Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, merupakan kawasan pesisir dengan potensi besar untuk konservasi penyu, terutama di Pantai Taman yang menjadi satu-satunya lokasi bertelur penyu di Pacitan. Upaya konservasi yang dilakukan sejak 2012, namun, keberhasilan ini tidak diikuti oleh keberlanjutan partisipasi masyarakat, penguatan ekonomi pelaku konservasi, dan pengelolaan organisasi yang memadai. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan revitalisasi konservasi melalui pembentukan wisata pendidikan berbasis konservasi penyu. Langkah strategis dimulai dengan pembentukan tim khusus yang bertugas mengelola wisata pendidikan, penyusunan program kerja yang terstruktur, pelatihan untuk meningkatkan kapasitas anggota tim dan masyarakat, serta pembangunan wahana edukasi seperti pusat informasi dan museum mini. Wisata pendidikan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya pelestarian penyu, tetapi juga menjadi sumber pendanaan yang berkelanjutan bagi kegiatan konservasi. Program ini berhasil meningkatkan partisipasi anggota hingga 85%, keaktifan kegiatan sebesar 82.5%, dan tingkat kepuasan pengunjung mencapai 77.5%. Meskipun menunjukkan hasil positif, evaluasi program mengidentifikasi perlunya perbaikan dalam keterampilan tim untuk memandu pengunjung secara lebih interaktif, pengadaan alat peraga edukasi, dan peningkatan fasilitas pendukung. Dengan pelatihan lanjutan dan evaluasi berkala, program ini diharapkan dapat menjadi model keberlanjutan konservasi yang mengintegrasikan pelestarian keanekaragaman hayati dengan pengembangan pariwisata berbasis edukasi. Melalui pendekatan ini, Desa Hadiwarno diharapkan tidak hanya menjadi pusat konservasi penyu, tetapi juga destinasi wisata pendidikan yang mendukung kesejahteraan masyarakat lokal dan memperkuat posisi Indonesia dalam pelestarian lingkungan secara global. Revitalization of Turtle Conservation Through Educational Tourism in Hadiwarno Village, Pacitan Abstract Hadiwarno Village, Ngadirojo District, Pacitan Regency, is a coastal area with great potential for turtle conservation, especially in Taman Beach which is the only turtle egg-laying location in Pacitan. Conservation efforts have been carried out since 2012, however, this success has not been followed by sustainable community participation, strengthening the economy of conservation actors, and adequate organizational management. This community service activity was carried out with the aim of revitalizing conservation through the formation of educational tourism based on turtle conservation. The strategic steps began with the formation of a special team tasked with managing educational tourism, preparing a structured work program, training to increase the capacity of team members and the community, and building educational facilities such as information centers and mini museums. This educational tourism not only aims to provide education to the wider community about the importance of turtle conservation, but also becomes a source of sustainable funding for conservation activities. This program succeeded in increasing member participation by 85%, activity activity by 82.5%, and visitor satisfaction levels reaching 77.5%. Although showing positive results, the program evaluation identified the need for improvements in team skills to guide visitors more interactively, procurement of educational props, and improvement of supporting facilities. With continued training and periodic evaluation, this program is expected to become a model for sustainable conservation that integrates biodiversity conservation with educational tourism development. Through this approach, Hadiwarno Village is expected to not only become a center for turtle conservation, but also an educational tourism destination that supports the welfare of local communities and strengthens Indonesia's position in global environmental conservation.