Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Peran Katekis di Era Digital Menurut Perspektif Kaum Muda di Stasi Santo Thomas Moore Setiawati, Veronika Wulan; Tarihoran, Emmeria
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 3 No. 4 (2023): April
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v3i4.1864

Abstract

Para katekis harus memiliki kemampuan dalam dunia teknologi sekarang terlebih dalam komunikasi. Karena dengan kemajuan dunia digital kaum muda akan lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan yang ada dan juga sebagai seorang katekis dapat mengajak mereka dalam menggunakan media sosial dengan baik dan benar. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode tinjauan pustaka melalui buku dan jurnal dengan pendekatan deskriptif dan analitis. Selain itu penulis juga menggunakan metode wawancara secara online yang ditujukan kepada kaum muda di Stasi Santo Thomas Moore kabupaten Lampung Tengah. Media digital memungkinkan orang memanipulasi dan membuat konten tanpa batas tanpa kehilangan kualitas. Di era digital saat ini, firman dapat diberitakan melalui aplikasi tertentu dan dengan cara yang lebih kreatif. Penginjilan dan pengembangan iman dikemas secara menarik dalam bentuk gambar atau animasi yang membuat masyarakat bersemangat mempelajari Injil. Di dunia era digital, para katekis dimampukan untuk menggunakan teknologi terlebih dalam komunikasi agar kaum muda tidak merasa bosan dalam kegiatan gerejawi.
Penerapan Metode Role Playing dalam Kurikulum Pastoral Janssenian: Memperdalam Penghayatan Nilai-Nilai Keagamaan dan Kepedulian Sosial Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v8i2.469

Abstract

Penerapan metode Role Playing dalam Kurikulum Pastoral menjadi fokus utama dalam upaya mendalami pemahaman nilai-nilai keagamaan dan moral pada mahasiswa. Melalui permainan peran, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga merasakan dan menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam situasi simulasi yang nyata. Studi pustaka dari penelitian terkini mendukung konsep bahwa metode Role Playing tidak hanya memperluas pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai keagamaan, tetapi juga membantu dalam pengembangan keterampilan sosial dan emosional, seperti komunikasi, empati, dan kerjasama. Dengan terlibat secara aktif dalam peran yang berbeda-beda, mahasiswa dapat melihat nilai-nilai keagamaan dari berbagai perspektif, memperluas wawasan mereka terhadap perbedaan pandangan, serta meningkatkan pengalaman belajar yang bermakna. Penggunaan metode Role Playing dalam Kurikulum Pastoral bukan hanya tentang pendalaman pemahaman konseptual, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Dengan demikian, penerapan metode ini tidak hanya memperkaya pembelajaran keagamaan, tetapi juga memperkuat fondasi pendidikan pastoral yang holistik dan mendalam untuk membentuk individu yang memiliki integritas moral dan spiritual yang kuat.
Improving the Quality of Children's Faith Formation through Catechesis for First Communion Preparation in the Parish with a Holistic Approach Tarihoran, Emmeria; Firmanto, Antonius Denny; Kurniawan, Alponsus Zeno
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 22 No. 1 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v22i1.1696

Abstract

This study aims to evaluate and improve the quality of children's faith formation through catechesis preparation for First Communion in the Parish. The research method is descriptive quantitative, with data collected using surveys through Google Forms. The study population consists of parents or guardians of children preparing for First Communion, with a sample of 23 respondents. Data analysis uses descriptive statistics. The findings indicate that catechesis activities and children's experiences preparing for First Communion significantly impact the quality of children's faith formation. Most respondents reported positive experiences and perceived improvements in their children's understanding and practice of the Catholic faith. However, factors inhibiting optimal faith formation were also identified, particularly the need for increased parental involvement. The study recommends encouraging parental participation, providing necessary resources and guidance for active engagement in children's religious education. To enhance children's faith formation, collaboration between parents, churches, and catechists is recommended, along with establishing effective communication channels between these stakeholders.  
PARTISIPASI UMAT KATOLIK DALAM KEGIATAN PENDALAMAN IMAN DI LINGKUNGAN – LINGKUNGAN PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA KEUSKUPAN MALANG Sukendar, Yohanes; X, Intansakti Pius; Tarihoran, Emmeria; Kurniantono, ME Kakok; Sabinus, Irminus
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.5

Abstract

Para Peneliti bertolak dari kenyataan bahwa doa lebih disukai daripada pendalaman iman. Pada hal tugas Gereja yang utama adalah mewartakan. Menurut teori sosiologi Emile Durheim ada hubungan antara keterlibatan seseorang dengan pastisipasi. Untuk itu mau dicoba menemukan data tentang hubungan antara partisipasi umat Katolik dalam Pendalaman Iman di lingkungan dengan integrasinya dalam lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara partisipasi umat dalam pendalaman iman dengan integrasinya dalam lingkungan, maksudnya semakin umat berintegrasi semakin tinggi partisipasinya dalam pendalaman iman.
PENDIDIKAN IMAN DALAM KELUARGA KATOLIK DI DEKENAT KOTA MALANG Paska, Paskalis Edwin Nyoman; Kawi, Kasymirus; Tarihoran, Emmeria; Jumilah, Bernadeta Sri; Batlyol, Sr. Antonela; Darianto, Darianto
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.8

Abstract

Bobroknya sebuah masyarakat kemungkinan besar terjadi terutama karena bobroknya keluarga. Sebab, keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah masyarakat, namun memiliki posisi yang sangat vital dan sentral. Keadaan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan masyarakat. Keluarga merupakan“sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat” (AA,11). Sebagai salah satu sel penting, keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keadaan masyarakat yang ada sekarang ini. Keluarga adalah inti kehidupan sosial manusia dan disitulah penanaman nilai dan karakter individu dimulai dan dikembangkan. Permasalahannya adalah: Apakah orangtua Katolik memahami dan menyadari tugasnya sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Apa saja yang dilakukan orangtua dalam memberikan pendidikan iman kepada anak-anaknya? Tujuan yang ingin dicapai adalah: Memperoleh gambaran tentang kesadaran dan pemahaman orangtua tentang pendidikan iman anak dalam keluarga. Mengetahui apa saja yang dilakukan orangtua dalam memberikan pendidikan iman kepada anak-anaknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menunjukkan orangtua menyadari peran penting dan kewajibannya sebagai pendidik. Mereka sadar akan tanggungjawabnya itu, namun dalam kenyataannya mereka kurang mampu mewujudnyatakannya, entah karena keterbatasan waktu, ataupun karena mereka sendiri tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan pendidikan iman.
PERUBAHAN-PERUBAHAN POKOK-POKOK KATEKESE DALAM RANGKA KARYA KATEKESE X, Intansakti Pius; Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.12

Abstract

Perkembangan katekese mengikuti perkembangan paham mengenai Gereja. Konsili Vatikan II, yg dikenal juga dengan konsili eklesiologi, karena membicarakan tentang pandangan dan sikap Gereja. Hal ini tentu membawa perubahan dalam bidang katekese. Ada 3 hal yang pokok dalam katekese yakni pusat katekese, tujuan dan hakekat katekese. Pusat katekese adalah Yesus Kristus yg dilihat secara keseluruhan, yakni ke Allahan dan kemanusiaan,t ujuan katekese yakni menghantar menuju penghayatan iman yang dewasa dan personal, serta hakekatanya yang adalah komunikasi iman,bukan hanya pengajaran iman.
MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN AGAMA KATOLIK Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh Globalisasi tidak dapat dihindari oleh siapapun karena telah memasuki seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Era globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan. Secara khusus, pada bidang pendidikan sangat terasa pengaruhnya dalam proses menyesuaikan pengajaran yang menuntut penggunaan teknologi. Pendayagunaan teknologi sangat dirasakan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam evaluasi. Hal ini sangat terlihat dalam kerangka kurikulum pendidikan tahun 2013, seorang guru dituntut untuk mampu menyesuaikan pengajarannya berdasarkan situasi dan perkembangan zaman.Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 perlu didukung oleh guru yang profesional. Guru yang merupakan garda terdepan dan ujung tombak implementasi kurikulum dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tugas profesinya.Salah satu masalah yang dihadapi oleh guru pada umumnya adalah mengubah mindset tentang proses pembelajaran yang berpusat pada guru bergeser menjadi berpusat dan berorientasi pada siswa. Secara khusus dalam hal ini penulis ingin mengangkat persoalan tentang peran media dan teknologi dalam pembelajaran khususnya dalam pengajaran agama katolik dalam rangka memaksimalkan dan mengefektifkan pembelajaran dalam menwujudkan empat (4) pilar pendidikan yakni Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan), Learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat).
PROFESI GURU DALAM TANTANGAN, HARAPAN DAN KENYATAAN Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mewujudkan amanat UU tersebut, Lembaga, pendidikan yang mempersiapkan calon guru profesional memiliki peran yang sangat penting. Membaiknya tingkat kesejahteraan guru dengan sejumlah tunjangan memicu minat para lulusan SMA/sederajat menempuh program studi ilmu keguruan pendidikan. Program studi keguruan dan ilmu pendidikan menjadi alternatif pilihan bagi anak bangsa dalam menghadapi tantangan akan peluang karena untuk memilih program studi lainnya yang masih relatif mahal dan terbatas. Hal itu mendongkrak jumlah lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) atau lembaga pendidikan calon guru tanpa diikuti dengan pengendalian mutu. (Kompas 12 Maret 2018) Oleh karena itu, profesi Guru mengakibatkan problematika yang rumit karena disatu sisi memberi harapan, dan disisi lain memberi tantangan, namun kenyataan Mutu LPTK yang dangkal berdampak bagi masa depan lulusannya yakni masa depan anak-anak bangsa. Upaya peningkatan sumber daya manusia kemudian menjadi wacana yang mendesak untuk direalisasikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, menjadi tantangan bagi kehidupan masa depan sekaligus ancaman bagi seluruh bangsa yang belum siap menghadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut berkaitan dengan sumber daya manusia yang akan membuat dan mengelola serta menerapkannya. Guna meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan memiliki peran dan tugas yang sangat strategis. Pendidikan adalah penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa. Melalui pendidikan manusia akan belajar memahami hidup dan mampu merencanakan hidupnya di masa yang akan datang dengan matang. Oleh karena itu negara kita juga semestinya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan mampu bersaing dengan suamber daya manusia di negara-negara lain. Dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia, guru yang profesional mempunyai peranan yang sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan, karena hampir semua usaha pembaharuan di bidang pendidikan bergantung pada guru. Hingga saat ini, masih banyak masalah dan kendala yang berkaitan dengan guru. Berbagai pembaharuan pendidikan telah banyak dilakukan antara lain melalui perbaikan sarana, peraturan, kurikulum dan sebagainya. Namun masih masih ada kendala yang berkaitan dengan kondisi guru yakni yang menyangkut aspek kualitas dan aspek kuantitas. (Daryanto, 2017, 21)
GURU DALAM PENGAJARAN ABAD 21 Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengajar di kelas adalah pekerjaan utama seorang guru. Mungkin untuk sebagian orang memandang bahwa perkerjaan ini adalah pekerjaan yang mudah dan ringan. Namun dalam kenyataan pekerjaan mengajar di kelas bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, melainkan pekerjaan yang sangat berat. Selain berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran, guru juga diharapkan menjadi manajer, psikolog, konselor, motivator, fasilitator, juga evaluator masih banyak lagi peran guru yang diharapkan bahkan dituntut dari profesinya tersebut. Guru pada saat ini menghadapi tantangan jauh lebih kompleks bila dibandingkan dengan era sebelumnya. Guru menghadapi peserta didik yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standar proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi (Darling, 2006). Tantangan dalam pembelajaran abad 21 dan perubahan kurikulum 2013 menuntut kemampuan pedagogis guru sebagai pengajar untuk lebih mampu mendesain pembelajaran yang lebih efektif dan innovatif. Perkembangan media teknologi informasi menjadi salah satu landasan pokok dalam perkembangan pembelajaran abad 21. (Karim, 2017) Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006). Untuk itu guna untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik di zaman informasi ini menuntut guru untuk memiliki keterampilan teknologi yang dibutuhkan agar dapat memanfaatkan kekuatan komputer dan teknologi yang terkait dengannya untuk pengajaran yang efektif.
Integrasi Nilai Kristiani dalam Pendidikan Kewirausahaan: Membentuk Karakter Wirausahawan Ariandy, Vincentius; ., Mario; Tarihoran, Emmeria
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v9i1.314

Abstract

Pada era digital ini segala bidang yang ada di dunia mulai berkembang dan teknologi yang ada memperngaruhi hidup manusia, begitu juga dalam bidang keagamaan. Pada sharing regio jawa keuskupan malang dalam PKKI ke 12 menemukan bahwa orang muda katolik harus mulai ikut andil dalam tugas pewartaan di era digital. Gereja ingin agar Orang Muda Katolik di ajak untuk terlibat dalam pewartaan dalam media digital. Dalam dokumen Internet: A New Forum for Proclaming the Gospel oleh Yohanes Paulus II menyampaikan bahwa gereja harus mulai berani menyebrangi lautan dalam era digital, artinya gereja harus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman demi keselamatan semua umatnya. Sebagai calon katekis dan masa depan gereja mahasiswa STP- IPI Malang tentunya memerlukan keterlibatan itu. Penelitian awal yang telah dilakukan terlihat bahwa lebih dari 90% mahasiswa STP- IPI Malang memiliki media sosial Instagram. Maka penulis mengangkat tema pengaruh media sosial Instagram terhadap keterlibatan Mahasiswa IPI Malang Prodi PKK dalam pewartaan. penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengolahan data 60 responden menggunakan analisi Regresi.