Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Renewal of Director’s Criminal Liability for BUMN Losses Based on Business Judgment Rule Triantono; Marizal, Muhammad
Widya Pranata Hukum : Jurnal Kajian dan Penelitian Hukum Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/widyapranata.v6i1.1481

Abstract

One of the problematic issues in existence of BUMN is the uncertainty in determining whether BUMN is a representation of the state or fully a business entity. This is due to the absence of an understanding of the BUMN's capital originating from separated state assets. This condition in turn has an impact on the uncertainty of the criminal responsibility of the directors if the BUMN suffers a loss associated with The Principle of State Losses and The Principle of Business Judgment Rule as one of the universal principles in company management. Based on this, there are two problems, namely: 1) What is the importance of The Business Judgment Rule Principle in the management of BUMN’s in Indonesia? 2) How is the criminal responsibility of the Board of Directors for the loss of BUMN related to the Business Judgment Rule Principle? This study is a normative juridical study conducted through a literature study using legal materials to produce an analytical description in order to answer the problems posed. The results of this study show that The Principle of Business Judgment Rule has an important position in ensuring the protection of directors who run the company based on Good Faith and Condor. The renewal of the board of directors' criminal liability for BUMN losses based on the Business Judgment Rule Principle has the direction (Ius Constituendum) of revising the BUMN Law in the form of reconceptualization and strengthening of The Principles of Good Faith and Good Will through the framework of good corporate governance.
Analisis Kendala Restitusi Dalam Implementasi Perlindungan Hukum Pada Korban Tindak Pidana (Studi Kasus: Kejaksaan Negeri Kabupaten Magelang Devi Vanessa Armi Putri; Astrid Calista Saraswati Sejahtera; Khanza Aoera Dievana; Eka Permana Sakti Irwanto; Aida Jihannisa Haidar; Zakia Sofi Salsa Bela Laili; Triantono
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 4 (2025): Menulis - April
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i4.204

Abstract

Perlindungan hukum bagi korban mencakup hak restitusi yang tidak hanya berfungsi sebagai upaya untuk mengembalikan keadaan korban sebelum terjadinya kejahatan, tetapi juga sebagai bentuk keadilan restoratif yang mengedepankan peran aktif korban dalam proses hukum. Meskipun Undang-Undang terkait restitusi terhadap korban memberikan perlindungan hukum bagi korban, namun restitusi ini belum dilaksanakan dalam skala besar dan tidak dirasakan oleh korban kejahatan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui kendala restitusi dalam perlindungan hukum pada korban tindak pidana di Kejaksaan Negeri Mungkid. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dan empiris. Sering kali, korban kejahatan tidak menerima restitusi untuk memulihkan situasi mereka, baik itu kerugian materiil maupun non-materi. Sistem peradilan pidana tidak menciptakan kepastian mengenai penegakan kewajiban restitusi. Oleh karena itu, untuk menghemat biaya dan meringankan beban korban tindak pidana, diperlukan ketentuan khusus tentang pemberian ganti rugi dengan memberikan layanan kepada korban untuk mewakilinya dalam tuntutan restitusi kepada kejaksaan.
ANALISIS YURIDIS PERAN KEJAKSAAN NEGERI TEMANGGUNG DALAM IMPLEMENTASI SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK (SPPA) Hafiezha, Adnin Najma; Aayusha, Salsabila Nurvan; Prayugo, Cahyo Danang; Zada, Fulvian Dzaki; Pratama, Real Figo; Triantono
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1193

Abstract

Penanganan anak yang berkonflik dengan hukum merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian khusus. Dalam konteks ini, peran Jaksa Penuntut Umum (JPU) sangat penting dalam proses penuntutan anak di pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penuntutan yang dilakukan oleh JPU terhadap anak yang berkonflik dengan hukum berdasarkan sistem peradilan pidana anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa JPU memiliki peran penting dalam penuntutan anak di pengadilan. Mereka bertanggung jawab untuk mengevaluasi bukti dan kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku kejahatan, serta memutuskan apakah akan mendakwanya ke pengadilan. JPU juga harus memastikan bahwa proses penuntutan memperhatikan kepentingan terbaik anak dan tetap mempertimbangkan aspek pendidikan, rehabilitasi, dan perlindungan. Namun, terdapat kendala dalam penuntutan anak yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kualifikasi dan kesiapan SDM, terutama jaksa penuntut umum, dalam menangani kasus anak. Diperlukan pelatihan teknis dan pendidikan lanjutan untuk JPU agar mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang peradilan anak dan sensitivitas terhadap kondisi anak sebagai pelaku tindak pidana. Dalam mengatasi kendala ini, pemerintah perlu memperhatikan isu kualifikasi dan kesiapan sumber daya manusia. Pelatihan teknis dan pendidikan lanjutan harus diberikan kepada jaksa penuntut umum yang akan menangani kasus-kasus tindak pidana anak. Hal ini akan memastikan bahwa sistem peradilan pidana anak dapat beroperasi secara efektif.
Online-Based Violence Against Children: Efforts to Develop Child Protection Strategies in the Digital Era in Magelang Regency Triantono; Marizal, Muhammad; Setiani, Natasya Okta
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 24 No. 1 (2025): Pena Justisia
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v24i2.5277

Abstract

The rapid advancement of technology has resulted in the exponential transformation of social interactions and relations. The ease of access and broad reach have increased internet penetration, particularly among children aged 13-17 in Magelang Regency. While this situation can have positive impacts, the low level of literacy and awareness of the use of digital devices has increased the risk of online-based violence against children. This research focuses on three issues: the conditions and dynamics of online-based violence against children in Magelang Regency, the measures already taken to respond to online-based violence against children in Magelang Regency, and prevention strategies for online-based violence against children from the perspective of fulfilling children's rights and protection in the future. This study employs a qualitative approach with children aged 13-17 years. The research findings reveal that children aged 13-17 years in Magelang Regency experience two forms of violence: cyberbullying and sexual harassment. Low digital media literacy and risky interaction behaviours, coupled with inadequate mitigation efforts, pose a significant potential for an increase in this type of violence in the future. There are seven prevention strategies: digital literacy for children and parents; safe environment and technology; accessibility of services; strengthening regulations and child protection institutions; strengthening coordination and synergy; public awareness; and parental/family participation.