Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PERENCANAAN GEDUNG BANK 6 LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA Wawan -; Gatot Setya Budi; Erwin Sutandar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.56390

Abstract

The planning of 6-story OCBC bank building using reinforced concrete structure resist to earthquake that located on Jendral Ahmad Yani Street, RT 003 / RW 14, Pontianak city. This building planning is refer to valid standards those are SNI 2847:2019 and SNI 1726:2019. Based on earthquake analysis, this planned building need to be design by using special moment resisting frame system (SMRF) that applying strong column weak beam concept for safety by failing of the beam first compared to the column. Structure analysis assisted by structural analysis software. Based on the calculation, the slab is reinforced concrete with 120 mm for it’s thickness by using wiremesh M8-150, M10-150, and M12-150. Reinforced concrete beam’s dimensional are (400x1000), (350x700), (300x600), (250x500), (250x400), (200x400), and (150x300), meanwhile the diameter of longitudinal reinforcement bar are D22, D19, D16, D13, and D10, and diameter of transverse reinforcement bar are Ø10 and Ø8. The dimensional of reinforced concrete column are (700x700), (600x600), and (500x500) by using D19 longitudinal reinforcement bar and diameter of transverse reinforcement bar are Ø12 and Ø10. The plan of pile cap dimension are (2300x2300x900), (1600x2300x800), (1600x1600x700), and (900x1600x600) by using D13 and D19 as the reinforcement bar.
ALTERNATIF DESAIN DAN PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG MENGGUNAKAN SHEARWALL Alfry Dimaswara; - Elvira; Erwin Sutandar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 2 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i2.42523

Abstract

Perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa sangat penting di Indonesia, mengingat Indonesia terletak pada ring of fire yang berarti tingkat terjadinya gempa bumi sangat tinggi. Dengan kondisi geografis Indonesia yang seperti ini, maka diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut, khususnya pada bidang elemen struktur bangunan, sehingga dapat mengurangi permasalahan yang ada maupun kerugian. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menahan gempa adalah dengan cara meningkatkan kinerja bangunan menggunakan sistem penahan gempa pada struktur bangunan. Beberapa metode yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan shearwall untuk memberikan kekuatan lateral untuk mencegah atap atau lantai di atas dari sisi goyangan yang berlebhan. Pemodelan strutur menggunakan program ETABS 2016 dimana menggunakan acuan sesuai SNI 1727-2013. Kemudian beban gempa dengan metode respons spektrum sesuai SNI 1726-2019. Hasil dari pengecekkan perilaku struktur tidak terdapat ketidakberaturan horizontal maupun vertikal, sistem interaksi antara dinding geser dengan SRPMM mendapatkan hasil bahwa dinding geser menahan gaya geser pada struktur sebesar 83,4% pada arah X dan sebesar 88,1% pada arah Y. Berdasarkan hasil analisa, semua elemen struktur yang telah di desain dapat menahan segala beban yang bekerja serta memenuhi persyaratan yang diatur dalam SNI.
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG 7 LANTAI SEKOLAH SANTU PETRUS DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN Fany Puspabella; Erwin Sutandar; Muhammad Yusuf
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.53691

Abstract

Pesatnya perkembangan di dunia pendidikan mengakibatkan peningkatan kebutuhan terhadap bangunan tinggi sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bersumber pada Standar Nasional Indonesia (SNI 1726-2019) mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Kota Pontianak termasuk ke dalam daerah dengan gempa ringan. Setiap perancangan bangunan di Kota Pontianak saat ini harus memperhitungkan parameter gaya gempa. Sehingga dilakukan perhitungan struktur gedung 7 lantai Sekolah Santu Petrus untuk mendapatkan dimensi komponen struktur yang tahan terhadap beban gempa. Perancangan gedung ini merupakan struktur beton bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen dan dimodelkan dengan bantuan program analisis struktur. Struktur dianalisis terhadap beban yang bekerja pada gedung tersebut. Pada analisis pengaruh gempa, gedung ini termasuk kategori desain seismik KDS D, maka dalam analisisnya akan mengikuti persyaratan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Hasil kontrol perilaku struktur terdapat ketidakberaturan struktur tipe 2 dan 3 serta ketidakberaturan vertikal struktur tipe 2. Dimensi struktur pelat lantai setebal 100 mm, balok induk 300/600 mm dan 450/800 mm, balok anak 300/600 mm dan 200/400 mm, serta kolom persegi 700/700 mm dan kolom bundar diameter 700 mm. Fondasi yang digunakan adalah fondasi dalam tiang pancang karena sesuai dengan kondisi tanah di Kota Pontianak. Kata Kunci: Beton Bertulang, Perancangan Struktur, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
KALKULASI ANALISIS STRUKTUR DESAIN BEBAN GEMPA DAN PERFORMANYA TERHADAP BEBAN LEDAKAN PADA GEDUNG BRI CABANG PONTIANAK Garry Marpahiko; - Elvira; Erwin Sutandar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49058

Abstract

Kondisi MCER Kota Pontianak tergolong wilayah gempa ringan, sebaiknya sudah mempertimbangkan kondisi seismik. Pembangunan gedung 5 lantai beton bertulang Bank BRI Cabang Pontianak menggunakan spesifikasi material berupa  fc’ = 25 MPa, fy = 4000 kg/cm2, dan fys = 2400 kg/cm2. Keberadaan gedung terletak pada persimpangan antara Jalan Ayani yang padat lalu lintas dan Jalan A.Sood, sehingga perlu adanya analisis performa struktur gedung terhadap beban ledakan, sebagai upaya awal mitigasi. Simulasi beban ledakan yang digunakan berupa skenario bom mobil (BM), direpresentasikan oleh 500kg TNT sejauh 22m. Struktur gedung dianalisis menggunakan program analisis struktur elemen hingga terhadap beban vertikal (beban hidup dan beban mati) mengacu pada SNI 1727 – 2020 dan beban horizontal (beban gempa) pada SNI 1726 – 2019, terkombinasi berdasarkan SNI 2847 – 2019 dengan LRFD. Kemudian diberikan beban ledakan sistem pyhtagoras berdasarkan TM 5 – 1300 – 1990 untuk dilihat performanya hasil analisis Pr terkombinasi pembebanan kejadian luar biasa (Ak). Konstruksi bangunan menggunakan SRPMM dianalisis terhadap beban gempa dengan sistem respon spektrum pada KDS C. Performa struktur gedung ditinjau terhadap beban ledakan terdeteksi kerusakan pada elemen struktur balok dengan label B59 unique name 636 lantai 2 dan elemen struktur kolom dengan label C55 unique name 121.Key Words:    BRI Cabang Pontianak, struktur beton bertulang, struktur tahan gempa, performa beban ledakan pada struktur gedung.
STUDI PENGGUNAAN CANGKANG KERANG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA MORTAR Michael Jhon Martin Sianturi; Asep Supriyadi; Erwin Sutandar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 3, No 3 (2016): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2016
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.019 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v3i3.18621

Abstract

Dalam pembuatan benda uji metode yang digunakan yaitu Metode SNI, dengan kuat tekan rencana K-175. Semen yang digunakan adalah semen PCC. Benda uji yang dibuat berbentuk kubus 5x5x5 cm. Pengujianbenda uji meliputi uji kuat tekan,uji modulus elastisitas, dan uji permeabilitas. Dari hasil penelitian cangkang kerang dapat digunakan sebagai alternatif agragat halus pada mortar. Kekuatan tekan karakteristik mortar normal sebesar 366,48 kg/cm2. Peningkatan kuat tekan karakteristik umur 28 hari terjadi pada persentase cangkang 15% (CK-15)  sebesar 426,48 kg/cm2, persentase cangkang 30% (CK-30) sebesar 405,98 kg/cm2, persentase cangkang 45% (CK-45) sebesar 388,32 kg/cm2, dan persentase cangkang 75% (CK-75) sebesar 380,19 kg/cm2. Sedangkan pada persentase cangkang 100% (CK-100) terjadi penurunan kuat tekan karakteristik sebesar 312,66 kg/cm2. Subtitusi cangkang kerang yang paling baik adalah subtitusi pasir dengan cangkang kerang sebesar 15% (CK-15). Modulus elastisitas(Ec) mortar normal sebesar 20996,396 MPa untuk CK-15 sebesar 23386,258 MPa, untuk CK-30 sebesar 22333,293 MPa, untuk CK-45 sebesar 22862,203 MPa, untuk CK-75 sebesar 22357,835 MPa dan untuk CK-100 sebesar 21378,975 MPa. Dari hasil percobaan permeabilitas diperoleh koefesien permeabilitas rata-rata mortar normal sebesar 3,05574 × 10-8. Pada percobaan koefesien permeabilitas cangkang kerang dengan subtitusi 15% (CK-15) terjadi kenaikan sebesar 1,8807 × 10-8, pada percobaan koefesien permeabilitas cangkang kerang dengan subtitusi 30% (CK-30) terjadi kenaikan sebesar 1,26127 × 10-8, pada percobaan koefesien permeabilitas cangkang kerang dengan subtitusi 45% (CK-45) terjadi kenaikan sebesar 1,4587 × 10-8, pada percobaan koefesien permeabilitas cangkang kerang dengan subtitusi 75% (CK-75) terjadi kenaikan sebesar 1,12029 × 10-8, dan pada percobaan koefesien permeabilitas cangkang kerang dengan subtitusi 100% (CK-100) terjadi kenaikan sebesar 1,944448 × 10-8. Terjadi kenaikan koefesien permeabilitas terhadap mortar normal. Dapat disimpulkan bahwa penambahan cangkang kerang ini memberikan dampak positif terhadap permeabilitas mortar.   Kata kunci: cangkang kerang, mortar, mortar subtitusi pasir dengan cangkang kerang
Pengaruh Fly Ash PLTU Bengkayang terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Bata Beton Kristian, Alex; Sutandar, Erwin; Budi, Gatot Setya
Jurnal Komposit: Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Sipil  Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/komposit.v8i1.14393

Abstract

Fly Ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik. Jumlah limbah abu batu bara yang sangat besar apabila tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan benar dapat menimbulkan masalah lingkungan yang serius selain memerlukan tempat penampungan yang sangat luas. Penggunaan material Fly Ash sebagai material pembentuk bata beton didasari pada sifat material ini yang memiliki kemiripan dengan sifat semen. Adapun tujuan dari skirpsi ini adalah untuk mempelajari sifat fisis dan mekanis dari bata beton yang dihasilkan. Benda uji yang digunakan adalah bata beton persegi panjang dengan ukuran 39 x 19 x 10 cm sebanyak 130 buah. Pembuatan bata beton dibuat dengan pasir sedang, Semen singa merah dan limbah Fly Ash yang diperoleh dari PLTU Bengkayang. Benda uji dibuat dengan substitusi Fly Ash yaitu 0%,5%,15%, 25%,dan 35% dari volume semen. Pengujian yang dilakukan adalah visual, berat isi, absorpsi, densitas dan kuat tekan. Bedasarkan pengujian yang dilakukan, Secara visual bata beton telah memenuhi syarat tampak luar dan ketentuan toleransi ukuran Sesuai SNI 03-0349-1989. Berat volume rata-rata bata beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 15%, 25%, dan 35% adalah 1125,506 kg/m3;1078,273 kg/m3; 1059,109 kg/m3;1049,933 kg/m3;dan1042,645 kg/m3. Densitas rata-rata bata beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 15%, 25%, dan 35% adalah 2,028 gr/cm3;1,885 gr/cm3;1,839 gr/cm3;1,811 gr/cm3; dan 1,791 gr/cm3. Absorbsi rata-rata bata beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 15%, 25%, dan 35% adalah 20,06 %;16,56 %;14,95 %;14,33 %; dan 13,56 %. Kuat tekan rata-rata bata beton umur 28 hari dengan variasi 0%, 5%, 15%, 25%, dan 35% adalah 1,200 MPa;0,790 MPa;0,657 MPa;0,580 MPa; dan 0,518 MPa.
PERENCANAAN JEMBATAN BAJA TYPE TRUSS DI JEMBATAN MELAWI II, KECAMATAN NANGA PINOH, KABUPATEN MELAWI Silaban, Pedro Agus Radot; Faisal, Faisal; Sutandar, Erwin
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 3 (2023): JeLAST Edisi Agustus 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i3.68773

Abstract

Prasarana transportasi darat tidak lepas dari peranan jalan dan jembatan. Keduanya memiliki hubungan penting sebagai sarana untuk menghubungkan jalan yang dipisahkan oleh jurang, sungai, rel kereta api, dan median lainnya. Adanya bangunan jembatan akan menghasilkan jarak atau arah tujuan yang lebih pendek dan hemat biaya ke tempat tujuan daripada mengambil jalan memutar lebih jauh untuk menghindari hambatan tersebut. Khususnya di Kalimantan Barat, banyak ruas jalan yang harus melintasi sungai "“ sungai besar dan kecil. Untuk mencapai tujuan iniPemerintah Kabupaten Melawi membangun jembatan yaitu jembatan rangka baja. Pada kesempatan kali ini penulis akan merancang ulang struktur bangunan atas pada jembatan rangka baja dengan tipe truss. Jembatan ini merupakan alternatif baru yang akan berfungsi sebagai sarana penghubung antar Kota Nanga Pinoh "“ Kecamatan Nanga Pinoh Utara, Kabupaten Melawi. Secara struktural, pemilihan jembatan rangka baja dikarenakan lebar sungai mencapai kurang lebih 240 m yang akan terbagi menjadi 3 bentang.Peraturan pembebanan yang digunakan untuk merancang ulang jembatan rangka baja ini menggunakan peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) T-03-2005, SNI 1725:2016, SNI 2833:2016 merupakan pedoman peraturan untuk merancang sebuah jembatan. Tahap awal perancangan jembatan rangka adalah analisis lantai kendaraan, analisis gelagar memanjang, analisis gelagar melintang, analisis struktur rangka utama, sambungan dan perletakan jembatan. Dari hasil analisis perancangan struktur atas jembatan rangka tipe truss diperoleh tebal dari pelat lantai kendaraan 20 cm. Dimensi profil yang digunakan pada gelagar memanjang WF 450.200.9.12, profil gelagar melintang WF 900.300.16.28 dan profil rangka utama WF 496.432.45.70.
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BOTTOM ASH PLTU KABUPATEN SANGGAU TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BETON REACTIVE POWDER CONCRETE (RPC) Widodo, Tandiono; Budi, Gatot Setya; Sutandar, Erwin
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 3 (2023): JeLAST Edisi Agustus 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i3.68722

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui pengaruh dari substitusi pasir kuarsa dengan limbah bottom ash dalam pembuatan beton RPC terdahap sifat fisis dan sifat mekanis dari campuran beton RPC. Benda uji dibuat dengan menggunakan cetakan silinder berdimensi 15 cm x 30 cm dan ukuran 10 x 20 cm dengan total 60 buah. Bahan campuran dalam beton RPC adalah agregat halus, bottom ash, semen, silica fume, superplasticizer, dan air. Dalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis pasir yaitu pasir kuarsa. Bottom Ash yang digunakan berasal dari PLTU Sanggau. Semen yang digunakan adalah semen conch. Benda uji dibuat dengan substitusi  bottom ash sebesar 0%, 15%, 30%, dan 50% dari berat volume pasir. Sifat fisis yang diuji adalah berat volume beton. Sifat mekanis yang diuji adalah kuat tekan beton, kuat tarik belah beton, dan modulus elastisitas beton. Berat volume beton RPC rata - rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 2242,12 kg/m3, 2127,58 kg/m3, 2000,30 kg/m3, dan 1955,76 kg/m3. Kuat tekan beton RPC rata - rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 62,450 MPa, 46,540 MPa, 45,180 MPa, dan 1955,76 MPa. Kuat tarik belah beton RPC rata "“ rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 13,690 MPa, 10,890 MPa, 10,300 MPa, dan 7,75 MPa. Modulus elastisitas beton RPC rata "“ rata umur 28 hari pada variasi 0%, 15%, 30%, dan 50% adalah 33873 MPa, 27417,67 MPa, 24361,67 MPa, dan 22658 MPa.  Kata Kunci : Berat Volume, Beton RPC, Bottom Ash, Kuat Tarik Belah, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas
PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG PERKANTORAN DI PONTIANAK Dwiyono, Dhio Asril; Faisal, Faisal; Sutandar, Erwin
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 3 (2023): JeLAST Edisi Agustus 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i3.67320

Abstract

Gedung perkantoran di Pontianak, merupakan bangunan yang melengkapi perkantoran dan yayasan untuk menuntaskan kegiatan keuangan. On-the-job training , Tempat usaha ini dibangun dengan total enam lantai untuk membantu perluasan kegiatan kantor dan ekonomi yang lebih nyata dengan penambahan kantor yang lengkap dan struktur yang memuaskan. Dalam penataan bangunan, baik gedung pencakar langit maupun bangunan tidak bertingkat, perlu diperhatikan kekuatan, kenyamanan dan pengaruh iklim. Dalam membangun Gedung Perkantoran Pontianak ini, aspek-aspek tersebut harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan konstruksi diantaranya tiang pancang yang akan diangkut, misalnya beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban getaran. Fondasi, sloof, kolom, balok, pelat lantai, dan pelat atap merupakan komponen internal bangunan. Masing-masing bagian tersebut harus ditentukan secara mendalam, sehingga dapat dibedakan jumlah dan jenis material yang akan digunakan. Diharapkan bahan yang digunakan akan efektif di masa depan dan mampu menahan beban maksimum. Tercatat sebagai hard copy tugas akhir ini, penulis berencana membuat rencana desain aman gempa elektif dengan Second Opposing Edge Framework sesuai SNI gempa dan desain terbaru yaitu masing-masing SNI 1726-2019 dan SNI 2847-2019. struktur di Pontianak, khususnya Pengembangan Tempat Usaha. Para pencipta memilih Rangka Tepi Berlawanan Kedua karena beberapa keunggulan antara lain pemasangan yang mudah, biaya yang relatif lebih murah, dan hampir tidak mengurangi kemampuan tata letak bangunan sehingga dianggap layak untuk bangunan yang ada di Kota Pontianak.
STUDY OF THE EFFECT OF MINERAL ADMIXTURE ADDITION ON PAVING BLOCKS' PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES Hansen lo; Erwin Sutandar; Gatot Setya Budi
Jurnal Teknik Sipil Vol 24, No 2 (2024): Vol 24, No 2 (2024): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI MEI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jts.v24i2.76545

Abstract

Paving blocks, concrete bricks made from cement and sand, are a vital alternative to ground cover. Their extensive, precast nature, water absorption capabilities, affordability, and ease of use contribute to their popularity. However, the additional ingredients, particularly mineral admixtures, hold the potential to enhance these blocks' quality and performance significantly. The mineral admixtures used, such as limestone, quartz sand, and gypsum, are instrumental in improving the performance of paving blocks, offering a promising avenue for further research and application. This research, conducted with meticulous scientific rigor, investigated paving blocks' physical and mechanical properties. Paving block test objects were created using sand, cement, and crushed stone with mineral admixtures. The mineral admixtures used in this experiment, including gypsum, quartz sand, and limestone, were crushed before being used in a stone cruiser machine to make them powder and reactive. Compressive strength test, weat resistance test, volume weight test, water absorption test, and visual inspection were conducted experimentally. The research results, derived from a robust experimental setup, revealed that paving blocks with 10% gypsum additives, 6% quartz sand powder, and limestone powder produced a more excellent compressive strength value than standard paving blocks, values of 36,884 MPa, 37,573 MPa, and 38,950 MPa with a regular paving block compressive strength value of 36,119 MPa followed by a decrease in the percentage of absorption. This suggests that using mineral admixtures at a certain percentage as an additional material can improve the quality of paving blocks. However, it is essential to note that adding too many mineral admixtures can also decrease the strength of the paving block, emphasizing the need for careful application of these materials in construction. These findings provide valuable insights for civil engineers, construction professionals, and researchers in materials science and construction technology, enhancing their understanding of the role of mineral admixtures in paving block strength.