Meningkatnya antusiasme Generasi Z terhadap konser K-Pop di Jakarta menggambarkan persimpangan dinamis antara budaya anak muda, konektivitas digital, dan tren hiburan global. K-Pop, sebagai komponen utama Gelombang Korea, telah memengaruhi anak muda Indonesia secara signifikan, menjadikan kehadiran konser tidak hanya sebagai bentuk hiburan tetapi juga cerminan identitas, koneksi emosional, dan interaksi sosial. Meskipun konsumsi konten virtual sudah umum, banyak yang masih lebih menyukai pengalaman konser tatap muka. Namun, faktor-faktor spesifik yang memengaruhi keputusan Generasi Z untuk menghadiri acara tersebut masih kurang dieksplorasi. Studi ini mengkaji pengaruh empat variabel terhadap minat Generasi Z untuk menghadiri konser K-Pop di Jakarta. Dengan menggunakan pendekatan asosiatif kuantitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui kuesioner daring dari 75 responden yang pernah menghadiri konser K-Pop. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda melalui SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel secara signifikan memengaruhi minat menghadiri konser. Media sosial muncul sebagai faktor yang paling berpengaruh, terutama dalam menciptakan sensasi dan FOMO. Sebaliknya, keterikatan emosional dan kualitas produksi, meskipun signifikan, memiliki efek negatif, menunjukkan preferensi terhadap interaksi digital atau keterbatasan finansial. Keterlibatan komunitas penggemar secara positif memengaruhi jumlah penonton melalui ikatan sosial dan pengalaman bersama. Model regresi menjelaskan 83,2% varian minat, menawarkan wawasan bagi promotor konser dan industri hiburan dalam merancang strategi yang berfokus pada anak muda.