Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Tingkat Sedentary Behavior dan Kebugaran Jasmani Di Sekolah Dasar Pauji, Ahmad; Agus Mahendra; Wildan Alfia Nugroho
Jumper: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Olahraga Vol 4 No 3 (2024): Jumper: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Olahraga
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55081/jumper.v4i3.2188

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sedentary behavior, kebugaran jasmani dan juga hubungan antara tingkat sedentary behavior dengan kebugaran jasmani berdasarkan jenis kelamin siswa kelas V SDN Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain korelasional.. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire dan tes kebugaran jasmani indonesia. 83% tingkat sedentary behavior pada laki – laki, dan perempuan 96%. Dari keseluruhan rata – rata melakukan tingkat sedentary behavior > 5 jam (tinggi). Pada laki – laki, 55%, dan perempuan, 54% kebugaran jasmaninya kurang. Berdasarkan pengolahan data dan analisis data terdapat nilai p sebesar 0,011. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat sedentary behavior dengan kebugaran jasmani berdasarkan jenis kelamin.
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN WAKTU PEMBELAJARAN PJOK DI SEKOLAH Wulan Safitri; Lukmannul Haqim Lubay; Wildan Alfia Nugroho
JURNAL ILMIAH PENJAS (Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran) Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Penjas
Publisher : UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jip.v11i1.3825

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersekolah di sekolah pada waktu PJOK yang berbeda tersebut serta mengetahui apakah terdapat perbedaan dari ketiga waktu yaitu pagi saja, siang saja dan pergantian pagi-siang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan desain comparative research (perbandingan). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas IV berjumlah 189. Teknik sampling menggunakan Purposive Random Sampling, dengan instrumen penelitian Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI). Uji prasyarat analisis menggunakan shaporo-wilk dan levene test, sedangkan uji hipotesis Kruskall Wallis. Hasil dari penelitian ini menujukkan tingkat kebugaran peserta didik yang pembelajaran PJOK pagi dalam kategori sedang, tingkat kebugaran peserta didik yang pembelajaran PJOK siang dalam kategori sedang, tingkat kebugaran jasmani peserta didik yang pembelajaran PJOK pagi-siang (bergantian) dalam kategori baik. Dengan begitu, terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar berdasarkan waktu pembelajaran PJOK di sekolah.
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN WAKTU PEMBELAJARAN PJOK DI SEKOLAH Wulan Safitri; Lukmannul Haqim Lubay; Wildan Alfia Nugroho
JURNAL ILMIAH PENJAS (Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran) Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Penjas
Publisher : UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jip.v11i1.3825

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersekolah di sekolah pada waktu PJOK yang berbeda tersebut serta mengetahui apakah terdapat perbedaan dari ketiga waktu yaitu pagi saja, siang saja dan pergantian pagi-siang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan desain comparative research (perbandingan). Sampel penelitian adalah peserta didik kelas IV berjumlah 189. Teknik sampling menggunakan Purposive Random Sampling, dengan instrumen penelitian Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI). Uji prasyarat analisis menggunakan shaporo-wilk dan levene test, sedangkan uji hipotesis Kruskall Wallis. Hasil dari penelitian ini menujukkan tingkat kebugaran peserta didik yang pembelajaran PJOK pagi dalam kategori sedang, tingkat kebugaran peserta didik yang pembelajaran PJOK siang dalam kategori sedang, tingkat kebugaran jasmani peserta didik yang pembelajaran PJOK pagi-siang (bergantian) dalam kategori baik. Dengan begitu, terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar berdasarkan waktu pembelajaran PJOK di sekolah.
Association of Clean and Healthy Living Behaviour Levels with Mental Health and Nutritional Status in Elementary School Students Dimas Alfarizi; Suherman Slamet; Wildan Alfia Nugroho
Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Vol 9 No 1 (2025): March
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jk.v9i1.40670

Abstract

This study aims to determine the relationship between the level of clean and healthy living behavior with mental health and nutritional status in elementary school students. The population in this study were fourth grade students with a sample size of 73 students. This study used quantitative research methods and research design using correlation with a cross sectional approach. The instruments used in this study were the Clean and Healthy Living Behavior questionnaire, a mental health questionnaire using the Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), and measurement of nutritional status using the Body Mass Index (BMI). The data analysis used was normality test, linearity test and chi-square test with an error rate of 5% or 0.05. The results of this study indicate that there is no relationship between the level of clean and healthy living behavior and mental health with a sig value. 0.832 > 0.05 and there is no relationship between the level of clean and healthy living behavior and nutritional status with a sig value. 0,459 > 0,05.
Pendampingan Pengenalan Tes Kondisi Fisik Bagi Atlit Remaja Di Smp Negeri 13 Yogyakarta: Pengabdian Dody Tri Iwandana; Ardhika Falaahudin; Wildan Alfia Nugroho; Septa Ardiansyah; Muntaha Sururi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.802

Abstract

Untuk meningkatkan kondisi fisik harus terprogram secara baik dan sistematis, lalu dilakukan secara cermat, berulang-ulang dan makin lama makin ditingkatkan baik jumlahnya maupun intensitas latihannya serta program latihan harus tertata dan direncanakan sebaik mungkin agar dapat mewujudkan peningkatan kesegaran jasmani dan peningkatan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan. Di dalam meningkatkan kondisi fisik komponen-komponen yang sangat penting khususnya untuk atlit kelas khusus olahraga (KKO) di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Selama ini atlit dari SMP Negeri 13 Yogyakarta belum terpantau dan terdata kemampuan fisiknya. Metode dalam program ini adalah memberikan pelatihan langsung kepada para atlit dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan (teori dan praktik). Sedangkan indikator keberhasilan dalam pelaksanaan program pengabdian ini adalah atlit dan pelatih bisa mengetahui pentingnya meningkatkan kondisi fisik atlit kelas khusus olahraga (KKO) di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Jadi perlu adanya Pendampingan Pengenalan Tes Kondisi Fisik Bagi Atlit Remaja Di SMP Negeri 13 Yogyakarta kondisi fisik atlit agar bisa digunakan untuk menyusun program latihan dan target prestasi yang ingin dicapai. Dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan baik dalam peningkatan dan pemeliharaanya. Setiap komponen kondisi fisik saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga apabila dalam upaya membentuk dan meningkatkan status kondisi fisik maka seluruh komponen harus dikembangkan. Komponen kondisi fisik yang dibutuhkan dalam kemampuan sesuai dengan prediksi melalui analisis kebutuhan fisik meliputi daya tahan kardiovaskular, kecepatan, fleksibilitas, kelincahan, dan daya ledak (power).
Development of Sport Kids Application as an Effort to Increase Physical Activity of Elementary School Children Cheni Febrianti; Wildan Alfia Nugroho; Agus Mahendra
Journal of Physical Education Health and Sport Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v12i1.29326

Abstract

The increasing use of digital devices among children has led to decreased physical activity and increased sedentary lifestyles, posing serious health risks. This study aims to develop the Sport Kids application as an innovative digital platform to promote physical activity in elementary school children. Using the ADDIE development model (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate), the application was created with four main features: nutrition, physical activity, sports, and quizzes. It was designed using Canva and Scratch, then converted to Android format. Validation by media and material experts indicated an average feasibility score of 81%, categorized as very feasible. Implementation was carried out with 29 fourth-grade students over seven days. Physical activity levels were measured using the PAQ-C instrument before and after using the application. The results showed a significant improvement in activity levels. Statistical analysis using a paired sample t-test produced a significance value of 0.000 (p < 0.05), confirming that the Sport Kids application effectively increased children’s physical activity. This research concludes that digital applications, when properly designed and implemented, can serve as effective tools in promoting active and healthy lifestyles among school-aged children. 
Correlation of Lifestyle with Physical Fitness in Sports Students Based on Gender Syfani Fadilah; Didin Budiman; Wildan Alfia Nugroho
Journal of Physical Education Health and Sport Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v12i1.29516

Abstract

This study aims to examine the relationship between lifestyle and physical fitness in sports students of the Physical Education Study Program for Elementary School Teachers at University Of Education Indonesia, based on gender. Using a quantitative approach with a descriptive correlational and cross-sectional design, this research involved 90 purposively selected students (54 male and 36 female). Data were collected using the Health Promoting Lifestyle Profile II (HPLP-II) questionnaire to measure lifestyle and the Indonesian Physical Fitness Test (TKJI) to assess physical fitness. The results of the Spearman’s rho correlation analysis showed a very strong and significant relationship between lifestyle and physical fitness (r = 0.989; p < 0.001). Students with a healthier lifestyle tended to have better physical fitness scores. Interestingly, no substantial differences were found between male and female students in both lifestyle and fitness levels. These findings underscore the crucial role of lifestyle in shaping physical fitness and suggest that gender-inclusive health education and campus-based support are essential. 
Relationship Between Sedentary Behavior and Cognitive Function in Children in Phase C Sita Adelia; Lukmannul Haqim Lubay; Wildan Alfia Nugroho; Gano Sumarno
Journal of Physical Education Health and Sport Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v12i1.32085

Abstract

This study aimed to analyze the relationship between sedentary behavior and cognitive function in phase C elementary school students (aged 10–12 years). A quantitative approach with a correlational design was used in 291 students in Cibeunying Kidul District, Bandung City. Sedentary behavior was measured using the Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ), while cognitive function was measured using the Indonesian version of the Mini-Mental State Examination (MMSE). Data analysis was performed using Spearman’s rho correlation test. The results showed a significant but weak negative relationship between sedentary behavior and cognitive function (r = –0.121; p = 0.040). This finding indicates that the higher the level of sedentary behavior, the lower the child’s cognitive function score. Theoretically, these results support the view that physical activity plays an important role in maintaining and improving cognitive function, while sedentary behavior can hinder it. The practical implications of this study emphasize the importance of involving parents, teachers, and schools in reducing the duration of children’s sedentary activities through programs that increase enjoyable physical activity and are integrated with learning activities. This study contributes to local literature regarding the impact of sedentary behavior on the cognitive development of elementary school-aged children. 
Sedentary Lifestyle and Mental Health: A Phenomenological Study of Non-Sports College Students Muhamad Nur Bramansyah; Wulandari Putri; Wildan Alfia Nugroho
Journal of Physical Education Health and Sport Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v12i1.32090

Abstract

This study aims to deeply understand the relationship between a sedentary lifestyle and mental health among non-sports students in Indonesia post-pandemic. Using a descriptive qualitative method with a phenomenological approach, 63 students from various non-sports study programs at the Indonesian University of Education were selected through purposive sampling, ultimately selecting 10 students. Data were collected using the ASAQ and DASS-21 questionnaires, semi-structured interviews, observations, and document reviews, then analyzed inductively following the Miles and Huberman model. The results showed that the majority of participants spent more than eight hours per day in passive activities such as sitting, lying down, and using devices, with low awareness of the long-term impacts. Symptoms included stress, anxiety, sleep disturbances, emotional exhaustion, and psychosomatic complaints. Sedentary patterns were formed through academic pressure, limited mobility, minimal social support, and the misperception of rest and laziness. These findings underscore the need for campus-based multidimensional interventions that integrate physical activity promotion and mental health enhancement. This study contributes to the literature by exploring students’ subjective perspectives, providing a basis for relevant health prevention and promotion strategies in the digital age. 
Penyuluhan Berbagai Jenis Tes Fisik Untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Atlit : Pengabdian Dody Tri Iwandana; Ardhika Falaahudin; Wildan Alfia Nugroho; Septa Ardiansyah; Muntaha Sururi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3605

Abstract

Teknik, taktik, strategi, dan pertumbuhan intelektual semuanya dibangun di atas dasar kondisi fisik seseorang. Jika olahraga dimulai sejak usia muda, dipertahankan sepanjang tahun, secara bertahap ditingkatkan intensitasnya, dan dipimpin oleh prinsip-prinsip olahraga yang sehat, tingkat kondisi fisik seseorang dapat dioptimalkan. Selain itu, kesehatan atlet, tingkat kebugaran, fase latihan, olahraga, pola makan, lingkungan latihan, dan faktor lainnya harus menjadi faktor dalam perencanaan berkala perkembangan fisik atlet. Kondisi fisik merupakan aspek pokok atau dapat dikatakan sebagai fondasi untuk dapat berprestasi pada cabang olahraga. Dalam olahraga seorang atlet dituntut untuk menyelesaikan tugas fisik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berbagai unsur fisik tersebut contohnya kekuatan, daya tahan otot, power tungkai dan lengan, kecepatan reaksi, kelentukan, kelincahan serta kapasitas maksimum oksigen (V02Max). Metode dalam program ini adalah memberikan pelatihan langsung kepada para atlit dalam bentuk penyuluhan (teori dan praktik). Sedangkan indikator keberhasilan dalam pelaksanaan program pengabdian ini adalah atlit dan pelatih bisa mengetahui berbagai jenis tes fisik untuk meningkatkan kemampuan fisik atlit. Sasaran dalam program pengabdian ini adalah atlit kelas khusus olahraga (KKO) di SMP Negeri 13 Yogyakarta sejumlah 135 siswa. Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kondisi fisik komponen-komponen yang sangat penting khususnya untuk atlit kelas khusus olahraga (KKO) di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Selama ini atlit dari SMP Negeri 13 Yogyakarta belum terpantau dan terdata kemampuan fisiknya. Jadi perlu adanya penyuluhan berbagai jenis tes fisik untuk meningkatkan kemampuan fisik atlit agar bisa digunakan untuk menyusun program latihan dan target prestasi yang ingin dicapai. Diharapkan lewat kegiatan ini bisa meningkatkan kemampuan fisik atlit di SMP Negeri 13 Yogyakarta.