Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BENTENG MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 A. Hardiyanti Putri Tamara; Mutmainna Bin Sudin; Sukmasari Antaria; Muh. Amir; Fithriyah Arief Wangsa
TEKNIK HIDRO Vol 15, No 2 (2022): Teknik Hidro Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v15i2.9174

Abstract

Benteng adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Denganluas wilayah 1,94 km², jumlah penduduk sebanyak 7.689 jiwa. Kelurahan Benteng sudah memiliki jaringan pipayang dikelola oleh PDAM Selayar. Namun pada kenyataannya, konsumsi air oleh pelanggan seringkali berkurangatau tidak mengalir sama sekali. Masalah tersebut muncul ketika jaringan distribusi tidak dapat berfungsi denganbaik. Metode analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Dari hasilperhitungan proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2042 sebesar 12.781 jiwa, proyeksi jumlah pelanggan sebesar3.000 SR, dan berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air rata-rata pada tahun 2042 sebesar 23,110 lt/dt,kebutuhan harian maksimum sebesar 25,241 lt/dt, maka diperoleh kebutuhan air sampai tahun 2042 diperolehtotal kebutuhan pada jam puncak sebesar 34,665 lt/dt. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Epanet 2.0didapatkan pada tahun 2022 sebanyak 4 junction bernilai negatif dan 6 pipa memiliki headloss yang bernilaibesar. Pada tahun 2042 jumlah junction bernilai negatif bertambah yaitu sebanyak 9 junction dan 9 pipa denganheadloss yang bernilai besar. Untuk solusi dari permasalahan pada kondisi ini hingga tahun 2042 adalahpenggantian diameter pipa dengan diameter yang lebih besar. Hal ini dilakukan karena diameter pipa yang kecilmenyebabkan headloss dalam pipa besar. Oleh karena itu dengan adanya penggantian pipa diharapkan dapatmengurangi besarnya headloss dan kecepatan dalam pipa.
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI MENGGUNAKAN METODE EINSTEN DAN DUBOYS DI SUNGAI KELARA KABUPATEN JENEPONTO Mahmuddin, Mahmuddin; T. Karim, Nenny; Z, Muhammad Iqrazul; Taufiq, Muhammad; Wangsa, Fithriyah Arief
TEKNIK HIDRO Vol 17, No 2 (2024): Teknik Hidro Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v17i2.15998

Abstract

Berdasarkan sumber dari Dinas Kehutanan, Dinas PU/SDA Kab. Jeneponto, Dinas PSDA Prov. Sul-sel tahun 2012 (dalam draf final RP2I Kab. Jeneponto) bahwa wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelara sudah dalam keadaan kritis, dikarenakan erosi dan pengikisan bibir sungai yang menyebabkan pendangkalan,kualitas air yang buruk, merusak ekosistem air, meningkatnya bencana banjir dan kekerigan, sehingga 141.73% lahan kritis yang diakibatkan oleh erosi dan sedimentasi di sungaiDAS kelara Hal ini sangat mempengaruhi aliran air sungai Kelara pada musim hujan maupun musim kemarau, ketersediaan air untuk irigasi dan air bersih (PDAM)pada musim kemarau sudah mulai menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besar angktan sedimen dasar,sedimen melayang dan sdimen total. Adapun metode pengambilan data dalam setiap penelitian yakni pada setiap titik patok pengamatan yaitu kedalaman sungai,lebar sungai,kecepatan aliran,debit air, sedimen melayang dan sedimen dasar.dan untuk mengetahui besar angkutan sedimen melayang dan besar angkutan swdimen total dari hasil analisis sungai kelara mendapatkan hasil angkutan sredimen dasar sebesar 315,360 ton/tahun menggunakan metode enstein dan 682.440 untuk menggunakan metode duboys.
Analisis Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan Saluran Sekunder D.I Pamukkulu Takalar Kurnia, Muhayyaro Dewi; Khaliq, Ahsan; Wangsa, Fithriyah Arief; Zainuddin, Muh Amir
Arus Jurnal Sains dan Teknologi Vol 2 No 2: Oktober (2024)
Publisher : Arden Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57250/ajst.v2i2.675

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan pada daerah irigasi Pamukkulu serta menilai kinerja sistem irigasinya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total biaya yang dibutuhkan untuk operasi dan pemeliharaan daerah irigasi Pamukkulu sebesar Rp 1.153.684.700. Selain itu, berdasarkan rekapitulasi penilaian, kondisi jaringan irigasi di daerah tersebut tergolong cukup baik. Berdasarkan analisis ini, disarankan agar kegiatan pemeliharaan dilakukan secara rutin dan berkala setiap tahun. Proses penyusunan nilai Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) harus mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PUPR No.12/PRT/M/2015 guna memastikan efektivitas pelaksanaan operasi dan pemeliharaan irigasi.
Evaluasi kinerja Bendung Bettu Kabupaten Bulukumba Jamir, M; Hidayat, Taufiq Al; Mahmuddin; Wangsa, Fithriyah Arief
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil MACCA
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/v1ehgt25

Abstract

Bendung Bettu merupakan satu dari beberapa bendung di DAS Sungai Bialo, Desa Dampang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendung Bettu merupakan bangunan bendung yang dibangun melintang di atas sungai Bialo untuk mengairi Daerah Irigasi Bettu (DI) seluas 1.817 Ha dan panjang saluran irigasi untuk alur utama 1.007 m dengan 3 saluran sekunder dengan panjang 11.000 m dan saluran tersier 940 m. Sumber air utama yang digunakan untuk mengairi Daerah Irigasi Bettu berasal dari Bendung Bettu yang mengairi lima desa dan satu desa di desa Dampang, Barombong, Bialo, Paenre lompoe, Bontosunggu dan Caile. Menganalisis kriteria penilaian fungsi dan kondisi bendung Bettu berdasarkan struktur bangunannya. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode penentuan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty. Metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu keputusan. Dari beberapabeberap parameter yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Komponen kinerja bendung sebagai indikator kondisi bendung dibagi menjadi tujuh bagian yaitu debit, sedimen, mercu, bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong lumpur dan bangunan penguras. Dari ketujuh komponen bendung tersebut bobot kondisi bendung sebesar 26,02% dan kondisi bendung mengalami kerusakan sedang. Fungsi bendung 72,51% dan keberfungsian bendung dalam Kondisi Cukup. Bendung Bettu merupakan satu dari beberapa bendung di DAS Sungai Bialo, Desa Dampang, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendung Bettu merupakan bangunan bendung yang dibangun melintang di atas sungai Bialo untuk mengairi Daerah Irigasi Bettu (DI) seluas 1.817 Ha dan panjang saluran irigasi untuk alur utama 1.007 m dengan 3 saluran sekunder dengan panjang 11.000 m dan saluran tersier 940 m. Sumber air utama yang digunakan untuk mengairi Daerah Irigasi Bettu berasal dari Bendung Bettu yang mengairi lima desa dan satu desa di desa Dampang, Barombong, Bialo, Paenre lompoe, Bontosunggu dan Caile. Menganalisis kriteria penilaian fungsi dan kondisi bendung Bettu berdasarkan struktur bangunannya. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode penentuan yang dikembangkan oleh Prof. Thomas L. Saaty. Metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan suatu keputusan. Dari beberapabeberap parameter yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Komponen kinerja bendung sebagai indikator kondisi bendung dibagi menjadi tujuh bagian yaitu debit, sedimen, mercu, bangunan pengambilan, bangunan pembilas, kantong lumpur dan bangunan penguras. Dari ketujuh komponen bendung tersebut bobot kondisi bendung sebesar 26,02% dan kondisi bendung mengalami kerusakan sedang. Fungsi bendung 72,51% dan keberfungsian bendung dalam Kondisi Cukup.
Sistem Antrian dan Pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU Studi Kasus : SPBU 74.921.17 Sungguminasa Kab. Gowa Israil, Israil; Amir, Muh; Mahmuddin, Mahmuddin; Wangsa, Fithriyah Arief
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i2.8406

Abstract

Kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan sepeda motor dan mobil membuat pihak manajemen SPBU 74.921.17 Sungguminasa Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan harus bisa meningkatkan pelayanan terhadap customernya dalam upaya mengurangi antrian panjang didalam sistem transaksi pengisian bahan bakar minyak. Tujuan penelitian ini adalah membuat model simulasi antrian pengisian bahan bakar dan memberikan alternatif simulasi mengurangi waktu antrian. Metoda yang digunakan adalah melakukan eksperimen model antrian jalur tunggal dan jalur berganda. Hasil yang diperoleh adalah tingkat kedatangan 34,1 kendaraan/jam sedang tingkat pelayanan 33,9 kendaraan/jam. Rata-rata kendaraan dalam sistem adalah 1,0308 permenit (61,85/jam) dimana model antrian jalur berganda yang lebih efektif dalam hal waktu yang digunakan dalam sistem maupun panjang antriannya.
Analisis Karakteristik Aliran pada Sungai Jeneberang di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dengan Menggunakan HEC-RAS 6.0 Isha, Indah Fadhilah; Septiani, Andi Rini; Nurnawaty, Nurnawaty; Gaffar, Farida; Kasmawati, Kasmawati; Indriyanti, Indriyanti; Wangsa, Fithriyah Arief; Marupah, Marupah
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v1i1.7309

Abstract

Sungai Jeneberang merupakan salah satu sungai yang ada di Sulawesi Selatan, dan memiliki panjang 78,75 km. Sungai Jeneberang memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) sekitar 782,85 km². Tujuan penelitian ini untuk mengetahui debit maksimum yang melewati Sungai Jeneberang dan mengetahui hasil analisis karakteristik aliran pada sungai dengan menggunakan HEC-RAS 6.0. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan melakukan pengumpulan data sekunder seperti peta DAS, data curah hujan, data cross section, dan long section. Hasil penelitian ini menghasilkan nilai debit maksimum yang diperoleh dari nilai metode HSS nakayasu, karena memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode yang lain artinya nilai debit ini dapat mencakup nilai debit yang lebih kecil. Nilai debit maksimum berturut-turut yaitu : 486,811; 577,485; 631,897; 683,278; 694,044; 737,010; 777,541 dan 816.585 m3/detik. Analisis karakteristik aliran dengan menggunakan software HEC-RAS 6.0 pada aliran Sungai Jeneberang diperoleh suatu hasil analisis karakteristik aliran dimana STA 0 adalah aliran kritis, sedangkan STA 1 s/d 62 merupakan aliran subkritis (Fr < 1,0).
PENGARUH SEDIMEN TERHADAP KAPASITAS SALURAN SEKUNDER PADA JARINGAN IRIGASI AWO KABUPATEN WAJO Karim, Nenny; S. Kuba, Muhammad Syafa'at; Irwan, Muhammad Ahlil Khairi; Nurdiansah, Nurdiansah; Wangsa, Fithriyah Arief
TEKNIK HIDRO Vol. 17 No. 1 (2024): Teknik Hidro Februari 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v17i1.14363

Abstract

Daerah Irigasi Awo Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo sejak lama sudah ada namun tidak pernah dilakukan pemeliharaan sehingga menimbulkan banyaknya sedimen yang mengendap pada dasar saluran yang menyebabkan terjadinya perubahan dimensi saluran dari dimensi awal saluran yang secara tidak langsung mengakibatkan kurang optimalnya kinerja saluran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar perubahan kapasitas debit saluran dan berapa besar volume sedimen yang ada pada saluran sebagai masukan untuk melakukan pemeliharaan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena data yang diolah berupa angka sebagai alat untuk menganalisis mengenai hal yang ingin dicapai. Sedimentasi pada saluran sekunder mempengaruhi kapasitas saluran dimana debit rencana pada saluran sekunder simpellu I sebesar 0,184 m3/det berubah menjadi 0,063 m3/det. Besar Sedimentasi pada saluran sekunder Simpellu I sebesar 45,611 m3 karena adanya sedimen sebesar itu maka mempengaruhi ukuran luasan penampang lintang saluran dimana luas penampang lintang saluran awal sebesar 0,50 m2 menjadi 0,21 m2. Maka dari itu perlu adanya pemeliharaan secara rutin dengan jangka waktu tertentu meliputi pengerukan dan pembersihan pada saluran.
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI MENGGUNAKAN METODE EINSTEN DAN DUBOYS DI SUNGAI KELARA KABUPATEN JENEPONTO Mahmuddin, Mahmuddin; T. Karim, Nenny; Z, Muhammad Iqrazul; Taufiq, Muhammad; Wangsa, Fithriyah Arief
TEKNIK HIDRO Vol. 17 No. 2 (2024): Teknik Hidro Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v17i2.15998

Abstract

Berdasarkan sumber dari Dinas Kehutanan, Dinas PU/SDA Kab. Jeneponto, Dinas PSDA Prov. Sul-sel tahun 2012 (dalam draf final RP2I Kab. Jeneponto) bahwa wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelara sudah dalam keadaan kritis, dikarenakan erosi dan pengikisan bibir sungai yang menyebabkan pendangkalan,kualitas air yang buruk, merusak ekosistem air, meningkatnya bencana banjir dan kekerigan, sehingga 141.73% lahan kritis yang diakibatkan oleh erosi dan sedimentasi di sungaiDAS kelara Hal ini sangat mempengaruhi aliran air sungai Kelara pada musim hujan maupun musim kemarau, ketersediaan air untuk irigasi dan air bersih (PDAM)pada musim kemarau sudah mulai menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besar angktan sedimen dasar,sedimen melayang dan sdimen total. Adapun metode pengambilan data dalam setiap penelitian yakni pada setiap titik patok pengamatan yaitu kedalaman sungai,lebar sungai,kecepatan aliran,debit air, sedimen melayang dan sedimen dasar.dan untuk mengetahui besar angkutan sedimen melayang dan besar angkutan swdimen total dari hasil analisis sungai kelara mendapatkan hasil angkutan sredimen dasar sebesar 315,360 ton/tahun menggunakan metode enstein dan 682.440 untuk menggunakan metode duboys.