Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisa Konsentrasi Larutan Garam dan Beban Pendinginan Pada Mesin Pembuat Es Balok Berbasis Energi Terbarukan dan Listrik PLN Dengan Sistem Smart Microgrid Aldrin; Anggara, Mietra
JURNAL FLYWHEEL Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v13i2.5829

Abstract

Mesin pembuat es balok dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan nelayan, terutama di daerah terpencil yang bukan hanya terkendala oleh ketersediaan listrik yang kontinyu, akan tetapi juga terkendala oleh ketersediaan bahan bakar bensin maupun solar yang umum digunakan sebagai pembangkit listrik skala kecil. Sistem smart microgrid yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sistem hibrida berbasis panel surya, biobased diesel engine yang berbahan bakar hayati baik minyak nabati maupun gasifikasi biomassa yang berasal dari tanaman lokal maupun sampah hayati dan listrik PLN. Perancangan dari penelitian ini dilakukan di Institut Teknologi Bandung dan implementasinya dilaksanakan di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Rancangan sistem smart microgrid menggunakan panel surya berkapasitas 5 kWp, generator biobased diesel engine kapasitas 4 kW, bi-directional inverter kapasitas 5 kW, baterai 100 Ah/12 V berjumlah 16 buah dan listrik PLN 1400 W. Generator biobased diesel engine menggunakan bahan bakar minyak diesel B-20, minyak kelapa dan minyak nyamplung. Mesin pembuat es terdiri dari berbagai bagian seperti kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator, pompa, tangki pendingin, cetakan es, chain hoist. Refrigeran yang digunakan dalam model prototipe ini adalah R-290. Larutan garam yang digunakan adalah campuran NaCl dan air. Pada tangki produksi es direncanakan menggunakan baffle untuk meningkatkan kinerja mesin pembuat es balok. Larutan garam NaCl 20% dapat digunakan dalam proses pembuatan es balok sedangkan larutan garam NaCl 15% tidak bisa digunakan karena terjadinya kekurangan konsentrasi garam yang menyebabkan terbentuknya bunga es di evaporator. Sistem smart microgrid pada pengujian siang hari mendung mampu menyuplai kebutuhan daya beban dari energi surya, baterai dan listrik PLN dengan efisiensi inverter 59,23%. Pada pengujian mesin pembuat es balok untuk satu siklus produksi es balok dengan kondisi awal larutan garam bertemperatur lingkungan didapatkan waktu produksi 52 jam sedangkan larutan garam bertemperatur rendah waktu produksi 20 – 21,5 jam. Mesin pembuat es balok mempunyai COP refrigerasi 1,66 – 2,59 dan COP sistem 1,05 - 1,57.
Analisa Penggunaan Exhaust Fan Pada Cerobong Asap Dalam Meningkatkan Efisiensi Mesin Penyangrai Biji Kopi Aldrin; Juniansyah, Kallista; Anggara, Mietra
JURNAL FLYWHEEL Vol 14 No 1 (2023): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v14i1.6520

Abstract

Proses pengolahan biji kopi pasca panen yang dilakukan di Kecamatan Batulanteh melalui proses penyangraian masih dilakukan secara tradisional. Hal ini menghambat produktivitas petani kopi karena penyangraian tradisional masih bergantung pada tenaga manusia. Oleh karena itu, dilakukan perancangan alat yang mampu memberikan kemudahan kepada petani dalam proses penyangraian.Penelitian ini berfokus pada modifikasi pada alat penyangrai biji kopi berbahan bakar LPG. Modifikasi bertujuan untuk memaksimalkan kadar air hasil penyangraian biji kopi. Modifikasi dilakukan dengan penambahan exhaust fan pada cerobong asap mesin penyangrai. Alat dan bahan dalam penelitian ini merujuk pada peralatan produksi yang digunakan untuk membuat mesin penyangrai serta alat ukur untuk mengukur hasil penyangraian yang berupa temperatur, durasi penyangraian, massa biji kopi serta massa bahan bakar sebelum dan sesudah proses penyangraian. Bahan yang digunakan adalah biji kopi robusta (Kadar Air 50%) pasca panen yang belum dikeringkan. Parameter analisis data pada penelitian ini adalah, berat awal dan akhir biji kopi, laju penyangraian, kalor penyangraian, dan efisiensi penyangraian. Hasil pengujian didapat dengan waktu pengeringan 20 menit dan temperatur sebagai variabel terkontrol sebesar 190 °C dan 200 °C, disertai perbandingan hasil penyangraian dengan menggunakan mesin penyangrai sebelum dan sesudah modifikasi exhaust fan. Penurunan kadar air biji kopi paling banyak terjadi pada kondisi penyangraian pada mesin dengan penambahan exhaust fan dengan temperatur 200°C dengan durasi selama 20 menit. Hasil penyangraian paling optimal ditunjukkan dengan kondisi penyangraian dengan menggunakan mesin penyangrai dengan penambahan exhaust fan pada perlakuan temperatur pengeringan sebesar 190 ºC dengan nilai efisiensi sebesar 18,078% dan mampu menyisakan kadar air biji kopi hingga tersisa 11,03% sehingga memenuhi standar kering biji kopi yang ditandai dengan nilai kadar air maksimal 12,5%.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI MESIN PRODUKSI OLAHAN ABON IKAN BANDENG KELOMPOK PKK DESA MBAWI Yuliadi, Yuliadi; Hermanto, Koko; Dery Sofya, Noura; Dzil Ikram, Fadhli; Bahtiar, Syamsul; Anggara, Mietra; Munandar, Imam; Ekastini, Ekastini; Ali Topan, Paris; Aldrin; Suhaimi, Lalu; Hadi, Mukhtar; Nuryadi, Halid; Robbani, Farisan
Jurnal Pengabdian Rekayasa Sistem Vol 2 No 2 (2024): Edisi 4
Publisher : Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jpres.v2i2.4223

Abstract

Pada umumnya abon ikan biasanya diproduksi secara manual dengan proses dibuat dari suwiran dan penirisan minyaknya kurang efisien. Pentingnya teknologi tepat guna tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi makanan olahan ikan bandeng. Program penerapan teknologi tepat guna diharapkan menghasilkan produksi ikan bandeng meningkat dan pendapatan. Metode yang dilakukan adalah pengembangan teknologi produksi olahan ikan bandeng yang dimulai dari mengindentifikasi kebutuhan mitra terkait operasional produksinya, merancang dan membuat mesin, melakukan pengujian terhadap mesin yang dibuat, melakukan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok PKK Desa Mbawi. Hasil kegiatan ini yaitu dapat membantu kreativitas dan inovaasi olahan ikan bandeng menjadi olahan abon secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan kelompok PKK Desa Mbawi.
UJI PROKSIMAT PELLET KAYU LAMTORO (Leucena leucocepalla) LOKAL SUMBAWA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Azis, Abdul; Aldrin; Nanda, Nanang Dwi
Jurnal TAMBORA Vol 9 No 1 (2025): EDISI 24
Publisher : Wakil Rektor 3, Direktorat Riset, Publikasi dan Inovasi, Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/tambora.v9i1.4934

Abstract

The availability of national oil and natural gas fuel reserves shows a downward trend, and is even predicted to run out in the next 9 years for petroleum products and 19.9 years for natural gas. Meanwhile, national demand for oil and gas continues to increase along with population growth. This causes an energy crisis which has an impact on the national economic crisis. So, strategic steps are needed to diversify new and renewable fuel sources originating from community-based managed biomass. On Sumbawa Island, the availability of lamtoro trees is abundant and available throughout the year and has not been utilized, except for goat feed. Lamtoro is an invasive plant species that can disrupt ecosystems, but its functions and economic benefits are rarely explored. Energy from lamtoro wood biomass has a calorific value according to SNI 8021:2014 standards so it is suitable as a substitute for fossil fuels to achieve energy security in the future. The aim of this research is to make wood pellets from an invasive plant species, namely lamtoro, by obtaining data, including proximate test data. This research method is experimental, namely the proximate test. The proximate test consists of testing water content, ash content, volatile matter content, bound carbon and heating value. Proximate testing results for wood pellets based on SNI 8021:2014 Wood Pellets. The results of this research include: maximum calorific value of 4211 cal/g (sample 5), lowest ash content of 0.66 (sample 5), lowest water content of 8.01 (sample 5) lowest volatile matter content of 60.72% (sample 5), the highest bound carbon content was 15.65% (sample 5). From the results of this research, Lamtoro wood pellets have met SNI 8021:2014 standards.
Analisis Kecepatan Udara Panas Dan Kapasitas Pengering Terhadap Kinerja Pada Mesin Pengering Kemiri Model Pembakaran Biomassa Rizki Anjar Kusuma; Mietra Anggara; Fadhli Dzil Ikram; Aldrin
JURNAL FLYWHEEL Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v16i1.10473

Abstract

Salah satu tahapan dalam proses menjadikan kemiri yang siap pakai adalah tahap pengeringan, tahap pengeringan yang masih banyak dilakukan masyarakat adalah pengeringan secara tradisional dan menggunakan sinar matahari, Pengeringan yang baik membutuhkan panas yang merata. Penjemuran langsung di bawah sinar matahari sulit untuk memenuhi kebutuhan, masalah terbesar menggunakan pengeringan matahari adalah perubahan cuaca. Namun dengan perkembangan teknologi, pengeringan alami telah diperbaiki untuk meningkatkan kinerja pengeringan. Selanjutnya dengan berkembangnya teknologi, perkembangan alat pengering berubah dari pengeringan alami menjadi pengeringan paksa atau pengering dengan prinsip fluidisasi. Pada kecepatan udara dan kapasitas pengering dapat dilakukan pengujian Eksperimen untuk mengetahui kinerja pengeringan. Tujuan penelitian ini unuk mengetahui variasi kecepatan udara dan kapasitas terhadap laju pengeringan, kadar air dan efisiensi pengeringan. Pada penelitian terdapat 3 variabel penelitian yang di gunakan, yaitu: a. Variabel bebas – kecepatan udara 1,5 m/s dan kecepatan udara 2 m/s b. Kapasitas – 5 kg – 15 kg – 25 kg Di lihat dari hasil perbandingan nilai dari dua kecepatan udara dan terdapat kecepatan udara 1,5 m/s menghasilkan nilai laju pengeringan terbaik sebesar 1,16 g/menit kecepatan udara 2 m/s sebesar 1,52 g/menit untuk kadar air terendah kecepatan udara 1,5 m/s menghasilkan nilai sebesar 4,24 % pada kapasitas 5 kg sedangkan di kecepatan udara 2 m/s sebesar 1 % dan untuk nilai efisiensi terbaik kecepatan udara 1,5 m/s sebesar 2,71% pada kapasitas 25 kg dan kecepatan udara 2 m/s sebebesar 3,5% maka dapat disimpulkan bahwa laju pengeringan dan penurunan kadar air pada bahan sangat berpengaruh terhadap efisiensi mesin pengering kerupuk semakin banyak bahan yang di keringkan maka efisiensi lebih tinggi dengan bahan bakar yang sama.
PERANCANGAN KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ALIRAN HEAD RENDAH: Studi Kasus Di Desa Manemeng Kecamatan Brang Ene Kabupaten Sumbawa Barat Haizan; Mietra Anggara; Fadhli Dzhil Ikram; Aldrin
Hexagon Vol 6 No 2 (2025): Vol. 6 No. 2 (2025): HEXAGON - Edisi 12
Publisher : Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral - Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/hexagon.v6i2.5072

Abstract

This study designs a water wheel for micro-hydropower generation with low-head flow of the Undershot type. The water wheel is designed with a head height of 0.5 meters, a diameter of 1.10 meters, and 16 blades, producing a planned power of 6.536 kW. The peripheral speed of the wheel is 0.28 meters per second with a rotation speed of 4.05 rpm. The blade receives water at a rate of 1.4 m³/second, generating a fluid force of 840 Newtons. The angular velocity of the wheel is 0.424 rad/second, and the shaft power is 5.556 kW with a shaft diameter of 0.10 meters. The static equivalent load is calculated to be 438.91 Newtons. This water wheel is expected to utilize slow but constant water flow to generate electricity, helping the rice field area in Manemeng village to maximize harvest yields and control pests.