Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia telah mendorong transformasi di berbagai sektor, termasuk kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2022, seluruh fasilitas kesehatan diwajibkan menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME). Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, pelatihan sumber daya manusia, dan penerimaan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap RME di klinik pratama menggunakan kerangka Technology Acceptance Model (TAM), dengan fokus pada pengaruh Kondisi yang Memfasilitasi (KM) terhadap Persepsi Kemanfaatan (PK) dan Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP). Selain itu, penelitian ini juga menganalisis pengaruh Persepsi Kemanfaatan terhadap Sikap Menggunakan (SM), serta dampaknya terhadap niat untuk menggunakan RME. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui kuesioner menggunakan teknik total sampling terhadap 26 pengguna RME di Klinik UB. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif, uji regresi linier, dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap menggunakan RME memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaannya. Sikap ini dipengaruhi oleh persepsi kemanfaatan, tetapi tidak oleh persepsi kemudahan penggunaan. Selain itu, kondisi yang memfasilitasi memengaruhi persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan, namun pengaruh sosial tidak menunjukkan dampak signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan strategi implementasi RME di klinik pratama. Dukungan infrastruktur dan pelatihan yang berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan penerimaan dan efektivitas penggunaan RME, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan.   Abstract The development of Information and Communication Technology (ICT) in Indonesia has driven transformation across various sectors, including healthcare. In accordance with the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 24 of 2022, all healthcare facilities are required to implement Electronic Medical Records (EMR). However, the implementation of EMR continues to face challenges, such as limited infrastructure, lack of human resource training, and user acceptance. This study aims to analyze the factors influencing user acceptance of EMR in primary clinics using the Technology Acceptance Model (TAM) framework. The study focuses on the impact of Facilitating Conditions (FC) on Perceived Usefulness (PU) and Perceived Ease of Use (PEOU), as well as the effect of PU on Attitude Toward Use (ATU) and its subsequent influence on the intention to use EMR. This research employs a descriptive quantitative approach. Data were collected using questionnaires through a total sampling technique involving 26 EMR users at Klinik UB. Data analysis was conducted using descriptive statistics, linear regression, and coefficient of determination tests. The results reveal that ATU significantly influences EMR usage, with ATU being affected by PU but not by PEOU. Additionally, FC significantly impacts both PU and PEOU, while Social Influence (SI) does not show significant effects. This study contributes to the development of EMR implementation strategies in primary clinics by emphasizing the importance of adequate infrastructure and continuous training to enhance EMR acceptance and usage effectiveness, ultimately improving the efficiency and quality of healthcare services.