the LUBA assessment used to assess upper body risk. The work risk assessment of packing and finishing workers occupies action categories 3 and 4, indicating the need for improvement in work movements, work positions, and overall including improvements to the design of work facilities. Keywords: Ergonomics, Nordic Body Map (NBM) Questionnaire, Loading on the Upper Body Assesment (LUBA), Anthropometry. Abstrak. CV Tasifa Jaya merupakan perusahaan makanan produksi bakso dengan total pekerja 15 orang. Keterlambatan proses produksi menyebabkan overtime, dan penumpukan pekerjaan pada proses packing dan finishing. Penumpukan pekerjaan terjadi karena pekerja sering berhenti untuk melepas lelah atau pegal. Hal ini terjadi karena fasilitas kerja yang digunakan berupa bak penampungan/penyimpanan, kursi berukuran 23x15x15 cm, dan rak penyimpanan mengharuskan pekerja membungkuk dan menunduk untuk menyesuaikan posisi kerja dengan fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keluhan dan menilai risiko dari pekerjaan packing dan finishing. Jenis metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kuantitatif. Adapun metode pengukuran yang digunakan yaitu metode Loading on The Upper Body Assesment (LUBA) untuk menilai risiko pekerjaan. Penilaian risiko kerja menggunakan metode Loading on The Upper Body Assesment (LUBA) digunakan berdasarkan pada keluhan pada anggota tubuh bagian atas sesuai dengan penilaian LUBA yang digunakan untuk menilai risiko tubuh bagian atas. Penilaian risiko kerja pekerja packing dan finishing menempati kategori tindakan 3 dan 4, menunjukan perlu perbaikan pada gerakan kerja, posisi kerja, maupun keseluruhan termasuk perbaikan desain fasilitas kerja. Kata Kunci: Ergonomi, Kuesioner Nordic Body Map (NBM), Loading on The Upper Body Assesment (LUBA), Antropometri.
Identifikasi Risiko Kerja dan Keluhan Gangguan Otot Rangka Pekerja Kios Berkah Jaya Egi Asshidiq; Nur Rahman As'ad; Eri Achiraeniwati
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6789

Abstract

Abstract. Manual material handling (MMH) is an activity that is still widely carried out in Indonesia. MMH activities of moving and lifting objects can cause skeletal muscle injuries to work accidents if carried out exceeding ergonomic standards. Kiosk Berkah Jaya is a fertilizer kiosk whose job is to distribute fertilizer to 4 villages. MMH's work is still being carried out at the Berkah Jaya Kiosk. Every 1 week time limit workers are absent due to complaining of illness and needing treatment, and every 3-12 months there is frequent going in and out of workers. This condition was caused by the burden transferred to the process of distribution and procurement of Return Fertilizer which exceeded the standard limit. In the distribution process, the average weight of fertilizer that is transferred manually is 40 kg per sack with an average frequency of 30 times in 1 day. According to HSE, the weight of loads that can be moved manually by humans ranges from 1-15 kg and between 16-50 kg must be moved using tools [4]. The purpose of this study is to identify the risks carried out by workers at Kios Berkah Jaya and identify any complaints felt by workers. The method used to identify work complaints and risks uses SNI 9011: 2021. SNI 9011; 2021 which is divided into 3 stages, namely calling for a suitable method, distributing the GOTRAK questionnaire, level of work risk assessment with a list protecting potential hazards of ergonomic factors. The checklist of potential ergonomic hazard factors is divided into 2 parts, namely the checklist of potential hazard factors for ergonomic body posture and the checklist for potential hazard factors for manual lifting ergonomics. The results of the initial assistance showed that both workers (100%) complained of discomfort with a score of 12. The results of the GOTRAK questionnaire recapitulation of workers complained of discomfort in 11 body parts, namely the neck, shoulders, upper back, lower back, arms, hips, thighs, knees, calves and feet. The list of assessment results of checks for potential hazard factors for the ergonomics of fertilizer transfer work for distribution resulted in a score of 7 for body posture and 11 for manual lifting. Scores of body posture and removal of work fertilizers have a value of ≥7 which means the work is dangerous. Abstrak. Manual material handling (MMH) merupakan kegiatan yang masih anyak dilakukan Usaha Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. Kegiatan MMH memindahkan, dan mengangkat barang dapat menyebabkan cidera otot rangka hingga kecelakan kerja jika dilakukan melebihi batas standar ergonomi. Kios berkah jaya merupakan kios pupuk yang bertugas mendistribusikan pupuk ke 4 desa. Pekerjaan MMH sampai saat ini masih terjadi di Kios Berkah Jaya. Setiap kurun waktu 1 minggu pekerja absen dikarenakan mengeluhkan sakit dan harus berobat, dan setiap 3-12 bulan sering terjadi keluar masuk pekerja. Kondisi tersebut disebabkan oleh beban yang dipindahkan pada proses distribusi yang melebihi batas standar. Pada proses distribusi rata-rata berat pupuk yang dipindahkan secara manual adalah 40 kg per karung dengan rata-rata frekuensi 30 kali dalam 1 hari. Menurut HSE berat beban yang dapat dipindahkan secara manual oleh manusia berkisar antara 1 – 15 kg dan berat antara 16 – 50 kg harus dipindahkan menggunakan alat bantu [4]. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko yang dilakukan oleh pekerja di Kios Berkah Jaya dan mengidentifikasi keluhan apa saja yang rasakan oleh pekerja. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan dan risiko kerja menggunakan SNI 9011 : 2021. SNI 9011: 2021 yang terbagi kedalam 3 tahap yaitu identifikasi untuk kecocokan metode, penyebaran kuesioner GOTRAK, penilaian level risiko kerja dengan daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi. Hasil identifikasi menunjukan kedua pekerja (100%) mengeluhkan ketidaknyamanan dengan skor 12. Hasil rekapitulasi kuesioner GOTRAK pekerja mengeluhkan ketidak nyamanan pada 11 bagian tubuh yaitu leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, lengan, pinggul, paha, lutut, betis dan kaki. Hasil penilaian daftar periksa potensi bahaya faktor ergonomi pekerjaan pemindahan pupuk untuk distribusi didapat hasil skor 7 untuk postur tubuh dan 11 untuk pengangkatan beban manual. Skor postur tubuh dan pengangkatan pupuk pekerjaan mempunyai nilai ≥7 yang berarti pekerjaan tesebut berbahaya.
Perancangan Fasilitas Kerja Polishing untuk Mengurangi Gangguan Muskuloskeletal di CV X Muhammad Fikri Boy; Eri Achiraeniwati; Selamat
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v3i1.1973

Abstract

Abstract. CV. X is engaged in Mold and Die Casting in Bandung Regency. Operators in carrying out their work complain of pain in several parts of the body, one of the reasons being polishing activities which are carried out manually and repeatedly from rough to extra smooth surfaces, the work facilities provided cause the operator's way of working to become not ergonomic. The purpose of this research is to design ergonomic polishing work facilities so as to minimize the level of complaints and eliminate repetitive activities. The research method was carried out using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire to determine the level of pain complaints and the Assessment Repetitive Task (ART) Tools method for measuring work risk. The results of the Nordic Body Map (NBM) questionnaire on the neck and wrist body segments workers experience very disturbing pain, the upper back body segment with disturbing pain, the elbow body segment experiences quite disturbing pain and on the shoulder and back body segments down experiencing a bit of nagging pain. The results of the work risk analysis on the chamfering and polishing process of the contents of the mold produce low to high exposure values. The highest exposure score results in the process of polishing the contents of the mold, this score indicates that the work is at risk and needs to be repaired immediately. The proposed design of work facilities is in the form of work tables and chairs as well as assistive devices in the form of sanding machines and sanding hoses to reduce repetitive manual activities. The results of the risk assessment for all work elements of the polishing process in the proposed work facility are in the low category Abstrak. CV. X bergerak dalam bidang Mold and Die Casting di Kabupaten Bandung. Operator dalam melakukan pekerjaannya mengeluhkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh, salah satu penyebabnya karena kegiatan polishing yang dilakukan secara manual dan berulang dari permukaan kasar hingga ekstra halus, fasilitas kerja yang disediakan menyebabkan cara kerja operator menjadi tidak ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang fasilitas kerja polishing ergonomis sehingga meminimalisasi tingkat keluhan dan menghilangkan kegiatan berulang yang. Metode penelitian dilakukan menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui tingkat keluhan rasa sakit dan metode Assessment Repetitive Task (ART) Tools untuk pengukuran risiko kerja. Hasil kuesioner Nordic Body Map (NBM) pada segmen tubuh leher dan pergelangan tangan pekerja mengalami rasa sakit sangat menganggu, pada segmen tubuh punggung atas dengan rasa sakit yang menganggu, pada segmen tubuh siku mengalami rasa sakit yang cukup menganggu dan pada segmen tubuh bahu dan punggung bawah mengalami rasa sakit yang sedikit menganggu. Hasil analisis risiko kerja pada proses chamfer dan polishing isi cetakan menghasilkan nilai eksposur rendah hingga tinggi. Hasil skor eksposur tertinggi pada proses polishing isi cetakan, skor tersebut mengindikasikan bahwa pekerjaan tersebut berisiko dan perlu dilakukannya perbaikan segera. Perancangan fasilitas kerja yang diusulkan berupa meja kerja dan kursi serta alat bantu berupa mesin ampelas dan selang ampelas untuk mengurangi kegiatan manual yang dilakukan secara berulang. Hasil penilaian risiko untuk seluruh elemen kerja proses polishing pada usulan fasilitas kerja berada pada kategori rendah.
Pengukuran Risiko Kerja Menggunakan Metode Quick Exposure Checklist (QEC) di Penggilingan Padi H. Ondo Ciwaruga Febrianti, Delia; Achiraeniwati, Eri; Rejeki, Yanti Sri
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i2.8837

Abstract

Abstract. . Work facilities that do not pay attention to ergonomic principles will cause wrong work postures and result in the risk of musculoskeletal disorders (MSDs). Musculoskeletal disorders (MSDs) can be minimized with an ergonomic application. Difficulties at the rice mill H. Ondo workers perform awkward movements such as lifting, closing and standing with sacks. For 8 hours, the frequency of lifting is 22 times/day. These conditions will pose a risk of musculoskeletal disorders (MSDs). The aim of the research is to identify workers' complaints, find out work risks and design work facilities to minimize work risks. The research method used is quantitative method. Quick Exposure Checklist (QEC) method for assessing work risk. The results of the work risk assessment using the Quick Exposure Checklist (QEC) method on the work element lifting sacks filled with rice to the milling area resulted in an exposure score of 42.5% and the work element putting rice into the hopper was 47% with a classification that needed further research, while for the work element lifting sacks filled with rice to the hopper with an exposure score of 52.1% with calculations needing further research and changes to be made. Efforts to reduce work risk are improving the operator's work posture by providing suggestions for assistive device designs. Abstrak. Fasilitas kerja yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi akan menyebabkan postur kerja yang salah dan mengakibatkan risiko muskuloskeletal disorders (MSDs). Muskuloskeletal disorders (MSDs) dapat diminimalisasi dengan adanya aplikasi ergonomi. Permasalahan di penggilingan padi H. Ondo pekerja melakukan gerakan yang janggal seperti gerakan mengangkat, membungkuk dan berdiri dengan membawa karung Selama 8 jam, frekuensi pengangkatan 22 kali/hari. Kondisi tersebut akan mengakibatkan risiko muskuloskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi keluhan pekerja, mengetahui risiko kerja dan merancangan fasilitas kerja untuk meminimasi risiko kerja. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Metode Quick Exposure Checklist (QEC) untuk menilai risiko kerja. Hasil penilaian risiko kerja menggunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) pada elemen kerja mengangkat karung berisi padi ke area penggilingan menghasilkan exposure score 42,5% dan elemen kerja memasukkan padi ke dalam hopper adalah 47% dengan klasifikasi perlu penelitian lebih lanjut, sedangkan untuk elemen kerja mengangkat karung berisi padi ke atas hopper dengan nilai exposure score sebesar 52,1% dengan klasifikasi perlu penelitian lebih lanjut dan dilakukan perubahan. Upaya mengurangi risiko kerja yaitu memperbaiki postur kerja operator dengan memberikan usulan rancangan alat bantu.
Usulan Pola Shift Kerja Berdasarkan Pengukuran Beban Kerja Fisik dengan Menggunakan Metode 10 Denyut Irawan, Melia Fitri; Achiraeniwati, Eri; Rejeki, Yanti Sri
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i2.8922

Abstract

Abstract. Shift workers often experience complaints such as back pain, muscle aches, neck pain, fever, colds, drowsiness and often lose focus in doing their jobs. CV. Kezka Diastama is a company that produces headscarves by implementing a 6-6-6 work pattern (6 working days in the morning shift, 6 working days in the afternoon shift and 6 working days at night shift). Companies experience 6.22% of defective products, while company standards set 1%–2% defects. The highest defects occurred at the laser cut work station by 4.12%, during the night shift by 2.9%. The night shift can reduce the ability to work because working at night is very easy to get tired because the rest time is used for work. Another cause, the job demands that require operators to pursue product targets to finish on time. This condition causes complaints conveyed by operators such as back pain, muscle and neck pain, fever, colds, drowsiness and loss of focus. The aim of the study is to propose improvements to work patterns at laser cut workstations. The research method used is the quantitative method using the 10 pulse method. The results of the measurements are used to calculate energy consumption and %.Cardiovascular (CVL). The results of energy consumption measurements in the morning shift and evening shift show the operator's workload in the moderate category and for the night shift in the heavy category. The percentage of %CVL operators is in the range of 30-60% which states that all operators need improvement. Proposed improvements change the 6-6-6 work pattern to a 2-2-2 work pattern. This change in work shift patterns is expected to reduce the number of product defects produced. Abstrak. Pekerja shift sering mengalami keluhan seperti, sakit punggung, nyeri otot, nyeri leher, demam, masuk angin, mengantuk dan sering kehilangan fokus dalam melakukan pekerjaannya. CV. Kezka Diastama perusahaan yang memproduksi kerudung dengan memberlakukan pola kerja 6-6-6 (6 hari kerja shift pagi, 6 hari kerja shift sore dan 6 hari kerja shift malam). Perusahaan mengalami produk cacat sebanyak 6,22%, sedangkan standar perusahaan menetapkan kecacatan 1%–2%. Kecacatan tertinggi terjadi pada stasiun kerja laser cut Sebesar 4,12%, pada shift malam sebesar 2,9%. Shift malam dapat menurunkan kemampuan bekerja karena bekerja pada malam hari sangat mudah lelah karena waktu istirahat digunakan untuk bekerja. Penyebab lain, tuntutan pekerjaan yang mengharuskan operator mengejar target produk selesai tepat waktu. Kondisi ini menyebabkan keluhan yang disampaikan oleh operator seperti, sakit punggung, nyeri otot dan leher, demam, masuk angin, mengantuk dan kehilangan focus. Tujuan penelitian memberikan usulan perbaikan pola kerja pada stasiun kerja laser cut. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif mengggunakan metode 10 denyut. Hasil dari pengukuran digunakan untuk menghitung konsumsi energi dan %.Cardiovaskular (CVL). Hasil pengukuran konsumsi energi pada shift pagi dan shift sore menunjukkan beban kerja operator pada katagori sedang dan untuk shift malam pada katagori berat. Persentase %CVL operator berada dalam rentang 30-60% yang menyatakan bahwa seluruh operator memerlukan perbaikan, Usulan perbaikan merubah pola kerja 6-6-6 menjadi pola kerja 2-2-2. Perubahan pola shift kerja ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kecacatan produk yang dihasilkan.
Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Menggunakan Pendekatan Antropometri pada Stasiun Kerja Pemotongan Fadel, Muhammad; Achiraeniwati, Eri
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i2.9155

Abstract

Abstract. Work facilities are important for a work environment that supports the smooth operation of operators. CV. Nur Rahmat Teknik is a company that produces heating elements. At the cutting work station, the operator's attitude is unnatural, such as squatting, bending the back, bowing the neck which is at risk of developing musculoskeletal disorders. The research objective of designing cutting work facilities is to reduce risk. The method used to identify risks is using the Nordic Body Map, risk determination is using the Workplace Ergonomic Risk Assessment method and designing work facilities using Anthropometry. The identification results of complaints and pain were found in the neck, upper back, lower back, shoulders, buttocks/thighs causing discomfort. The risks experienced by workers are at a medium level, meaning that further identification is needed and changes in work patterns are recommended. The proposed design is in the form of a work table with multifunction, namely a work table that can place all cutting tools, a storage area for scissors, grinders, knife blades. Simulation is carried out by Catia V5 simulation with low risk results, meaning that the work is accepted and can be continued. The results of the work risk analysis on cutting produce a medium risk value. The proposed work facility design is in the form of work tables and pipe storage locations. The proposed table size is 120 cm long, 100 cm wide, 100 cm high. Along with an additional table 80 cm long, 100 cm wide and 100 cm high. Along with additional shelves with a height of 45 cm. The simulation results using CATIA V5 software show that the design of work facilities resulting from a risk assessment results in a low risk, this score indicates that the work is safe and there is no work risk. Abstrak. Fasilitas kerja penting bagi lingkungan kerja yang menunjang kelancaran operator bekerja. CV. Nur Rahmat Teknik merupakan perusahaan yang memproduksi heating element. Pada stasiun kerja pemotongan sikap operator tidak alamiah seperti jongkok, punggung membungkuk, leher menunduk yang berisiko terjadinya musculoskeletal disorder. Tujuan penelitian untuk mengurangi risiko. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko menggunakan Nordic Body Map, penentuan risiko dengan metode Workplace Ergonomic Risk Assessment dan perancangan fasilitas kerja menggunakan Antropometri. Hasil identifikasi keluhan dan rasa sakit didapatkan pada leher, punggung atas, punggung bawah, bahu, bokong/paha sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Risiko yang dialami pekerja pada level medium artinya perlu identifikasi lagi dan disarankan perubahan postur kerja. Rancangan yang diusulkan berupa meja dengan multifungsi yaitu meja kerja yang dapat menempatkan seluruh alat potong, tempat penyimpanan gunting, gerinda, mata pisau. Simulasi rancangan dilakukan dengan simulasi Catia V5 dengan hasil risiko pada level low artinya pekerjaan diterima dan dapat dilanjutkan. Hasil analisis risiko kerja pada pemotongan menghasilkan nilai risiko medium. Usulan perancangan fasilitas kerja berupa meja kerja dan letak penyimpanan pipa. Ukuran usulan meja adalah panjang meja 120 cm, lebar 100 cm, tinggi 100 cm. Beserta meja tambahan panjang 80 cm, lebar 100 cm, dan tinggi 100 cm. Beserta tambahan rak dengan tinggi 45 cm. Hasil simulasi menggunakan software CATIA V5 didapat perancangan fasilitas kerja hasil penilaian risiko menghasilkan risko rendah (low), skor tersebut mengindikasikan bahwa pekerjaan aman dan tidak ada risiko kerja yang ditimbulkan.