Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Potensi Bioremediasi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Ekosistem Perairan: A Review Karsih, Okta Rizal; Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia; Riswan, M; Gusriansyah, Dimas
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.46-51

Abstract

Pencemaran perairan global membutuhkan solusi remediasi efektif dan berkelanjutan. Eceng gondok (Eichhornia crassipes), meski dikenal sebagai gulma invasif, memiliki potensi signifikan sebagai agen fitoremediasi berkat karakteristik pertumbuhan cepat, biomassa tinggi, sistem perakaran ekstensif, dan toleransi besar terhadap berbagai polutan. Kemampuan fitoremediasi eceng gondok mencakup akumulasi logam berat hingga 6.000 mg/kg berat kering, pengurangan hidrokarbon minyak bumi hingga 79%, dan penyerapan nutrisi berlebih dari perairan eutrofik. Mekanisme utama meliputi fitoekstraksi, fitostabilisasi, rizofiltrasi, dan fitodegradasi, dengan efisiensi yang dipengaruhi oleh pH, suhu, dan konsentrasi polutan. Tantangan penerapan skala besar meliputi sifat invasif yang dapat mengganggu ekosistem akuatik dan kebutuhan manajemen intensif. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengoptimalkan efisiensi dan keberlanjutan eceng gondok sebagai teknologi hijau dalam pemulihan perairan tercemar
Manfaat Tanaman Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus): Studi Literatur Rizvi, Fharisa Nabila; Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal; Karsih, Okta Rizal
Agriculture and Biological Technology Vol. 2 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.2.2.52-55

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah, termasuk tanaman obat tradisional yang telah lama digunakan secara empiris oleh masyarakat. Salah satu tanaman potensial adalah kumis kucing (Orthosiphon aristatus), yang dikenal memiliki efek diuretik dan berbagai manfaat farmakologis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan senyawa aktif dalam daun kumis kucing dan potensinya sebagai alternatif pengobatan alami, khususnya sebagai agen diuretik. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur ilmiah terbitan 2018–2025. Hasil kajian menunjukkan bahwa senyawa seperti asam litospermat I, dikafeoil tartarat, dan ortositonon C dalam kumis kucing memiliki energi ikatan lebih rendah dibandingkan obat sintetik seperti furosemide dan acetazolamide, yang menandakan afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor diuretik. Selain itu, kumis kucing juga bermanfaat dalam mengatasi gangguan ginjal, hipertensi, rematik, dan asam urat melalui aktivitas flavonoid dan glikosida. Dari sisi ekonomi, tanaman ini mudah dikembangkan dan memiliki prospek pemasaran yang baik melalui sistem distribusi lokal. Dengan demikian, kumis kucing berpotensi dikembangkan sebagai fitofarmaka diuretik berbasis herbal yang aman dan terjangkau
Gejala Klinis Ikan Komet (Carassius auratus) yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila dan Pascapengobatan dengan Larutan Propolis M. Riswan; Lukistyowati, Iesje; Syawal, Henni; Riauwaty, Morina; Alfinda, Rudi; Kurniawan, Ronal; Putri, Mega Novia
South East Asian Aquaculture Vol. 3 No. 1 (2025): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.3.1.1-8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis ikan komet yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan pascapengobatan dengan larutan propolis. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menerapkan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor lima taraf perlakuan dan tiga kali ulangan perlakuan. Perlakuan tersebut adalah adalah Kn (tidak terinfeksi A.hydrophila dan tidak diobati propolis), Kp (terinfeksi A. hydrophila  tetapi tidak diobati propolis), sedangkan ikan terinfeksi A.hydrophila diobati dengan propolis dosis P1 (700 ppm), P2 (800 ppm), dan P3 (900 ppm). Pengobatan dilakukan dengan cara penyuntikan propolis pada ikan yang terinfeksi A.hydrophila di bagian intramuscular sebanyak 0,1 ml. Bahan uji yang digunakan adalah ikan komet (Carassius auratus) ukuran 8-10 cm sebanyak 150 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang terinfeksi bakteri A.hydrophila menunjukkan gejala klinis sirip ekor gripis, bercak merah, mata menonjol (exopthalmia), perut mengembung (dropsy), sisik tubuh lepas. Setelah 14 hari pascapengobatan dengan larutan propolis perlakuan terbaik adalah perlakuan P2 dosis (800 ppm) mengalami kondisi pemulihan mendekati gejala klinis kondisi ikan normal terlihat dari warna tubuh cerah, produksi lendir normal, sirip ekor utuh, tidak terdapat mata menonjol (exopthalmia), dan perut tidak mengembung (dropsy).
Teknik Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Ikan Mas koki (Carassius auratus) di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Sumatera Barat Rizvi, Fharisa Nabila; Putri, Mega Novia; Kurniawan, Ronal; Hendriyantoni, Agus
South East Asian Aquaculture Vol. 3 No. 1 (2025): Juli
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seaqu.3.1.9-15

Abstract

Ikan mas koki (Carassius auratus) merupakan ikan hias air tawar populer yang menghadapi tantangan serius berupa serangan penyakit bakteri dalam sistem budidaya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri patogen pada ikan mas koki melalui praktik magang di Laboratorium Bakteri Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Sumatera Barat, yang dilaksanakan pada 8 Januari hingga 7 Februari 2024. Metode yang digunakan teknik isolasi bakteri dari organ ginjal ikan sampel yang berasal dari pengguna jasa lalu lintas ekspor-impor. Identifikasi bakteri dilakukan melalui pengamatan karakteristik morfologi koloni dan serangkaian uji biokimia meliputi pewarnaan Gram, uji oksidase, katalase, dan motilitas. Berdasarkan hasil uji biokimia tersebut, bakteri yang menginfeksi ikan mas koki diidentifikasi sebagai Staphylococcus sp. Temuan ini mengonfirmasi bahwa Staphylococcus sp. merupakan patogen signifikan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ikan mas koki, terutama melalui infeksi sistemik pada organ ginjal. Kegiatan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan strategi pengendalian penyakit dalam budidaya ikan mas koki dan mendukung upaya peningkatan kesehatan ikan dalam sistem karantina.
RESPONSE IMMUNITY OF GOLDFISH (Carassius auratus) INFECTED WITH Aeromonas hydrophila BACTERIA AND POST-TREATMENT WITH PROPOLIS SOLUTION Riswan, M; Lukistyowati, Iesje; Syawal, Henni; Kurniawan, Ronal; Putri, Rianti; Putri, Mega Novia
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 8 No. 2 (2025): August
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.8.2.223-229

Abstract

This study aims to determine the immunity response of  Carassius auratus infected with Aeromonas hydrophila bacteria and post-treatment with propolis solution by measuring total leukocytes and phagocytosis index. The method used is experimental by applying a completely randomized design (CRD) with five treatments and three replications. The treatments were Kn (not infected with A. hydrophila and not treated with propolis), Kp (infected with A. hydrophila but not treated with propolis), while fish infected with A. hydrophila were treated with propolis doses P1 (700 ppm), P2 (800 ppm), and P3 (900 ppm). Treatment was done by injecting 0.1 ml of propolis into fish infected with A. hydrophila intramuscularly. The test material was 150 fish of 8-10 cm in size. The results showed that propolis significantly gave an immune response to the C. auratus infected with A. hydrophila (p<0.05). The 800 ppm propolis dose was the most effective, as indicated by a total leukocyte count of 3.70×104 cells/mm3, a phagocytosis index value of 28.33%, and a survival rate of 83.33%. This study highlights that propolis has potential as a natural immunostimulatory agent in enhancing non-specific defense mechanisms in C. auratus infected with pathogenic bacteria