Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan Kadar Glukosa dan Tekanan Darah dengan Kejadian Ulkus Diabetikum pada Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Tiuh Tohou Menggala Wahyudi, Dian Arif; Susanto, Giri; Stiexs, Anggie; Wahyudi, Muhamad Tri; Sadhana, Wisnu
Health Research Journal of Indonesia Vol 1 No 6 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v1i6.228

Abstract

Pendahuluan: Pasien DM Tipe 2 memiliki resiko tinggi terjadinya komplikasi salah satu yang paling sering terjadi adalah ulkus diabetikum. Faktor yang mempengaruhi komplikasi tersebut adalah kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dan peningkatan tekanan darah. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar glukosa dan tekanan darah dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien dm tipe 2 di puskesmas Tiuh Tohou menggala. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik dan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 bulan Februari tahun 2023 dengan jumlah 38 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 29 (76,3%) responden mengalami hiperglikemik dan 18 (52,6%) responden mengalami hipertensi serta 16 (42,1%) responden terdapat luka . Hasil uji chi square didapatkan p value 0,052 > 0,05 dan p- value 0,000 < 0,005 artinya tidak ada hubungan kadar glukosa darah dan terdapat hubungan tekanan darah dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien DM Tipe 2 di   Puskesmas Tiuh Tohou tahun 2023. Simpulan: pasien DM Tipe 2 dan ulkus diabetikum untuk dapat mengontrol kadar gula darah dibawah 200 mg/dl dan tekanan darah.
Pengaruh Pemberian Bermain Terapeutik Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Anak Prasekolah di TK ABA Among Putro II, Bantul, Yogyakarta Sadhana, Wisnu; Hanifah, Ruri Isnaini
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 4 (2024): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i4.379

Abstract

Latar belakang: Kepercayaan diri bagi anak usia prasekolah merupakan salah satu aspek kepribadian yang harus dikembangkan dengan berbagai macam cara salah satunya melalui bermain terapeutik pada usia 3 – 6 tahun. Jika salah dalam mengembangkannya, maka akan berdampak negatif terhadap fase perkembangan yang selanjutnya yaitu fase usia sekolah, usia remaja hingga dewasa. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian bermain terapeutik terhadap tingkat kepercayaan diri anak usia prasekolah TK ABA Among Putro II Ngestiharjo Kasihan Bantul Metode : pra-eksperiment adalah metode yang digunakan dengan pendekatan waktu cross-sectional, dengan responden berjumlah 29 orang, instrumen dan metode pengumpulan data menggunakan alat permainan dan lembar observasi, dan analisa datanya menggunakan rumus Uji Paired T-test. Hasil penelitian: Dari hasil uji Paired T-Test diperoleh signifikansi (p) 0,000 atau p<0,05 dan t sebesar 12,862 atau t hitung > t tabel (df=28 t tabel = 2,048). Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat kepercayaan diri anak sebelum dan sesudah pemberian bermain terapeutik. Kesimpulan: Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian bermain terapeutik terhadap tingkat kepercayaan diri anak usia prasekolah di TK ABA Among Putro II, Bantul Yogyakarta.
Penyuluhan terkait Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier Diabetes Melitus Wahyudi, Dian Arif; Ulfa, Hana Zumaedza; Nur, Sulistia; Mesya, Mesya; Muhka, Reni; Sadhana, Wisnu
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Januari 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i1.5605

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan global dengan prevalensi tinggi, mencapai 422 juta kasus di dunia dan 10,7 juta kasus di Indonesia pada tahun 2020. Komplikasi DM, baik mikrovaskuler maupun makrovaskuler, menegaskan pentingnya upaya pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Berdasarkan presurvey di Puskesmas Wates, Kabupaten Pringsewu, 75% dari 80 pasien DM mengalami komplikasi akibat pola makan tidak sehat, aktivitas fisik yang buruk, dan kurangnya pengelolaan penyakit. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Program Studi Keperawatan, Universitas Aisyah Pringsewu, dengan sasaran 30 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wates. Metode meliputi pendidikan kesehatan tentang pencegahan DM dan diskusi interaktif. Penyuluhan dilakukan dengan media proyektor, leaflet, dan kuesioner untuk evaluasi. Penilaian pengetahuan peserta dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan, mayoritas peserta (87%) memiliki pengetahuan rendah, 10% memiliki pengetahuan sedang, dan 3% memiliki pengetahuan tinggi. Setelah penyuluhan, terjadi peningkatan signifikan pada kategori pengetahuan sedang (66,7%) dan tinggi (10%). Namun, sebanyak 23,3% peserta masih memiliki pengetahuan rendah. Faktor seperti karakteristik individu, lingkungan, dan budaya dapat memengaruhi hasil. Penyuluhan berhasil meningkatkan pengetahuan peserta tentang pencegahan primer, sekunder, dan tersier DM. Diperlukan program serupa secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan manajemen DM di masyarakat.
Efek Latihan Diapraghmatic Breathing Exercise Terhadap Saturasi Oksigen Pasien PPOK di RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro Tahun 2024 Sadhana, Wisnu; Yulistiarini, Yulistiarini
Health Research Journal of Indonesia Vol 3 No 3 (2025): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v3i3.618

Abstract

Pendahuluan: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang diderita oleh 300 juta penduduk dunia. 50% penderita PPOK saat datang untuk menjalani perawatan mengalami penurunan saturasi oksigen. Kondisi ini apabila tidak ditangani maka berakibat terhadap kerusakan pada sel tubuh sehingga dapat menimbulkan kematian. Pengembangan terapi bagi pasien PPOK yang mengalami penurunan saturasi oksigen saat ini terus dikembangkan, salah satunya yaitu menggunakan terapi diaphragmatic breathing exercise. Tujuan: ini yaitu mengetahui pengaruh diaphragmatic breathing exercise terhadap saturasi oksigen pasien PPOK di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Metode: quasi experiment, rancangan Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien PPOK. Sampel yang digunakan sebanyak 28 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan independent t test. Hasil: didapatkan didapatkan rata-rata satuasi oksigen pasien PPOK kelompok intervensi pretest 92,36±1,447 dan posttest 97,21±1,188. Sedangkan saturasi oksigen kelompok kontrol pretest yaitu 92,07±1,328 dan posttest 96,00±1,177. Hasil analisis independent t test didapatkan p-value 0,012 (p<0,05) artinya diaphragmatic breathing exercise terbukti berpengaruh terhadap perubahan saturasi oksigen pasien PPOK dengan selisih rata-rata. Simpulan: Metode latihan diaphragmatic breathing exercise terbukti bermanfaat untuk pasien PPOK dan diharapkan untuk menjadi salah satu terapi pendamping dalam manajemen PPOK.
Hubungan Lima Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus dengan Kadar Glukosa Darah pada Pasien DM Tipe II di Puskesmas Bernung Hasanah Pratiwi, Nur; Wahyudi, Dian Arif; Sadhana, Wisnu; Sutrisno
Health Research Journal of Indonesia Vol 3 No 3 (2025): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v3i3.550

Abstract

Pendahuluan: Kebijakan dalam pengelolaan Diabetes Melitus Tipe II yang berlaku di Indonesia adalah Lima Pilar Diabetes Melitus yang bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan pasien Diabetes Melitus Tipe II, terutama untuk mengontrol Kadar Glukosa Darah. Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan Lima Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus dengan Kadar Glukosa Darah pada pasien DM Tipe II di Puskesmas Bernung Tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional, desain penelitian analitik korelasi, populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes Militus Tipe II di Puskesmas Bernung, dengan jumlah sempel 89 Responden, penelitian ini menggunakan teknik random sampling, dan menggunakan uji statistik yaitu uji chi-square yang telah dilakukan di Puskesmas Bernung bulan Oktober 2024. Hasil: Disimpulkan terdapat Hubungan Lima Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus dengan Kadar Glukosa Darah pada pasien DM Tipe II di Puskesmas Bernung, dengan hasil Lima Pilar Pengelolaan Diabetes Melitus baik sebesar 54 responden (60,7%) dan Kadar Glukosa Darah normal sebesar 51 responden (57,3%), dengan nilai P-Value0.000<0.05, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hungungan antara 2 variabel. Simpulan: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe II yang dikelompokkan dalam Lima Pilar yaitu edukasi, diet, aktivitas fisik, Terapi Farmakologi, dan Kontrol Glukosa Darah. Lima Pilar Diabetes Melitus memiliki hubungan yang sangat erat terhadap pengelolaan Glukosa Darah terutama dalam menjaga Kadar Glukosa Darah agar tetap normal.
Analisis Persepsi Pasien Diabetes Melitus terhadap Penyakitnya dengan Efikasi Diri di Puskesmas Bunut, Provinsi Lampung Sadhana, Wisnu; Hardono, Hardono; HS, Asril
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 6 (2025): Volume 5 Nomor 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i6.18555

Abstract

ABSTRACT In Indonesia, the DM case increased significantly over the year, which was ranked in the 5th place, a climb up from 2019, when Indonesia was in the 7th place. Self-efficacy and perceptions about DM become an issue that often occurs among DM sufferers. This study aims to analyze the relationship between the perception of diabetes mellitus patients towards their disease and their self-efficacy in going to the UPTD Bunut Health Center. This study uses a quantitative method with a cross-sectional approach, with the independent variable being the perception of diabetes mellitus patients towards their disease, and the dependent variable being self-efficacy. the population in this study was diabetes mellitus patients at the UPTD Bunut Health Center, using a sampling technique that is total sampling. This study recruited a sample size of 73 respondents and was carried out on April 24-25, 2025. The analysis with the Chi-Square check found a p value = 0.001, which indicates a significant relationship between the patient perceptions of their disease with their self-efficacy of DM. By the study, we hoped that respondents could improve their perceptions and the importance of self-efficacy towards their disease; therefore, they can increase awareness and ability to comply with the treatment process. Keywords: Perception, Self-efficacy, DM patient  ABSTRAK Di Indonesia, kasus DM meningkat signifikan dari tahun ke tahun, yaitu menduduki peringkat ke-5, naik dari tahun 2019, saat Indonesia berada di peringkat ke-7. Efikasi diri dan persepsi tentang DM menjadi masalah yang sering terjadi pada penderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi pasien diabetes melitus terhadap penyakitnya dengan efikasi diri mereka dalam berobat ke UPTD Puskesmas Bunut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dengan variabel bebasnya adalah persepsi pasien diabetes melitus terhadap penyakitnya dan variabel terikatnya adalah efikasi diri. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus di UPTD Puskesmas Bunut, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Penelitian ini merekrut 73 responden dan dilaksanakan pada 24-25 April 2025. Hasil analisi chi-square diperoleh nilai p = 0,001, yang menunjukkan hubungan signifikan antara persepsi pasien terhadap penyakitnya dan efikasi diri mereka terhadap DM. Dengan penelitian ini, kami berharap responden dapat memahami persepsi dan pentingnya efikasi diri terhadap penyakit mereka,  dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk mematuhi proses pengobatan. Kata Kunci: Persepsi, Efikasi Diri, Pasien DM
Warm Foot Soak Intervention for Hyperthermia in DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) Patients: A Case Study at Bhayangkara Hospital, Lampung Hardono, Hardono; Inggit Laras Tika; Sadhana, Wisnu; HS, Asril
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 18 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsw.v18i1.5043

Abstract

Warm water foot soak therapy presents a viable alternative for managing fever in patients who experience discomfort with conventional compress methods. This scientific paper aims to provide nursing care for patients with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) experiencing hyperthermia, utilizing warm water foot soak interventions in the inpatient ward of Bhayangkara Hospital, Lampung. The nursing care approach follows the nursing process framework, focusing on direct nursing interventions. The subject of care consisted of DHF patients in the inpatient unit, with the primary intervention being warm water foot soaking. Data collection tools included physical examinations and standardized nursing assessment formats (KMB), with data gathered through interviews, observation, and physical examination. During the assessment phase, the patient exhibited classic signs of DHF, including high-grade fever. A nursing diagnosis of hyperthermia was established. The primary intervention implemented was a warm water foot soak. After three days of therapy, the patient's body temperature decreased to 37.2°C, and the patient reported improved comfort and no further complications. These findings suggest that warm water foot soaking is an effective supportive intervention for managing hyperthermia in DHF patients. It is recommended that patients and their families be encouraged to understand and apply simple, non-pharmacological interventions such as warm foot soaks alongside adherence to prescribed medical treatment.
Evaluation of the Provision of Direct Observation of Procedural Skills (DOPS) on Physical Examination Skills and Water Seal Drainage (WSD) Treatment in Nursing Students Susanti, Susanti; Sadhana, Wisnu; Surmiasih, Surmiasih; Damayanti, Rika; Hernanda, Rice
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 5 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i5.7040

Abstract

In improving student performance, clinical practice is needed, but before students practice in the field, mental preparation, knowledge and skills are needed, all of which we can find out by evaluating each student. Direct Observation of Procedural Skills (DOPS) is an evaluation method designed to address these gaps. The application of DOPS in health education in Indonesia is still relatively new and has not been widely integrated into the curriculum. However, the need for a more effective learning method is increasingly urgent, especially in the areas of procedural skills such as physical examination and WSD treatment. This study aims to determine the provision of the DOPS method to improve the skills of physical examination and WSD care in 4th semester nursing students at Aisyah Pringsewu University. This study used a quantitative approach with a quasy experimental design. This research design uses a One Group Pre-Post Test Without Control Group Design approach. The sample amounted to 32 respondents selected through the total sampling technique. Data were collected using the Standard Operating Procedure (SOP) with an independent t test. Results Show that the paired sample t-test above, known sig value. (2-tailed) is 0.001 <0.05, then Ho is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that there is a difference in the value of DOPS on physical examination skills and WSD Care. It is concluded that there is a significant difference between the control group and the intervention group before and after DOPS on physical examination skills and WSD.