Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Kritis Al-Dakhil dari Jalur Teologi Mu’tazilah, Syi’ah dan Khawarij Andini, Aula; Triastuty, Nabila; Sahputra, Hery
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1270

Abstract

Al-Dakhil adalah istilah untuk ajaran atau pemikiran asing yang masuk ke dalam Islam dan bisa merusak pemahaman yang benar. Artikel ini membahas bagaimana tiga kelompok teologi Islam—Mu’tazilah, Syiah, dan Khawarij—melihat dan menilai hal-hal yang dianggap sebagai al-Dakhil. Setiap kelompok punya cara pandang yang berbeda: Mu’tazilah menggunakan akal dan logika untuk menilai ajaran; Syiah menilai berdasarkan ajaran para imam mereka; sementara Khawarij sangat ketat dan berpegang kuat pada teks agama. Kajian ini menunjukkan bahwa perbedaan cara pandang ini dipengaruhi oleh latar belakang sejarah dan keyakinan masing-masing kelompok. Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana ajaran Islam dipertahankan dari pengaruh luar dan mengapa perbedaan tafsir bisa terjadi.
Pengertian dan Perkembangan Al-Dakhil Fi Al-Tafsir Muhammad Taqwa; Irfhan, Irfhan; Sahputra, Hery; Huzaifah, Ahmad
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 2 (2025): Vol. 5 No. 2 Juni-Desember 2025
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i2.1264

Abstract

Fenomena ad-dakhil fi al-tafsir menjadi salah satu isu krusial dalam kajian tafsir Al-Qur’an, di mana unsur-unsur asing yang tidak sahih masuk ke dalam tafsir, baik melalui riwayat lemah, hadis palsu, maupun interpretasi yang dipengaruhi oleh kepentingan politik, ideologi, dan budaya tertentu. Latar belakang munculnya ad-dakhil berakar dari sejarah panjang dinamika umat Islam, mulai dari interaksi dengan ahli kitab, persaingan antarmazhab, hingga perpecahan politik yang menjadikan tafsir sebagai alat propaganda dan justifikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi literatur, mengkaji sumber-sumber primer dan sekunder yang relevan, termasuk jurnal, buku tafsir, dan karya akademik yang membahas metodologi tafsir dan konsep al-asli wa al-dakhil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ad-dakhil dapat dicegah melalui penerapan metode tafsir yang benar, seperti tafsir bil ma’tsur dan bil ra’yi yang sahih, penguasaan bahasa Arab yang kuat, serta pemahaman kontekstual terhadap asbabun nuzul. Selain itu, pendidikan tafsir yang kritis dan berbasis literasi ilmiah menjadi kunci utama untuk membentengi umat dari penyimpangan tafsir di masa kini dan mendatang.
Dampak Al-Dakhil Fi Al-Tafsir dalam Penafsiran Lubis, Gunawan Ardianta; Rambe, Riza Hamdani; Sagala, Qomariah Nur; Sahputra, Hery
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29671

Abstract

Fenomena al-Dakhil fi al-Tafsir merupakan bentuk penyusupan unsur-unsur asing dalam penafsiran Al-Qur'an yang dapat menyebabkan distorsi makna dan kesalahpahaman terhadap ajaran Islam. Unsur ini masuk melalui berbagai jalur, seperti riwayat Israiliyat, hadis palsu, serta pengaruh filsafat dan teologi tertentu, yang berpotensi mengarahkan tafsir kepada pemahaman yang menyimpang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian literatur terhadap sumber primer dan sekunder, serta analisis isi untuk mengidentifikasi bentuk, penyebab, dan dampak al-Dakhil dalam tafsir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal, seperti pengaruh budaya Yahudi dan Kristen, serta faktor internal, seperti lemahnya metode verifikasi dan fanatisme mazhab, menjadi penyebab utama masuknya al-Dakhil dalam tafsir. Dampaknya meliputi kesalahan pemahaman agama hingga perpecahan di kalangan umat Islam, sehingga diperlukan metode kritik tafsir yang ketat, seperti verifikasi sanad dan matan, serta pendekatan maqashid syariah, guna memastikan penafsiran tetap sesuai dengan prinsip Islam yang benar.
Inovasi Puding Daun Kelor Sebagai Langkah Cegah Stunting Bersama Mahasiswa KKN unit 82 UIN Sumatera Utara Fitriani, Fitriani; Kampina, Emya; Sartika, Faradillah Dwi; Sahputra, Hery
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 5 (2024): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i5.1531

Abstract

Penelitian dari program kerja ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Desa Benteng Jaya, Kecamatan Sei Balai agar memahami pengertian stunting, memahami penyebab stunting, dan pencegahan stunting. Mahasiswa KKN Unit 82 UIN Sumatera Utara membuat inovasi sebagai langkah cegah stunting dengan memanfaatkan daun kelor yang di jadikan olahan puding. Metode yang digunakan dalam penelitian di program kerja ini meliputi penyuluhan yang dilanjutkan dengan pemasangan spanduk dan baleho, screening dan pembagian puding daun kelor dan lain sebagainya. Dari kegiatan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Benteng Jaya sangat antusias menyimak dan memperhatikan materi yang dipaparkan oleh penyuluh.
Critical Study of Al-Dakhil from the Path of Isra’iliyat Siregar, Suci Romadani; Indriyanti, Nur Aulia; Sahputra, Hery
AHKAM Vol 4 No 2 (2025): JUNI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/ahkam.v4i2.6335

Abstract

This study critically examines the phenomenon of al-dakhil within the context of Isra’iliyat narratives that have permeated the traditions of tafsir (Qur’anic exegesis) and hadith. Al-dakhil refers to interpretations lacking valid foundations, including weak (da‘if), fabricated (mawdu‘) reports, erroneous ta’wīl (interpretation), and ideologies inconsistent with core Islamic teachings. These narratives often stem from external sources primarily Jewish and Christian traditions, and are integrated into Islamic discourse, sometimes without critical scrutiny. Employing a qualitative methodology with a hermeneutic approach, this research explores the impact of Isra’iliyat on the development of Qur’anic exegesis and the resulting scholarly debates. The findings reveal that while Isra’iliyat has occasionally been used to supplement understanding of certain Qur’anic verses, its authenticity is frequently questionable, both in terms of sanad (chain of transmission) and matan (content). The study underscores the necessity for mufassirs (exegetes) to exercise discernment when engaging with Isra’iliyat, ensuring that interpretations remain faithful to Islamic principles. By highlighting the risks of uncritical acceptance of external narratives, this research contributes to a deeper understanding of the importance of methodological rigor and doctrinal integrity in Islamic scholarship.
Pemaknaan Nasikh Wal Mansukh dalam Qs. Al-Baqarah Ayat 106 Qs. An-Nahl Ayat 101 Persfektif Al-Munir Karya Wahbah Azzuhaili Dongoran, Bismaini; Sahputra, Hery
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nasakh adalah penghapusan hukum syara’ oleh dalil syara’ yang secara kronologis turun, kemudian ketika antara keduanya ada pesan-pesan yang sekilas nampak bertentangan dan tidak bisa dikompromikan. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana makna nasakb dalam Qs. Al-Baqarah ayat 106 dan bagaimana Pemaknaan nasakh dalam Qs. An-nahl ayat 101. Lalu penulis juga akan membahas tentang bagaimana persfektif Al-munir karya Wahbah Azzuhaili tentang nasakh dalam Qs. Al-Baqarah ayat 106 dan Qs. An-nahl ayat 101. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian Study Pustaka. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah Menurut wahbah Azzuhaili naskh adalah Nasakh boleh terjadi menurut logika akal dan ini adalah ijmak para pemeluk berbagai syariat kecuali kaum Yahudi dan Nasrani. Di samping itu, nasakh benar-benar terjadi menurut bukti-bukti syariat Islam, dan hal ini adalah ijmak kaum muslimin kecuali Abu Muslim al-Ashfahani.
Supporting and Contradicting Views of Thoughts on Isrāʾīliyyāt Irham, Irham; Sitorus, Aulhim; Sahputra, Hery
ALSYS Vol 5 No 4 (2025): JULI
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/alsys.v5i4.6336

Abstract

This study aims to analyze both supporting and opposing scholarly perspectives on the use of Israiliyyat in Qur'anic interpretation. Utilizing a qualitative library research method, the study explores the historical and textual foundations underlying the inclusion of Israiliyyat narratives. Findings indicate that the use of Israiliyyat in tafsir has historical legitimacy, supported by references such as Surah Yûnus verse 94 and several hadiths that permit the narration of stories from the Children of Israel. However, this permissibility is conditional and must be approached with caution. Scholars categorize Israiliyyat into three types: those that align with Islamic teachings, those that contradict them, and those that are neutral. A critical and discerning approach is essential to maintain the authenticity of interpretation and protect the integrity of Islamic faith. When used responsibly, Israiliyyat can enhance the historical depth of interpretation, as seen in the works of classical mufassirs like Ibn Jarir al-Ṭabarī and Ibn Kathīr. Nevertheless, Israiliyyat should not be considered a source of law or creed but rather as supplementary material offering contextual insight. The study concludes that the appropriate use of Israiliyyat requires a balance between intellectual openness and theological vigilance, enabling a nuanced and faithful understanding of its role in Islamic exegesis.