Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ISLAM WASATHIYYAH SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER Prayitno, Nur Hasbullah; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 6 (2023)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v4i6.191

Abstract

Wacana Islam wasathiyyah sedang berkembang di Indonesia. Salah satu perkembangan Islam wasathiyyah ini adalah di bidang pendidikan karakter. Dengan menggunakan metode deskriptif. Artikel ini menjawab tiga pertanyaan. Pertama, pengertian Islam wasathiyyah menurut para ahli. Kedua, prinsip-prinsip Islam wasathiyyah. Ketiga, Islam wasathiyah sebagai pendidikan karakter. Artikel ini membahas Islam wasathiyyah di Indonesia. Islam wasathiyyah adalah jawaban dari banyaknya ekstrimisme yang terjadi di Indonesia. Paham ekstrimisme dapat membuat perpecahan antar umat. Maka dari itu, Islam wasathiyyah ini berusaha mencegah dan menghentikan ajaran ekstrim tersebut. Melalaui bidang pendidikan, Islam wasathiyyah dapat berkembang pada peserta didik, maka Islam wasathiyah ini bisa dimaksudkan sebagai pendidikan karakter di sekolah.
KONSEP PENDIDIKAN NILAI MENURUT KI HADJAR DEWANTARA DAN NICOLAUS DRIYARKARA Hidayat, Wildan Nur; Nursikin, Mukh.; Musthofa, M Arif
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v4i1.48

Abstract

Pendidikan nilai sejatinya tidak dapat terlaksana dengan baik, jika tidak sejalan dengan kerjasama oleh tenaga pendidikan dan orang tua yang secara massife ikut berjuang dalam menanamkan nilai-nilai luhur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi konsep pendidikan nilai menurut Ki Hadjar Dewantara dan Nicoulas Driyarkara. Metode penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode literature review. Metode literatur ini didapatkan dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet dan pustaka. Metode literatur dilakukan peneliti dengan maksud utama yaitu mencari dasar atau fondasi utnuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan hipotesa. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa bulatnya jiwa manusia terdapat pada budi pekerti atau watak seseorang. Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara menjelaskan pendidikan karakter dapat diperoleh melalui trisentra karena di dalam kehidupan anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda. Adapun menurut Driyarkara pendidikan karakter mendeskripsikan bilamana kegiatan mengajar dan mendidik karakter terdapat perbandingan. Peserta didik dilihat sebagai manusia merdeka dalam perjalanan kemanusiannya. Driyaryaka memberikan pandangan bahwa pendidik harus memposisikan dirinya sebagai anak kecil usia 4-5 tahun yang dianggap sebagai manusia yang selalu ingin melakukan sesuatu tetapi tidak memahami apa yang dilakukannya. 
Konsep Pendidikan Nilai dalam Filsafat Pendidikan Islam: Perspektif K.H. Hasyim Asy’ari dan Buya Hamka Zakiah, Siti Solichatun; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/afeksi.v5i3.260

Abstract

Dengan munculnya beberapa perubahan berkaitan dengan pendidikan, sangat penting untuk mengkaji secara mendalam bagaimana konsep pendidikan nilai dalam filsafat pendidikan islam yang di kemukakan cukup jelas oleh K.H. Hasyim Asy’ari dan Hamka. Dalam penelitian ini menganalisis berkaitan dengan konsep pendidikan nilai dalam filsafat pendidikan nilai perspektif dua tokoh muslim, yaitu K.H. Hasyim Asy’ari dan Haji Abdul Malik Kharim Amrulloh (Hamka). Proses dalam penelitian artikel ini menggunakan metode studi literatur dengan mengkaji karya beliau dan di dilengkapi referensi yang relevan secara lebih luas dan dalam proses analisis artikel ini menggunakan penekatan hermenutik untuk menjelaskan makna yang sesuai dengan konteks filosofis. Dalam analisis hasil pembahasan artikel ini membahas berkaitan dengan konsep pendidikan nilai kedua tokoh tersebut yang merupakan dua tokoh besar islam yang memiliki pandangan terkait pendidikan nilai dimana K.H. Hasyim Asy’ari menekankan pentingnya pendidikan akhlak dan nilai-nilai moral dalam islam, terutama berdasarkan tasawuf dan tradisi ulama salaf, sedangkan Buya Hamka beliau menekankan pentingnya pendidikan nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah, namun dengan pendekatan yang lebih rasional dan kontekstual. Meskipun memiliki perbedaan penekanan dan pendekatan, baik K.H. Hasyim Asy’ari maupun Buya Hamka sama-sama menekankan pentingnya pendidikan nilai dalam islam. Implementasi penelitian ini menekankan pentingnya mengamalkan ilmu pendidikan nilai, akhlak, moral seperti dalam ajaran K.H. Hasyim Asyari, serta dalam pengamalannya penting untuk bersandar pada Al Qur’an dan sunnah seperti dalam konsep Buya Hamka. Oleh karena itu, dari penerapan konsep pendidikan nilai dalam filsafat pendidikan islam mampu menjadikan generasi selanjutnya lebih memiliki karakter yang baik, akhlak yang mulia dan bermoral secara seimbang. Saran untuk penelitian berikutnya untuk lebih memperdalam pada konteks lieraturnya, dan dapat memperluas implementasinya dalam hal pendidikan baik secara formal ataupun tidak agar lebih memberikan gambaran yang lebih baik terkait konsep Hasyim Asyari dan Hamka dalam pendidikan nilai islam dan kesesuaiannya dengan pendidikan saat ini. 
PANDANGAN JOHN DEWEY DAN JEAN PIAGET TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN: PERSPEKTIF TEORI PEMBELAJARAN AKTIF DAN KONSTRUKTIVISME Muflich, Ratna Mutiara Ramadhan; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 4, No 6 (2023)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v4i6.173

Abstract

Studi ini mengulas pandangan John Dewey dan Jean Piaget terhadap kurikulum pendidikan dengan fokus pada perspektif teori pembelajaran aktif dan konstruktivisme. John Dewey, seorang filsuf dan pendidik Amerika, mendorong pembelajaran melalui pengalaman langsung dan partisipasi aktif siswa. Sementara itu, Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan kognitif, menekankan konstruktivisme sebagai dasar pembelajaran, di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Metode penelitian ini adalah pendekatan kajian pustaka (library research). Kajian pustaka yang dimaksud dari berbagai sumber baik buku, jurnal dan lainnya. Hasil penelitian ini menunjukan perspektif teori pembelajaran aktif menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam pengalaman belajar langsung, sementara konstruktivisme menyoroti peran siswa sebagai agen aktif dalam membangun pengetahuan. Kedua teori ini memiliki relevansi signifikan dalam pengembangan kurikulum pendidikan kontemporer, termasuk dalam implementasi Kurikulum Merdeka, dengan menekankan pada pembelajaran yang bermakna, keterlibatan siswa, dan pengembangan keterampilan kognitif. Studi ini mencari pemahaman mendalam tentang kontribusi Dewey dan Piaget terhadap perancangan kurikulum pendidikan yang mendukung pengembangan siswa secara holistik. Mendapatkan intisari pemikira dua tokoh yang ahli dalam Pendidikan dengan latar belakang psikologi. Pembelajaran aktif dan kontruktif ini akan kita kaitkan dengan pembelajaran agar semakin menarik dengan munculnya kurikulum merdeka dengan projek Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (PPRA). Kurikulum merdeka di desain untuk masa milenial sekarang ini di sekolah umum maupun madrasah, akan tetapi nilai nilai Islam dan nilai-nilai Pancasila perlu pembatasan dalam belajar yang merdeka. Pembatasan nilai nilai ini dalam merdeka belajar tentunya didasarkan oleh para pemikir Pendidikan Islam dan sumber ajaran Agama Islam serta nilai-nilai Pancasila. Dua tokoh tersebut mengungkapkan pembelajaran yang kontruktif yang menjadi acuan dalam pembelajaran Pendidikan umum msupun Islam pada kurikulum merdeka
STRATEGI PENANAMAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN BUDAYA NIRKEKERASAN PADA SISWA SMK DI MAGELANG Kurniawati, Eri; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v3i2.82

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Strategi Penanaman Kecerdasan Spiritual dan Budaya Nirkekerasan di SMKN 1 Windusari Magelang dan SMK Yudha Karya Magelang (2) Untuk mengetahui Implementasi Penanaman Kecerdasan Spiritual dan Budaya Nirkekerasan pada siswa SMKN 1 Windusari Magelang dan SMK Yudha Karya Magelang, dan (3) Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman kecerdasan spiritual dan budaya Nirkekerasan di SMKN 1 Windusari Magelang dan SMK Yudha Karya Magelang. Metode pengumpulan data diperoleh melalui wawancara kepada guru BK dan guru PAI kemudian dilakukan observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Penerapan strategi penanaman kecerdasan spiritual dan budaya nirkekerasan masih rendah dan ada yang sudah menerapkan namun kurang maksimal sehingga perlu memperkuat penerapan aspek kecerdasan spiritual dan budaya di sekolah sehingga tujuan sekolah dalam menangani kenakalan siswa dapat terminimalisir dengan baik. (2) Implementasi penanaman kecerdasan spiritual yang dilakukan guru yakni dengan memberikan kasih sayang kepada para murid serta menganggap mereka seperti anak sendiri, memberikan nasihat mengenai apa saja demi kepentingan masa depan murid-muridnya, serta memberi pembiasaan kepada para murid, serta mencegah mereka dari akhlak tercela. (3) Faktor penghambat dari beberapa sekolah yakni sebagian orang tua belum bisa diajak kerjasama untuk menanamkan kecerdasan spiritual serta kurangnya kerjasama antar guru serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah. Faktor pendukungnya yakni kerjasama yang bagus sivitas akademika saling mensuport program untuk kebaikan siswanya. Dapat disimpulkan bahwa pentingnya menerapkan kecerdasan spiritual dilingkungan sekolah agar siswa dapat mengontrol jiwa serta emosinya dengan baik serta penerapan budaya nirkekerasan pada siswa agar tercipta perdamaian serta peduli sosial yang tinggi.
Tawasuth dan Dinamika Sosial Antarumat Beragama: Menyelami Nilai-Nilai Wasathiyah Islamiyyah Miftah, Muhammad; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35672/afeksi.v5i1.215

Abstract

Sejumlah perspektif dan pandangan yang beragam berkembang dalam konteks perkembangan agama Islam saat ini. Fokus utama adalah pada penafsiran sikap tawasuth dalam konsep pendidikan wasathiyyah Islamiyyah, yang merupakan salah satu karakteristik utama dari seorang muslim moderat. Pentingnya terus mempromosikan dan mengembangkan sikap tawasuth dalam interaksi sosial antarumat beragama tidak bisa diabaikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa individu dapat bertindak secara adil, seimbang, jujur, dan konsisten dalam upaya membangun hubungan yang harmonis serta menjauhkan diri dari segala bentuk pendekatan ekstrem yang dapat merugikan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka, yang melibatkan pengumpulan berbagai sumber referensi seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen terkait yang relevan dengan topik yang dibahas dalam artikel ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai wasathiyyah Islamiyyah dalam konteks dinamika sosial antarumat beragama, khususnya dalam konteks sikap tawasuth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting bagi setiap individu untuk memahami konsep sikap tawasuth dan menerapkannya dalam interaksi sosial. Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung dan berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, upaya untuk menciptakan kehidupan yang damai, harmonis, sejahtera, dan penuh toleransi adalah harapan bersama bagi masyarakat Indonesia yang beragam dalam hal suku, budaya, dan agama.
Pendidikan Nilai di Era Digital: Tantangan dan Peluang Ma'arif, Alwi Ilqam; Nursikin, Mukh.
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/afeksi.v5i2.254

Abstract

Era digitalisasi membawa pengaruh yang mendalam dalam pendidikan nilai, sehingga merubah paradigma pendidikan nilai dalam menghadapi tantangan yang signifikan sekaligus peluang yang luar biasa. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana teknologi digital dapat digunakan secara efektif untuk mendukung pendidikan nilai, serta mengeksplorasi strategi yang dapat diadopsi oleh pendidik dan institusi pendidikan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam konteks digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode tinjauan pustaka. Tinjauan ini akan membantu dalam memahami konsep-konsep kunci, teori, dan temuan penelitian sebelumnya yang relevan, serta dalam mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang ada. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam mendukung pendidikan nilai, asalkan digunakan dengan strategi yang tepat. Implikasinya adalah teknologi digital dapat menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai moral dan etika kepada siswa jika digunakan dengan pendekatan yang tepat dan dukungan yang memadai.