Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN OBJEK WISATA SITU RAWA BINONG DENGAN KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGI DI DESA HEGARMUKTI Astuti, Retno Fitri; Maherni Putri, Isria Miharti; Jaka Bahrunaya Marbun
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil - Juni 2022
Publisher : Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

West Java Province is one of the provinces in Indonesia that has a very interesting nature tourism destination and has a beautiful nature. There is one area in Bekasi Regency that has a tourist spot that still maintains its natural beauty, which is Situ Rawa Binong. The location of Situ Rawa Binong itself is in the middle of busy industrial factories and various other types of activities such as students studying, and in every corner there are many people doing business for a living. Despite being in a position where there are so many activities, Situ Rawa Binong still maintains its natural beauty, and has a range of cultural activities, sports facilities, and is a gathering place for the community or family, who want to relax from the busyness of the activities that have been carried out. However, despite being close to busy activity facilities, Rawa Binong seems to be deserted by visitors year after year. Over time, cultural activities are often held every year, and fewer and fewer people want to attend and miss these events. In response to this, the design concept was designed to make the Paya Binong site busy with visitors. And continue to preserve nature and cultural activities. The author conducted a study and made considerations with various other tourist attractions and came up with a concept, a design study to make Situ Rawa Binong managed as a proper tourist attraction and not lose the existence of culture and natural beauty with the concept of Ecological Architecture that will create a a beautiful tourist attraction that still maintains the natural beauty of Rawa Binong. Abstrak Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tempat destinasi wisata alam yang sangat menarik serta memiliki alam yang masih asri. Ada salah satu daerah tepatnya di Kabupaten Bekasi yang memiliki tempat wisata yang masih terjaga keasrian alamnya yaitu Situ Rawa Binong. Letak Posisi Situ Rawa Binong sendiri berada di pusat keramaian pabrik-pabrik industri dan banyak macam kegiatan lainnya seperti para pelajar dan mahasiswa yang belajar, sampai ke setiap sudut keramaian banyak orang yang berdagang untuk keberlangsungan hidup. Walaupun berada di posisi yang begitu ramai kegiatan aktivitas Situ Rawa Binong masih terjaga akan keasrian alamnya, dan memiliki serangkaian aktivitas budaya, sarana olahraga, dan sampai menjadi tempat berkumpulnya komunitas atau para keluarga, yang ingin bersantai dari kepadatan aktivitas yang telah dilakukan. Namun walaupun dekatnya dengan sarana aktivitas yang padat, situ Rawa Binong tahun ketahun terlihat sepi dari pengunjung yang berwisata, setelah melakukan penelitian dan observasi, terlihatnya suasana yang sepi di karena kurangnya sarana prasarana yang memadai. Dari seiringnya zaman kegiatan kebudayaan yang sering dilaksanakan tiap tahunnya sudah semakin sedikit orang yang mau menghadiri dan mengkitu acara tersebut. Dalam menanggapi hal ini konsep desain perancangan yang bisa membuat situ rawa binong menjadi ramai pengunjung. Serta tetap menjaga kelestarian alam dan kegiatan aktivitas budaya. Penulis melakukan penelitian dan membuat pertimbangan dengan berbagai tempat wisata lainnya dan muncullah konsep ide, studi desain untuk membuat Situ rawa binong terkelola sebagai tempat wisata semestinya dan tidak hilang eksistensi dari budaya dan keasrian alam penulis akan mengangkat konsep Arsitektur Ekologi dimana nantinya akan tercipta tempat wisata yang indah dan tetap terjaga keasrian alam sekitar di sekitar situ Rawa Binong.
The Concept of Behavioral Architecture in Redesign of Budi Mulia 3 Tresna Werdha Sosial Institution Jakarta Astuti, Retno Fitri; Putri, Isria Miharti Maherni; Andriana, Sella Tri; Prasetyo, Sutrisno Aji; Hetyorini, Hetyorini
Proceeding International Pelita Bangsa Vol. 1 No. 01 (2023): September 2023
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Getting old is a natural process that happens to everyone. Elderly are individuals aged over 60 years who have decreased biological, psychological, social and economic functions. The important thing in designing housing for the elderly is comfort and safety for the elderly in terms of architecture. The study of behavioral architecture in residential design for the elderly is an alternative approach to creating comfortable and safe housing. This is because the elderly need more detailed and in-depth observations of their behavior which will later be implemented into building designs, both physical and non-physical, because a comfortable environment will have a positive psychological impact on the occupants. The Budi Mulia 3 Tresna Werdha Social institution in South Jakarta has inadequate buildings such as: small land and buildings, adequate courtyards without a healthy garden for the elderly, inadequate space in the guest house, materials that are hazardous to the elderly, such as the use of glass on the windows of the house which has started to break down, an inadequate kitchen, dirty rooms and a multipurpose room which has been used as a warehouse because it is not feasible. Because of these existing conditions, a redesign of the orphanage is needed to meet the need for comfort and safety for the elderly living in the social institution. The method used in this design includes evaluating the existing conditions by observing the physical and non-physical conditions in the orphanage, including collecting data on the residents of the orphanage including their characteristics and behavior, as well as collecting data on facilities and infrastructure that do not meet the standards and needs of the elderly. The evaluation continued with the re-planning of the building with an emphasis on the behavior of the elderly, then the building was redesigned. With this redesign, it is hoped that the residents of the Budi Mulia 3 Tresna Werdha Social Institution will have a residence that prioritizes comfort and safety based on the behavior of the elderly living in it.
Redesain Pasar Tradisional dan Terminal Tipe B Kec. Banjarsari Kab. Ciamis dengan Pendekatan Arsitektur Transprograming Astuti, Retno Fitri; Maherni Putri, Isria Miharti; Annur Mulyawan, Alfiansyah
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki beragam Kebutuhan mulai dari sandang, pangan dan papan,kebutuhan utama manusia akan hal-hal tersebut tentunya tidak lepas dari sebuah media penyedia baik itu kebutuhan sehari-hari yang sifatnya primer maupun kebutuhan hidup lainya. Kebutuhan manusia yang beragam maka perlu adanya centralisasi untuk menunjang hal tersebut salah satunya adaalah pengadaan sebuah media penyedia yang akrab kita sebut dengan pasar, adapun peran pasar dalam tatanan sosial dan ekonomi masyarakat sangatlah penting mengingat di situlah terjadi dua kegiatan yang saling menguntungkan yaitu jual beli. Ada dua jenis pasar yang ada di Indonesia yaitu pasar yang bersifat tradisional dan juga pasar yang bersifat modern, pada hal ini yang akan dibahas berfokus pada pasar tradisional yang masih menjadi primadona di kalangan masyarakat karena harganya yang terjangkau dibandingkan dengan pasar modern, masih tingginya angka pengunjung di pasar tradisional menimbulkan banyak permasalahan diantaranya kepadatan jumlah pengunjung pada pasar, tingkat kenyamanan yang kurang diperhatikan terutama dalam segi fasilitas dan sirkulasi, dan yang tak kalah membuat pengunjung pasar tradisional kerap di buat resah adalah kriminalitas yang masih banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional, demi meningkatkan kualitas ekonomi para pelaku usaha di pasar tradisional perlu adanya beberapa upaya salah satunya adalah meredesain pasar tradisional sehingga menjadi nyaman dan layak untuk di sambangi. Selain Kebutuhan pokok banyak dari kita yang masih memanfaatkan moda transportasi darat seperti bus dan atau angkutan umum lainya, pemusatan kegiatan transportasi sangat diperlukan. Sesuai dengan RTRW Kab. Ciamis tahun 2011 – 2031 yang diamanahkan dalam perwujudan struktur ruang PKL Banjarsari salah satunya adalah tentang penataan terminal penumpang tipe B yang dimana lokasi dari terminal tipe B di Kecamatan Banjarsari berada satu lokasi dengan pasar tradisional Banjarsari. Mengingat dua kegiatan tersebut memiliki tingkat intensitas yang terbilang padat pada masing-masih sektor maka sangat diperlukan penataan yang mengedepankan fleksibilitas yang menuntut keselarasan pada mobilitas di lokasi tersebut.
Penerapan Konsep Metafora dalam Perancangan Wisata Taman Kuliner di Kabupaten Karawang Astuti, Retno Fitri; Miarsono, Harry; Nursyaningrum, Destianti
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wisata kuliner di Karawang merupakan pusat kuliner yang dapat mewadahi kegiatan kuliner dengan menyediakan fasilitas pendukung kegiatan wisata kuliner dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kawasan wisata kuliner ini bisa menjadi ikon Karawang karena dirancang berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki Karawang itu sendiri. Pendekatan arsitektur metaforis pada perancangan bangunan wisata kuliner di Karawang menggunakan metafora intangible atau metafora abstrak. Bentuk dasar massa bangunan yang hanya terlihat kotak-kotak dan terdapat banyak gazebo di bagian luarnya menjadi ciri kearifan lokal yang ada di tanah Pasundan, Karawang ini. Penerapan arsitektur metafora intangible dapat diterapkan pada fungsi massa ruang yang saling mempersatukan antara pengunjung, pelaku usaha/UKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) sehingga dapat tercipta gotong royong satu sama lain dalam rangka membangun sebuah ekosistem. suasana tanpa hambatan untuk bersatu menggerakkan pusat kuliner menjadi tempat kesinambungan perekonomian yang cerah bagi Karawang.
KONTRIBUSI FASAD PADA BANGUNAN KANTOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBISINGAN RUANG KERJA STUDI KASUS: KANTOR DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KECAMATAN KEBAYORAN LAMA Fitriani, Fitriani; Astuti, Retno Fitri; Prasetyo, Sutrisno Aji; Pradini, Purnama Sakhrial
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2024.v14i3.007

Abstract

Fasad merupakan elemen utama dari sebuah karya arsitektur, berperan penting dalam kenyamanan akustik, terutama dalam mengurangi kebisingan eksternal. Di lingkungan perkotaan yang padat, seperti Jakarta, kebisingan eksternal dari lalu lintas menjadi tantangan bagi Arsitek dalam membuat desain bangunan, terlebih bangunan yang terletak di jalan utama, seperti Kantor Direktorat Jenderal Bina Marga di Kebayoran Lama, memiliki kebisingan yang jauh melebihi batas yang direkomendasikan oleh Standar Nasional Indonesia. Kebisingan yang tinggi tidak hanya mengurangi kenyamanan akustik, tetapi juga berdampak negatif pada produktivitas pekerja. Oleh karena itu, fasad bangunan menjadi kunci penting dalam mereduksi kebisingan, melalui pemilihan material, desain dan pengaturan rasio solid-void yang tepat. Penelitian ini mengevaluasi kontribusi fasad dalam mereduksi kebisingan eksternal serta perannya dalam menciptakan kenyamanan akustik di ruang kerja, dengan pendekatan kuantitatif yang berfokus pada pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai kemampuan fasad dalam mereduksi kebisingan eksternal. Hasil menunjukkan bahwa material fasad, rasio solid-void dan elemen desain lainnya mempengaruhi tingkat kebisingan yang masuk ke dalam bangunan. Beberapa ruang seperti lobby, yang memiliki fasad kaca, menunjukkan tingkat kebisingan yang lebih tinggi dibandingkan ruang lain dengan dinding solid finish cat.
Perancangan Sistem E-Parking Berbasis Arduino dengan Kartu RFID Herdiansyah, Muhammad Ferdi; Danny, Muhtajuddin; Astuti, Retno Fitri
Journal of Information System Research (JOSH) Vol 6 No 2 (2025): Januari 2025
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/josh.v6i2.6467

Abstract

Security and efficiency of parking management are crucial aspects in the operations of companies and educational institutions. At Pelita Bangsa University, the conventional parking system still uses manual methods and paper-based tickets, which is inefficient and potentially creates security issues. In addition, the lack of integration between the parking system and vehicle identification increases the risk of theft. This research aims to design an RFID-based parking system that can be accessed using a Student Identity Card. The system uses RFID at low frequencies to ensure the security and accuracy of vehicle identification. The results show that the RFID system is able to efficiently replace conventional methods, reduce paper usage, and increase parking access speed. The system is also integrated with the student database, enabling better access control and automatic recording of vehicles. The implementation of the system in Pelita Bangsa University's parking area not only improves security but also user experience, with a faster payment process and structured vehicle data management. Hopefully, this system can be an innovative solution that can be applied in various institutions to face the challenges of parking security and efficiency in the digital age.
Perancangan Ekowisata Kuliner Bambu Kuning Desa Pasir Sari Kabupaten Bekasi Astuti, Retno Fitri; Miarsono, Harry; Riandani, Andini Putri; Aziz, Zulfika Ahmad
Lentera Pengabdian Vol. 1 No. 04 (2023): Oktober 2023
Publisher : Lentera Ilmu Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59422/lp.v1i04.142

Abstract

Keberlanjutan kegiatan dalam sebuah kawasan tidak terlepas dari dukungan kegiatan-kegiatan yang lain. Kawasan Industri tidak bisa berkembang sendiri tanpa dukungan dari zona-zona penyangga seperti zona pendidikan, komersial, kesehatan, wisata, dan sosial budaya. Cikarang sebagai kawasan industri memerlukan zona penyangga salah satunya adalah zona wisata. Di Kampung Poncol Pasirsari Cikarang selatan terdapat lahan yang potensial dikembangkan untuk kegiatan wisata terutama kuliner, karena lokasinya yang dikelilingi perusahaan industri dimana karyawannya membutuhkan lokasi untuk makan dan refreshing sejenak dari rutinitas kegiatan industri. Lahan yang tersedia di kampung Poncol ini akan dikembangkan sesuai potensinya menjadi kawasan wisata kuliner yang mengedepankan konsep Ekologi yang di kaitkan dengan arsitektur. Karena itulah muncul ide perancangan kawasan Ekowisata Kuliner di kampung Poncol desa Pasirsari Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi ini.
Evaluasi Soundscape pada Taman Lalu Lintas sebagai Ruang Terbuka Edukatif dan Rekreatif Berkelanjutan Fitriani, Fitriani; Astuti, Retno Fitri; Prasetyo, Sutrisno Aji; Herol, Herol
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Juni 2025
Publisher : Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/jts.v6i1.6235

Abstract

The rapid population growth in the Greater Jakarta (Jabodetabek) region, including Bekasi, has increased traffic intensity and reduced the acoustic quality of public spaces. The Traffic Park in Kabupaten Bekasi serves a dual function as both an educational facility for children's traffic safety and a family recreational area. This study aims to evaluate the park’s soundscape quality using a mixed quantitative and qualitative approach. Sound Pressure Level (SPL) measurements were conducted with a Sound Level Meter at eight strategic points. In addition, sound recordings and open-ended interviews with 70 respondents were used to assess visitor perceptions. SPL data were compared to the Indonesian environmental noise standard (Kep-48/MENLH/11/1996), while perception data were analyzed descriptively. Results indicate that noise levels at the main entrance and roadside areas reach 72–78 dBA, exceeding the 55 dBA threshold. Anthropogenic sounds dominate the acoustic environment, whereas natural sounds (biophony and geophony) are only audible in the densely vegetated zones during morning hours. Most respondents (68%) perceive the roadside area as noisy, while 74% feel comfortable in the vegetated zones. Recommendations include adding noise-buffering vegetation, introducing water features, reorganizing activity zoning, and limiting the use of loudspeakers at kiosks. The soundscape approach is proven to provide a scientific basis for enhancing auditory comfort while strengthening the park’s educational function.
Implementasi Building Information Modelling (BIM) Dalam Estimasi Volume Pekerjaan Struktur Jembatan (Studi Kasus : Jembatan Tipe Truss A-80, Kimi, Kabupaten Nabire) Richyanto, Dodik; Putra, Alfandias Seysna; Astuti, Retno Fitri
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Juni 2025
Publisher : Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37366/jts.v6i1.6345

Abstract

Perkembangan teknologi di bidang konstruksi telah mendorong penggunaan metode digital dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, salah satunya melalui Building Information Modelling (BIM). Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan BIM dengan menggunakan perangkat lunak Tekla Structures dalam proses estimasi volume pekerjaan struktur baja pada Proyek Pembangunan Jembatan Kimi di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah dengan type jembatan TRUSS A-80M. Metodologi yang digunakan meliputi pengumpulan data lapangan, gambar teknis, dan spesifikasi material, yang kemudian dimodelkan secara digital dalam lingkungan BIM menggunakan Tekla Structures. Pemilihan metode ini dilatar belakangi karena sering terjadinya kesalahan dalam proses perhitungan yang dilakukan secara manual dalam menghitung volume struktur tersebut. Pada penelitian kali ini jika kita bandingkan dengan tonase yang di tetapkan oleh data PU 282.370 Kg Sedangkan Volume Jembatan setelah di gambar melalui Tekla structure yaitu 224.859,84 Kg. Dalam perbandingan antara kedua volume tersebut ialah 57.510,16 Kg atau 57,510 Ton. Jadi hasil perbandingan volume perhitungan manual dengan menggunakan Tekla sebesar 20,36%.
Struktur Bangunan pada Rumah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Herol, Herol; Putri, Isria Miharti Maherni; Astuti, Retno Fitri
CIVED Vol. 10 No. 1 (2023): March 2023
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v10i1.360

Abstract

Rumah adalah kebutuhan primer untuk manusia. Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 2011 menyatakan negara bertanggung jawab melindungi segenap Indonesia dengan penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemungkiman supaya masyarakat mampu bertempat tinggal yang layak dan terjangkau dalam lingkungan yang aman, sehat, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikenal dengan program bedah rumah dari pemerintah dengan target mengurangi rumah yang tidak layak huni. Rumah tinggal dikatakan layak yang paling utama adalah kekuatan bangunan. Penelitian dilakukan Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan penerima bantuan tahun 2022. Metode Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Penerapan struktur pada rumah penerima bantuan program BSPS di Nagari Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan telah memenuhi sesuai petunjuk berdasarkan buku Teddy Boen 2010. Dimensi tulangan utama berdiameter 10 mm, sengkang berdiameter 8 mm dengan jarak maksimum 150 mm. sambungan tulangan kolom-balok dan kolom sloof dilebihkan 40D dan bengkokan 90 derajat dan untuk perkuatan dinding pasang jangkar sepanjang 40D dengan diameter tulangan 10 mm dan perbandingan campuran beton yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.